Sebab
Kamu Telah Dibeli dan Harganya Telah Lunas Dibayar
Oleh:
Martin Simamora
A.Memahami Kehidupan Didalam
Tuhan
Jika
ditanyakan kepadaku dan anda, seperti apakah wujud otentik kehidupan didalam
Tuhan itu? Pertanyaan ini harus dimengerti sebagai bukan sebuah retorika dan
apalagi semacam gagasan atau pemikiran filosofis belaka yang tak lahir dari
realitas…maksud saya bukan realitas saya dan anda tetapi apakah yang Tuhan
adakan, sebab bicara kehidupan didalam Tuhan harus diakui bahwa memang Tuhan
ada dan sedang mengadakan kehidupan bagi saya dan anda.
Rasul
Paulus ketika membicarakan ini dalam suratnya 1 Korintus 6: 20 menunjukan bahwa
kehidupan didalam Tuhan dan memahami natur dan konsekuensinya adalah sangat
penting. Coba perhatikan ini:
1
Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu
roh dengan Dia.
1Korintus
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di
dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah
Inilah
natur diri seorang percaya! Bahwa seorang yang beriman kepada Yesus bukan saja
percaya atau beriman secara kognitif tetapi Tuhan membawa roh seorang percaya
itu masuk kedalam persekutuan dengan dirinya. Itu sebabnya saya dan anda
sebagai seorang percaya memiliki sebuah natur ilahi yang berdampak bukan saja
bagimu tetapi bagi sekelilingmu, yaitu natur diri ini: bahwa dirimu adalah bait
Roh Kudus. Perhatikan bahwa ketika dikatakan bahwa dirimu adalah bait Tuhan,
ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak senantiasa hadir sebagaimana halnya dengan
bait sebagai bangunan fisik dalam indtroduksi diri Allah kepada umat manusia
via bangsa Yahudi, tidak demikian sebab rasul Paulus menyatakan bahwa Roh Kudus
itu diam di dalam kamu…lebih dipertajam lagi bahwa saya dan anda memiliki Roh
Kudus sebagai sebuah pemberian Tuhan.
Sementara
kita saat ini sedang hidup dalam sebuah dunia yang tak ideal bahkan lebih
tepatnya lagi adalah dunia dimana bahkan Yesus sendiri berkata bahwa iblis
sendiri masih bebas untuk menebar benih jahat didalam ladang-Nya di dunia yaitu
saya dan anda-jemaat-Nya. Mari kita melihat sejenak cuplikannya:
Matius
13:27-30 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata:
Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah
lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah
hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang
itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada
waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu
menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu
lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah
gandum itu ke dalam lumbungku."
Natur
saya dan anda adalah gandum kepunyaan Allah yang sedang hidup dan bertumbuh
didalam dunia, itu sebabnya natur saya dan anda tidak terletak dan bersumber
pada kekuatan diri tetapi ini:
1Korintus
10:16-17 Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur,
adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita,
sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam
roti yang satu itu.
Jadi
siapapun bisa melihat apakah tujuan kehidupan manusia didalam Tuhan sangat
terikat dengan realita natur seorang manusia didalam Tuhan itu yaitu: ada dalam
persekutuan dengan tubuh Kristus. Rasul Yohanes dalam epistelnya, terkait ini,
menuliskan ini:
1
Yohanes 1:3Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami
beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan
persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus
Kristus
Perhatikan
bahwa memiliki persekutuan dengan sesama pengikut Kristus atau dengan
manusia-manusianya sebagai komunitas belaka, dengan demikian tidak mengandung
nilai rohani sama sekali bilamana komunitas tersebut tidak memiliki persekutuan
dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Kehidupan
dalam Tuhan, dengan demikian, adalah otentik. Jika tantangan hidup, problem
hidup, pergumulan iman oleh sebab tantangan hidup yang lahir dalam kehidupanmu
memang benar-benar nyata dan diterima sebagai fakta yang tak terbantahkan maka
demikian juga dengaan persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai natur
diri seorang beriman adalah fakta tak terbantahkan sedang terjadi di dunia.
Jadi tepat seperti kata Yesus dalam perumpamaan yang diajarkan-Nya: Biarkanlah keduanya tumbuh bersama
sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:
Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;
kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
Memahami
kebenaran ini akan menolong siapapun untuk memiliki rasionalitas iman yang
benar dan sekaligus mengenali kemapanan apakah yang secara absolut dimiliki
sebab tidak dapat dilemahkan dan diruntuhkan oleh dunia ini dengan segala
tekanan dan tantangannya. Apakah natur saya dan anda sebagai orang beriman yang
tak dapat dihancurkan oleh dunia dan bahkan oleh tubuhmu sendiri adalah ini:
bahwa didunia ini kita memiliki persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
B.Konsekuensi Hidup
Tentu
saja konsekuensi hidup semacam ini sangat keras. Bayangkan saja, misalnya anda
memiliki sebuah sportcar..katakanlah Lamborghini namun anda mengendarainya di
jalan sempit, berbatu, berlumpur, penuh dengan pecahan paku dan beling sebagai
bagian dari jalan yang juga memiliki bagian yang mulus dan apik? Kira-kira
secara sederhana begitulah konsekuensinya. Anda bisa bayangkan apa yang akan
terjadi dengan gandum dan lalang yang tumbuh bersama dan di sepanjang masa
lalang tersebut tidak boleh dicabut hingga saatnya diultimatumkan sebuah
perintah dari Sang Empunya ladang?
Konsekuensi
kehidupan semacam ini menuntut setiap orang percaya untuk benar-benar hidup
berdasarkan natur yang dimiliki-Nya bahwa saya dan anda adalah bait-Nya dimana
Roh Kudus berdiam sebagai milikmu, sehingga keluarlah instruksi-instruksi ilahi
yang harus senantiasa dipegang olehmu dalam persekutuanmu bersama dengan Bapa,
Anak dan Roh Kudus…instruksi-instruksi semacam ini:
1
Korintus 6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan
kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali
tidak!
1
Korintus 6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya
pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata
nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
1
Korintus 6:18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang
dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan
percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Satu-satunya
dasar dan sumber kekuatan kita untuk hidup dalam rasionalitas “biarlah lalang
dan gandum tumbuh bersama” adalah bahwa sementara hidup ini memang begitu
berhimpit dengan potensi-potensi untuk melakukan dosa, saya dan anda pada saat
yang sama adalah bait Tuhan.
Sangat
berhimpit sekali sampai-sampai kita melihat bagaimana surat-surat rasul tidak
membawa jemaat kepada semacam utopia tetapi mengkonfrontasikan apakah realitas
saya dan anda sehari-hari dalam sebuah cara yang jujur dan tak
malu-malu..semacam ini: Atau tidak
tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul,
menjadi satu tubuh dengan dia? (1Korintus 6:16) sebagai sebuah peringatan
sekaligus kecaman kepada anggota jemaat yang sementara hidup berdampingan
dengan dunia ini (sebab memang masih hidup dalam dunia ini) ia adalah bait
Tuhan. Di dunia ini..ya memang
tantangannya bisa begitu keras atau begitu menggoda dalam kelatenan jiwa
saya dan anda. Begitu latennya sehingga
harus diperhatikan sebagai sebuah pedoman hidup benar dihadapan Tuhan
bahwa: Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (1Kor 6:20).
Maksud dari telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, bukan bermaksud
dengan demikian tenang-tenang saja dan abaikan saja semua tantangan hidup dan
dosa yang mengintai, sebaliknya menjadi tahu dan fasih memiliki kehidupan seorang Kristen yang
adalah bait Tuhan. Apakah wujudnya? Wujudnya adalah ini: muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:20)
Sehingga
jelas apakah tujuan hidup seorang Kristen adalah: memuliakan Tuhan dan
menikmati kemuliaan-Nya sementara masih didalam dunia yang keras ini. Bukan
sama sekali untuk menjadi corpus delicti terkait problem Allah yang tidak
memiliki barang bukti memadai untuk menghakimi Iblis di penghakiman akhir
kelak.
Mari
perhatikan ini sekali lagi sebagai sebuah pedoman hidup dalam kehidupan “biarlah
lalang dan gandum tumbuh bersama hingga tiba waktu-Nya” yang berbunyi:
supaya
waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi
menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan
kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam
rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan
penyembahan berhala yang terlarang. Sebab
itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan
diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan
mereka memfitnah kamu. Tetapi mereka
harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia
menghakimi orang yang hidup dan yang mati. (1Petrus 4:2-5)
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment