F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (4)


Oleh Martin Simamora

Yesus Kristus: “Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."


Tidak Ada yang Kebal, Semua Harus Berhati-Hati
Penyimpangan hingga terjadi apa yang disebut sebagai penyesatan harus dipandang sebagai keadaan yang tak terelakan dan merupakan kekinian di setiap waktu. Kepada setiap murid-murid-Nya, Yesus Sang Kristus telah memberikan peringatan yang menunjukan keadaan penyesatan tidak terjadi untuk sesaat pada sebuah kala tertentu tetapi sebuah problem yang akan tumbuh silih berganti di sepanjang waktu, dan karena itu perintah-Nya kepada kita semua adalah: HATI-HATI.

Ini adalah perintah yang disertai “early warning” atau “peringatan dini” lengkap dengan indikator-indikatornya dan setiap murid diminta untuk memperhatikannya di setiap waktu dengan sikap penuh perhatian dan ketaatan terhadap instruksi ini:

Markus 13:22-23 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."

Penyesatan dengan penyesatannya jangan pernah dipandang sebagai hal ringan seolah hanya akan mampu memperdaya orang-orang Kristen yang lemah sebab tak memiliki kehidupan berjemaat yang sehat untuk mampu memiliki pertumbuhan dan pengenalan dengan Kristus pada keseharian hidupnya dalam sebuah pernaungan jemaat lokal.

Peringatan Sang Kristus bahkan secara definitif memperlihatkan pada kita bahwa kuasa penyesat dan penyesatan melalui ajaran dan praktik-praktik hidup dan spiritualnya mampu bahkan memperdaya –jika mampu- orang-orang pilihan. “Sekiranya mungkin” adalah sebuah keadaan yang begitu genting namun tak satupun juga yang menyadari bahayanya sekalipun sudah dinasehati, sudah ditunjukan penyimpangannya melalui firman, kecuali intervensi Allah untuk menjaga keamanan orang-orang pilihan. Bagaimanapun  jemaat  tak akan lebih kuat daripada penyesat dan penyesatan jika bukan Allah yang menolong mereka.

Bisakah anda membayangkan pesona apakah yang dimiliki para penyesat sehingga bahkan orang-orang pilihan dalam derajat tertentu tak kebal juga dari pengaruh penyesat dengan penyesatannya.

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (3)


Oleh Martin Simamora
Yesus Kristus:”lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”


Penyesat Dan penyesatan Dalam Pandangan Yesus
Apakah Yesus Kristus pernah mengajarkan secara khusus mengenai bahaya atau resiko yang dipaparkan oleh penyesat beserta penyesatan ajaran dan kebenaran-Nya, sebagai satu pokok yang mutlak diperhatikan oleh para murid-murid-Nya? Jawaban untuk ini adalah ya. Tetapi jawaban ya ini, bukan sekedar sebuah jawaban normatif dan datar, karena jawaban Yesus sangat tegas dan tanpa ruang kompromi. Tidak akan anda dapatkan satu bentuk kebersahajaan pada diri Yesus ketika menjumpai penyimpangan. Mari kita melihat terlebih dahulu melihat reaksi Yesus terhadap penyimpangan baik dalam praktik kehidupan ibadah dan beriman serta ajaran-ajaran:

Yohanes 2:13-18Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"

Teks diatas menunjukan reaksi Yesus terhadap salah satu bentuk penyimpangan yang kali ini tidak berkaitan secara langsung dengan doktrin atau ajaran, tetapi praktik-praktik kehidupan beribadah (rohani) yang dihidupi oleh para pemimpin dan jemaat Tuhan.  Sangat tegas dan tanpa ruang kompromi, bahkan ini adalah catatan tersendiri yang menunjukan betapa kerasnya Yesus menyikapi penyimpangan: Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua. Tentunya ini menimbulkan penentangan keras dengan mempertanyakan dasar penghakiman Yesus atas mereka:tunjukan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian? Jawaban Yesus akan menunjukan lebih dari sekedar bahwa Ia berkuasa dan berotoritas untuk melakukannya tetapi menunjukan bahwa satu-satunya dasar penghakiman adalah segala sesuatu yang dinyatakannya sebagai kebenaran yang akan menghakimi atau menyelamatkan umat manusia: Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19).

0 Hiduplah Secara Bijak: Tebuslah Waktu! (2 selesai)


Oleh: P.A.

Apakah Anda Mempergunakan Waktu, “Waktu Hidupmu?”
Embed from Getty Images

Kata WAKTU (Yunani=Kairos) lebih baik diterjemahkan PELUANG dan merujuk pada sebuah periode waktu yang telah pasti dan definitif dimana sesuatu dapat diselesaikan sehingga tidak dapat diselesaikan setelah waktunya berlalu. Gagasan kairos bukan “waktu jam/clock time” (Yunani=Kronos) tetapi  merujuk pada semacam “kesempatan-kesempatan kerajaan.” Wuest menyatakan lebih lanjut bahwa gagasan Paulus bukan untuk mempergunakan waktu dalam cara terbaik yang dapat kita upayakan, bahwa apa yang yang seharusnya kita lakukan dalam maksud tidak menyia-nyiakannya, tetapi mempergunakan keunggulan melekat pada PELUANG-PELUANG yaitu menghadirkan dirinya sendiri bagi kita. Bacalah terus untuk mendapatkan gambaran utuhnya.

Waktu atau peluang untuk menghasilkan buah adalah MUSIM semi (kairos) yang mana pohon menghasilkan buah, sangat berbeda dengan akhir musim gugur, ketika tidak akan ada sama sekali pohon berbuah. Dan karenanya kairos adalah waktu dimana Allah mengalokasikan pada setiap orang percaya untuk menghasilkan buah bagi mereka sendiri “buah rohani.” Kebenaran ini memanggil kita untuk “Merebut Hari Tersebut” (Carpe Diem) karena “Waktu pergi berlalu” (Tempus fugit). Sebagaimana dikemukakan Horace Mann: “Kehilangan kemarin, di suatu tempat  di antara matahari terbit dan matahari terbenam, dua waktu emas, masing-masing waktu tersebut memiliki rangkaian enam puluh berlian menit. Tidak ada hadiah yang ditawarkan, karena 60 menit itu akan berlalu selama-lamanya.” Kairos menggambarkan waktu terbaik untuk melakukan sesuatu, momen ketika situasi melingkupinya paling pas. Kairos dapat berupa sebuah momen atau sebuah musim, tetapi selalu merujuk pada waktu-waktu spesifik dimana peluang dalam  keadaan matang, oleh sebab itulah ketika waktu berlalu, demikian juga peluangnya-“peluang hanya mengetuk satu kali.”

Kata PELUANG/OPPORTUNITY berasal dari bahasa Latin “ob portu”. Dalam era kuno sebelum ada pelabuhan-pelabuhan  laut moderen seperti sekarang ini, kapal-kapal laut harus menanti waktu/saat berombak yang berbahaya untuk berlalu pergi sebelum kapal-kapal  sandar dermaga secara aman. Jadi “OB PORTU”, digambarkan sebagai kapal menantikan waktu UNTUK BERLABUH,” siap untuk merebut momen krusial ketika  kapal dapat melayari perairan laut berombak yang telah aman ke dermaga. 

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (2)


Oleh: Martin Simamora

Rasul Paulus: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Para Rasul 20:28)
Embed from Getty Images

Serigala-Serigala Ganas Namun Tidak Mudah Dikenali
Penyesat dan penyesatan itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai problem ringan dalam pandangan gereja mula-mula, aplagi  dipandang semacam demokrasi dalam pluralisme ajaran-ajaran dalam dunia Kristen. sejak era gereja purba. Para rasul pada pertumbuhan dan perkembangan Kristen perdana memiliki tanggungjawab penggembalaan yang tak main-main dalam menjaga kesehatan dan kemurnian iman jemaat Tuhan dengan bukan saja teladan hidup dan praktik iman yang benar dan kudus tetapi memberikan pondasi yang kudus yaitu ajaran-ajaran Kristen yang membawa mereka kepada pengenalan Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dari Allah bagi manusia. Mengajar mereka agar semakin bertumbuh dan dewasa. Pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman di sini bukan saja soal karakter yang memuliakan Tuhan, namun juga mutlak bertumbuh dan makin dewasa dalam soal ajaran, perhatikan misal nasihat ini: Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:11-14).

Apakah pentingnya jemaat atau orang-orang Kristen memiliki ajaran-ajaran yang mendewasakan, sehingga mereka semakin kokoh dalam iman terkait ajaran? Karena salah satu problem yang paling menghancurkan kesehatan  dan kekudusan iman adalah ajaran-ajaran yang cemar. Ajaran-ajaran yang nampaknya spiritual, nampaknya kudus, nampaknya membawa ketaatan kepada perintah-perintah kudus, tetapi pada faktanya bukan ajaran yang diteruskan oleh para rasul Yesus Kristus. Seperti pada bagian sebelumnya, saya sudah tunjukan mengapa segala ajaran harus diujikan pada apa yang telah diajarkan dan diteruskan oleh para rasul dalam terang Roh Kudus.

0 Hiduplah Secara Bijak: Tebuslah Waktu! (1)


Oleh: P.A.

Apakah Anda Mempergunakan Waktu, “Waktu Hidupmu?”

Sebelum melanjutkan membaca, berhentilah sejenak dan buatlah sebuah daftar berisikan hal-hal yang anda sangat hargai dalam hidupmu. Tak diragukan Allah, Yesus, keluarga, dan seterusnya akan berada di tempat teratas dalam daftarmu. Tetapi apakah anda memasukan WAKTU dalam daftarmu?

Efesus 5:15-16 telah disebut sebaga kunci Alkitab untuk MANAJEMEN WAKTU. Dalam nas ini Paul memerintahkan semua orang percaya:

Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."(Efesus 5:14) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Efesus 5:15)

Paulus menggunakan tiga kata Yunani atau frasa yang sangat instruktif, pertama merupakan perintah untuk “memperhatikan dengan seksama” (secara hati-hati/cermat- dalam bentuk present imperative=perintah untuk melakukan ini sebagai sikap gaya hidup yang penuh keawasan terhadap bahaya-bahaya) bagaimana kamu berjalan.” Gagasannya adalah kita sebagai orang percaya diperintahkan untuk secara terus-menerus memperhatikan, penuh keawasan, waspada, untuk membedakan dengan Roh yang memampukan visi. Perintah ini yang memanggil kita untuk secara terus- menerus hidup secara bijak dan secara terus-menerus bergantung pada dan dipenuhi dengan atau dikontrol oleh Roh Kudus:

Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang


Oleh: Martin Simamora

Bukan Berkompromi Tetapi Nyatakanlah Kebenaran-Nya Walau Itu Memahitkan Bagi Mereka yang Menolak
 Embed from Getty Images
Tidak Ada Vaksinnya
Saya berpendapat bahwa problem-problem ajaran menyimpang tidak dapat diatasi dengan sebuah formula tertentu yang jika diaplikasikan oleh setiap orang Kristen maka niscaya dia akan kebal begitu saja. Sejarah sejak gereja purba telah menunjukan bahwa ajaran-ajaran sesat dan problemnya senantiasa menjadi perhatian yang serius untuk diatasi dan disolusikan dengan segala resikonya.Gereja purba memang memperlihatkan sikap yang tegas dan tak main-main ketika ajaran-ajaran sesat berupaya secara laten dan sistematis menyimpangkan dasar-dasar iman Kristen yang teguh, perhatikan kasus-kasus berikut ini:

Belajar Kebenaran pada Konsili Yerusalem

0 Orang-Orang Percaya Adalah Mahakarya Allah


Oleh: P.A.

Poeima- Karya Cipta Allah

Tahukah Anda?
Jika anda ada didalam Kristus oleh kasih karunia melalui iman: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (Efesus 2:8-9), tahukah anda apa yang Allah katakan mengenai anda dalam Efesus 2:10? Anda adalah “karya cipta”-Nya, “mahakarya” Allah, yang telah diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, yang telah Allah persiapkan sebelumnya sehingga kita sepatutnyalah berjalan di dalam pekerjaan-pekerjaan baik tersebut.’ Kata Yunani untuk karya cipta tangan adalah poiema yang memberikan kepada perbendaharaan kosa kata Inggris: poem dan poetry. Poeima bermakna “sesuatu yang telah dibuat” dan dalam konteks adalah sesuatu yang telah dibuat oleh Allah sendiri. Sebagai sebuah ciptaan baru yang telah diciptakan dalam cara yang penuh keahlian dan penuh dengan seni/keindahan dalam Kristus Yesus: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2Korintus 5:17), pernahkan anda merenungkan akan hidup barumu sebagai sebuah karya dari “penulis (poetry) ilahi?”

0 Kata Teragung Dari Manusia Terakbar Pada Hari Termulia


Oleh: P.A.

Tetelestai  “Sudah Selesai”

Embed from Getty Images
 


Satu Kata Teragung
Kata yang dapat diterjemahkan menjadi “sudah dibayar penuh”, dalam bahasa Yunani hanya terdiri satu kata-Tetelestai! Ini adalah kata teragung  yang diucapkan oleh Manusia Terakbar pada hari termulia dalam  segala kekekalan! Satu kata, tetapi tidak pernah ada satu kata dilontarkan yang telah mengubah begitu hebat sejarah dan takdir umat manusia. Dalam bahasa Latin tetelestai diterjemahkan dengan dua kata “consummatum est”  (sudah selesai seutuhnya). Yesus telah mengucapkan 7  perkataan pada salib itu, Tetelestai adalah ucapannya yang secara langsung berdampingan dengan “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”


Apakah Bapa Berkata Amin Kepada Tetelestai?

0 Pahlawan Besar & Kegagalannya


Oleh: Martin Simamora

Musa
Embed from Getty Images
Tongkat Di Tangannya
Apakah yang dapat kita katakan mengenai Musa? Apakah ia seorang pahlawan ataukah seorang manusia yang gagal? Apapun jawaban anda baik jika anda menjawabnya pahlawan ataukah menjawabnya manusia gagal, adalah jawaban yang benar. Kalau anda mengatakan bahwa ia adalah seorang pahlawan, ini adalah kebenaran sebab ia  boleh dikatakan sebagai seorang jenderal yang menaklukan  bala tentara superpower pertama di dunia dengan cara menghempaskannya di dasar  Laut Merah (Keluaran 14:28), tetapi bukan saja ia adalah pahlawan dalam cara demikian, sebab Surat Ibrani memasukan Musa ke dalam daftar pahlawan iman (Ibrani 11:23-26). Iapun adalah manusia gagal dalam cara yang teramat tragis dan sangat menyedihkan karena dua hal yaitu pada bagaimana atau mengapa ia gagal dan pada bagaimana atau mengapa ia dipanggil dihadapan dan  oleh Allah:

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga : Di Imperium Babel Allah Memperlihatkan Bahwa Ia Berdaulat Walau Kelihatannya Sebaliknya(4)

Oleh:Martin Simamora
Allah Di Sorga Turun Ke Dunia Mengatasi  Segala Kuasa Pemerintahan Dunia & Terlibat Penuh Daulat Menuliskan Sejarah

Embed from Getty Images
Daniel Diantara Kerajaan babel- Allah yang Berdaulat- Israel dan Yerusalem yang Terjajah
Bukan hal yang menyukakan bagi Daniel sebagai seorang Ibrani yang bangsawan dalam penjajahan imperium Babel sementara ia sendiri memiliki posisi yang mulia di antara para orang-orang bijaksana kerajaan tersebut. Ia sangat terkemuka di antara orang-orang Kasdim; diantara para ahli jampi dan ahli sihir. Hatinya, pikirannya, jiwanya berkecamuk melihat realita yang pahit menimpa bangsanya, sementara ia sangat memahami bahwa bangsanya telah melakukan kesalahan yang teramat besar dihadapan Allah. Berapa lama lagi, kapan dan bagaimana pemulihan itu akan terjadi? Sebagai seorang nabi yang sangat terkemuka di imperium Babel, sementara ia sendiiri begitu diberkati Allah untuk melayani para raja sehubungan maksud Allah yang begitu berdaulat atas para raja Babel yang berkuasa menjajah Yerusalem, Daniel sama sekali tak memiliki pewahyuan yang bagaimanapun mengenai  masa depan Israel: kapankah bangsa ini menerima pengampunan atas segala dosa dan pelanggaran, pemulihan? Ini sebuah kesulitan yang sangat besar karena Daniel sangat menyadari bahwa tidak ada satupun ketentuan hukum Taurat yang dapat dilakukan sehingga bangsanya menerima pengampunan dan pemulihan.  Inilah yang menjelaskan mengapa sebagai nabi, ia harus bergantung penuh pada apa yang dikemukakan oleh para nabi terdahulu. Daniel memperhatikan apa yang dikemukakan oleh para nabi terdahulu:

Daniel 9:1-6Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.

Daniel di sini, pada teks di atas tersebut menyatakan posisinya di hadapan Allah dan sekaligus di dalam sejarah yang sedang berlangsung dan menimpa bukan saja dirinya tetapi kerajaan Yehuda dan Yerusalem. Posisi dirinya dalam memandang dan menjelaskan realitas yang tidak dimiliki berdasarkan pewahyuan personalnya tetapi berdasarkan kumpulan kitab terutama pada apa yang telah dinyatakan oleh Allah kepada nabi Yeremia tentang sebuah peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang terkait timbunan puing Yerusalem, sebuah realitas yang permulaan penggenapannya terjadi di era Daniel: aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem`

Apakah yang telah dituliskan oleh nabi Yeremia sehingga Daniel memahami dan mengakui bahwa peristiwa memilukan yang dialami Yerusalem dalam pendudukan/penjajahan imperium Babel adalah peristiwa yang telah disabdakan sebelumnya oleh Allah untuk kelak terjadi di masa melampaui era nabi Yeremia itu sendiri? Mari kita memperhatikan catatan nabi tersebut dalam kitab  Yeremia:

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga : Belsyazar yang Berkuasa Penuh Dalam Horor Tangan Tanpa Tubuh Di Tembok (3)



Oleh: Martin Simamora


Ketika Kuasa Maha Raja Di Bumi Melangkahi Ketetapan Allah: Ia Mengutus Punggung Tangan Untuk Bersabda

Ketika Pesta Maha Raja Melangkahi Ketetapan Allah
Episode panjang Daniel didalam kerajaan Babel sang penakluk kerajaan-kerajaan, menjadikannya sebagai sosok yang melayani beberapa raja terkemuka dalam kerajaan tersebut. Sejarahnya dalam melayani para raja terdahulu telah membuatnya sebagai seorang Ibrani yang sangat diperhitungkan diantara para ahli jampi dan ahli sihir kerajaan walaupun ia sama sekali bukan kedua-duanya, selain seorang yang mengenal dan mengabdi kepada satu-satunya Yang Mahakuasa (YHWH). Episode kali ini merupakan salah satu episode dalam keseluruhan Alkitab (Kejadian-Wahyu) yang secara frontal menyingkapkan kedaulatan Allah atas seorang maha raja  dalam cara yang sangat keras dan dan memperlihatkan bahwa Ia adalah Allah yang tak surut kemuliaan dan kebenarannya sementara realitas umat Tuhan sangat pilu dalam penjajahan yang merupakan ketetapan. Ketetapan yang jika dilawan akan mendatangkan murka-Nya yang tak main-main, seperti ini:



Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi.-II Raja-Raja 24:1-


Sebagai sebuah kerajaan yang begitu digjaya dan maha raja yang memiliki kekuasaan yang melintasi berbagai kekuasaan dan wilayah di muka bumi, maka salah satu momentum yang paling tepat untuk menunjukan kebesarannya adalah pesta. Bukan pesta yang biasa tetapi yang kemegahannya dikemilaukan dengan kehadiran orang-orang yang mulia dan pantas untuk masuk ke dalam pesta sang maha raja:

Daniel 5:1Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.
Ini adalah sebuah pesta selazimnya pesta raja-raja yang pasti akan menggambarkan kemuliaan dan kekuasaannya dimana  segala kesenangan dan segala kemauan apapun juga sejauh dalam jangkauan dan dominasi kekuasaannya akan terwujud tanpa ada manusia yang dapat mencegah dan apalagi menasihatinya terkait etika, moralitas dan apalagi spiritualitas. Inipun diperlihatkan dalam pesta maha raja Belsyazar:

Daniel 5:2-4Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.

0 Ketika Krisis Ekonomi Membuat Kehidupan Lebih Buruk Daripada Kemiskinan Itu Sendiri



Oleh: Martin Simamora


Berikanlah Kami Pada Hari Ini Makanan Kami yang Secukupnya

After a day of working manual labor, Paredes, who was a lawyer in Venezuela, returned home in Princes Town. Paredes, 40, also has a doctoral degree- The Washington Post.com

Ketika Uang Sama Sekali Tak Menarik Untuk Dicuri Bagi Para Pencuri
Pernahkah anda membayangkan untuk sungguh-sungguh berdoa bagi berkat jasmaniahmu kepada Tuhan dalam sebuah ketulusan atau mungkin keterdesakan seperti ini: berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya? Secara normal dan berdasarkan kemampuan manusia untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari akan sukar untuk menemukan konteks keadaan yang akan membuat seseorang berdoa secara tulus atau barangkali dalam keterdesakan yang mungkin untuk terjadi, sehingga itu menjadi sebuah baris kalimat doa yang sungguh mulia dan mahal bagi kelangsungan hidupnya. Pernahkan anda membayangkan dalam hidup ini, bahkan anda akan mendapatkan uang bahkan tidak bernilai sama sekali sehingga sungguh amat mewah untuk memiliki sekaleng Sarden atau Makarel? Sukar bukan untuk membayangkannya. Atau, pernahkah anda dapat membayangkan bahwa para pencuri di seanteoro negaramu bahkan tak lagi tertarik untuk merampok tumpukan-tumpukan uangmu dalam lemari besi rumahmu, sekalipun anda menawarkannya demi mempertahankan sekaleng Makarelmu untuk anak-anakmu pada hari itu? Adakah yang siap untuk menerima realita bahwa mata uangmu terhadap mata uang dolar hanya senilai USD0,0001? Itu sebabnya  pencuri di seantero negaramu sudah tak berminat lagi dengan mata uang nasionalmu karena hanyalah seonggok kertas tak berharga!

Apakah mungkin dalam dunia kita kini atau dalam kekontemporeran di era saya, doa sebagaimana diajarkan Yesus itu sungguh benar divinitas dan sungguh substantif bagi saya dan anda? Kita memerlukan fakta kontemporer yang dapat membantu kita memahami dan memasuki realitas yang membuat baris doa tersebut sungguh mulia, karena itu mari kita memperhatikan situasi-situasi dibawah berikut ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9