F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Menyambut Natal 2018 (4-Selesai)

Oleh: Martin Simamora


Natal Setelah Kesunyian Sabda Yang Panjang:
Sang Firman Berinkarnasi Menjadi Manusia Membawa Terang Manusia

Bacalah lebih dulu: Bagian1, Bagian 2, Bagian3

400 Tahun Kesunyian Firman
Selama 400 tahun (diperkirakan) Allah tak berfirman sama sekali kepada bangsa Yahudi diperhitungkan semenjak peringatan terakhir-Nya sebagaimana yang dicatat dalam Kitab Maleakhi:” Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” (Malaekhi 4:5-6). Era peringatan Malaekahi, sekitar tahun 430 Sebelum Masehi, bangsa Yahudi baru saja pulang dari pembuangan Babel (sebagai para pedagang, bukan sebagai gembala). Saart itu kerajaan Medo-Persian masih menduduki Israel, dan bait suci telah dibangun kembali. Baik hukum dan keimamatan Harun telah dipulihkan, dan bangsa Yahudi telah membuang semua berhalanya. Akan tetapi peringatan Malaekhi tersebut bukan tanpa sebab. Orang-orang Yahudi berlaku semena-mena terhadap isterinya, menikahi perempuan-perempuan penyembah berhala dan tidak memberikan  persepuluhan, para imam mengabaikan bait suci dan tidak mengajarkan jalan-jalan Tuhan. Singkatnya, orang-orang Yahudi tidak menghormati Allah.

Tahun 333 Sebelum Masehi,Israel jatuh kedalam pendudukan Yunani, dan tahun 323 Sebelum Masehi, jatuh kedalam pendudukan Mesir. Orang-orang Yahudi secara umum diperlakukan baik dalam pendudukan-pendudukan tersebut, dan mereka mengdopsi bahasa Yunani dan banyak kebiasaan Yunani, dan budayanya, dan di Mesir, Perjanjian Lama diterjemahkan kedalam bahasa Yunani. Terjemahan ini, disebut Septuaginta, dan dipergunakan secara luas, dan kerap dikutip dalam Perjanjian Baru..

Hukum dan keimamatan Yahudi masih berlangsung cukup memadai hingga Antiokhos Yang Agung dari Syria menduduki Israel pada tahun 204 Sebelum Masehi. Ia dan penerusnya, Antiokhos dari Epifanes, menganiaya orang-orang Yahudi dan memperdagangkan keimamatan, dan pada tahun 171 Sebelum Masehi, Epifanes menghancurkan kesakralan Ruang Mahakudus yang mengakibatkan perlawanan atau pemberontakan oleh Yudas Makabe yang masih turunan Harun, dan pada tahun 165 Sebelum Masehi, Israel berhasil memiliki kembali Yerusalem dan menyucikan bait suci. Akan tetapi peperangan terus berlangsung antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Syria sampai Roma menduduki Israel pada tahun 63 Sebelum Masehi dan pada saat itulah Pompey memasuki Ruang Mahakudus (ini sebuah pelanggaran tak terampuni karena hanya Imam Besar yang telah terlebih dahulu memenuhi tuntutan hukum taurat-seperti ia harus mempersembahkan kurban bagi pengudusan dirinya sendiri lebih dahulu-untuk melakukan pelayanan keimamatannya), dan sekali lagi mengejutkan dan rasa sakit hati yang mendalam bagi orang-orang Yahudi. Pada tahun 47 Sebelum Masehi, Caesar mengangkat Antipater, keturunan Esau, sebagai Prokurator/Wali Negeri Yudea, dan Antipater kemudian menunjuk dua puteranya sebagai raja-raja atas Galilea dan Yudea.

0 Menyambut Natal 2018 (3)


Oleh: Martin Simamora
Yesus Kristus Dalam Penantian & Kebenaran Para Nabi Perjanjian Lama:
Siapakah Dia & Semulia Siapakah Otoritasnya?

Bacalah lebih dulu bagian2

Kelahiran Mesias Kedalam Dunia Dalam Pengharapan dan Penantian Para Nabi Perjanjian Lama?
Pertama-tama adalah Yesus sendiri yang menunjukan bahwa kelahiran-Nya adalah hal yang telah diketahui dan dicatat  sebagai sebuah firman suci yang disampaikan Allah melalui perantaraan para nabi-Nya yang kudus. Mari kita membaca penjelasan Yesus mengenai hal ini:

Lukas 10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Pada sejumlah kesempatan yang sangat krusial dalam pengajaran-pengajarannya, Yesus malah meletakan dirinya yang telah datang ke dunia ini sebagai sentral dan berita besar yang disuarakan oleh para nabi dan kitab suci:

Yohanes 5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan Yesus sendiri tidak sekedar menunjukan dirinya berelasi dengan para nabi dan kitab suci dalam tulisan para nabi mengenai perihal yang akan datang namun ia lebih jauh menuturkan mengenai dirinya yang telah ada bersama-sama dengan para nabi tersebut dan berada dalam sejarah dan setiap era para nabi tersebut. Dan ini menjadi momen yang paling sukar bagi para pendengarnya, sebagaimana sejumlah episode berikut ini:
Yohanes 8:56-58 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

Jika Yesus berkata bahwa almarhum Abraham telah mengenal-Nya sejak semula dalam sebuah sejarah purba, lalu siapakah Yesus? Tidak ada manusia yang baru lahir di zaman yang lebih maju dapat berkata:
▬Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita
▬sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.

Ia telah ada sebelum segala sejarah ada, sebelum waktu, ruang dan materi ada! Tetapi ia tak hanya ingin mengatakan bahwa ia adalah makhluk sorgawi ciptaan seperti malaikat atau lebih tinggi daripada malaikat. Bukan! Yesus tak sekedar membicarakan kekekalan semacam itu, tetapi ia membicarakan kekekalan sebagai Yang Mahakuasa: dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa ia memang benar-benar mahakuasa dalam Ia telah menjadi manusia. Perhatikan sabda Yesus yang begitu mencengangkan ini:

Yohanes 8:51- Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."

0 Menyambut Natal 2018 (2)


Oleh:Martin Simamora

Mengenal  Sang Juruselamat Adalah Bukan Saudara Malaikat Lucifer (Satan) Atau Salah Satu Malaikat Sehingga Tujuan Kedatangannya Agar Menjadi Teladan Untukmu Menjadi Corpus Delicti

"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"
Pada bagian pertama, telah kita lihat bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang pada dirinya saja ada penghapusan dosa dan pendamaian sebagai dua hal yang terhakiki mengapa Yesus harus datang ke dalam dunia ini, sekaligus telah menjadikan diri sang Kristus sebagai pokok keselamatan bagi setiap orang yang telah menerima pelayanan keimamatan Kristus yang pelaksanaannya hanya dilakukan satu kali untuk selama-lamanya, sehingga keimamatan yang dilaksanakannya di kayu salib di hadapan hadirat Allah dengan mempersembahkan dirinya tak perlu dilakukan berulang-ulang:

Ibrani 9:1-7  Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.

Pada kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, di sini jelas bahwa imam besar harus melakukannya satu kali setahun. Untuk tujuan apakah? Untuk menyelesaikan problem pelanggaran-pelanggaran umatnya yang dilakukan dengan tidak sadar. Tetapi si imam besar sendiri harus memastikan bahwa ia harus berdiri dihadapan Allah dalam keadaan tak bercela. Perjanjian Lama menyatakan bahwa penyucian diri dari dosa tidak bisa dilahirkan oleh upaya diri manusia, tetapi hanya oleh Tuhan sehingga si imam besar dalam masuk ke dalam kemah kedua sekali setahun dengan membawa darah kurban bagi pengudusan dirinya sendiri. Jadi inilah ketentuan yang harus dilakukan berulang-ulang, sekaligus menunjukan bahwa manusia tak mungkin berdaya menguduskan dirinya dalam segala upayanya bahkan berdasarkan perbuatan dan ketaatan pada hukum Taurat, termasuk dengan mempersembahkan kurban penebusan dosa semacam ini: “Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan. Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN." (Imamat 5:17-19), ini tetap akan membuatnya senantiasa terikat dalam perbudakan kuasa pemerintahan maut  atau tak memerdekakannya sungguh-sungguh, sebab senantiasa harus dilakukan secara berulang.

0 Menyambut Natal 2018



Oleh: Martin Simamora

Mengenal Sang Juruselamat Sebagai Imam Besar Yang Dijanjikan Perjanjian Lama
“Yesus Kristus Imam Besar Agung Yang Pasti Didengar & Menjadi Pokok Keselamatan Bagi Mereka yang Percaya Kepada-Nya”


Siapakah Yesus Kristus & Apakah Tujuannya Datang Kedalam Dunia
Yesus Kristus, pertama-tama, telah diintroduksikan sebagai sosok figur yang jauh lebih unggul daripada semua tokoh-tokoh dan ketentuan keselamatan dalam Perjanjian Lama sebagaimana dapat kita baca pada Ibrani. Mari kita membaca sejumlah cuplikannya:

Terhadap Nabi Musa
Ibrani 3:1-6Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.



Terhadap Keimamatan Perjanjian Lama
Ibrani 4:14-15 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

0 Siapakah Yesus Kristus Bagimu



Apakah Yesus Seorang Malaikat?
(Wahyu 22:8-9)
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier


Sebagaimana Yohanes menyimpulkan dalam kitab Wahyu, ia mencatat bahwa ia teramat takjub pada mahluk malaikat yang berbicara kepada dirinya. Sang rasul menulis:” Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.”(Wahyu 22:8).

Namun, secara mencengangkan, malaikat tersebut melarang keras ia untuk melakukan tindakan pengaguman semacam itu.” "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!" (Wahyu 22:9). Ini adalah nas yang sangat signifikan, karena secara jelas memperlihatkan bahwa malaikat-malaikat tidak dalam kelas ketuhanan.

Namun demikian secara kontras, catatan-catatan injil dipenuhi dengan contoh-contoh dimana Yesus Kristus, Anak Allah, secara merdeka telah menerima penyembahan.

0 Siapakah Yesus Kristus Bagimu?



Gagasan Salah Mengenai Yesus Kristus (2)
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier
Mosaik Yesus Kristus di Gereja tua Hagia Sophia di Istanbul-Turki

Pribadi yang Sama Sebagai Bapa
Mereka yang terafiliasi dengan gereja United Pentecostal Church berpendapat bahwa “Yesus pada dasarnya nama dunia Allah, Bapa. Mereka menyatakan hanya ada satu pribadi Allah, tetapi “Allah” tersebut dihadirkan dalam tiga manifestasi-Bapa,Anak dan Roh Kudus. Namun Kitab suci menyatakan sebuah pembedaan yang jernih antara Bapa dan Anak, dan antara Anak dan Roh Kudus.

Orang-orang Yahudi tidak pernah melihat atau tidak mendengar suaranya (Yohanes 1:18;5:37), tetapi mereka telah melihat dan juga telah mendengar suara Kristus. Karena itu, Kristus bukan pribadi yang sama sebagai Bapa. Orang yang tinggal didalam ajaran Tuhan memiliki baik Bapa dan Anak:

Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.-2Yohanes 9

Keduanya mengimplikasikan sebuah pluralitas. Orang dapat berdosa terhadap Kristus dan diampuni, tetapi tidak terhadap Roh:

Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.- Matius 12:32

Karena itu, Kristus dan Roh Kudus adalah dua Pribadi yang berbeda. Topik ini telah didiskusikan secara lebih lengkap dalam The Biblical Doctrine Of The Godhead (1994) yang telah ditulis oleh penulis sendiri.

0 Siapakah Yesus Kristus Bagimu?



Gagasan-Gagasan Salah Mengenai Yesus Kristus (1)
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Tanpa perlu dipertanyakan, Yesus dari Nazaret adalah tokoh yang paling mendominasi dalam sejarah manusia. Siapakah dia Atau dalam kata-kata Sang Rabi itu sendiri saat mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin komunitas Yahudi, ”Apakah pendapatmu mengenai Sang Kristus?”

"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?"- Matius 22:42

Setiap refleksi intelektualitas yang dilakukan setiap orang pasti akan berurusan dengan pertanyaan ini.

Data yang tersedia terkait dengan identitas Yesus adalah definitif. Ia adalah sang Kristus, Anak Allah:

Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.- Yohanes 20:30-31

Namun sayangnya, ada sejumlah opini salah mengenai dirinya dalam dunia pemikiran relegius.


Yesus Tidak Pernah Ada

0 KEMATIANKU (2 selesai)



Apa yang Terjadi Pada Seorang Saat  Kematian
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier


Dibawa Serta Bersama-Nya — 1 Tesalonika 4:14
Dalam surat atau epistelnya yang pertama kepada orang-orang kudus di Tesalonika, rasul Paulus menekankan bahwa orang-orang Kristen yang telah meninggal masih menikmati hubungan “dalam Kristus (1Tes 4:16b), dan pada waktu kedatangan Tuhan kembali, mereka yang tubuhnya telah “tidur” akan dibawa serta “bersamanya” (1Tes 4:14b) “dari surge” (1Tes 4:16a).

Sementara memang sejumlah kontroversi pada konstruksi teks tersebut (sejumlah pihak berkata bahwa “dengannya” merujuk pada sebuah jalan masuk menuju surge setelah waktu kedatangan Kristus kedua), setelah mempertimbangkan opsi-opsi secara cermat, Hendriksen menyatakan bahwa Allah “akan membawa jiwa-jiwa mereka [orang-orang benar] dengannya dari surge [dengan Yesus, dari surga], sehingga orang-orang benar dalam Kristus dapat disatukan kembali secara cepat (dalam sekejab)” dengan tubuh-tubuh mereka (1979, 113-114; bandingkan dengan Morris, 1991, 140).

Semua orang kudus yang setia-yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia-tetap memiliki pengalaman mereka “bersama dengan Tuhan”. Terkait hal ini, Harris memberikan sebuah komentar:

“The difference between ‘the dead in Christ’ and living Christians is not in their status (‘in Christ’ in both cases), but in the quality of their fellowship with Christ and the degree of their proximity to Christ” (1971, III.1207; emphasis added).

[perbedaan antara “mereka yang telah meninggal dalam Kristus”dan orang-orang Kristen yang masih hidup bukan dalam status mereka (“dalam Kristus” dalam kedua kasus tersebut), tetapi dalam kualitas persekutuan mereka dengan Kristus dan tingkat kedekatan mereka pada Kristus” (1971, III.1207; penekanan ditambahkan).

Telah Diselamatkan Kepada Kerajaan Surgawi-Nya-2Timotius 4:18

0 KEMATIANKU

Apa yang Terjadi Pada Seorang Saat  Kematian
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Ketika tubuh manusia mati, tubuh itu kembali ke debu atau tanah pembusukan (Kejadian 3:19; Pengkhotbah 12:&;2Korintus 5:1), di situlah tubuh itu menanti “hari akhir” sejarah bumi (Yohanes 6:44,54).Pada momen itulah tubuh akan dibangkitkan dalam sebuah bentuk baru, sebuah tubuh kekal (Daniel 12:2; Matius 10:28; 1Korintus 15:54). Tubuh manusia tidak “didaur ulang” secara beruntun dalam sebuah rangkaian tubuh-tubuh daging, sebagaimana digagaskan dalam agama-agama yang meyakini dogma “reinkarnasi”.


Tetapi bagaimana dengan orang yang ada dalam tubuh tersebut? Apa yang terjadi dengan jiwanya” Kemanakah itu akan pergi?

0 Amsal Pengejaran Kepuasan Dalam Kehidupan Manusia



Sebuah Pelajaran dari Lintah
Oleh: Jason Jackson
Christian Courier


Sudahlah itu Cukup??
Terdapat beberapa hal yang tak pernah kita ucapkan,”Sudahlah itu cukup.” Agur bin Yake mengangkat perihal bagi kita:

Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis tenagaku- Amsal 30:1

Ini membentangkan dihadapan kita pemikiran-pemikiran kita semua mengenai  “hal-hal yang tak mungkin dipuaskan” pengejaran-pengejaran kita sehingga mampu berkata “sudahlah itu cukup.”

Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!" (Amsal 30:15-16).

Ayat-ayat ini dalam bentuk sebuah amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak (Amsal 1:6)

Apakah poin yang hendak dikatakan oleh ayat-ayat diatas tersebut? Jawabannya tidak dikemukakan dalam cara yang ekspresif atau gamblang.

0 Pengabdian Jurnalistik Bagi Kemuliaan Tuhan


Nasihat Untuk Para Penulis yang Sedang Mengejar Cita-Cita
Wayne Jackson
Christian Courier


Saya tidak pernah mengajar sebuah kursus jurnalisme. Saya bahkan tidak pernah mengikuti sebuah kelas jurnalisme. Meskipun ketiadaan pelatihan formal pada diriku (yang mana pendidikan semacam itu pasti akan memberikan keuntungan bagiku), saya telah mencapai keberhasilan yang lebih daripada layak dalam bidang jurnalisme religius.

Saya sejauh ini telah menulis lebih dari 1.600 artikel dan telah dipublikasikan dalam ragam makalah (disajikan dalam gereja dan di luar gereja). Saya sudah menulis sejumlah buku dan traktat. Beberapa diantaranya telah diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain dan telah beredar di seluruh dunia. Saya telah dibuat takjub, dan dibuat bertekuk lutut, bahwa Allah telah menggunakan sebuah talenta yang memiliki kekurangan di sana dan di sini bagi kemuliaan-Nya.

Saya mengatakan semua ini, bukan untuk bermegah-karena sebetulnya tak ada satupun untuk dimegahkan dari diriku ini-tetapi semata untuk membangun kredibilitas diriku, dalam ukuran waktu menit yang singkat, untuk apa yang akan saya kemukakan kepada para laki-laki muda dan para perempuan muda yang mungkin berhasrat untuk melayani Pencipta mereka secara lebih ekstensif melalui sarana kata yang dituliskan.

Saya telah mempelajari apapun yang saya ketahui dengan merefleksikan secara hati-hati pada gaya dan konten mereka yang telah mempengaruhiku paling kuat dalam bagaimana saya menuangkan kata-kata mereka di atas kertas.Dari era warisan restorasi, saya secara signifikan dipengaruhi oleh J.W.McGarvey dan Moses E.Lard. McGarvey adalah akademisi, namun demikian ia adalah seorang guru yang ekspresif dan mudah dimengerti, Lard memiliki kekayaan ekspresi dalam kata-katanya yang mampu menggelorakan pembacanya.

0 Satan (1)


Segala Sesuatu Yang Anda Selalu Ingin Ketahui, Tetapi Takut Menanyakannya
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Apakah Setan sebuah keaktualan yang hidup, makhluk personal? Para atheis dan sekelompoknya, para teolog yang tak mempercayai iman Kristen, berkata “Bukan.”

Sebagai contoh, G.B. Gray, seorang dari kelompok liberal menulis begini:
“If we would fix more exactly on the origin of the Satan, there is much to be said for Marti’s suggestion that he is the personification of the self-accusing conscience of Israel” (1899, 4298).

“jika kita mau memastikan secara lebih tepat pada asal-usul Setan, ada banyak hal yang harus dikatakan pada pendapat Marti bahwa ia adalah personifikasi hati nurani Israel menyalahkan diri sendiri (1899,4298).

Namun, bagi mereka yang memiliki keyakinan penuh dalam integeritas Kitab suci, tidak ada keraguan mengenai fakta bahwa iblis adalah sebuah makhluk personal.

Ia secara konstan digambarkan dalam Alkitab sebagai sebuah entitas personal. Nama-nama pribadi dan kata ganti-kata ganti orang  sebagaimana juga perbuatan-perbuatan yang secara kerap dilekatkan padanya sehingga adalah tidak mungkin untuk memandang Setan sebagai semata personifikasi kejahatan. 

Musuh besar Tuhan paling umum dirujukan pada-dalam Alkitab-sebagai “si iblis” atau “Setan.” Ia disebut si iblis 33 kali dalam Perjanjian Baru, dan disebut Satan 36 kali.

Tetapi ia juga dihadirkan oleh banyak gelar lainnya. Ia adalah:

0 Malaikat



Apa yang Alkitab Katakan Mengenai Asal-Usul, Natur & Peran Malaikat-Malaikat
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier


Mengapa Orang Kristen Percaya Keberadaan Malaikat-Malaikat?
Mengapa orang-orang Kristen percaya akan eksistensi malaikat-malaikat ketika mereka tidak terlihat dan tidak terdengar? Mengenai malaikat-malaikat tidak ada satu sumber informasi dan pengetahuan manusia yang empirik bahwa mereka sungguh-sungguh ada.

Jawaban untuk pertanyaan ini luar biasa sederhana. Kita menyatakan dalam keyakinan penuh eksistensi malaikat-malaikat karena Kitab suci memberitahukan kita eksistensi mereka. Kepercayaan kita dalam integritas Alkitab, didasarkan pada investigasi yang sangat cermat, adalah dasar iman kita pada dunia yang tak terlihat itu.

Apakah yang diajarkan pewahyuan divinitas tentang asal-usul, natur dan peran malaikat-malaikat? Ini merupakan topik yang menakjubkan yang diungkapkan Kitab suci dalam terang yang tak terlalu besar.

Kita pertama-tama harus memperhatikan bahwa terminologi “angel” atau malaikat berasal dari sebuah terminologi  bahasa Yunani yang menunjukan gagasan mengirim sebuah pesan. Kata ini dapat digunakan dalam sebuah cara yang sangat umum untuk seorang yang pada dasarnya membawa sebuah pesan atau berita, sebagaimana dalam kasus Yohanes Pembaptis (Matius 11:10).

Bentuk kata dalam bahasa Ibrani malah menunjukan pra-inkarnasi Kristus (lihat Mal 3:1), walau secara pasti Yesus bukan malaikat sebagaimana makna terminologi malaikat- sebagaimana yang didugakan oleh Saksi-Saksi Yehovah. Bab pertama Surat Ibrani telah menolak secara jelas gagasan bahwa Yesus adalah salah satu malaikat.

0 KEMATIAN



Siapakah yang Mengontrol Kematian?
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier


“Ketika seorang Kristen terkasih meninggal dunia, para sobatnya kerap berkata.”Tuhan telah memanggilnya pulang.” Namun demikian, Kitab suci terlihat mengatakan bahwa iblis memiliki “kuasa atas kematian” (Ibrani 2:14). Siapa yang menyebabkan kematian?

Mari kita pertama-tama mempertimbangkan sejumlah kebenaran umum Alkitab
Allah itu pencipta dan pemelihara hidup (Kisah Para Rasul 17:25,28; 1 Timotius 6:13). Sebab Allah mahakuasa, Ia secara nyata memiliki kemampuan untuk mengakhiri kehidupan manusia, sebagaimana yang telah Ia lakukan dalam kasus Uza:

2Samuel 6:7 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

Juga, Ia memiliki kuasa untuk memperpanjang hidup. Ia telah memperpanjang hidup Hizkiah sebanyak 15 tahun (2 Raja-Raja 20:6), baik secara providensia, atau lebih lagi secara ajaib, atau barangkali sebuah kombinasi kedua-duanya.

Ia bahkan dapat merestorasi kehidupan dari kematian, sebagaimana yang telah Ia lakukan dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati (Roma 1:4)

Sementara adalah benar bahwa di era purba Allah terkadang beroperasi secara langsung, dalam mengendalikan untuk menggenapkan maksudnya untuk menyudahi atau merestorasi hidup manusia, peristiwa-peristiwa tersebut adalah supernatural (ajaib) dengan desain-desain yang sangat spesifik. Karena tujuan-tujuan sepesifik tersebut, hal-hal semacam ini tidak untuk dipertimbangkan sebagai sebuah  prosedur divinitas bagi  kekinian:

0 Sang Firman Turun Ke Dunia Menjadi Manusia



Dalam Hidup-Nya Sebagai Manusia
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Nas Alkitab yang Menakjubkan
Ini adalah salah satu nas yang paling menakjubkan dalam keseluruhan Surat Ibrani. Sebuah porsi dari ayat tersebut berbunyi demikian:

Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut- Ibrani 5:7

Konteks ayat ini berurusan secara ketat dengan kualifikasi-kualifikasi Kristus untuk berfungsi dalam peran imam besar kita. Dalam artikel yang singkat ini, kita dapat memfokuskan perhatian kita pada sebuah frasa tunggal  “dalam hidup-Nya sebagai manusia.” Betapa berharganya tubuh manusia-Nya itu.

Kemutlakan Tubuh Manusia-Nya
Tak lama setelah Kekristenan lahir, guru-guru palsu telah bangkit oleh keingintahuan lebih jauh dan mendalam terhadap kehadiran yang menakjubkan Yesus sejarah. Namun dalam keingintahuan tersebut, mereka berupaya menggali dan menelitinya dibawah belitan pengaruh delusi-delusi filsafat Yunani tertentu-yang menyatakan bahwa tubuh bernilai intrinsik jahat.

Pada dasarnya, bidat-bidat awal ini telah menyangkal bahwa Kristus pernah memiliki tubuh jasmani. Ia hanya kelihatannya saja menjadi seorang manusia berdaging dan berdarah, ujar mereka. Para pengusung paham ini disebut para Doketis, berasal dari sebuah kata Yunani,  dokeo yang berarti “menampakan” atau ”kelihatan”.

Menyangkal Mesias  telah benar-benar seorang pribadi yang memiliki tubuh daging telah dipandang oleh para penulis yang diinspirasi  Roh Kudus sebagai sesat. Rasul Yohanes telah mendeklarasikan:

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia- 2 Yohanes 1:7

0 Dari Debu Kembali Ke Debu



Kematian Dalam Pandangan Biblikal
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier
 

A intense haboob/dust storm hits parts of Arizona on July 9, 2018 (Photo: Mike Olbinski)
Pengantar
Ketika penulis Mazmur berseru nyaring “Hatiku gelisah, kengerian maut telah menimpa aku. Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku” (Mazmur 55:4-5), ia mengekspresikan apa yang menjadi emosi berkecamuk pada begitu banyak orang yang sedang menghadapi momen-momen atau detik-detik kematian.

Bildad, sahabat Ayub, mengkarakteristikan kematian sebagai “raja kedahsyatan (atau terror-teror)” (Ayub 18:14). Dan penulis Surat Ibrani membicarakan mereka “yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibrani 2:15).

Walau hanya segelintir dari kita yang  mencapai sebuah kedewasaan iman sehingga memiliki ketenangan jiwa sebagaimana Paulus, sehingga mampu bersama-sama dengan Paulus berkata bahwa kita ingin pergi (mati, maksudnya, baca Filipi 1:22-23),namun secara pasti pencerahan kebenaran Perjanjian Baru menolong kita untuk menghadapi misteri-misteri kematian dengan roh-roh yang lebih tenang.

Apakah pandangan biblikal mengenai kematian?

0 Kematian Dalam Refleksi Mengenang Para Terkasih Yang Telah Mendahului Kita

Bagaimana Iman  Menghadapi Kematian

Oleh: Admin bible.org


1.Iman Menghadapi Kematian Secara Gamblang
Ibrani bab 11 kerap dirujuk sebagai “Monumen Iman”. Merupakan sebuah risalah iman banyak karakter yang  digambarkan dalam Perjanjian Lama. Sementara kita menemukan kata “iman” begitu sering dalam bab 11 tersebut, ada kata lain yang ditemukan berdampingan dengan iman-kata itu adalah kematian. Sementara setiap orang dari anggota-anggota  “Monumen Iman” tersebut memiliki iman, setiap dari mereka telah meninggal dunia tanpa menerima janji-janji yang mereka percayai dan bertindak di atas janji-janji tersebut dalam hidup mereka. Kita melihat, kemudian, iman biblikal adalah iman yang menghadapi kematian secara gamblang atau  secara langsung, memang, iman memandang melampaui kematian. Jika orang-orang berkata,”Dimana ada hidup, di sana ada harapan”,pria dan perempuan iman dapat berkata,”Dimana ada kematian, di sana ada harapan”. Karena iman adalah dasar bagi harapan dibalik kematian itu sendiri.

2.Iman Memperlakukan Kematian Secara Serius
Iman tidak berurusan dengan kematian dengan cara meminimalkannya, kematian berurusan dengan dosa sebagai sebuah soal yang sangat serius. Iman tidak memperlakukan kematian dalam sebuah candaan atau gurauan yang seperti apapun juga, sebuah kubur adalah soal serius. 

0 Ketika Tuhan Menuliskan Obituarimu (1)



Tulisan Allah Mengenai Kematian Nabi Musa:
Apakah  Yang Engkau Inginkan Untuk Allah Tuliskan Mengenai Hidup Hingga Pada Hari Kematianmu?
(Ulangan 34:1-12)
Oleh: Steven J.Cole, Th.M


Pengantar
Tetapi pertanyaan  pentingnya  bukan pada bagaimana anda menginginkan keluarga dan sahabat-sahabatmu akan mengenangmu, tetapi ini: “apakah yang akan Allah katakan jika Ia menuliskan obituarimu?” Dalam teks kita, kita membaca obituary yang dituliskan Allah mengenai Musa. Teks ini telah ditambahkan pada waktu setelah kematiannya: (Ulangan 34:10 “Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel”.). Namun  kita tahu bahwa Allah telah menuliskan obituary ini mengenai nabi besar  itu. Pelajarannya bagi saya dan anda:

Karena kita semua akan berdiri dihadapan Allah, kita harus hidup dengan obituari-Nya bagi hidup kita secara konstan dalam memandang hidup ini

Apakah maksudnya dengan kita harus hidup dengan obituary-Nya? Apakah benar Ia ada menuliskan obituari-Nya bagi setiap orang tebusan-Nya? Jawabnya: YA. Dan inilah obituari-Nya:

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu- Matius 25:21

Akankah Ia menganggukan kepala-Nya dan berkata,” Pekerjaanmu hangus dalam perapian, tetapi oleh anugerah-Ku, masuklah kedalam sorga”:

Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.- 1Korintus 3:15

Atau, akankah Ia mengatakan kata-kata menggentarkan ini:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"- Matius 7:23

Obituari Allah mengenai Musa Mengajarkan kita beberapa poin penting bagi kita semua:

0 Pelajaran Hidup Yang Sukar (2)



Integritas Vs Jiwa Terpecah:
Andaikata Pendetamu
Keturunan Ular?
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang- 2Korintus 11:15

Oleh: Martin Simamora


Lebih Besar Dari Sekedar Keselarasan
Integritas, mengacu pada KKBI, adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Dengan kata lain integritas adalah keseluruhan karakter seorang pribadi, bukan parsialnya sehingga tidak ada fraksi-fraksinya atau pecahan-pecahannya. Ketika  Yesus Kristus  mengangkat isu integritas, ia tidak secara khusus menyebutkan kata tersebut namun langsung pada jantungnya atau natur alami yang seharusnya dimiliki oleh seorang manusia. Perhatikan ini:

Matius 23:2-3 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Pada teks di atas, kita menemukan sebuah fraksi atau pecahan pada karakter para ahli Taurat dan orang-orang farisi yaitu fraksi atau pecahan karakter yang terpecah antara apa yang mereka ajarkan atau perkatakan versus apa yang mereka perbuatan. Satu sisi mereka mengajarkan jangan begitu, jangan begini dan harus begitu sebagaimana juga harus begitu tetapi perbuatan pada diri mereka sendiri menunjukan sebuah keterpecahan karakter yang dijumpai pada perkataan dan perbuatan mereka, yang  oleh Yesus dikatakan: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Secara cepat kita dapat mengatakan bahwa Yesus menghendaki sebuah kesatuan karakter dalam sebuah totalitas jiwa seorang manusia: apa yang terdapat dalam diri seseorang akan Nampak pada luar diri seseorang, itulah integritas. Jika sebaliknya, maka integritas seseorang dalam bahaya yang sangat serius dan menghancurkan dirinya sendiri sehingga sangat mungkin perkataan-perkataannya sangat bernilai untuk dituruti, tetapi tidak pada perbuatannya: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Ini bukan sebuah situasi yang baik pada sisi apapun juga sebab tanpa teladan, kebenaran yang diajarkan tidak dapat memberikan perubahan karakter yang sesungguhnya. Tak heran salah satu kecaman  terhadap para pemimpin agama ini sangat mencengangkan:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9