F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Peran Warga Gereja. Show all posts
Showing posts with label Peran Warga Gereja. Show all posts

0 Belajar & Memahami Apa Sebenarnya yang Terjadi Di Venezuela



Oleh: Martin Simamora


Ketika Pemerintah Bereksperimen dengan: Sistem Ekonomi yang Baru & Redominasi Mata Uang, Berpikir Lebih Baik Daripada Sistem Kapitalis Barat Namun Salah Urus &  Korupsi Tak Terkendali



Ketika Menajemen dan Sistem Pemerintahan Negaramu Gagal



Bayangkanlah jika perdana menteri atau presiden sebuah negara secara mendadak mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mendevaluasi mata uangnya sebesar 96 persen, meningkatkan upah minimum sebesar 6.000 persen; membayarkan upah karyawan semua bisnis rakyatnya sejumlah jutaan pekerja selama tiga bulan; lalu mengikatkan mata uang dengan sebuah mata uang crypto yang ajaib itu; mempersiapkan penjatahan bahan bakar; dan mengenakan pajak sebesar 0,7 persen pada transaksi-transaksi finansial yang besar. Ini akan menjadi sebuah tindakan gila sebuah negara yang sedang runtuh.

Bagi rakyat Venezuela yang mengalami penderitaan panjang, itu adalah tahap terakhir eksperimen megah sistem sosialis yang dilakukan oleh Negara. Presiden Nicolas Maduro baru saja mengeluarkan sebuah mata uang baru, yang disebut ‘bolivars yang berdaulat’. Gagasan awalnya, mata uang ini akan seperti mata uang lama, tetapi dengan membuang 3 nol. Tetapi ketika hiperinflasi terjadi diluar kendali pemerintah, maka pemerintah memutuskan membuang 5 nol ( Redominasi mata uang).

Rencana baru Maduro tersebut, dimaksudkan untuk menjadikan Venezuela berubah menjadi sebuah kekuatan ekonomi besar, pada peluncurannya, mereka yang mengambil uang di mesin-mesin atm bank, mendapatkan pembatasan yang hanya membolehkan mereka menarik 10 bolivars yang berdaulat per hari. Ini, mereka dapatkan, hanyalah bagian akhir dari apa yang disebut Maduro ‘formulanya yang secara menakjubkan impresif’ untuk merestorasi ekonomi. Bagi banyak orang Venezuela, masyarakat dari sebuah negara yang sebelumnya  ekonomi terkuat di Amerika Latin, ini terasa bukan sama sekali formula yang menakjubkan, hanya lebih menyengsarakan.

1 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (4)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?
Sebelumnya: Bagian3



Demokrasi, Apakah Itu?
Kata demokrasi begitu akrab di telinga kita sehingga menjadi sebuah kosa kata yang tak mewah untuk diucapkan dalam obrolan sehari-hari hingga di layar-layar televisi kita di rumah. Tetapi apakah demokrasi itu sebenarnya? Dalam ilmu Politik ada 2 pendekatan untuk menjelaskannya, mengenali pendekatan-pendekatan tersebut, kita akan menjadi lebih tepat dalam memahami fenomena-fenomena politik yang gegap gempita di tengah-tengah masyarakat kita.

Prosedural & Substantif
Dalam definisi-definisi politik ada 2 tipe definisinya: definisi ‘prosedural’ dan definisi ‘substantif’. Robert Dahl (1971) memulai definisi demokrasi adalah mengenai kesetaraan politik dan memberikan setiap orang sebuah kesetaraan suara dalam mengemukakan pendapat bagaimana sebuah negara seharusnya diperintah. Ia kemudian memperinci apakah prosedur-prosedur atau institusi-institusi yang dibutuhkan untuk menghantarkan kesetaraan politik demokrasi. Merujuk pada definisi Dahl, jika salah satu karakteristik ini tidak ada, maka masyarakat tersebut disebut non demokrasi:

●Pemilu-pemilu yang bebas dan adil
●Hak universal untuk ikut memilih dalam pemilihan politik
●Kebijakan-kebijakan  sebuah pemerintah keluar berdasarkan pada hasil pemilu
●Warga Negara memilik hak untuk menjadi kandidat-kandidat
●Kebebasan ekspresi dan informasi
●Kebebasan untuk berorganisasi

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (3)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?




Sebelumnya: Bagian2


Pilihan Rasional Anda Sebagai Pemilih?
Memahami Mengapa Memilih A dan Bukan Memilih B, dan Seterusnya
Apakah maksudnya?  Asumsi permulaan pilihan rasional dalam ilmu politik adalah, bahwa aktor-aktor politik seperti para pemilih, para politisi, partai-partai, atau kelompok-kelompok kepentingan- berperilaku ‘secara rasional’. Secara rasional dalam konteks ini tidak berarti bahwa aktor-aktor tersebut selalu secara cermat mengkalkulasi biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari setiap keputusan yang mereka buat. Sebaliknya, secara rasional, maksudnya bahwa para aktor telah memiliki seperangkat preferensi-preferensi yang telah dapat diidentifikasikan pada hasil-hasil kebijakan atau political, dan manakala diperhadapkan dengan sebuah pilihan politik, para aktor politik tersebut akan cenderung untuk memilih opsi yang mereka  lebih sukai (yang memberikan mereka ‘utilitas’ paling tinggi). Jadi, sebagai contoh, jika seorang pemilih lebih menyukai Partai A daripada Partai B dan lebih menyukai Partai B daripada Partai C, tetapi masih belum ada kandidat dari Partai A yang muncul dalam sebuah pemilihan tertentu, pemilih tersebut secara rasional memilih Partai B daripada Partai C.

Para Pemilih Dalam “Dilemma Tawanan-Tawanan” Kala Berinteraksi Dengan Peluang-Peluang Politik Terbaik yang Diharapkannya

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (2)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?
Sebelumnya: Bagian1

Akan tetapi, hampir keseluruhan  paruh kedua abad keduapuluh, disiplin ilmu politik tetap terbagi dua antara serangkaian variasi pendekatan-pendekatan teoritikal dan metodologikal, yang bekerja hampir sama sekali terisosikan satu sama lainnya (Almond,1998). Sebagai contoh, satu grup ilmuwan telah mengadaptasi sejumlah gagasan-gagasan teoritikal tentang perilaku-perilaku aktor dalam ilmu ekonomi untuk dalam upaya untuk menjelaskan perilaku para pemilih, partai-partai politik, kelompok-kelompok kepentingan, para wakil rakyat/legislator/senator atau para birokrat. Ini berdasarkan pada apa yang telah diasumsikan oleh kelompok ilmuwan ini bahwa para aktor politik tersebut telah didorong oleh kepentingan diri sendiri dan kalkulasi-kalkulasi strategi, pendekatan ini kemudian dikenal sebagai “pendekatan pilihan rasional” dalam ilmu politik. Beberapa ilmuwan terkemuka dalam pendekatan ini adalah Kenneth Arrow, Anthony Downs, William Riker, Mancur Olson, William Niskanen dan Kenneth Shepsle.

Kelompok ilmuwan politik lainnya telah mengadaptasi gagasan-gagasan teoritikal baru dalam  ilmu Sosiologi tentang penentu-penentu sosial dan budaya pada perilaku dalam upaya untuk menjelaskan formasi negara-negara, perilaku dan organisasi partai-partai politik, bagaimana warga negara memilih dalam pemilihan umum, dan mengapa sejumlah negara menjadi negara-negara demokrasi yang stabil sementara lainnya tidak. Beberapa-beberapa pakar terkemuka dalam gagasan ini lebih condong pada pendekatan sosiologikal terhadap perilaku adalahSeymour Martin Lipset, Gabriel Almond, Philip Converse, Stein Rokkan, Samuel Huntington dan Arend Lijphart. Untuk mendemukan lebih banyak lagi pemikiran-pemikiran dan karya-karya ilmuwan-ilmuwan politik besar era 1950-an, 1960-an dan 1970-an, anda bisa menemukannya di internet dengan memasukan nama-nama mereka pada mesin-mesin pencari  di internet.

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (1)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?

Sebuah Pengantar yang Sangat Penting Bagi Kita Semua

Pada 17 Desember 2010, seorang pemuda di Tunisia bernama Mohamed Bouazizi membakar dirinya sendiri. Tindakannya tersebut merupakan protesnya terhadap penyitaan buah-buahan dan sayur-mayur dagangannya yang biasa dijajakannya di kaki lima, salah satu dari banyak bentuk pelecehan dan frutrasi yang telah dialami Bouazizi oleh aparatur Negara Tunisia. Pada malam itu kerusuhan-kerusuhan dan rentetan protes merebak disaentero ibukota Tunisia dalam amarah memuncak melihat ada seorang yang tersudutkan sehingga harus mengambil tindakan seperti itu. Protes kemudian berkembang sangat cepat menjadi sebuah  gerakan yang jauh lebih signifikan, berubah menjadi protes-protes anti pemerintah dan tidak lagi secara khusus berfokus pada apa yang dialami Bouazizi. Pada 13 Januari 2011, Mohsen Bouterfif, dalam  sebuah tindakan yang terlihat sangat menyerupai, menghidupkan api pada dirinya sendiri di sebuah kota kecil di provinsi Tebessa yang berbatasan langsung dengan Aljazair. Ia sedang memprotes ketakmampuannya untuk mendapatkan pekerjaan dan perumahan. Pada minggu sebelumnya, empat orang lainnya di Aljazair telah juga berupaya membakar dirinya sendiri dalam waktu bersamaan ketika negeri tersebut juga telah dilanda sejumlah kerusuhan dan ketegangan sipil di sejumlah tempat terpisah. Hanya dalam waktu empat hari kemudian, seorang pria Mesir membakar dirinya sendiri di luar gedung parlemen, kembali dalam protes menentang kondisi-kondisi ekonomi yang dialaminya dan frustrasinya terhadap kelambanan respon pemerintah terhadap masalah-masalahnya. Dalam 10 hari, protes-protes anti pemerintah dalam skala besar telah merebak di Kairo. Sebelum  berakhirnya bulan tersebut, Muammar Gadaffi di Libya telah secara terbuka menyatakan kegusarannya pada bangkitnya peristiwa-peristiwa yang melanda negara-negara tetangga di Afrika Utara.

0 Dunia Bukan Tanah yang Gembur Bagi Perdamaian & Keadilan



Oleh: Martin Simamora

Memahami Tirani Ketakberdayaan Moralitas Manusia Untuk Melenyapkan Konflik, Agar Hanya Damai Saja

Pengantar: Perilaku Janggal Manusia Dalam Membangun Perdamaian Di Dunia

Apa  yang tersaji dalam potret-potret di atas, jelas merupakan peristiwa yang sangat buruk bagi kemanusiaan dan bagi keamanan nasional yang ditegakan oleh pemerintah Republik Indonesia. Telah menjadi kewajiban negara untuk menegakan hukum dan memastikan keamanan dan ketahanan nasional negara kita ini terpelihara dan terjaga dengan baik. Tentu akan sulit membayangkan jika saja peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua itu tidak tertangani secara baik, mengabaikan hak-hak asasi manusia. Walau begitu jelas perlakuan yang begitu keji terhadap aparat keamanan, dapat saja membuat keputusan-keputusan yang dibuat menjadi terlampau emosional. Sepatutnyalah kita mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan hikmat dan kekuatan kepada aparat dan pemerintah kita, sehingga dapat menyelesaikan krisis tersebut secara tegas, namun penuh hikmat.

Dunia bukan tanah yang gembur bagi perdamaian, sebuah judul besar yang berupaya memotret berbagai fenomena yang janggal di dunia ini, bahwa damai dan konflik dalam segala rupanya, harus berkompetisi dalam sebuah rivalitas yang teramat sengit. Faktanya kadang damai dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan konflik sehingga pertikaian hingga bentrok dengan aparat keamanan, kadang harus menumpahkan darah.

Tentu saja dunia sangat mengenal baik, kalau damai harus menjadi sebuah keutamaan hidup peradaban manusia. Pada level negara, karenanya, keamanan dan kedamaian kehidupan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berpondasikan pada seperangkat undang-undang hukum dan aparat penegak hukum, agar tertib sosial, kepastian hukum dapat menjadi dasar bagi saya dan anda memiliki sebuah penghidupan yang paling asasi. Karena itulah, Alkitab pun menyinggung betapa pentingnya aspek-aspek penegakan hukum secara benar dan adil:

0 Catatan Kecil Kancah Politik Nasional 2018



Oleh: Martin Simamora, S.IP

Pancasila, Masihkah Dasar  Persatuan Hati Bagi Kita? Jika Tidak, Kita Akan Saling Merobek dan Saling Membinasakan

Mengapa Fenomena Politik Bisa Mengintimidasi?

Apa yang saya maksud dengan fenomena politik, adalah berbagai macam kegiatan atau aktivitas politik mulai dari yang diselenggarakan oleh negara seperti pilkada dan pilpres, hingga aktivitas bersifat organisasi kepartaian seperti pengkaderan, perekrutan, pemetaan konstituen dari tahun ke tahun, pemetaan kebutuhan sospolek konstituennya atau bahkan lebih luas lagi sehingga partai dapat secara kongkrit dan otentik menjawab kebutuhan dan mengembangkan program-program yang dapat memberikan kemajuan. Dan semua itu baik, produktif dan benar sejauh selaras dengan upaya memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang begitu multi-etnik.

Tetapi, tentu saja, kita harus mengakui kalau belakangan ini, kita sedang melihat perwajahan politik yang nampaknya mulai membahayakan. Fenomena-fenomena politik yang  bersalutkan intimidasi sebagai ekspresi perbedaan haluan atau orientasi politik, kian hari telah menjadi praktik sehari-hari yang lazim. Dan ini berbahaya sekali, ketika ini dibiarkan, sedang terjadi sebuah pergeseran kultur politik nasioanal yang pada awalnya bersifat kebangsaan yang satu, bangsa Indonesia, secara gradual menjadi bersifat keideologian yang tidak mengokohkan kebangsaan Indonesia satu dalam Pancasila dan Konstitusi 1945. Maksud saya, ketika fenomena politik semakin tajam meretakan kerekatan kesatuan dan persatuan bangsa dan eksistensi negara Kesatuan Republik Indonesia, kita sungguh-sungguh dalam bahaya yang tak terbayangkan bisa terjadi di negeri tercinta ini.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9