F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Dalam Pelukan Kasih Allah

Oleh: Martin Simamora

Kala Allah Menguntaikan Cinta-Nya Kepadamu, Takkan Terputus dan Tak ada Yang Dapat Memutuskannya. Percayakah?
(Refleksi)

Harus dikatakan  bahwa berbicara tentang cinta adalah hal tersukar bagi manusia untuk memahaminya bukan sekedar kehidupan puitis belaka, tetapi faktual. Tak sukar untuk menemukan pandangan-pandangan  yang menyangsikan akan keabadian cinta, bahkan termasuk pernikahan. Akan begitu mudah untuk mengatakan bahwa berharap kehangatan cinta itu, pada suami isteri adalah sebuah kehidupan mengawang-awang. Tak kecuali orang Kristen, pendeta? Bahkan menjadi begitu diperbudak dengan dunia ini beserta segala hasratnya. Mengatakan mencintai dalam kesetiaan dan keabadian dan kesucian jelas bukan hasrat dunia ini, walau didambakan. Sungguh kehidupan yang menggenaskan, gelap dan membuat manusia dalam kesendirian, gelisah, sendirian walau berdua-bertiga-berempat dalam canda, tawa, cengkrama penuh gelak tawa, sebab.... sejenak kemudian... lenyap, bagaikan hantu pergi melesat meninggalkan  ceruk yang begitu dalam dan hampa didalam jiwa manusia. Apakah yang dikatakan Yesus sebagai pemberian tersucinya bagi para murid-murid yang dikasihi-Nya? Dengarkanlah dikedalam sanubari anda, dan semoga ketika anda membacanya ada getar-getar nada cinta membelai jiwamu yang terdalam, saya berdoa sungguh. Ya…Bapa, saya berdoa agar kiranya kasih cintamu yang kekal dan kudus menjamah  siapapun yang Kaucintai:

Yohanes 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu

Saya, anda dan siapapun anda tak akan memiliki perbendaharaan cinta atau pengalaman mencintai dan dicintai bahkan pendambaan untuk dicintai yang bagaimanapun untuk melanda dirimu dan memelukmu erat-erat….erat sehingga jiwamu tak gersang dan damai jiwamu kala Yesus mulai berbicara tentang cinta.

0 Hidup Di Dalam Dunia Yang Dijejali Ketakadilan

Oleh: Martin Simamora


 Ketika Allah  Mempertontonkannya
(Refleksi)

Habakuk adalah nabi yang harus menghadapi dan menatapi secara amat lekat akan setiap hal yang tak dikehendaki setiap manusia:

Habakuk 1:2-4 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu:"Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.


Takkah ini begitu dekat dengan realita kehidupan kita sehari-hari? Dalam pemberitaan tv, koran dan media elektronik/internet begitu mudah untuk menonton: kekerasan, pertikaian, hukum kehilangan kekuatannya, orang fasik mengepung orang benar, sehingga keadilan muncul terbalik?


Itulah dunia Habakuk yang pada hakikatnya menceritakan juga dunia kita saat ini, bahkan di negeri kita sendiri. Frustasi adalah kealamian yang akan menimpa setiap orang yang percaya bahwa TUHAN adalah mahakuasa dan berdaulat penuh, tak kecuali Habakuk: “berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak tetapi tidak Kaudengar?

Berapa lamakah engkau memperjuangkan keadilan bagi dirimu atau keluargamu, atau komunitas yang kauwakili namun tak jua sukses, sekalipun sudah bertahun-tahun…tapi tak jua membuahkan….  atau apapun juga hal lainnya? Tak jua Tuhan menjawab??

0 Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian 3

Oleh: Martin Simamora

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Jika, siapapun anda memperhatikan Yohanes 8:24 dan Yohanes 16:9, itu bahkan menunjukan juga atau mencakup orang-orang yang menolak Kristus didalam hatinya: “menginsafkan akan dosa” dan tetap: tidak percaya; seperti Yesus berbicara baik-baik kepada orang banyak untuk menginsafkan betapa pentingnya/absolutnya dirinya itu bagi keselamatan manusia, dan perhatikan ini, mereka yang secara baik-baik meninggalkannya, tanda menolak dirinya dan tidak mengadakan perlawanan yang frontal dan membahayakan, misalkan saja pada peristiwa ini:

Yohanes 6:60,66 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.


Bagi Yesus, apakah seseorang itu mengundurkan diri dari imannya kepada Yesus secara santun; apakah seseorang itu menolak Yesus secara santun atau dalam pertimbangan penuh dengan akal budinya dan  kemudian tetap menghormatinya dan para pengikutnya, itu sama sekali tak menunjukan setitik saja hal yang baik. Sebaliknya Yesus menunjukan bahwa perkataan yang diucapkannya tidak memberikan hidup, sebab Roh tidak bekerja atas orang tersebut untuk memberikan hidup. Mengapa ada diantara mereka yang tak percaya dalam keimanan sejati-yang mana Yesus telah lebih dahulu mengetahuinya- dalam sebuah pemberitaan Injil Kristus? Yesus menjelaskan hal ini: disebabkan Bapa-Nya sendiri adalah penentu peristiwa keselamatan seorang manusia, keselamatan itu sendiri, perjalanan keselamatan dan kegenapannya.


Perhatikanlah penjelasan Yesus ini:
Yohanes 6:61-66 "Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia."

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g6- Selesai)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g5


Yesus bukan saja menunjukan siapakah dia, namun apa yang juga begitu pentingnya bagi dunia ini, yaitu menunjukan bagaimanakah keadaan manusia itu di hadapan Allah. Tak satupun manusia yang dapat menunjukan kehakikatannya adalah mahkluk-mahkluk mati terhadap kehendak dan menggenapi kudus Allah. Manusia tak memiliki suara-suara didalam jiwanya sendiri untuk memerintahkan pada dirinya dalam kuasa penuh: datangilah Yesus dan ikutilah dia, apapun juga yang dikehendakinya. Yesus juga menunjukan ketakberdayaan manusia itu untuk mendengar dan melakukan; untuk menaati dan bertekun di dalam ketaatannya, sebab tak ada kehidupan pada jiwanya yang sehakikat dengan kehendak Allah. Begitu jauh dan begitu dalamnya ketakterjangkauan jiwa manusia itu untuk menyambut perintah-Nya, sekalipun Sang Kerajaan Allah begitu dekat, yang berbunyi: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya-Matius 7:13.” Tragedi manusia yang dianggap abstrak, kini begitu otentik. Kejatuhan Adam yang dikatakan menjalari seluruh generasi manusia:

Roma 5:12,14 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang

Memang dipertontonkan begitu keras oleh Yesus dalam khotbah-Nya di bukit.


Memang benar, semua manusia setelah Adam tidak berbuat dosa sebagaimana Adam telah lakukan, tetapi tegas dinyatakan bahwa dosa bukan sekedar soal perbuatan yang melanggar ketetapan Allah,tetapi momentum berkuasanya maut atas segenap manusia. Maut mencengkram semua manusia. Itu sebabnya dalam epistel Ibrani, kematian Yesus begitu bertaut dengan problem abadi bagi manusia yang mustahil ditanggulanginya: “maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut-Ibrani 2:14, atau dalam  ucapan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yoh 5:24.”

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (3)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D - Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Peran Kritisme Tekstual Dalam Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Transmisional”

-

Bacalah lebih dulu bagian 2

3.Metathesis
Ini melibatkan sebuah pertukaran yang tidak disengaja dalam urutan-urutan huruf atau kata yang tepat. Sebagai contoh, pada gulungan Laut Mati IQIsa  pada akhir Yesaya 32:19 lebih menuliskan frasa “the forest will fall” ketimbang “the city is leveled completely” pada pembacaan MT yang telah dikoreksi. Dapat terjadi demikian sebab kata untuk “forest” (ya’ar) dituliskan dengan konsonan-konsonan yang sama dengan untuk kata “kota” (‘ir).Disebabkan kata kerja tispal (yang bermakna “is leveled completely”) dalam bentuk feminin dan ya’ar adalah maskulin, kata untuk “city”—yang bentuk feminin- adalah satu-satunya pembacaan yang mungkin. Tetapi kebingungan pada juru salin gulungan Laut Mati Yesaya dapat dipahami, sebab kata ya’ar muncul mendahului anak kalimat dalam ayat ini:”though hail flattens the forest [hayya’ar].”


Namun demikian, dalam Yehezkiel 42:16, secara nyata MT yang salah, membaca, “five cubits rods” (hames-emot qanim) bukannya membaca “five hundred rods” (hames me’ot qanim), yang pengoreksiannya telah diindikasikan oleh para Masoret dengan meletakan tanda titik-titik vokal bersama dengan kata untuk “hundreds” bukan dengan kata untuk “cubits.” Pada Alkitab LXX, Vulgata Latin, dan semua versi Alkitab lainnya, membaca “five hundred” di sini ketimbang “five cubits.”

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g5)

Oleh: Martin Simamora


kredit: thewealthfountain.com
Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g4

Wujud kebedaan [Matius 7:28-29] Yesus dengan ahli-ahli Taurat lainnya adalah penekanan satu-satunya pada kesempurnaan Bapa didalam maksud dan didalam pewujudan maksud Bapa itu yang bersemayam di dalam diri Kristus (kehendak diri Kristus, sejatinya tak pernah eksis oleh sebab kehendak Bapa yang memerintah absolut), berlangsung sempurna dan berdaulat yang terpancar dari perkataan [Yohanes 12:49] dan berbagai pewujudan di dalam tindakan-tindakan [Yohanes 4:34, 6:38, 8:29, 17:4] olehnya. Dengan demikian Yesus kala berada di bumi, bukan sekedar Guru yang mengajarkan kitab suci atau seorang nabi yang mensyi’arkan agama, seolah ia adalah murid dari seorang  atau salah satu nabi besar. Kala Ia berkata, semacam ini: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,” maka jelas Yesus sedang mengunjukan dirinya adalah Yang Berkuasa  bukan saja melakukan tetapi menyelesaikan atau menuntaskan pekerjaan Allah atau apa yang hanya berkuasa untuk dilakukan Allah. “Menyelesaikan pekerjaan-Nya,” dengan demikian adalah ke-Tuhan-annya, tanpa perlu berkata: “lihat Aku ini Tuhan.” Karena Allah pada hakikatnya bukan Allah yang  hanya  bercakap atau berbicara, tetapi berfirman (dengan demikian berfirman itu tak terpisahkan dengan kuasa untuk menggenapi apa yang dikehendaki firman itu sendiri) atau  bekerja mewujudkan segala ketetapan-ketetapan-Nya. Yesus dengan demikian, berdasarkan perbuatan dan perkataannya dengan demikian menunjukan ke-siapa-an dirinya dihadapan semua manusia. Tak ada sedikitpun kejengahan bagi dirinya sendiri untuk menuturkan perihal dirinya dalam kemuliaan dan kemartabatan Allah Sang Pencipta Langit Bumi, seperti ini: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga - Yohanes 5:17.” Tak ada satu saja ruang penghakiman yang bisa dimunculkan baginya.

0 Teror Sarinah

Oleh: Martin Simamora

Menggugat Tuhan & Menyembah Teror Yang Mahakuasa
(refleksi)

Baku Tembak Polisi vs kelompok teroris di kawasan Sarinah - Jakarta- kredit: detik.com
Kalau sebuah kebahagiaan merengkuh manusia, maka Tuhan begitu sempurna di matanya. Sempurna sebab Ia berlaku sungguh-sungguh Tuhan. Tetapi Jikalau kemalapetakaan yang memeluk dirimu, maka Tuhan begitu tak sempurna di matanya, sebab Ia memang hanya Tuhan yang lembek dan tak berotot kekar, dan lagi bertangan halus. Ia tak terbiasa bekerja keras dan canggung dengan brutalisme manusia-manusia biadab. Maka ketuk palu anda bagi Allah, adalah: Ia tak benar-benar berkuasa; Ia tak benar-benar sanggup mengintervensi pada setiap hal kala manusia-manusia brutal dan biadab yang bermain di panggung dunia ini. Sungguh, Ia Tuhan yang payah. Dan itulah sebagian iman yang tumbuh subur dan begitu berbahagia dielukan oleh  definisi otaknya yang bisa menua dan membusuk dibawa tanah. Tetapi bukankah ini tabiat purba yang sudah begitu lama dibuai oleh Iblis bapa segala dusta.


Tapi jangan kuatir, anda tak sendirian kok. Karena sejak jaman purba keadaan keberiman model seperti inilah yang dikecam oleh Kristus, bahkan tak sudi ia memenuhi hasrat manusia-manusia yang bermotif kesejahteraan dan keamanan kekal di dunia. Mari lihat dua episode ini:

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (2)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D - Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Peran Kritisme Tekstual Dalam Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Transmisional”



Bacalah lebih dulu bagian1

Dalam diskusi sebelumnya kita telah beberapa kali merujuk pada peran kritisme tekstual dalam memahami kesalahan-kesalahan para penyalin teks dalam pentransmisian teks biblikal. Sehingga pembaca dapat memiliki sejumlah pemahaman pada metodologi yang digunakan oleh para pakar didalam menangani penyimpangan-penyimpangan semacam ini, yang bahkan muncul pada manuskrip-manuskrip terawal dan yang masih bertahan ada hingga kini, kita akan mengindikasikan garis-garis panduan yang harus diikuti untuk memecahkan problem-problem semacam ini. Prosedur-prosedur standard untuk menghadapi kesalahan-kesalahan transmisional berlaku bagi semua dokumen-dokumen purba, apakah sekular atau suci; tetapi tentu saja ada karakteristik-karaterisktik khusus yang berhubungan dengan bahasa-bahasa biblikal. Hal-hal tersebut mencakup pembentukan huruf-huruf Ibrani sehubungan dengan bahasa itu berkembang dari periode awal hingga masa-masa lebih belakang, beserta dengan perkenalan bertahap huruf-huruf vokal(seperti konsonan-konsonan yang yang mengindikasikan suara-suara vokal yang manakah atau jumlah-jumlah vokal yang harus digunakan dalam kata-kata). Dalam kasus Perjanjian Baru, yang dituliskan dalam sebuah bahasa yang menggunakan karakter-karakter vokal serta juga konsonan-konsonan (Yunani Koine), perubahan-perubahan didalam bentuk huruf juga dapat menimbulkan kekeliruan salin dalam perjalanan beberapa generasi para juru salin.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g4)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g3

Sekarang, Yesus secara sangat tajam memandang kepada mereka yang telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat 7:9-11." 


Ini adalah sebuah pengajaran  yang menakjubkan pada 2 realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,” sebuah relasi di dalam kematian, yang menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah. Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari bagaikananjing dan babi terhadap mutiara dan barang kudus menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua: Yesus mengajarkan bahwa  fondasi hubungan anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah  percaya atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah  Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun yang  terbaik dari-Nya untuk diterima oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga


Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga” adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (1)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Prosedur-Prosedur Yang Direkomendasikan Kala Berurusan Dengan Kesukaran-Kesukaran Alkitab”



Ilustrasi - kredit: Bumblebees Can Fly
Higher Than Mount Everest, Scientists Find
| National Geographic (blogs)


Dalam berurusan dengan problem-problem Alkitab pada jenis apapun, apakah dalam hal-hal faktual (fakta yang ada atau terjadi) atau dalam  hal doktrinal, adalah baik untuk mengikuti pedoman-pedoman dalam menentukan solusi. Inilah yang paling mudah dilakukan oleh mereka yang mempelajari Alkitab dalam cara penuh kecermatan dan penuh ketekunan untuk mengingat firman Tuhan. Beberapa pedoman tersebut adalah sebagai berikut:


1.Jadilah yang memiliki pertimbangan kokoh sepenuhnya didalam benakmu sendiri bahwa sebuah penjelasan memadai yang diperlukan itu ada, bahkan sekalipun anda belum juga menemukannya. Seorang  insinyur aerodinamika bisa jadi tidak memahami bagaimana seekor lebah Bumblebee [dari genus bombus-tambahan oleh editor] dapat terbang; namun demikian ia mempercayai bahwa pasti ada sebuah penjelasan memadai untuk  kemampuan terbangnya yang  baik karena, sebagaimana bukti menyatakan, serangga jenis ini memang dapat terbang! Demikian jugalah kita dapat memiliki keyakinan diri yang penuh bahwa  Penulis Ilahi telah menjaga penulis manusia pada setiap kitab pada Alkitab dari kesalahan atau kekeliruan selagi Ia sedang menuliskan manuskrip asli  teks kudus.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g3)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g2

“Pohon” Yesus Kristus sejak mula dalam pengajarannya di bukit, sudah menunjukan penghakiman beserta penghukumannya yang begitu tajam terhadap semua “pohon” kebenaran yang berasal dari dunia,  kesemuanya itu berasal dari  bawah dan, bagi Yesus, hanya dirinya dan pengajarannya yang berasal dari atas. Sang Kristus,dengan demikian, menyatakan bahwa dia adalah Tuan atas segala perkataannya, bahwa Ia adalah Tuhan atas segenap perkataannya -berkuasa untuk mengajar/memerintahkan apa yang dikatakannya sebagai yang secara sempurna ia sendiri menggenapinya, berkuasa untuk menghakiman segala apapun yang berada diluar dirinya dan menolak kebenarannya dalam cara yang sesantun sekalipun.

Dalam hal tersebut, kesempurnaan hukum atau kehendak Allah yang kudus tak lagi dijumpai dan terletak dalam huruf-huruf  hukum Taurat dan kitab-kitab nabi [Yohanes 5:39-40], tetapi pada diri  Yesus sebagai penggenap dan perkataan Yesus yang adalah hukum dan kehendak Allah kudus yang sempurna- perkataannya adalah firman yang tertulis itu sendiri [ Yohanes 5:46-47]. Sehingga,  firman  kehendak Allah yang sempurna dan kudus itu kini hadir atau menghadirkan dirinya dihadapan  para manusia sebagai Dia yang secara langsung bersabda. Sang Kudus dihadapan semua manusia yang berdosa. Inilah dia Sang Kristus kala hadir atau datang ke dunia ini, inilah dia adanya kala mengajar dan menghakiman segala sesuatu di dalam pengajarannya di bukit kala itu.


Kehadiran Allah, yang megah, di puncak gunung Sinai, sekarang terjadi kembali, tetapi tidak perlu ada yang mati seketika sehingga meregang nyawa karena mendekat kepada Allah [Keluaran 19:9-12] yang sedang meyabdakan segenap hukum dan segenap kehendak-Nya yang kudus berkat Sang Firman yang datang mengambil wujud manusia yang membungkus segenap kemuliaan-Nya dalam tubuh daging yang dirajut oleh Roh Kudus [Ibrani: 1:6,10:5; Mat 1:18; Luk 1:35] di dalam kandungan ibu-Nya, Maria.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g2)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g1

Ketika Allah disebut atau dipanggil sebagai Bapa, itu bukan sebuah pendekatan atau belaka cara pandang manusia terhadap Allah, bahwa Ia begitu dekat dalam sebuah jeritan harapan manusia untuk melihat-Nya demikian [yang mana ini sebuah hal yang begitu tersembunyi di kedalaman perut bumi, bagi jiwa manusia untuk sampai memandang Allah demikian, jika bukan sebuah mujizat!], menurut penilaian atau pengimanan jiwa manusia saja. Bukan, ini bukan soal emosional, soal psikologis, soal kasih yang berteriak dari bumi untuk membuka sorga! Tetapi, karena Yesus membawa masuk dan menyelenggarakan sebuah relasi dan kesatuan yang mustahil untuk dialami oleh manusia berdasarkan upaya manusia [bacalah Yohanes 6:37-38; Yohanes 5:20] :

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu- Yoh 15:9


Perhatikan baik-baik, menjadi percaya atau beriman kepada Yesus Kristus dengan demikian disebut oleh Kristus, itu, bukanlah sebuah religiusitas atau spiritualitas yang dibangun berdasarkan teks-teks suci yang secara luar biasa dipelihara oleh Sang Empunya Firman, tetapi oleh sebuah kasih Allah dan tindakan kasih Allah. Kitab Suci  tanpa “Allah yang mengasihimu dan mengajakmu tinggal di dalam Kasih-Nya yang berasal dari Sorga dan lahir dari Bapa,” maka anda bagaikan orang buta dan tuli, bahkan dapat menjadi begitu bodohnya. Tanpa memiliki Kristus, Alkitab hanyalah buku yang menghantarkanmu dalam sebuah kepastian ke  neraka abadi! Dengarkanlah dia yang berkata:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan, usaha keras manusia dalam ikhtiar terkudusnyapun tak melahirkan hidup yang didambakannya: hidup kekal bersama Allah yang menciptakannya: “menyelidiki Kitab-kitab Suci… menyangka mempunyai hidup yang kekal.”

Apakah bukti tertinggi ketakberdayaan manusia terhadap keselamatannya sendiri? Bahkan untuk sekedar menghakimi sesama saja, manusia tak ada  yang melakukannya sebagai yang tak bersalah. Semua bersalah, semua berdosa, bahkan kepekatan dosa manusia terdemonstrasikan kala manusia melakukan penghakiman, sebagaimana Yesus menunjukan:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9