F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Neraka. Show all posts
Showing posts with label Neraka. Show all posts

0 Annihilationism Error: Hebrew Word Definition Charts


Question
What do the Hebrew and Greek words means in reference to the false doctrine of Annihilationism?

Answer
Some "teachers" are twisting, turning, and torturing many words in the Hebrew and Greek language and stating that they mean "total annihilation or nothingness" - "ceasing to even exist," as they relate to the Doctrine of Hell.

Regarding the Doctrine of Hell,
there are no words in the entire of Scripture that can be accurately
translated as "total absolute annihilation;" not one.
By: Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div.

Throughout the Bible, Hebrew and Greek words interpreted as "destroy," "destruction," "perish," "kill," and "death," as they relate to Hell, never mean "to go into absolute nothingness or oblivion," but rather they mean "eternal" or "forever and ever" ongoing "everlasting" conscious "destruction" (Phil 3:19; 1 Thess 5:3; 2 Thess 1:9; 2:8; Rev 14:11; 20:10-15, et. ). The "gloom of utter darkness" (Jude 1:13; cf. 1:6) refers to being cut off entirely from God, who is "light" (John 1:9; 8:12; 1 Tim 6:16; Jas 1:17; 1 John 1:5; cf. Isa 9:2; John 3:20; Acts 26:18; 1 Thess 5:5). The word "gloom" in Jude 1:13 refers to "a state of depression or despondency." To be in a "state of depression" one must be alive! 

Words such as "cut off" (Exod 31:14-15; Lev 23:29-30; Rom 11:22, 24; Gal 5:12, etc.) also do not mean "absolute nothingness," as even Jesus was "cut off" (Dan 9:26) and is alive "forevermore" (Rev 1:18). Many times the word "cut off" simply means to be cut off from Israel, its congregation, etc., (Exod 12:15, 19; 30:33, 38; 31:14; Lev 7:20, 21, 25, 27; 17:4, 10, 14; 18:29; 19:8; 23:29; Num 19:13, etc.).

One of the most celebrated defenses of Annihilationism has been from Psalm 37:20, "the wicked...they vanish-like smoke they vanish away." Sounds convincing, right? However what is the Psalm really about? The Psalm itself is not even dealing with Hell; Psalm 37:20 refers to that the fact the success, fame, and prosperity of the wicked is as temporary as mere smoke. However, let's say we desire to apply the passage to Hell anyway - we shouldn't, but since Annihilationist's already have, let's review their case from their faulty perspective. Since "smoke" is an important theme here, we should ask the obvious question, "What is smoke?" Smoke is made of two basic things: (1) little drops of water and (2) ash. First, ash can't burn! Second, the reason smoke appears to vanish away is that, as the smoke rises: (1) the droplets of liquid water change states into gas and (2) the ash joins the dust in the atmosphere. Therefore, both elements in smoke still exist, but just in different states. Therefore, there is no total annihilation! 

As the reader will observe, in the Old Testament notes below there're many that refer to "physical destruction, not eternal destruction" (i.e."devoted to destruction," or "curse;" Deut 2:34; 3:6; Judg 21:11; cf. Gal 1:8-9). Please understand that in these notes, we're not saying that those who died did or did not go to Hell or Heaven (that's another topic), but simply the context of the verse is speaking of only "physical destruction," which carries with it the idea of stopping, scattering, putting to flight, and up to and including physical death, etc. Yet, some of the "spin doctors" of the false doctrine of Annihilationism desire to use these examples of "physical destruction" and apply it to "eternal destruction." However, unless otherwise revealed in Scripture, this is not a proper application; as the Bible speaks of two different types of bodies (one that is able to die; the other is not; 1 Cor 15:44, 53) and two different types of death (one temporal and one eternal; Matt 10:28). Besides, the physical body in this world is never totally annihilated anyway; it returns to the dust from which it came (Gen 2:7; Eccl 3:20; 12:7; Psa 103:14; Isa 40:15). In addition, if we follow the Annhilationist's interpretation as such to its logical conclusion, than the wicked can send the righteous to total annhilation (absolute non-existence); 'if they totally annihilate me, they totally annhilate mel' (Est 4:16, etc.) - which is ludicrous, as the righteous know that "to be absent from the body is to be present with the Lord" (2 Cor 5:8).

0 N E R A K A


Oleh : pdt. Budi Asali, M.Div

N e r a k a


Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.

Ini bukan hanya merupakan akibat / hukuman terhadap dosa Adam saja, tetapi dosa setiap orang, karena Ro 6:23a berbunyi: “Sebab upah dosa ialah maut. ‘Maut’ dalam Ro 6:23 ini tidak hanya menunjuk pada kematian biasa, tetapi menunjuk pada kematian kedua / penghukuman kekal di neraka.

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.

0 Lazarus dan Orang Kaya (2)

Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div



Lazarus dan Orang Kaya (2)

Bacalah  lebih dulu bagian 1

6)   Keadaan itu bersifat permanen / tidak bisa berubah (ay 25-26).


Ay 25-26: “(25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang”.


Orang kaya itu minta Abraham menyuruh Lazarus memberinya setetes air, tetapi Abraham menolak permintaan itu (ay 25), dan mengatakan bahwa ada jurang yang tak terseberangi di antara surga dan neraka, sehingga tidak ada yang bisa menyeberang, baik dari surga ke neraka maupun dari neraka ke surga (ay 26). Ini bukan hanya menunjukkan bahwa orang-orang di surga, seandainya mereka ingin, tak akan bisa membantu / meringankan penderitaan orang-orang yang ada di neraka, dan ini bahkan juga menunjukkan bahwa sekali masuk surga akan selama-lamanya di surga dan sekali masuk neraka akan selama-lamanya di neraka!

0 Lazarus dan Orang Kaya (1)

Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div



Lazarus dan Orang Kaya (1)


Luk 16:19-31 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hariia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.

I) Perumpamaan atau cerita yang betul-betul terjadi?

Para penafsir memperdebatkan apakah bagian ini merupakan suatu perumpamaan atau cerita yang betul-betul terjadi. Kebanyakan penafsir menganggap cerita ini sebagai perumpamaan, tetapi ada beberapa di sini mempunyai pandangan berbeda.

  • Wiersbe’s Expository Outlines (New Testament): “Luke did not say that this narrative was a parable; perhaps it was an actual occurrence” (= Lukas tidakmengatakan bahwa cerita ini adalah suatu perumpamaan; mungkin cerita ini merupakan suatu kejadian sungguh-sungguh).

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 6 Selesai)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 5]Sekarang Yohanes berkata bahwa untuk mengatakan kita mengenal Kristus, dan tidak menjalankan perintah-perintahnya adalah sebuah dusta. Itu adalah sebuah kebohongan  verbal. Orang yang  mengungkapkan demikian  sedang mengatakan sebuah dusta. Dia berkata, “ Aku mengenal Kristus.” Tetapi itu adalah sebuah  kebohongan. Dia tidak mengenal Dia. Dia tahu tentang Dia—tetapi hatinya tidak mengenal  Yesus sama sekali. Ini adalah sebuah dusta doktrinal, karena ini akan menjadi sebuah  kesesatan yang mengerikan untuk mengatakan bahwa seseorang yang hidup berkubang dalam dosa mengenal Kristus….. memiliki pertemanan karib dengan Juru selamat…. adalah sebuah dusta  dalam tindakan. Orang yang berkata,” Aku mengenal Dia,” dan kemudian pergi dan  melanggar perintah-perintah Kristus Siapakah, siapa yang  akan menjual Kristus seharga 30 keping  perak? Siapa, selain Yudas (Matius 26:14),  dia yang mengaku menjadi pengikut Yesus, muridnya, sekretaris pribadi Yesus, dan bendaharanya  ini adalah sebuah    profesi penghianat yang melahirkan dosa-dosa raksasa

Mereka ini menegosiasikan tagihan-tagihan fiktif. Mereka ini mencuri barang-barang kecil di toko. Mereka mencuri uang dari mesin kas. Mereka ini  memainkan  ukuran timbangan, dan menjual barang-barang dengan merek palsu—dan sepanjang mereka melakukan  hal-hal demikian mereka mengaku bahwa mereka  mengenal
Kristus
.

Hatinya tertuju kepada Tuhan, sedemikian tulusnya. Ini saja  tidaklah cukup jika tidak ada sebuah   sasaran konstan serta  langgeng untuk menggenapi perintah-perintah-Nya dalam kehidupan kita. Bergantung pada hal ini, Saudara-Saudara,  bahwa kerinduan untuk  patuh dalam keseharian terhadap Kristus adalah akar dari 999 dari setiap  1000 keraguan-keraguan dan ketakutan-ketakutan. Akar-akar ketakutan kita ada didalam dosa-dosa kita. Selidikilah di sana, dan anda pasti akan menemukan  penyebab masalah jiwa. Saya  sangat meyakini  seorang anak Tuhan berjalan dalam kegelapan kerena dia tidak mematuhi Firman Tuhan. Ambilah kalimat itu   menjadi motomu dimana ibu Yesus  telah mengatakannya kepada pelayan-pelayan pada pernikahan Kana di Galilea—"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yohanes 2:5).

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 5)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 4]..."Kasih itu menuntunku kepada kepatuhan, dan kepatuhan itu   membangun dalam diriku kegairahan dan semangat… Kamu akan  menyanyi dengan teramat bersemangat akan  Anugerah-Nya yang cuma-cuma yang membuatmu mengenal Dia, mengenal  kedaulatan-nya, mengenal kasih-Nya yang khusus, yang merangkulmu…


Apakah kamu menginginkan  penghiburan yang manis ini untuk   hati nurani yang gelisah?...
.”  Resepnya  ada dalam menjalankan perintah-perintah-Nya bahwa ini adalah kondisi utuh dari sebuah  kesehatan jiwa yang dinikmati …

Jika Kristus telah mengatakan hal ini --(  Yesus ada mengatakan hal senada dengan 1 Yohanes 2:3, dalam Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”;  Yohanes 14:21Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku” ; Yohanes 14:23Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku “ ; Yohanes 15:10Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku)--, saya tidak akan berani  mencela, mendebat, atau mempertanyakannya, apalagi memberontak ……

Dikarenakan kejatuhan manusia kita tidak dapat secara sempurna menjalankan perintah-perintah Kristus, tetapi hati  menyimpan perintah-perintah itu sebagai standard kemurnian. Satu-satunya hasrat orang Kristen adalah menjadi seperti Kristus…..



II.
Setelah membentangkan soal yang dikemukan, kita akan  melanjutkan untuk membicarakan DUA KARAKTER YANG DIPOTRET DIDALAM TEKS. Sehubungan dengan  satu hal—mereka yang  mengetahui bahwa mereka mengenal Dia. Kita telah diberitahukan bagaimana mereka  mengetahui bahwa mereka mengenal Dia---“Kita tahu bahwa kita mengenal Dia, jika kita  melakukan perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 2:3).


Beberapa orang –orang Kristen yang  memang mengenal Kristus mengalami keraguan-keraguan yang hebat terkait apakah mereka mengenal Dia. Ini  tidak boleh  terjadi. Ini sebuah soal yang  terlampau serius untuk  dibiarkan terjadi atau diterka-terka. Saya percaya bahwa ada orang-orang yang diselamatkan yang tidak  mengetahui sebuah kepastian bahwa mereka diselamatkan. Mereka memunculkan  pertanyaan yang  kerap tidak pernah harus menjadi sebuah pertanyaan.

0 BUAH-BUAH KEJATUHAN (Bagian 2 -Selesai)



Untuk  memiliki pengertian yang lebih baik atas artikel ini, sangat dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu bagian 1 dan  Kejatuhan Manusia

Kerusuhan London beberapa tahun lalu

Minggu ini  seorang  sahabatku menunjukan kepadaku hikmat teguran Tuhan. Betapa mudahnya bagi Tuhan untuk melakukan  koreksi atas Kain dengan membandingkan dia dengan Habel. Begitulah cara kita para orang tua kerap kali  menangani disiplin anak-anak kita. Tetapi Tuhan tidak berkata “Mengapa engkau tidak  menyembahku seperti yang dilakukan saudaramu Habel?” Tuhan menunjukan   standard yang telah Tuhan tetapkan kepada Kain, bukan pada teladan saudaranya, Namun demikian, Kain menghubungkannya. Persembahan Kain tidak  diterima; Habel diterima. Tuhan dengan lemah lembut menegur Kain dan  telah menginstruksikannya bahwa cara untuk mendapatkan perkenanan-Nya adalah tunduk kepada cara ilahi dalam mendekat kepada Tuhan. Kain telah menyimpulkan bahwa solusi untuk menyingkirkan pesaingnya—adalah membunuh saudaranya.

Satu hal harus jelas. Bukan korban persembahan  yang menjadi masalah. Lebih dari itu, pada orangnya yang berupaya untuk menyampaikan persembahan. Musa memberitahukan kepada kita,


“maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya” (kejadian 4:4b,5a).

0 BUAH-BUAH KEJATUHAN (Bagian 1)



Oleh : Bob Deffinbaugh

Untuk  memiliki pengertian yang lebih baik atas artikel ini, sangat dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu : Kejatuhan Manusia




Pengantar

Ketika kita berdosa, kita kerap  melakukannya dengan  pengharapan yang sia-sia bahwa kita akan memiliki  kenikmatan dalam jumlah yang maksimal dan penghukuman yang minimum. Akan tetapi, hal yang  seperti ini jarang  terjadi.


Saya suatu kali pernah mendengarkan kisah seorang pria dan isterinya yang  memutuskan untuk pergi ke bioskop drive-in. Mereka    berpikir bahwa harganya terlalu mahal dan  merencanakan untuk menyampaikan keberatan kepada manajemen  bioskop. Ketika  mereka  sudah tidak jauh dari bioskop tersebut, sang suami masuk kedalam bagasi mobil. Kesepakatannya memang demikian bahwa isterinya akan mengeluarkan suaminya  setelah sang isteri sudah masuk kedalam teater.


Semuanya meleset,  setidaknya rencana itu berhasil sejauh mendapatkan tiket masuk. Tetapi  ketika si isteri  menghampiri bagasi mobil untuk mengeluarkan sang suami, dia  menyadari bahwa kunci bagasi ada di  dompet sang suami. Dal keputus asaan dia harus memanggil manajer bioskop, polis, dan  tim penyelamat. Mereka tidak menonton  filem serta juga tidak bisa membuka bagasi. Seperti inilah jalan dosa. Perjalanannya pendek dan harganya mahal.

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 3 SELESAI)


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini  dan bagian 2 di sini

Oleh : Keith Krell, Ph.D


2. Kita Tidak Benar, Tetapi Tuhan Benar ( Roma 3:5-8)


Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan Paulus dalam Roma 3:5-8 menyingkapkan sebuah   respon  memberontak terhadap  dakwaan dosa yang dilontarkan Paulus dan kecamannya terhadap pembenaran  diri sendiri.  Ayat-ayat ini mendemonstrasikan penghukuman Tuhan yang benar atas orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan memberontak[Lihat juga  Deffinbaugh, “Condemning Questions.”]. Pada Roma 3:5 :”Tetapi jika ketidakbenaran kita  mendemonstrasikan kebenaran Tuhan, apa yang akan kita katakan? Tuhan yang murka tidak benar, benarkah? (Aku berbicara sebagai manusia)”.[ Paulus akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut dalam  Rom 6:1-14.]. Walaupun keberatan ini telah diduga, namun absurd dan penuh dosa, Frasa “ apa yang akan kita katakan?”  ditemukan sebanyak tujuh kali dalam kitab Roma dan tidak ditemukan pada bagian lain manapun di Perjanjian Baru[ Lihat  Rom 3:5; 4:1; 6:1; 7:7; 8:31; 9:14, 30.].

0 “Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 2 Selesai



Bacalah terlebih dahulu  bagian 1 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell
3. Kasih adalah Prioritas Puncak Kehidupan (Matius 22:37-40)
.

Pada Matius 22, Yesus  kala itu sedang berbicara kepada sebuah kelompok yang terdiri dari pemimpin-pemimpin agama, seorang pakar hukum agama,   menanyai Yesus, apakah perintah yang terbesar. Dia mengajukan pertanyaan ini dalam upaya menjatuhkan Dia melalui jawaban yang akan diberikannya. Yesus menjawab, “KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU"[Ayat-ayat paralel, Mark 12:30 dan  Lukas 10:27,  memiliki tambahan  “dan dengan segenap kekuatanmu.”]. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”Apakah maksudnya mengasihi Tuhan? Tidakkah ini bermakna memiliki  luapan emosi bergejolak, yang meledak-ledak seperti jarimu yang menghentak-hentakan  tuts piano? Tidakkah ini  bermakna untuk hidup dengan memiliki rasa atau sensasi aneh yang berkitar pada tengkukmu? Apakah ini bermakna menjadi dipenuhi, sepanjang waktu, dengan berbagai pemikiran  yang hangat tentang Tuhan? Rasul Yohanes  telah mencatat jawaban Yesus terkait pertanyaan ini dalam Yohanes 14:21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes juga menulis, dalam 1 Yohanes 5:3a,” Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.”

0 “Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 1

Bacalah terlebih dahulu :  Siapakah Yesus?



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Sepasang anak muda, keduanya buta, berjalan saling bergandeng tangan menyeberangi sebuah perempatan yang sibuk. Mobil-mobil lalu lalang tanpa  henti dari segala arah. Masing-masing mengetuk trotoar dengan sebuah tongkat putih sambil berupaya menyeberangi  jalan tersebut.  Menjadi seram bagi semua yang menyaksikannya, pasangan yang buta ini mulai membelok ke tengah-tengah persimpangan. Tak menyadari bahayanya, mereka terus berjalan langsung  ke arah  datangnya mobil-mobil. Pada saat itu, setiap mobil dari setiap arah menghentikan mobilnya secara simultan dengan suara berdecit melengking. Seorang pengemudi truk  melongokkan kepalanya dari  jendela dan berteriak “ke kananmu!ke kananmu!”  Orang lain turut berteriak,”ke kananmu!” Tanpa kehilangan langkah, pasangan itu  kembali ke kanan  dan kembali ke arah yang benar, mengetuk dengan tongkat mereka dan mendengarkan  teriakan-teriakan dari para pengemudi. Mereka berhasil menyeberang ke sisi jalan satunya tanpa insiden, masih saling bergandeng tangan.

0 Neraka : Spiritual atau Sungguh-Sungguh Sebuah Tempat atau Keduanya?

Oleh : Daniel B. Wallace,Ph.D

Judul  diatas  merupakan sebuah respon atas pertanyaan apakah neraka semata pemisahan rohani dari Tuhan atau  apakah sebuah tempat penghukuman jasmaniah yang dialami secara sadar.

Secara langsung, pertanyaan ini  mengenai  apakah kita semestinya menginterpretasikan Alkitab secara harfiah pada bagian-bagian yang mengulas neraka. Bandingkan   khususnya dengan Wahyu 20:10 ,” dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.  Kitab Wahyu berbicara tentang neraka pada dasarnya lebih banyak daripada kitab lainnya, akan tetapi bahasa kitab ini agak simbolik. Terkadang sebuah interpretasi diberikan oleh  seorang malaikat: ketika interpretasi diberikan oleh malaikat, kita tidak seharusnya mencari interpretasi lainnya. Tetapi  dalam bahasan kali ini  bukan ini  masalahnya. Namun demikian dalam menginterpretasikan simbolisme pada kitab Wahyu dan pada Alkitab sebagai sebuah keseluruhan, kita harus selalu camkan dalam benak kita satu faktor kunci : gambaran melambangkan sesuatu. Jadi, sebagai contoh, seseorang tidak dapat begitu saja mengambil 1000-tahun kerajaan dan tujuh tahun  kesulitan besar dan berkata bahwa kedua peristiwa tersebut merujuk pada sebuah masa yang panjang. Penggalian  arti lebih  lanjut diperlukan.

0 Apakah Neraka Sungguh-Sungguh Berlangsung Abadi?


Oleh : Travis Allen
Director of Internet Ministry

Satu pandangan yang kelihatannya menunjukan pertumbuhan yang kuat dewasa ini dikalangan  evangelical adalah annihilationism. Ada sejumlah  variasi kecil, namun pandangan ini pada dasarnya mengajarkan bahwa Tuhan pada akhirnya akan melenyapkan orang-orang tidak percaya dari eksistensinya. Beberapa Annihilationist memberikan  ruang untuk murka ilahi tetapi mereka tidak membolehkan hal itu berlanjut hingga danau api. Dengan kata lain, mereka tidak  akan mengizinkan Tuhan melakukan penghukuman dalam kekuatan penuh, yang kekal, penghukuman yang nyata/dialami secara sadar. Bagi mereka, danau api adalah tempat   yang sepenuhnya membakar dan pada akhirnya memusnahkan orang-orang berdosa. Apakah mereka melihat kematian sebagai akhir, ataukah mereka melihat penyiksaan-penyiksaan neraka sebagai yang berdurasi terbatas, hasilnya sama saja—sebuah penyangkalan neraka yang kekal.

0 Apa yang Alkitab Katakan Mengenai Neraka




Oleh : Sid Litke

Fakta-Fakta Utama Mengenai Kekekalan
(1). Setiap orang akan berada dalam kekekalan baik di surga atau neraka :

  • Daniel 12:2-3
    Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
     
  • Matius 25:46
    Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." 
  • Yohanes 5:28Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya
  • Wahyu 20:14,15
    Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9