F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g1)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3f           

Bagi Yesus, Ia harus menyatakan dirinya adalah kebenaran tunggal. Ini bukan soal membangun hegemoni kebenaran yang kemudian berlaku begitu represif atau menindas kebenaran-kebenaran lainnya yang ada di bumi. Mengapa demikian? Karena bagi Yesus dan sebagaimana juga  kesaksian injil meneruskannya, tidak satu apapun, di dunia ini,  yang bahkan dapat disebut setitik terang kebenaran. Yesus dideklarasikan sebagai satu-satunya terang saat masuk ke dalam dunia ini, dengan kata lain, di dalam dunia ini, apa yang ada adalah kegelapan atau tak memiliki kehidupan:

Yohanes 1:5,9 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Yesus pada hakikatnya, menyatakan dirinya adalah Pelita atau Terang  tubuh manusia yang pada hakikatnya dikuasai kegelapan. Semua manusia memerlukan pelita tubuh itu yaitu diri sang Kristus sendiri:

Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


Yesus memberitakan realita semua manusia: “semua berjalan dalam kegelapan.” Yesus memberitakan kabar baiknya: “akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.” Bagi Yesus, apapun juga yang dihidupi manusia, termasuk keyakinan-keyakinan, kebenaran-kebenaran dan norma-norma atau moral-moral luhur, sekalipun luhur untuk dihidupi, dalam hal itu sekalipun, tak akan memiliki dan menghasilkan kuasa untuk melepaskan manusia dari kegelapan yang sedang Yesus maksudkan. Dengan demikian “terang manusia” di sini, bukanlah semacam pencerahan jiwa atau kebangkitan moralitas manusia untuk beranjak keluar dari kejahatan dan kekelaman  hati manusia, sebab dalam hal itu sekalipun, tak akan berkuasa mengeluarkan manusia dari problem kegelapan yang Yesus sedang  maksudkan.

0 Khotbah Menyambut Tahun Baru 2016: “Masa Depan”

Oleh: Martin Simamora


"Matahari terbit di Hawaii"
Di dunia ini apa yang paling berharga bagi manusia adalah “masa depan.” Orang dapat berkata “tamat sudah masa depanku” atau “habis sudah karirku” atau “aku sudah tidak punya nilai lagi” sekalipun ia bertubuh sehat, tak dijangkiti  penyakit - penyakit tak tersembuhkan.

Problem manusia terkait  masa depan adalah: “tak ada manusia yang tak terkurung oleh ruang dan waktu.” Ini sungguh berbeda dengan  Yesus yang berjalan di dalam ruang dan waktu dan sekaligus di atas ruang dan waktu, dengan kata lain masa depan dalam spektrumnya yang begitu kompleks, berada di dalam genggamannya:

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3f)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3e

Apa yang luar biasa pada Yesus Kristus saat ia sedang memvonis para ahli taurat dan orang-orang farisi, dan pada akhirnya semua orang, itu tak dilakukakannya sebagai yang hanya tunduk pada segala ketentuan hukum Taurat,atau bahkan hanya menggenapi dan sedang  melakukan koreksi demi koreksi, namun dilakukannya sebagai sosok yang sedang bersabda sebagaimana Allah sendiri yang bersabda. Perhatikan pola semacam ini:

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita…Tetapi Aku berkata kepadamu- Matius 5:21-22; 33-34;38-39;43-44”


Sehingga Yesus seketika dan tanpa dapat ditahan oleh apapun sudah meletakan dirinya di atas segala guru,di atas segala kebenaran dan di atas segala interpretasi. Ia mengakhiri segala macam potensi kebenaran apapapun di luar dirinya kala berkata semacam ini: “tetapi Aku berkata kepadamu.” Ini mengakhiri semua bias kebenaran di dunia ini, tak hanya melucuti otoritas pengajaran para guru Yahudi, tetapi meletakan dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan hidup. Sabda semacam ini menunjukan kematian manusia  yang  tak hanya legalistik namun terutama pada kerinduan dan kuasa jiwa untuk melakukan kehendak Bapa. Kematian yang tak dapat dikoreksi oleh kitab hukum itu sendiri sebab memang hendak menunjukan ketakberdayaan manusia dan manusia Yesus saja sang Penggenapnya[ ayat 17-20]. Hanya manusia Yesus yang dapat memenuhi tuntutan hukum semacam ini ”Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka- ayat 27-29”


Itulah kehendak Bapa di sorga,  kehendak-Nya sangat sempurna. Bagi Yesus tak pernah akan ada yang dapat disebut nabi-nabi kudus dari Allah, setelah kehadirannya di dunia ini, jika tak dapat mengajar dan melakukan  sebagaimana dirinya!

0 Sebuah Khotbah Menyambut Natal: “Kelahiran Yesus Kristus adalah:…”

Oleh: Martin Simamora



bagaimana Ia Sang Firman menjadi manusia [Yohanes 1:1,14]?

Lukas 1:18  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.


Natal bukan peristiwa Allah yang melawat manusia sebagaimana Adanya IA, sebab itu mustahil. Allah yang kudus tak mungkin berjumpa dengan manusia didalam keapadaan Allah yang begitu mulia-kudus dan tak terjamahkan oleh manusia. Coba perhatikan situasi ini:

■Keluaran 19:18-21 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa.


Sekalipun Allah datang ke dunia, namun mustahil bagi manusia untuk  berjumpa dengan-Nya secara bebas, selain hanya yang diperkenan-Nya berdasarkan kasih karunia-Nya seperti Musa yang hanya bisa  melihat dari kejauhan saja tanpa  mengalami kebinasaan karena tangan Allah menaunginya:

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3e)


 Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3d                

A.Pohon tidak baik pertama: para ahli Taurat dan orang-orang farisi


Ada apakah dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Apakah kejahatan mereka sebagai sebuah pohon di mata Sang Kristus? Kita akan melihat sebuah penghakiman Kristus terhadap pohon ini, Yesus memulaikannya dengan dirinya sendiri sebagai pohon yang baik ,atau  tepatnya jauh begitu sempurna, sebelum akhirnya Ia memvonis pohon yang merupakan para ahli Taurat dan orang-orang farisi:

Matius 5:17-19 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.(18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.(19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.


Mengapa Yesus berkata kepada mereka “janganlah kamu menyangka?” Jelas sekali Ia sedang mengoreksi sesuatu  yang tidak selaras dengan maksud kedatangannya dan dengan segala apa yang telah dilakukan dan diajarkannya. Ada  hal yang Yesus harus tegaskan untuk jangan pernah berpikiran sebagaimana yang ada di dalam benak mereka.


Sembari menyimpan satu pertanyaan paling krusial: Adakah satu saja diantara orang  Yahudi itu yang dapat menduduki satu posisi di dalam kerajaan Sorga, sekalipun paling rendah  karena pemenuhannya atas ketentuan hukum Taurat? 

Apakah penghakiman Yesus dalam hal ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3d)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3c

Ketika siapapun membaca Matius 7:24-29, sebagaimana dikutipkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagai salah satu kontruksi pengajarannya yang membukakan pintu untuk keluarnya pengajaran semacam ini “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar” [paragraf 21] maka harus dicamkan bahwa Yesus sedang mendasarkan pengajarannya pada fundamental tunggal: memiliki kehidupan Kristus sehingga memiliki kuasa untuk hidup berbuah. Kelihatan membosankan, bukankah, mendengarkan “pohon dan buahnya?” Saya   berharap jangan, sebab hal ini adalah jiwa atau kehidupan dari sorga yang dibawa oleh Yesus kala Ia lahir ke dunia ini. Mari terlebih dahulu membaca ini:

Matius 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik

Matius 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Ketika Yesus membicarakan Matius 7:24-29, dan kemudian oleh pendeta Erastus diajarkan sebagai  manusia harus berusaha berkenan kepada Allah agar digarap [bahkan untuk digarap saja, manusia itu harus berjuang untuk berkilau agar menjadi titik perhatian Tuhan yang bernilai untuk diperhatikan], maka Yesus sama sekali tidak demikian. Ketika perbuatan-perbuatan baik tidak juga dihasilkan oleh sebuah pohon, maka  bagi Yesus yang harus disalahkan adalah pohonnya. Pohonnya yang diperiksa, bukan cabang! Mengapa demikian, bukankah Yesus pada Yohanes 15 menunjukan problem ada pada cabang yang  tidak berada didalam Kristus?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia [3]


Hingar bingar natal , Penolakan Kabar Injil & Kebisuan Yang Dari Allah

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2       

Akan menjadi Natal yang keberapakah bagimu, pada Desember ini? Pernahkah anda berpikir dan bertanya kepada dirimu sendiri, keyakinan apakah yang sedang kuanut dan kujalani ini? Kristus, siapakah dia dan mengapa kelahirannya begitu penting sehingga gereja dan setiap orang beriman merayakannya? Tahukah aku, apa yang sesungguhnya yang sedang kupercayai?

Sementara Natal akan dihingar-bingarkan oleh pesta-pora  atau ‘gala sale’ atau berlomba membangun pohon natal terbesar, termegah dan terindah, atau santa claus yang akan begitu memesona anak-anak, ketimbang Kristus?

Nampaknya kita memerlukan sebuah kebisuan untuk mengerti apakah kehendak Allah sesungguhnya di dalam  peristiwa natal. Apakah dan siapakah yang seharusnya disaksikan oleh gereja pada peristiwa natal? Apakah masih sama dengan apa yang diinginkan Allah sedia kala, atau jangan-jangan, natal-natal kita kini sungguh asing dan bahkan tanpa sebuah kebangunan rohani dan pengobaran dedikasi bagi Kristus, bahwa saya dan anda adalah abdi Kristus.  Zakharia, seorang  imam keturunan Harun dan benar tak bercacat dihadapan Tuhan, pun harus dibisukan karena dirinya telah dihingar bingarkan oleh pemikiran-pemikirannya dan hasrat-hasratnya sendiri, bukan Tuhan.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3c)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3b dan bagian 3Q-1


Kita masih belum beranjak dari paragraf akhir dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03”, untuk melanjutkan teks-teks firman yang digunakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam mengajarkan: “bahwa berusaha berkenan kepada Bapa adalah sebuah jalan keselamatan, bahkan bagi yang tak beriman kepada Yesus Kristus” atau dengan kata lain, perbuatan-perbuatan baik merupakan bagian untuk membangun dan memiliki relasi dengan Bapa itu sendiri. Manusialah yang menjadi pembangun atau konstruktornya, bukan Bapa sebagaimana kita telah tinjau pada bagian-bagian sebelumnya. Sangat menarik saat pendeta Erastus menyentuh Yohanes 14:23-24, sebab teks ini justru menekankan sebuah relasi yang mustahil untuk dilakukan atau diupayakan oleh manusia, mari kita membacanya:

(23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.(24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Sang Mesias memulai pengajarannya dengan  apakah seorang itu memiliki relasi atau tidak, dengan berkata “jika seseorang mengasihi Aku” dan “barangsiapa tidak mengasihi Aku.


Hanya ada satu yang harus terjadi: mengasihi Kristus atau tidak sama sekali. Jika mengasihi Kristus maka kehidupan ilahi berlangsung pada kehidupan alamimu di dalam  kehidupanmu yang masih berbalutkan tubuh daging: menuruti firman-Nya. Penurutan anda kepada firman  pun masih bertaut kepada Yesus yang sudah tidak lagi di bumi ini, yang sudah begitu lama meninggalkan dunia ini. Bagaimana mungkin, perkataan-Nya pada Yohanes 14:23-24 masih merupakan kebenaran selama-lamanya?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia [2]


Ketika Kristus Kausingkirkan Dari  Takhta Keberimananku

Oleh: Martin Simamora


Bacalah sebelumnya bagian 1

Atas nama kebebasan berpikir dan atas nama kemanusiaan itu sendiri, maka siapapun berhak untuk memperlakukan Yesus sebagai Dia yang BUKAN lagi bertakhta didalam kehidupanku, pada segala aspeknya. Inilah sebuah  penolakan penuhanan akan dirinya bahkan oleh seorang yang mengaku masih Kristen. Bahwa Dia  bukan lagi adalah sang empunyaku, aku-ku adalah milik-Nya.


Saya hanya akan menuliskan sebuah hal yang singkat saja, sebagai sebuah perenungan yang teramat serius di  menjelang pengenangan akan kasih Allah yang begitu akbar [Yoh 3:16]. Dan saya  teringat akan sebuah catatan maha penting di dalam Kisah Para Rasul, pada sebuah peristiwa terbuka atau diketahui oleh  publik :

Kisah Para Rasul 3:12-23 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.

Ada 2 hal yang tak mungkin lagi dialami oleh anda dan saya:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora

-

Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3a

Sang Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang berteologia bagaikan seorang guru  kitab suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang kepunyaan Bapa  [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya. Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa, tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang  dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya  satu pihak yang berkehendak mencintai atau mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri  pada dia yang dikasihi, membuahkan : “akan menuruti segala perintahku.”


Inilah kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa mengandung pemaksaan atau  hal yang legalistik?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia:

"Satu-Satunya Atau Munafiklah Untuk selama-lamanya"
Oleh: Martin Simamora


Bagi para malaikat sorga, kelahiran Sang Kristus adalah sebuah kegirangan yang tak terbayangkan atau terpahami bagi umat manusia, bahkan sukar  untuk dirasionalkan apakah pentingnya, bayi itu bagi dunia? Tetapi jelas, sorga merayakannya! Mari kita melihat aktivitas mahluk-mahluk sorgawi itu, yang sekonyong-konyong menyeruak atmosfir bumi:

Lukas 2:8-10 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:


Lukas 2:13-14 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Tentu saja, sementara para malaikat begitu percaya bahwa Sang Mesias adalah kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan menjadi damai sejahtera di bumi, terkhusus bagi manusia yang berkenan baginya, ada juga orang-orang  mengaku Kristen dan mengaku pendeta atau mengaku gembala-gembala atas para domba-domba milik Kristus, namun tak akan sesukacita dan sepercaya para malaikat itu sendiri. Sementara para malaikat percaya bahwa Sang Mesias adalah satu-satunya yang merupakan kemuliaan Allah dan satu-satunya yang menjadi damai sejahtera  di bumi, terkhusus bagi manusia yang berkenan kepada-Nya. Menerima dan datang kepada-Nya.


Sebuah problem yang menjadi akar lahirnya keberimanan kepada Kristus yang tak lagi sebagaimana yang dikehendaki Allah. Tentu saja, setitik pemupusan kegemilangan Kristus segera akan membuat keberimanan dalam Kristus jatuh ke dalam sebuah relativitas pada segenap aspek Kristus. Hal yang sama sekali tak ada di dalam deklarasi Allah.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1

Didalam semua injil dan juga pada keseluruhan pengajaran Yesus Kristus yang diteruskan oleh  para rasul [Matius 28:20], akan senantiasa dijumpai perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang merupakan sabda Sang Kristus untuk dilakukan. Untuk ditaati dan dilakukan oleh siapa? Hanya oleh mereka  yang memiliki relasi. Penekanan ini penting, sepenting bagaimana Yesus sendiri senantiasa melandaskan setiap perintah-perintah-Nya pada sebuah fondasi tunggal yang dibangun-Nya sendiri: Dirinya sendiri. Mengapa demikian? Pertama-tama dan satu-satunya: karena Yesus sendiri menyatakan bahwa di luar dirinya tak ada apapun yang dapat diperbuat oleh seorang manusia sekalipun mengaku murid Kristus [Yohanes 15:5,8].


Jadi, kita,segera, akan melihat bahwa setiap orang yang mengikut Yesus sudah sepatutnya mengarahkan telinga dan perbuatannya kepada apa yang dikehendaki Kristus, di dalam setiap perintahnya pasti berdiam kehendak Bapa[Yohanes 12:49-50]. Saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Yohanes 14:15,21,23,24  yang diperlakukan sebagai sebuah usaha manusia beriman untuk berkenan pada kekuatannya sendiri dan mengisolasi  berusaha berkenan sebagai tanpa keterhubungan dengan Kristus sehingga menjadi dasar bagi yang tak beriman kepada Kristus dapat masuk ke dalam kekekalan hidup [bukan penghukuman]: “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang.”


Apakah Yesus pada Yohanes 14:15,21,23,24 memang mengajarkan sebagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono imani dan ajarkan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-2)

Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1    

Sudah disingkapkan, bahwa 1Korintus 9:27 merupakan bagian dari pembelaan diri Paulus terhadap para pengeritiknya, mereka yang menolak diri Paulus dan menolak kerasulan  Paulus. Sementara Paulus menyatakan bahwa kerasulannya datang dari Yesus Kristus yang mengutusnya untuk memberitakan Yesus  itu sendiri, bukan sama sekali soal melatih tubuh sedemikian rupa agar berkenan dan sempurna di hadapan Bapa, sehingga setelah memberitakan Injil jangan ditolak Bapa. Bukan itu sama sekali. Sekarang, apakah 2 Korintus 5:9-10, juga berbicara hal yang sama? Bahwa jalan keselamatan itu,dengan demikian, adalah usaha diri anak-anak Allah atau siapapun juga manusia itu untuk dapat berkenan dan menjadi sempurna sebagaimana Bapa, sebab itu adalah jalan keselamatan? Sehingga, dengan demikian, keselamatan bukan bersumber dari kasih karunia yang menyelamatkan dan memelihara keselamatan itu hingga genap terwujud.

Mari, kita memperhatikan 2 Korintus 5:9-10:

(9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Apa yang sangat terlarang  pada teks  firman ini adalah mengabaikan apa yang menjadi dasar bagi Paulus untuk  menuliskan: “sebab itu juga kami berusaha.” Kebenaran apakah yang telah dimiliki oleh orang percaya sehingga Paulus berkata “sebab itu juga kami berusaha”, menjadi sangat penting untuk diketahui pertama-tama, dan pada ayat-ayat terdekat atau sebelumnya, sudah menunjukan maksudnya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9