F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Corpus Delicti Orang Beriman. Show all posts
Showing posts with label Corpus Delicti Orang Beriman. Show all posts

0 Bagaimana Mungkin Hal Itu Terjadi?


Yang Diperbuat Yesus Agar Keselamatan Bagi Manusia Terpelihara Dalam Pemerintahan Kerajaan-Nya
Oleh: Martin Simamora


A.Kemuliaan yang Kumiliki
Salah satu kejanggalan terbesar dari begitu banyak yang bisa didaftarkan adalah saat Kristus membicarakan kemuliaan dirinya. Pertama-tama, ketaklazimannya mencuat bukan saja begitu menjulang tetapi menciptakan kontradiksi-kontradiksi yang tak mungkin untuk dikandung oleh seorang manusia sebagai kemanusiaan sejati yang sekaligus memiliki kedivinitasan yang sehakekat dengan Bapa. Injil Yohanes, misalnya kita ambil sejumlah cuplikan, memberikan catatan penting bagaimana Kristus menyingkapkan kemuliaan dirinya, mari kita perhatikan berikut ini:

Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada (Yohanes 17:5)

Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yohanes 16:26-28)

         
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yohanes 8:23-24)

         
Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (Yohanes 6:62)

Kemuliaan Yesus bukan semacam refleksi dari kemuliaan Dia yang lebih tinggi daripada Yesus Sang Kristus untuk diteruskannya—yang sedang dibicarakannya—tetapi kemuliaan dirinya sendiri yang berada dalam kekekalan sejak kekekalan dalam satu penekanan yang begitu sukar untuk dipahami: kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu

0 Bagi Manusia Hal Itu Tidak Mungkin


Apa Yang Harus Kuperbuat Untuk Memperoleh
Hidup Kekal?
Oleh: Martin Simamora

A.Percakapan Maha Penting Di Muka Bumi
Apakah yang mungkin akan ditanyakan seseorang kepada Yesus jika ia memiliki kesempatan untuk menemukannya? Seharusnya itu adalah hal yang maha penting dan itu akan merefleksikan apa yang sangat bernilai bagi  hidupnya. Saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk membaca sebuah bagian dalam injil yang memotretkan bagi kita sebuah percakapan maha penting tersebut, perhatikanlah dan bacalah:

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Markus 10:17)

Orang ini nampaknya mengetahui bahwa Yesus tak jauh dari posisinya saat itu dan jelas bahwa ia memiliki pengetahuan yang memadai untuk memastikan bahwa Yesus Kristus adalah orang yang begitu istimewa untuk dijadikan nara sumber maha penting terkait sebuah hal maha penting bagi hidupnya yang menjadi pengejaran yang tersuci bagi jiwanya. Ia, karena itu, tak hanya berlari-lari untuk mencegat perjalanan Yesus. Bukan bermaksud untuk tak sopan dan apalagi untuk mencobai Yesus, sebab baginya Yesus adalah seorang yang lebih dari sekedar terhormat sebagaimana diperlihatkan oleh bahasa tubuh dan lidahnya:…dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya; “Guru yang baik….  Ia mengejar Yesus dengan sebuah penghormatan teragung yang mungkin dilakukan baginya dan hampir dapat dipastikan inilah satu-satunya penghormatan teragung yang pernah diberikannya kepada seorang Rabbi. Pasti tidak akan pernah dilakukannya kepada yang lain. Mengapa dikatakan hampir dapat dipastikan inilah satu-satunya…, karena pengejaran yang demikian membawa muatan dalam jiwanya yang menjadi hal maha penting dan menggelisahkan jiwanya…terkait kepastian yang hendak dibangun berdasarkan dirinya sendiri: “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

0 Yesus Tahu


Ia Datang Dari Allah dan Kembali Kepada Allah
Oleh: Martin Simamora
 
Kredit: wafin.com
A.Yesus Kristus & Pembasuhan Kaki yang Melucuti Kegelapan Tersembunyi : Bisikan Iblis Ditelinga Yudas Iskariot
Memahami Yesus adalah hal yang paling krusial bagi manusia sekitarnya sebagai sebuah kealamian tanpa sebuah perintah untuk dikejar. Mereka-reka siapakah ia menjadi sebuah konten percakapan dan pergumulan banyak manusia, mulai dari konten politis hingga konten divinitas…bahkan siapakah ia manusia? Judul kepala yang saya pilih diatas: Yesus tahu, merupakan keping sangat penting dalam injil Yohanes pada peristiwa pembasuhan kaki murid-murid-Nya.  Apakah yang Ia ketahui? Kabar baik atau buruk? Sebaik dan seburuk apakah…dan apakah yang akan dilakukan Sang Kristus akan menjadi salah satu indikator penting mengenai Yesus Kristus.

Mari kita melihat sebuah catatan yang mencengangkan mengenai Yesus Kristus:
bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. (Yohanes 13:1)

catatan injil mengenainya yang berbunyi sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa bukan soal informasi divinitas tetapi sebuah realita keagungan diri Kristus yang berkolerasi secara sangat ketat dengan bumi yang membusungkan dadanya menentang dirinya secara sangat personal.  Di bumi ini ia begitu mengasihi murid-murid-Nya dan akan dilakukannya sampai kesudahannya. Menarik bukan sorotan satu ini, sebab peristiwa pembasuhan kaki murid-muridnya ini sedang memperhadapkan kuasa kasih Allah yang begitu besar kepada dunia ini dengan sebuah kuasa permusuhan dunia yang begitu besar kepada Allah. Ini hanya mungkin terwujud ketika Allah yang mengutus Firman menjelma menjadi manusia dengan sebuah konten kasih Allah yang begitu besar dan dunia tak dapat mencegah dan menggagalkannya. Ia mengasihi sampai kepada kesudahannya, sementara bagi banyak manusia begitu abstrak dan subyektif, namun Allah mendefinisikannya secara mutlak sehingga mampu melucuti maksud tergelap di dunia ini. Mari kita perhatikan peristiwa ini:

Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia (Yohanes 13:2)

0 Tetapi Yang Mahatinggi Tidak Diam


Dalam Dunia yang Berbuat Apapun  Kesukaannya & Menurut Kebenaran-Kebenarannya

Oleh: Martin Simamora
 
Kredit: Spiegel online- Perang Dunia Kedua
A. IA Tidak Diam
Kerap merupakan kejanggalan dan kegilaan bagi manusia untuk memandang realita dunia yang harus dihadapi Allah. Apakah IA tahu, peduli dan lebih jauh lagi…apakah IA benar-benar berdaulat dan berkuasa penuh atas kejadian atau peristiwa dan sejarah yang belum,sedang, akan terjadi…sehingga dapat dikatakan setiap peristiwa sejarah berada dalam kedaulatannya? Sementara itu, saya dan anda serta kita semua memiliki perspektif yang begitu miskin akan kehidupan Allah itu sendiri….sebab kita lebih kaya dalam keberlimpahan akan pengalaman-pengalaman hidup di dunia ini, membentuk jiwa dan pikiran ini sehingga sangat memahami kuasa-kuasa manusia dan pengaruh-pengaruhnya atas kehidupan ini. Apakah ia tirani, demokrat, sosialis, seorang baron? Kita masing-masing begitu fasih dalam memahami kekuatan kuasa-kuasa dunia ini sehingga menjadi kealamian bagi masing-masing kita untuk memiliki indrawi yang sangat kuat untuk mengakui kuasa-kuasa mereka, itulah sebabnya perilaku sosial kita dalam keseharian memancarkannya.

Dalam era Yesus, konflik dan bentrokannya sangat vulgar hingga mengucurkan darah kematian berwadahkan pemberontakan terhadap kasih Allah yang begitu besar. Yesus Kristus adalah lebih besar dari kuasa-kuasa apapun di dunia ini oleh sebab pertama-tama Yesus tidak datang untuk mengatasi semata kuasa-kuasa yang terlihat oleh mata, namun juga kuasa-kuasa yang tak terlihat dunia ini…mulai dari yang minor hingga yang mayor. Saya ingin mengajak anda untuk melihat beberapa eksemplar luar biasa bagaimana bentrokan-bentrokan berikut ini sungguh-sungguh mencengangkan setiap manusia yang melihat dan mengalaminya secara langsung:

Matius 8:28-29  Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.        
Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

0 Keburaman Manusia & Kemuliaan Tuhan


Mazmur 100: Pujian yang Mengaburkan  Manusia
Oleh:Martin Simamora

A.Sejak Semula Setiap Diri Manusia Tidak Memiliki Kegemilangan Diri yang Dapat Dipersembahkan
Mazmur 100 terlihat begitu biasa dan tidak memiliki impresi yang gemilang bagi kemanusiaan kita, sebab jika anda teliti memperhatikan mazmur ini, sama sekali tidak menyingkapkan bahwa  manusia memiliki potensi untuk berdiri sebagai sosok yang mungkin memiliki kegemilangan untuk bertahan dihadapan kemuliaan hadirat-Nya, Satu-satunya fokus adalah TUHAN, dunia harus memandang hanya kepada-Nya:

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! (Mazmur 100:1)

Seluruh bumi. Ini tidak main-main dalam menunjukan realitas dunia bahwa tidak ada satupun dan seorangpun yang berasal dari bumi ini dapat memiliki setitik kegemilangan yang bagaimanapun dihadapan Tuhan. Semua kegemilangan pasti datang dari Dia tak kecuali para nabi: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi” (Ibrani 1:2).

Mengapa seluruh bumi harus bersorak-sorak bagi TUHAN? Jawabannya terletak pada pengenalan akan Dia yang sangat intim, personal, begitu divinitas atau ilahi sehingga memberikan iluminasi yang gemilang bagi setiap manusia untuk mengetahui siapakah diri ini sesungguhnya di hadapan-Nya…jika ini yang terjadi maka apa yang lebih agung lagi akan dialami: Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita (Mazmur 100:3). Bagian ini adalah hal yang teragung…jika saja manusia mampu sedikit saja mendekati-Nya. Sayangnya Dia yang bertakhta dan memandang seluruh bumi hanya menemukan ini:

"Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1)

0 Apakah Tujuan Hidup Manusia Kristen?


Sebab Kamu Telah Dibeli dan Harganya Telah Lunas Dibayar
Oleh: Martin Simamora

A.Memahami Kehidupan Didalam Tuhan
Jika ditanyakan kepadaku dan anda, seperti apakah wujud otentik kehidupan didalam Tuhan itu? Pertanyaan ini harus dimengerti sebagai bukan sebuah retorika dan apalagi semacam gagasan atau pemikiran filosofis belaka yang tak lahir dari realitas…maksud saya bukan realitas saya dan anda tetapi apakah yang Tuhan adakan, sebab bicara kehidupan didalam Tuhan harus diakui bahwa memang Tuhan ada dan sedang mengadakan kehidupan bagi saya dan anda.

Rasul Paulus ketika membicarakan ini dalam suratnya 1 Korintus 6: 20 menunjukan bahwa kehidupan didalam Tuhan dan memahami natur dan konsekuensinya adalah sangat penting. Coba perhatikan ini:

1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah

Inilah natur diri seorang percaya! Bahwa seorang yang beriman kepada Yesus bukan saja percaya atau beriman secara kognitif tetapi Tuhan membawa roh seorang percaya itu masuk kedalam persekutuan dengan dirinya. Itu sebabnya saya dan anda sebagai seorang percaya memiliki sebuah natur ilahi yang berdampak bukan saja bagimu tetapi bagi sekelilingmu, yaitu natur diri ini: bahwa dirimu adalah bait Roh Kudus. Perhatikan bahwa ketika dikatakan bahwa dirimu adalah bait Tuhan, ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak senantiasa hadir sebagaimana halnya dengan bait sebagai bangunan fisik dalam indtroduksi diri Allah kepada umat manusia via bangsa Yahudi, tidak demikian sebab rasul Paulus menyatakan bahwa Roh Kudus itu diam di dalam kamu…lebih dipertajam lagi bahwa saya dan anda memiliki Roh Kudus sebagai sebuah pemberian Tuhan.

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (9)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Apa Yang Dilakukan Bapa, Itu Juga Yang Dilakukan Anak

Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 8

(5)Sehingga jika kita memperhatikan secara cermat dan seksama, sentral pemberitaan kabar baik adalah pertama-tama dan satu-satunya adalah mengenai diri sang mesias itu sendiri. Tanpa pemberitaan dirinya maka kitab suci tak akan berjumpa dengan penggenapannya, sebuah penggenapan yang tak mungkin terjadi di luar dan tanpa dirinya. Siapakah dirinya dan sepenting apakah diirnya, itu juga yang secara ultimat diangkat Yesus sebagai permulaan segala permulaan pemberitaan kabar baik dari mulutnya dan dalam pengajarannya. Perhatikan episode unik berikut ini:

Yohanes 8:17-18 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."

Yesus menyebutkan 2 saksi terkait siapakah dirinya, namun itu mencakup dirinya sendiri: “akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri”, hendak menunjukan bahwa di dunia ini tidak ada dan tidak mungkin ada satu manusia yang berkuasa bersaksi mengenai dirinya. Jadi tak juga ibunya, ayahnya, sahabat-sahabat kecilnya. Mengapa demikian? Itu karena siapakah Ia pada mulanya. Itu sebabnya Yesus berkata:“dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku,” bahkan malaikat-malaikat atau apapun makhluk sorgawi tak akan berkuasa bersaksi mengenai dirinya! Kita sudah pernah melihat sebuah momen mengenai hal ini: Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring (Yohanes 28:6). Sehigga jika kita ingin mengetahui kuasa kesaksian Yesus termasuk kedaulatan kuasa perkataannya atau mulutnya, maka secara sederhana dan tepat dapat dikatakan berkuasa atas dunia kini, dunia kematian dan dunia kebangkitan yang secara gamblang direpetisikan oleh malaikat dalam ungkapan yang sangat vulgar: Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.

0 Dasar Terkokoh Kehidupan Orang Kristen dalam Menghadapi Tantangan Zaman



Oleh: Martin Simamora

Mengenali Jati Diri Hidup Beriman Seorang Kristen, Sementara Menjalani Kehidupan yang Penuh Tantangan
Foto ilustrasi: americanalpineclub.org Allah tetap setia kepadamu dan mengasihimu walau anda satu kali dan beberapa kali  lagi dapat tergelincir selama berjalan mengikut Yesus hingga kesudahannya, sebagaimana pendaki gunung masih dapat tergelincir walau ia sedemikian rupa sangat berhati-hati dalam melangkahkan dan menginjakan kakinya pada jejakan dinding gunung sementara tubuhnya telah secara cermat dilindungi oleh tali tali dan kaitan-kaitan kokoh pada celah-celah dinding gunung yang terjal. Sekali waktu ia bisa tergelincir tetapi tidak sama sekali membuktikan jika demikian jangan lagi pernah mendaki gunung itu dan anda telah gagal sama sekali. Kehidupan beriman itu pada derajat lebih sederhana agak mirip dengan hal itu, bahwa tak sembarangan dan memerlukan dedikasi yang tak main-main. Karena itulah apa yang diperlukan  telah diberikan Yesus yaitu memiliki relasi dan  kepercayaan kepadanya sebagai gembala agung yang berkuasa atas jiwa. Jika pendaki gunung mengandalkan semua alat-alat proteksi dan tali-tali pelindung dari kejatuhan fatal dalam melakukan perjalanan ke puncak, mengapa kita tidak mengandalkan relasi dengan Yesus sebagai gembala agung kita sementara kita masih harus melakukan perjalanan hidup ini. Mengapa sampai berpikir Allah memiliki problem terhadap iblis terkait barang bukti yang tak memadai dalam penghakiman-Nya yang harus maha-adil dan mahakudus? Mengapa anda sampai berpikir sedemikian rendahnya terhadap karya Yesus itu?
Bacalah juga artikel ini : "Bisakah Aku?"
Kebenaran Iman Berdasarkan Penggembalaan-Nya
Tantangan  hidup senantiasa membutuhkan sebuah penyelesaian, atau serangkaian alternatif yang dapat dipilih berdasarkan rasionalitas dan peluang-peluang yang mungkin untuk diambil. Tetapi rasionalitas manusia memiliki keterbatasan terutama karena manusia memiliki aspek jiwa yang tak terpisahkan dari setiap proses rasionya dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan. Dalam setiap penyelesaian yang dipilih, siapapun pasti memiliki sebuah keoptimisan atau keyakinan yang tak lain semacam iman yang melahirkan pengharapan berlandaskan kalkulasi rasio, peluang dan tantangan. Jadi memang manusia memiliki kemampuan membangun pengharapan-pengharapan dan optimisme-optimisme dalam kehidupan ini. Lalu bagaimana dengan kebenaran iman dalam obyektivitas dunia yang memiliki natur tantangan, peluang dan sekaligus keterbatasan-keterbatasan, apakah iman Kristen itu membawa saya dan anda pada sebuah kejernihan yang lebih baik dalam mengenali jati diri sebagai manusia yang mampu mengatasi tantangan? Tetapi apakah iman Kristen bertujuan untuk mencerahkan jiwa dan  rasio sehingga tangguh dalam menghadapi tantangan zaman secara mandiri dalam kemanusiaannya yang rasional itu? Bagaimana iman Kristen memandu saya dan anda, misalkan, dalam menghadapi  problem ekonomi, tantangan politik atau bahkan yang lebih kecil lagi: problem keluarga. Kalau kita melihat pada Alkitab maka menjadi nyata bahwa pada kebenaran iman Kristen dalam menghadapi tantangan zaman, setiap orang Kristen malahan memiliki dasar yang kokoh untuk percaya pada keterlibatan Allah sementara beriman kerap diasumsikan sebagai sebuah keabstrakan yang kacau dan semata produk jiwa yang mencari kompensasi penyeimbang jiwa yang tertekan. Dengan kata lain, dalam iman seorang Kristen, Allah tidak pernah jauh atau meninggalkan saya dan anda sendirian saja dalam  menjalani kehidupan ini, seolah Allah hanya menjadi penonton yang baik.

Mari kita memperhatikan sejumlah episode yang memperlihatkan keterlibatan Allah pada kehidupa seorang yang beriman kepada Allah sumber keselamatan dan  yang menggembalakan umat-Nya:

▬Yosua 24:2-18 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun. Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga iapun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya. Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Beriman dalam kebenaran iman Kristen, bukan  serangkaian kata-kata positif sebagai bahan bakar atau suplemen jiwa untuk menjadi kuat/tegar dan  disegarkan kembali. Juga bukan semacam sugesti jiwa untuk mempertahankan keberimanan itu tetap prima demi menghindar situasi kehidupan tanpa beriman pada Tuhan. Beriman kepada Tuhan dalam kebenaran firman Tuhan bukan seperti itu, tetapi sebuah kehidupan yang mendewasakan untuk pertama-tama mengenal Tuhan itu adalah Gembala yang Baik sehingga karena mengenal dan digembalakan-Nya menjadi tahu mengapa harus menyerahkan hidup kedalam tangan-Nya. Dalam teks di atas ada pernyataan seperti ini: tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah. Ini sebuah relasi yang menghendaki kedewasaan yang tak main-main. Setiap orang, katanya memiliki kebebasan untuk memilih, tetapi pada teks ini, ada sebuah problem kebebasan untuk memilih atau ada sebuah problem rasio sebagai sebuah mekanisme pertimbangan untuk memilih secara jitu tanpa salah, karena faktanya kebebasan untuk memilih pada diri manusia memiliki problem yang serius di hadapan Allah, yaitu manusia memiliki kebodohan yang kronis ketika harus memilih antara Allah yang berkuasa untuk menggembalakan jiwa kepada kehidupan, atau allah yang tak berdaya menggembalakan jiwa kepada kehidupan.

0 Dan Ia berkata kepada mereka:



Oleh: Martin Simamora
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang”
(Renungan Jumat Agung)


Sebelum peristiwa salib berlangsung, satu peristiwa yang tak dipahami sedikitpun oleh para murid-Nya, namun diterima sebagai sebuah jamuan makan malam yang paling monumental yang belakangan akan menjelaskan bagi mereka sendiri keagungan maksud kematian dan kemuliaan Sang Mesias bagi banyak orang. Kita harus memperhatikan bahwa pada momen ini, Yesus menyingkapkan daya jangkau kematian kepada jiwa banyak orang yang akan datang. Mari kita terlebih dahulu melihat bagaimana Yesus Sang Mesias mendeklarasikan dirinya sebagai  mahamulia dihadapan dunia ini:

▀Markus 14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."

KJV  And as they did eat, Jesus took bread, and blessed, and brake it, and gave to them, and said, Take, eat: this is my body

Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Inilah perkataan yang sungguh membingungkan sekaligus perkataan yang keras untuk diterima banyak orang, sehingga banyak murid yang meninggalkannya dan tidak mengikutnya lagi:

Yohanes 6:51-52 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Yohanes 6:60,66  Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"… Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia

Bagaimana mungkin itu harus terjadi? Tetapi sebetulnya ini lebih besar daripada bagaimana mungkin. Pertanyaan seharusnya yang mesti diajukan adalah: mengapa Yesus sedemikian memutlakan tubuhnya dalam sebuah cara yang membuat siapapun tanpa diri Sang Mesias tidak akan menerima berkat keselamatan dalam sebuah ikatan janji keselamatan yang dimeteraikan dengan darahnya sendiri:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (36/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Dengan Jalan Demikian Allah Telah Menggenapkan Apa Yang Telah Difirmankan-Nya Dahulu

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Kamis, 9 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)

Bacalah lebih dulu: “bagian 35

Jika semua mau memperhatikan  dua tabel pertama dan satu tabel lainnya, maka begitu jelas terlihat apakah yang Yesus Sang Mesias miliki dan apakah yang tak dimiliki manusia dalam sebuah takaran yang tak dapat diukurkan oleh manusia. Sebab, siapakah yang sanggup menakarkan apa yang dimiliki Yesus menjadi satuan-satuan ukur yang dapat diupayakan manusia sehingga juga dimiliki? Dalam cara yang begitu gamblang, Yesus telah menunjukan “siapakah ia” dan “apakah tujuannya datang ke dalam dunia ini” dalam sabda dan kuasa penuh otoritas yang menempatkan setiap manusia adalah hamba-hamba ketakberdayaan pada apa yang paling tidak diinginkannya: maut. Tentu ini memang benar-benar otentik, misalkan saja:


Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"- Matius 19:16

 Atau

Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."- Yohanes 6:33-34


Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."- Yohanes 4:15


Yang mana pada ketiga peristiwa di atas tersebut, mengangkat pertanyaan terbesar dan terpenting bagi manusia: apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?


Pertanyaan yang menjadi jembatan emas bagi terbangunnya sebuah relasi bagi manusia terhadap Yesus Sang Mesias, dimana pada “jembatan emas yang ada karena Yesus,” Yesus adalah jalan sekaligus tujuan tunggal untuk tempat bertanya dan sumber untuk menerima jawaban kebenaran pasti yang berkenan pada Allah. Ketika Yesus Sang Mesias telah menjadi salah satu rujukan diantara para rabi atau guru-guru agama bagi manusia untuk bertanya, akankah Yesus memberikan jawaban yang merupakan salah satu dari banyak jawaban di antara guru-guru agama Yahudi? Akankah Yesus Sang Mesias memberikan semacam racikan moralitas dan perbuatan-perbuatan baik yang akan mengisi dan memberikan bobot aktual pada kehidupan  rohani dan keberimanan mereka yang berporos pada pembangunan diri, terlepas dari Yesus Sang Mesias?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (35/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sebagaimana Bapa Demikianlah Anak

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 7 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 34”  

Karena itulah apa yang diucapkan dan dikerjakannya memang benar-benar sebagaimana disabdakannya  yang menggambarkan dan menunjukan kepada dunia akan siapakah dirinya dan  apakah tujuannya datang kedalam dunia ini.


Berikut ini adalah penjelasan panjang mengenai Yesus olehnya sendiri kepada orang-orang Yahudi yang berusaha membunuhnya:


Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?  Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"- Yohanes 5:17-47


Terpenting apa yang paling menjadi kerisauan orang-orang Yahudi adalah apakah penjelasan Yesus tentangnya sendiri yang berbunyi “Allah adalah Bapanya sendiri” telah menunjukan sebuah jati diri pada Yesus  dalam cara yang mustahil untuk diterima karena secara gamblang menyatakan kesamaan Yesus Sang Mesias dengan Allah sendiri. Dan itu bukan sebuah asumsi atau semacam kesalahpahaman antara Yesus dengan orang-orang Yahudi, sebab pada penjelasan selanjutnya, Yesus justru mengotentikan relasi dirinya dengan Allah tepat pada apa yang disabdakan dan apa yang dikerjakannya dalam perkataan dan pembuktian yang menunjukan sekalipun ia manusia tetapi ia adalah sama dengan Allah tanpa sebuah kebedaan derajat yang bagaimanapun pada kuasa dan otoritas yang terletak pada mulutnya atau perkataannya atau instruksinya atau sabdanya [itu sebabnya rasul Yohanes pada pembukaan injilnya, mengenai Yesus, telah menuliskan: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”]. Dan ia tetap adalah Sang Firman yang bersabda kepada semua manusia!

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (34/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 5 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 33

Sebagaimana Allah tak pernah menyatakan adanya problem pada diri-Nya berupa konsepsi pendeta Dr. Erastus Sabdono yaitu pembuktian corpus delicti kepada para nabi-Nya yang menuliskan hukum Taurat dan Kitab para  nabi, pun demikian pada Yesus Sang Penggenap kitab suci menegaskan kebenaran yang telah dituliskan pada masa purba dibandingkan dengan kehadirannya dan perkataannya atau ajarannya di bumi, bahwa setiap  kebenaran yang telah dinyatakan oleh para nabi kudus-Nya itu adalah benar, lengkap dan definitif sebab yang menyatakan kepada mereka adalah Roh Kudus yang mengetahui segala sesuatu pada Allah, termasuk hal-hal yang tersembunyi. Mari kita memperhatikan bagaimana Yesus Sang Mesias menyatakan bahwa para nabi tak pernah membawa pesan  tersembunyi atau memerlukan interpertasi yang begitu canggih  sampai-sampai memunculkan pesan yang tak sebagaimana kata dan bahasa itu berkomunikasi dengan pembacanya:


Lukas 4:16-21 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Di sini, Yesus Sang Kristus, bukan saja menyatakan  bahwa Ialah Sang Penggenap itu namun sekaligus menyatakan bahwa SIAPAKAH dirinya dan APAKAH TUJUANNYA adalah  tepat sebagaimana yang dinyatakan Roh Kudus kepada para nabi, sebagaimana nabi Yesaya menyatakan siapakah ia dan apakah tujuannya:


Ia adalah  orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
[di sini “kepada orang-orang miskin” sangat terkait dengan jenis kemiskinan yang justru menjadi dasar tunggal bagi keselamatan manusia: Matius 5:1-12, sebab pusat kebahagiaan manusia di dalam kesengsaraan/kemiskinan adalah Yesus Sang Kristus; itu sebabnya “Ia adalah orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin telah membuatnya sekalipun sebagaimana dengan nabi-nabi sebelumnya sekaligus tak ada yang sama seperti dirinya]


Ia adalah  dia yang diutus Allah untuk memberitakan pembebasan orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang
[di sini apa  yang dimaksudkan Yesus sebagai orang-orang tawanan adalah mereka yang berada di dalam perbudakan dosa dan maut atau iblis, perhatikan sabda Kristus ini: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yohanes 8:31-32); “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:34-36)—“ Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”(Matius 12:28) ; Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?" (Markus 8:18-21)—“ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." (Yoh 9:1-9) inilah siapakah Yesus dan inilah apakah tujuan Yesus ke dalam dunia yang berupa penggenap atas apa yang dituliskan para nabi berdasarkan panduan  Roh Kudus]



Apa yang dilakukan Yesus Kristus adalah berdasarkan siapakah ia dan apakah tujuannya berdasarkan apa yang dituliskan oleh para nabi kudus Allah, bukan berdasarkan konsepsi corpus delicti yang dibangun oleh  pendeta Dr. Erastus Sabdono.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (33/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Jumat, 3 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 32

Itu sebabnya di sepanjang perjanjian lama tidak akan pernah ditemukan relasi Allah dengan manusia bersimpangan dengan konsepsi pendeta Dr. Erastus yang menyatakan Allah bercela di hadapan iblis sehingga IA menciptakan manusia dengan agenda yang melibatkan manusia untuk melakukan pembuktian corpus delicti melawan iblis untuk menutupi kebercelaan Allah. Sebaliknya, Allah berkuasa atas umatnya, segenap manusia, segenap kejahatan di dunia ini dalam cara yang begitu keras, yaitu pembinasaan seketika pada apapun yang dikehendaki-Nya, dengan sebuah tujuan agar umat-Nya mengenal Siapakah IA yang tak berkenan pada kejahatan dalam IA begitu mengasihi umat-Nya. Tetapi sebelum kita melihat kedaulatan pemerintahan Allah dalam menghukum hingga membinasakan apapun juga kejahatan di dunia yang telah menjadi wilayah kekuasaan iblis tanpa iblis itu sendiri dapat menentang Allah, mari terlebih dahulu kita melihat siapakah Allah berdasarkan penyingkapannya kepada nabi Musa:

Keluaran 33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."


Keluaran 34:1-8 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu. Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu." Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah.

Kepada Musa, Allah telah bukan saja memperkenalkan siapakah Ia tetapi menyatakan Ia mulia tak bercela dan tak dapat didekati siapapun juga yang tak sekudus-Nya atau ia binasa. Bahkan di sini kekudusan-Nya tidak memerlukan bukti atau corpus delicti untuk menunjukan apakah kesalahan atau kejahatannya sehingga harus binasa dihadapannya selain kekudusan-Nya sendiri itulah hakim bagi siapapun dan apapun juga. Itu sebabnya Musa, sekalipun, membutuhkan kasih karunia (bukan perlindungan) berupa tindakan kasih Tuhan yang begitu kudus untuk mengasihinya sebagai yang dikasihi-Nya dan dikehendaki-Nya utuk mengenal-Nya: " Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.” 



Karena ini adalah natur penghakiman Allah, bahwa penghakiman itu secara absolut berdasarkan kekudusan-Nya semata, maka kita bisa memahami siapakah Yesus kala ia bersabda seperti ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9