Keadaan Mereka :
“Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.” Dengan
kata-kata ini rasul Paulus memperlihatkan kepada kita natur atau sifat sejati
legalisme dengan menunjukan kepada kita betapa seseorang menjadi demikian buruknya dan tiada berguna.
Anak kalimat ini menggambarkan betapa legalis atau pengusung Hukum menyangkali
Tuhan walaupun mereka mengaku mengenal
Tuhan secara intim dan mampu menuntun orang lain untuk mengenal Tuhan secara
intim.
Bacalah lebih dahulu pada bagian-bagian sebelumnya :
Bacalah lebih dahulu pada bagian-bagian sebelumnya :
- Gereja Waspadalah (1) : PARA PENYESAT Tampil Diatas Mimbar Terhormat!
- Gereja Waspadalah (2) : PARA PENYESAT Memanipulasi Jemaat !
- Gereja Waspadalah (3) : PARA PENYESAT adalah PEMBOHONG …
- Gereja Waspadalah (4) : PARA PENYESAT Mengajarkan Agar Melakukan …
- Gereja Waspadalah (5) : PARA PENYESAT Mengaku MENGENAL Tuhan…
- Gereja Waspadalah (6) : PARA PENYESAT Merendahkan Karya Yesus…
“Durhaka” disini berasal dari kata bdeluktos yang bermakna, “ sangat buruk/sangat tidak menyenangkan,
kebencian sangat hebat terhadap orang atau sesuatu.” Kata ini membawa pokok pikiran
“kejijikan.” Kata ini hanya muncul didalam
Perjanjian Baru, walau kata bdelugma yang bermakna “sesuatu yang
tidak disukai/tidak disetujui, kebencian yang sangat hebat terhadap
seseorang atau sesuatu,” muncul sebanyak enam kali. Paulus menggunakan sebuah
kata yang sedemikian kuat maknanya untuk membantu kita memahami cara
pandang Tuhan terhadap guru-guru palsu yang berpaling dari anugerah dan masuk
kedalam legalisme dan yang mengajarkan orang lain untuk melakukan hal yang
sama. Mereka sangat dibenci karena mereka adalah pembunuh orang-orang yang
terhilang.
Ada banyak pembunuh orang-orang terhilang pada hari ini.
Permasalahannya adalah bahwa anda tidak dapat mengatakannya dengan melihat.
Mereka tidak menggunakan kancing-kancing kecil yang memberitahukan kepada kita
identitas mereka. Mereka juga tidak membawa tanda-tanda peringatan sehingga
setiap orang dapat menjauhinya. Sebaliknya, kebanyakan dari mereka membawa
Alkitab dan menampilkan dirinya dengan kehidupan yang bersih, bertampilan menarik,
anggota-anggota masyarakat yang tunduk kepada hokum. Hampir semua mereka meluangkan waktunya di gereja-gereja,
beberapa berada diposisi pemimpin
rohani. Banyak dari mereka begitu dihormati dalam komunitas mereka,
tetangga-tetangga mereka tidak pernah menduga bahwa mereka tinggal berdampingan
dengan pembunuh-pembunuh ini.
Mereka membunuh kemerdekaan, spontanitas, dan
kreatifitas; mereka membunuh sukacita serta juga produktifitas. Mereka membunuh
dengan kata-kata mereka dan pena-pena mereka dan pandangan-pandangan mereka.
Mereka membunuh dengan sikap-sikap
mereka bahkan lebih hebat ketimbang
dengan perilaku-perilaku mereka. Sangatlah sulit ada sebuah gereja atau
organisasi Kristen atau sekolah Kristen atau kelompok misionaris atau pelayanan
media yang tidak tersusupi bahaya semacam ini. Hal yang mencengangkan adalah
bahwa mereka dapat masuk sejauh ini, hari demi hari, tanpa benturan atau
tersingkap. Anehnya, pelayanan-pelayanan yang sama yang tidak memberikan toleransi pada kesesatan selama 10
menit kemudian akan menyingkir/memberi
jalan dan mempersilahkan para pembunuh ini masuk ke semua ruang yang mereka perlukan
untuk bermanuver dan memanipulasi orang-orang lain dalam cara bertahap, berbahaya dan tak pernah
terbayangkan. Semangat-semangat penghakiman
mereka tidak dapat dinilai.
Taktik-taktik intimidasi berlangsung tanpa
pernah dikenali/diketahui. Dan pola pemikiran mereka yang sempit dengan segera
dijelaskan atau dengan sigap dibela/dipertahankan. Ikatan yang menghasilkan kejahatan yang tidak tersimpan
cukup rapi dan dikemas dalam selubung bernuansa rohani.
Hari ini—tepatnya hari ini—jutaan orang tinggal dalam kehidupan yang dilingkupi rasa malu, ketakutan, dan intimidasi yang , mereka yang seharusnya merdeka, menjadi individu-individu yang produktif…Mereka telah menjadi korban, mereka ada seolah-olah ada di deret kematian bukannya dalam sukacita akan keindahan dan segarnya udara kelimpahan hidup yang dimodelkan oleh Kristus dan membuat hal ini memungkinkan bagi semua pengikut Kristus untuk memilikinya.
Hari ini—tepatnya hari ini—jutaan orang tinggal dalam kehidupan yang dilingkupi rasa malu, ketakutan, dan intimidasi yang , mereka yang seharusnya merdeka, menjadi individu-individu yang produktif…Mereka telah menjadi korban, mereka ada seolah-olah ada di deret kematian bukannya dalam sukacita akan keindahan dan segarnya udara kelimpahan hidup yang dimodelkan oleh Kristus dan membuat hal ini memungkinkan bagi semua pengikut Kristus untuk memilikinya.
Keseluruhan paket
ini, dengan satu kata, adalah anugerah. Inilah yang diserang
terus-menerus, dengan begitu kasarnya…79
Misal dalam hal orang percaya dan orang tidak percaya yang serupa/tidak ada
bedanya, ini sungguh-sungguh hal yang menjijikan. Tak heran rasul Paulus dengan
penuh perasaan yang amat mendalam menyatakan, “Karena itu tegorlah mereka
dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman.”(Titus 1:13)
“Keji” berasal
dari kata apeithes. Terminologi ini merujuk pada sebuah ketidakpatuhan yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan atau
sebuah kegagalan untuk dapat didekati.80 Kegagalan untuk dapat dipercayai atau
kegagalan untuk tinggal didalam pribadi dan karya Kristus sebagai Juru selamat
sebagai seorang yang tidak percaya atau gagal untuk tinggal didalam kecukupan
akan kematian dan kebangkitan hidup sebagai seorang Kristen yang membawa kepada
kepatuhan pada kehendak Tuhan. Dalam konteks ini, apeithes menunjuk pada
problem kemunafikan. Mereka menyangkal Yesus Kristus oleh kemunafikan mereka. Mereka mengkhotbahkan satu hal,
tetapi secara pribadi melakukan yang lain, sebagai akibatnya, mereka menyangkal
Tuhan dengan menjalani kehidupan yang tidak konsisten dan dalam kesesuaian
dengan kebenaran anugerah. Secara menakjubkan, Petrus adalah ilustrasi akan hal
ini.
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke
Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 2:12
Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan
dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia
mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang
bersunat. 2:13 Dan orang-orang
Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri
turut terseret oleh kemunafikan mereka.
2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai
dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua:
"Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi,
bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk
hidup secara Yahudi?"(Galatia
2:11-14, penekanan oleh penulis)
Ralph Keiper telah
memberikan sebuah ungkapan yang mencerahkan terhadap peringatan Paulus terhadap
Petrus :
”Petrus, saya mencium aroma daging ham dari nafasmu. Anda lupa dengan aturan-aturanya. Pernah suatu waktu anda tidak akan memakan daging ham sebagai sebuah bagian dari pengharapan keselamatanmu. Kemudian setelah anda percaya kepada Kristus, maka hal itu tidak lagi menjadi masalah bagi anda untuk memakannya. Tetapi sekarang ketika mereka yang memantangkan makan daging ham datang dari Yerusalem, anda beralih kembali ke cara-cara kosher. Tetapi aroma daging ham masih tercium pada nafasmu. Anda sungguh tidak konsisten. Anda mendorong orang-orang bukan Yahudi untuk menjalankan hukum Yahudi yang tidak pernah dapat membenarkan siapapun juga…Petrus, dengan kembali kepada Hukum, anda sedang memotong/memutuskan kekuatan untuk hidup dalam kesalehan.” 61
[“Peter, I smell ham on your breath. You forgot your Certs. There was a time when you wouldn’t eat ham as a part of your hope of salvation. Then after you trusted Christ, it didn’t matter if you ate ham. But now when the no-ham eaters have come from Jerusalem you have gone back to your kosher ways. But the smell of ham still lingers on your breath. You are most inconsistent. You are compelling Gentile believers to observe Jewish law which can never justify anyone.… Peter, by returning to the law, you undercut strength for godly living.”81]
”Petrus, saya mencium aroma daging ham dari nafasmu. Anda lupa dengan aturan-aturanya. Pernah suatu waktu anda tidak akan memakan daging ham sebagai sebuah bagian dari pengharapan keselamatanmu. Kemudian setelah anda percaya kepada Kristus, maka hal itu tidak lagi menjadi masalah bagi anda untuk memakannya. Tetapi sekarang ketika mereka yang memantangkan makan daging ham datang dari Yerusalem, anda beralih kembali ke cara-cara kosher. Tetapi aroma daging ham masih tercium pada nafasmu. Anda sungguh tidak konsisten. Anda mendorong orang-orang bukan Yahudi untuk menjalankan hukum Yahudi yang tidak pernah dapat membenarkan siapapun juga…Petrus, dengan kembali kepada Hukum, anda sedang memotong/memutuskan kekuatan untuk hidup dalam kesalehan.” 61
[“Peter, I smell ham on your breath. You forgot your Certs. There was a time when you wouldn’t eat ham as a part of your hope of salvation. Then after you trusted Christ, it didn’t matter if you ate ham. But now when the no-ham eaters have come from Jerusalem you have gone back to your kosher ways. But the smell of ham still lingers on your breath. You are most inconsistent. You are compelling Gentile believers to observe Jewish law which can never justify anyone.… Peter, by returning to the law, you undercut strength for godly living.”81]
“Dan tidak
sanggup berbuat sesuatu yang baik” menunjukan kepada kita ke buah, hasil dari apa yang sedang berlangsung kala orang berpaling dari
kebenaran anugerah dan kecukupan dari telah selesainya karya Kristus, tidak
hanya untuk keselamatan atau hidup
kekal, tetapi untuk penyucian
atau mengalami sebuah kehidupan yang
diubahkan Kristus. “Tidak sanggup” berasal dari kata adokimos, yang bermakna,
“menolak, tidak bertahan dalam ujian,” dan kemudian “ tidak layak, tidak bernilai, tidak siap/sanggup.” Ini adalah
bentuk negatif dari dokimos, “menyetujui
atau menerima,” telah lulus dari ujian.
Terminologi ini telah “digunakan sebgai sebuah terminologi tekhnis untuk asli/otentik,
terhadap koin/mata uang yang sedang berlaku, tetapi juga diterapkan pada
orang-orang yang menikmati/mengagungkan
penghargaan umum.” Jadi, adokimos telah digunakan dalam beberapa cara
yang menarik :
Kata ini digunakan untuk menggambarkan sebuah koin palsu
yang memiliki bobot dibawah standard.
Kata ini digunakan untuk menggambarkan seorang prajurit pengecut yang gagal dalam waktu ujian pertempuran. Kata ini digunakan untuk menolak seorang kandidat bergabung, seorang pria dimana masyarakat memandangnya sebagai yang tak
berguna dan tidak memiliki nilai. Kata ini juga digunakan pada sebuah batu
yang ditolak untuk dipakai dalam
pembangunan karena memiliki sebuah cacat didalamnya, batu itu ditandai dengan
sebuah huruf besat A, inisial adokimos,
dan kemudian disingkirkan, sebab tidak sesuai untuk ditempatkan dimanapun dalam
bangunan…82
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, salah satu tema dari buku ini adalah “pekerjaan-pekerjaan baik.”
Salah satu tujuan kita dalam hidup ini adalah menjadi berguna dalam melayani
Kristus dan dalam pelayanan terhadap sesama. Akan tetapi ini hanya dapat
dilakukan melalui iman dalam Kristus,
dan melalui tinggal dalam kecukupan hidup-Nya sehingga kita dapat menjadi layak/pantas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang baik sehingga mereka dapat melalui ujian pada penghakiman Tuhan.
Melalui kehidupan baru orang-orang percaya didalam
Kristus—sebagai orang yang dikeluarkan dari kegelapan kepada terang
Kristus—kita dapat berdiri dan disetujui dalam Kristus (Bandingkan dengan Roma
16:1) dan dibuat menjadi layak/sesuai (dengan kualifikasi) untuk turut bersama-sama dengan orang-orang kudus
(bandingkan dengan Kolose 1:12-14). Namun walaupun kita layak untuk mendapatkan
bagian bersama dengan orang-orang kudus (menerima upah), kita harus tetap tinggal dalam kesetiaan dan tinggal
didalam keyakinan dalam Kristus yang
teguh sehingga kita tidak hidup diluar sumber kehidupan dan kecukupan-Nya. Dasarnya
adalah bahwa Kristus sendiri akan meluluskan kita dalam penghakiman terhadap
pekerjaan-pekerjaan kita (dokimazo, “uji dan menerima atau ditolak”) pada Tahta
Penghakiman (Bema) Kristus dimana kita akan menerima hal-hal yang telah kita
lakukan dalam kehidupan ini (bandingkan dengan 1 Korintus 3:13; 2 Korintus
5:9-10; Roma 14:10,12). Betul sekali, Dia bahkan saat ini adalah penguji semua
hati kita (bandingkan dengan 1 Tesalonika 2:4).83
Kesimpulan
Sebagaimana jelas terlihat referensi atau kaitan dengan
hal-hal yang berkaitan dengan Yahudi (Sunat) (Ayat 10) dan dengan mitos-mitos
Yahudi dan perintah-perintah yang berasal dari manuia (ayat 13), guru-guru
palsu berupaya melakukan revisi atau pengubahan doktrin keselamatan dan/atau
penyucian dengan menambahkan perbuatan-perbuatan agamawi tertentu (yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan) kedalam berita Injil. Dan ingatlah bahwa injil bukan sekedar berita
keselamatan dari hukuman dosa, tetapi
berita yang mencakup pembebasan Tuhan dari kuasa dosa dan berkuasa atas semua
kehidupan kita. Sebagaimana pada
orang-orang Galatia,
yang tidak memegang Injil sejati, tetapi sebuah penyimpangan berita
anugerah. Guru-guru palsu ini tidak hanya harus diperingatkan dengan keras
sehingga dapat menyingkapkan kekeliruan mereka, tetapi menetapkan kebenaran
dalam sebuah cara sehingga guru-guru palsu, berserta dengan mereka yang
mendengarkan pengajaran mereka, dapat menjadi benar dan sehat dalam iman—tubuh
kebenaran apostolik sebagaimana yang telah diteruskan oleh para rasul termasuk
Paulus. Tanpa ini, mereka akan tetap
dalam kondisi yang menghancurkan sebagaimana digambarkan dalam ayat 16,” Mereka
keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.”
Dengan mencamkan ini didalam benak kita, kita dapat
membandingkan pernyataan Paulus dalam Kolose 1:11. Disana ia berbicara tentang
hasil-hasil menjadi dipenuhi dengan pengetahuan kehendak Tuhan dalam semua kebijakan dan pengertian rohani. Dalam
konteks orang-orang Kolose, ini bermakna sebuah pengertian akan semua bahwa
orang percaya itu memiliki Kristus. Salah satu dari masalah-masalah yang
dihadapi orang-orang percaya Kolose adalah guru-guru palsu yang mengajarkan, menambahkan iman
dalam Kristus, seseorang perlu melaksanakan peraturan-peraturan agama dan
asketik tertentu (pantangan atau disiplin diri yang harus dilakukan agar sempurna/suci/layak-red-
bandingkan dengan Kolose 2:4,6-23). Jadi
salah satu dari akibat-akibat memiliki pengetahuan yang utuh ini adalah “
membawa buah dalam setiap perbuatan baik, bertumbuh dalam pengetahuan Tuhan, menjadi
diperkuat dengan semua kuasa sesuai
dengan kedahsyatan kemuliaannya untuk memperlihatkan semua kesabaran dan
keteguhan.” Dengan kata lain, semuanya ini mungkin, untuk tinggal dalam perbuatan-perbuatan baik atau
tindakan-tindakan rohani, tetapi semuanya ini menjadi ditolak sebagai yang tidak menghasilkan buah karena
perbuatan-perbuatan kita tersebut telah dihasilkan diluar keyakinan penuh
didalam Kristus. Kecuali perbuatan-perbuatan kita adalah produk dari sebuah
kehidupan yang diberi kuasa oleh anugerah
Tuhan dengan berdiam dalam kecukupan dan pemampuan yang diberikan oleh Kristus,
maka perbuatan-perbuatan kita menjadi adikimos,”ditolak, tidak berguna” dan
sangat “tidak berbuah,” atau jauh sekali dari standard dan penilaian Tuhan.
Selesai
Selesai
Referensi lihat pada
Study By: J. Hampton Keathley, III | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment