F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Alkitab. Show all posts
Showing posts with label Alkitab. Show all posts

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (3)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D - Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Peran Kritisme Tekstual Dalam Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Transmisional”

-

Bacalah lebih dulu bagian 2

3.Metathesis
Ini melibatkan sebuah pertukaran yang tidak disengaja dalam urutan-urutan huruf atau kata yang tepat. Sebagai contoh, pada gulungan Laut Mati IQIsa  pada akhir Yesaya 32:19 lebih menuliskan frasa “the forest will fall” ketimbang “the city is leveled completely” pada pembacaan MT yang telah dikoreksi. Dapat terjadi demikian sebab kata untuk “forest” (ya’ar) dituliskan dengan konsonan-konsonan yang sama dengan untuk kata “kota” (‘ir).Disebabkan kata kerja tispal (yang bermakna “is leveled completely”) dalam bentuk feminin dan ya’ar adalah maskulin, kata untuk “city”—yang bentuk feminin- adalah satu-satunya pembacaan yang mungkin. Tetapi kebingungan pada juru salin gulungan Laut Mati Yesaya dapat dipahami, sebab kata ya’ar muncul mendahului anak kalimat dalam ayat ini:”though hail flattens the forest [hayya’ar].”


Namun demikian, dalam Yehezkiel 42:16, secara nyata MT yang salah, membaca, “five cubits rods” (hames-emot qanim) bukannya membaca “five hundred rods” (hames me’ot qanim), yang pengoreksiannya telah diindikasikan oleh para Masoret dengan meletakan tanda titik-titik vokal bersama dengan kata untuk “hundreds” bukan dengan kata untuk “cubits.” Pada Alkitab LXX, Vulgata Latin, dan semua versi Alkitab lainnya, membaca “five hundred” di sini ketimbang “five cubits.”

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (2)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D - Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Peran Kritisme Tekstual Dalam Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Transmisional”



Bacalah lebih dulu bagian1

Dalam diskusi sebelumnya kita telah beberapa kali merujuk pada peran kritisme tekstual dalam memahami kesalahan-kesalahan para penyalin teks dalam pentransmisian teks biblikal. Sehingga pembaca dapat memiliki sejumlah pemahaman pada metodologi yang digunakan oleh para pakar didalam menangani penyimpangan-penyimpangan semacam ini, yang bahkan muncul pada manuskrip-manuskrip terawal dan yang masih bertahan ada hingga kini, kita akan mengindikasikan garis-garis panduan yang harus diikuti untuk memecahkan problem-problem semacam ini. Prosedur-prosedur standard untuk menghadapi kesalahan-kesalahan transmisional berlaku bagi semua dokumen-dokumen purba, apakah sekular atau suci; tetapi tentu saja ada karakteristik-karaterisktik khusus yang berhubungan dengan bahasa-bahasa biblikal. Hal-hal tersebut mencakup pembentukan huruf-huruf Ibrani sehubungan dengan bahasa itu berkembang dari periode awal hingga masa-masa lebih belakang, beserta dengan perkenalan bertahap huruf-huruf vokal(seperti konsonan-konsonan yang yang mengindikasikan suara-suara vokal yang manakah atau jumlah-jumlah vokal yang harus digunakan dalam kata-kata). Dalam kasus Perjanjian Baru, yang dituliskan dalam sebuah bahasa yang menggunakan karakter-karakter vokal serta juga konsonan-konsonan (Yunani Koine), perubahan-perubahan didalam bentuk huruf juga dapat menimbulkan kekeliruan salin dalam perjalanan beberapa generasi para juru salin.

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (1)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Prosedur-Prosedur Yang Direkomendasikan Kala Berurusan Dengan Kesukaran-Kesukaran Alkitab”



Ilustrasi - kredit: Bumblebees Can Fly
Higher Than Mount Everest, Scientists Find
| National Geographic (blogs)


Dalam berurusan dengan problem-problem Alkitab pada jenis apapun, apakah dalam hal-hal faktual (fakta yang ada atau terjadi) atau dalam  hal doktrinal, adalah baik untuk mengikuti pedoman-pedoman dalam menentukan solusi. Inilah yang paling mudah dilakukan oleh mereka yang mempelajari Alkitab dalam cara penuh kecermatan dan penuh ketekunan untuk mengingat firman Tuhan. Beberapa pedoman tersebut adalah sebagai berikut:


1.Jadilah yang memiliki pertimbangan kokoh sepenuhnya didalam benakmu sendiri bahwa sebuah penjelasan memadai yang diperlukan itu ada, bahkan sekalipun anda belum juga menemukannya. Seorang  insinyur aerodinamika bisa jadi tidak memahami bagaimana seekor lebah Bumblebee [dari genus bombus-tambahan oleh editor] dapat terbang; namun demikian ia mempercayai bahwa pasti ada sebuah penjelasan memadai untuk  kemampuan terbangnya yang  baik karena, sebagaimana bukti menyatakan, serangga jenis ini memang dapat terbang! Demikian jugalah kita dapat memiliki keyakinan diri yang penuh bahwa  Penulis Ilahi telah menjaga penulis manusia pada setiap kitab pada Alkitab dari kesalahan atau kekeliruan selagi Ia sedang menuliskan manuskrip asli  teks kudus.

0 Alkitab Tidak Ada Salahnya (Infallible & Inerrant)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

Alkitab Tidak Ada Salahnya (Infallible & Inerrant)



1)Yang ‘inerrant’ (=tidak ada salahnya), adalah Kitab Suci asli (autograph), yang sudah tidak ada lagi.


a) Manuscript-manuscript / naskah-naskah hasil salinan sudah tidak lagi inerrant, apalagi Kitab Suci yang sudah diterjemahan dari bahasa asli ke bahasa lain.

Karena itu kita tidak perlu bingung pada waktu ada orang yang membuktikan bahwa ada kontradiksi / kesalahan dalam Alkitab. Mengapa? Karena autograph sudah tidak ada lagi, sehingga tidak ada orang yang bisa membuktikan bahwa autographnya yang salah atau mengandung kontradiksi. Kalau salinan/copy mengandung kontradiksi / kesalahan, kita dengan mudah bisa berkata bahwa dalam hal itu telah terjadi kesalahan penyalinan.


b) Ada orang kristen / hamba Tuhan yang mempercayai bahwa Alkitab kita yang sekarang inipun tidak ada salahnya. Ini adalah pandangan yang mungkin sekali tulus dan bermotivasi benar (untuk membela Tuhan / Firman Tuhan / kekristenan), tetapi bagaimanapun juga ini jelas merupakan pandangan yang salah dan bodoh!


Hal ini bisa dibuktikan dari adanya:

0 PERBANDINGAN RINGKAS KE EMPAT INJIL



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

PERBANDINGAN  RINGKAS  KE EMPAT INJIL
Eric Gill's "The Four Gospels"
Dalam Kitab Suci ada 4 kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sekalipun dalam keempat kitab Injil itu ada banyak cerita yang sama, tetapi sebetulnya keempat penulis Injil itu mempunyai penekanan dan tujuan yang berbeda. Dan kalau kita membaca keempat kitab Injil itu maka akan terlihat bahwa mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.

Illustrasi: Kalau kita mau membangun rumah, sedikitnya dibutuhkan 3 buah gambar dari rumah yang akan dibangun (dari atas, dari depan, dari samping). 3 buah gambar itu menggambarkan rumah yang sama, tetapi menggambarkannya dari sudut yang berbeda, sehingga mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.

0 Q&A : Apakah Alkitab mengatakan bahwa manusia pada dasarnya baik atau pada dasarnya jahat?

Oleh : Doug Ledbetter





Apakah Alkitab  mengatakan bahwa  manusia pada dasarnya baik atau pada dasarnya jahat?




Kita semua adalah orang-orang berdosa. Kita semua secara total (namun belum secara gamblang atau blak-blakan terlihat)  sangat jahat atau rusak secara moral. Dosa pertama Adam dan Hawa telah   mempengaruhi semua manusia masa mendatang. Akibat dosa ini adalah:  bahwa setiap orang  lahir dengan  sebuah  natur berdosa dan rusak.  Akibat ini dikenal sebagai dosa asal.

Roma 5:12-19
(12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

0 Kristen & Agama-Agama Lain

Oleh :Pdt. Budi Asali, M.Div



KRISTEN & AGAMA-AGAMA LAIN





Amsal 14:12 - “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.
Amsal 16:25 - “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.


Amsal 12:15 - “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak”.

Jalan orang berdosa bisa benar dalam anggapannya sendiri, lebih-lebih kalau ia melakukan kebaikan atau mempunyai agama secara lahiriah / sebagai kedok dari kemunafikannya, atau ia telah melakukan reformasi sebagian dalam kehidupannya, upacara-upacara agama (misalnya baptisan), dan semangat yang buta (misalnya jihad), dan sebagainya. Mereka mengkhayalkan bahwa dengan semua ini mereka akan pergi ke surga (Matthew Henry).


Keil & Delitzsch: “The rightness is present only as a phantom, for it arises wholly from a terrible self-deception; the man judges falsely and goes astray when, without regard to God and His word, he follows only his own opinions” (= Ke-benar-an hanya ada sebagai suatu khayalan, karena hal itu muncul sepenuhnya dari suatu penipuan yang buruk sekali terhadap diri sendiri; orang itu menilai secara salah dan tersesat, pada waktu, tanpa mempedulikan Allah dan FirmanNya, ia hanya mengikuti pandangannya sendiri).

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 4)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian3]“…Pada ahirnya, Paulus dapat menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ( misal Roma 9:1; 2 Kor 1:23); Tuhan menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ketika dia bersumpah demi dirinya sendiri ( Ibrani 6:13-18). Tetapi tidak Paulus atau  juga Tuhan menggunakan sebuah sumpah untuk mengelak atau menyanggah  dusta/bohong. Tidak juga dengan ketiadaan sebuah sumpah berarti baik Paulus atau Tuhan dapat bebas untuk berbohong………

Lex  talionis,  legislasi “mata ganti mata” (Matius 5:38-42). Hukum Perjanjian Lama, “mata ganti mata, dan  gigi ganti gigi,”  telah ditegakan sebagai bagian sistem yudisial dari benih bangsa Israel (Keluaran  21:24; Imamat 24:20;  Ulangan 19:21). Untuk jenis-jenis kejahatan tertentu, faktanya sangatlah adil. Lex talionis (hukum pembalasan) tidak dapat diaplikasikan dalam  banyak kasus kriminal—penyembahan berhala, sebagai contoh, atau perkosaan, atau penghujatan—tetapi  dalam  kejadian-kejadian, katakanlah, personal dan niat menciderai orang lain,  dalam hal ini sangat adil.  Terlebih lagi, lex talionis memberikan keuntungan  membuat perseteruan yang berkepanjangan dapat dihentikan…..

Legislasi atau perundang-undangan Perjanjian Lama tidak hanya menyajikan kedilan yang ketat’keras ; legislasi atau perundang-undangan PL memberikan proyeksi gambaran akan realisasinya dimuka atas sebuah masyarakat yang   tertata secara benar dimana  orang-orang   berinteraksi  dan  mendukung satu sama lain tanpa prasangka buruk/kebencian. Pada dasarnya ini adalah  sebuah dunia yang  telah rusak dan penuh dosa; legislasi harus dijalankan untuk  mengekang atau membatasi kejahatan, memenuhi  klaim-klaim keadilan, dan  meredam  dendam.

...itulah natur hubungan antara hukum Mosaik—atau, lebih luas lagi, “kitab hukum [dan] para nabi” ( 5:17)—dan kesempurnaan kerajaan yang sempurna. Yang   terdahulu menunjuk kepada  yang kemudian/akan datang; hukum taurat dan kitab para nabi menunjuk pada kerajaan. Dan kerajaan itu telah terbit;   kerajaan itu telah dilantik/diresmikan dalam  hidup dan pelayanan dan kematian  dan kebangkitan dan peninggian Yesus.

Konflik Syria
Credit : http://21stcenturywire.com


Saya menduga saat  kita  berpikir  tentang kasih di tempat-tempat keras, maka kita secara alami condong pada  sukarnya tuntutan  Yesus untuk mengasihi musuh-musuh kita. Musuh dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sebelum kita merefleksikan pada keragaman musuh-musuh, dan  oleh karena itu pada keragaman kasih yang  dimintakan untuk diperlihatkan, kita harus  memikirkan cara kita melalui apa yang berangkali  merupakan nas paling penting pada subyek ini.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 3)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian 2]...Menariknya, walaupun Yesus  hanya ditanyai soal perintah yang paling penting, Yesus mempersiapkan jawaban tidak hanya   untuk yang paling penting tetapi kedua yang penting: ” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Markus 12:31). Nas  Perjanjian Lama yang Yesus kutip adalah Imamat 19:18. Kandungan bab itu   secara khusus ditujukan pada sebuah susunan perintah-perintah yang  mengusung hubungan-hubungan sosial;… ). Ayat krusialnya, 19:18, dibaca,  Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”



…. Ada satu fitur atau hal khusus lagi dalam teks kita… segera Yesus berkata kepada dia, “ Engkau tidak  jauh dari kerajaan Allah” (Mark 12:34). Apapun juga  maknanya Teks ini tidak mengatakan  kepada kita bahwa kita  mendapatkan penerimaan ke dalam kerajaan Allah oleh karena kasih kita



dalam Matius 5:17-20, Yesus telah mengatakan bahwa dia tidak datang untuk melenyapkan Hukum dan kitab Nabi-Nabi, tetapi untuk “menggenapi” semua ituini tidak bermakna bahwa Yesus datang untuk “mempertahankan” Perjanjian Lama  atau untuk menguatkan Perjanjian Lama atau untuk mematuhi Perjanjian Lama, tetapi secara sangat literal untuk menggenapinya   kita harus  berpikir tentang Yesus sebagai bait terahir, domba paskah terahir, imam besar  terahir, dan korban terahir pada  Hari Penebusan


 

Dalam konteks pewahyuan Perjanjian Lama, perintah untuk mengasihi Tuhan  dengan hati dan jiwa dan kekuatan ( Ulangan 6:4-5) diletakan dalam konteks mengenal Firman Tuhan, mematuhinya, dan meneruskannya :



(1) Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, (2) supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.(3) Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 2)

Oleh : Prof. D.A. Carson


[Bagian 1] "...Yesus  kala  itu sedang melakukan sesuatu lebih daripada sekedar mengklasifikasikan apakah yang paling penting. Salah satu dari tema-tema besar pelayanan Yesus adalah: kasih,  yang telah dipahami dan dipraktekan secara benar, secara aktual telah menggenapi hukum Perjanjian Lama… sebuah era baru telah terbit, dan  eschaton (hari akhir) ... secara  sangat mencengangkan telah  dilantik. … Perintah pertama untuk mengasihi Tuhan. Kata-kata yang berasal dari Kitab Suci dimana Yesus mengutip dari Ulangan 6:4-5  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!  (Markus 12:29)

Anti intelektualisme masih mendiami sebuah petak evangelikalisme  yang luas, dan terkadang pemikiran  serius diolok-olok dan diabaikan oleh mereka yang  lebih menyukai sentimen  dan emosi… Mereka juga menyerukan daya tarik-daya tarik profetik kepada orang-orang Kristen muda… untuk kehidupan pikiran


Tetapi kita tidak boleh mengabaikan  sebuah bahaya sebaliknya, bahaya arogansi  intelektual…  perintah pertama  dari Yesus ini bukanlah sebuah perintah untuk berpikir tapi sebuah perintah untuk mengasihi, bahkan  kala  perintah   untuk  mengasihi mencakup  modifikasi-modifikasi :  “dengan segenap hatimu….dengan segenap pikiranmu.”

 

Tiga hal  selanjutnya harus dikemukakan mengenai  tiga cara berbeda Alkitab mengutarakan kasih Tuhan.


Pertama, adalah lebih baik untuk  mengatakan  catatan-catatan dari daftar ini sebagai lima cara  berbeda  yang dimiliki Alkitab dalam  mengutarakan kasih Tuhan daripada sebagai lima cara  berbeda “kasih” Tuhan.  Mengatakan  “kasih-kasih”  Tuhan yang berbeda memberikan impresi bahwa Tuhan  memiliki sejumlah “kasih-kasih” yang terkotak-kotak yang  Tuhan   pilih gunakan atau pilih tidak gunakan untuk target-target yang berbeda atau  pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.  Tidak ada bukti baik  mengenai hal ini bahwa itulah apa yang dimaksudkan oleh teks-teks  biblikal.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN

Oleh : Prof. D.A. Carson

Apapun hal yang   mesti dilakukan orang-orang Kristen, mereka mesti  berlaku manis, dimana “kemanisan” disini bermakna banyak tersenyum dan tidak pernah  mengisyaratkan bahwa seseorang dapat saja menjadi salah….bermakna memulihkan para pezinah ( sebagai contoh) pada jabatan pastoralnya berdasarkan pada petunjuk pertobatan samar belaka… Kasih  Tuhan yang memilih, …yang memilih Israel—bukan karena Israel  itu lebih besar dan lebih kuat atau lebih impresif dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, tetapi karena Tuhan mengasihi bangsa itu ( Ulangan 7:7-8; 10:15). Kasih ini jangan dibingungkan dengan nas-nas yang memperkatakan kasih  providensia Tuhan, ….  Kasih Tuhan yang Kondisional. Baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sejumlah nas membuat kasih Tuhan kondisional   terhadap kepatuhan yang setia.., Yesus mengatakan kepada pengikut-pengikutnya, ”Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya” (Yohanes 15:10).

Ilustrasi
Credit :ima-g.ar.itb.ac.id



A. Sebuah Pengantar yang Memberikan Gambaran


Tiga tahun lampau, saya telah memberikan  beberapa perkuliahan yang pada akhirnya telah dipublikasikan dengan judul The Difficult Doctrine of  the Love of God [1]  atau Doktrin Sukar Kasih Tuhan. Hampir seluruh fokus dari perkulihan-perkuliahan tersebut tertuju pada cara-cara Alkitab mengutarakan kasih Tuhan. Saya telah mengutarakan  relatif sedikit mengenai  kasih Kristen, yakni  mengenai  kasih  orang-orang Kristen yang diminta untuk diekspresikan. Dalam buku ini  saya ingin memperbaiki sedikit keseimbangannya; tentu saja, pada bagian akhir  saya akan memperlihatkan beberapa cara dimana kasih orang-orang Kristen  merupakan sebuah refleksi kasih Tuhan.



Sebelum masuk kedalam topik,  caranya akan menjadi lebih mudah jika saya  meninjau dan sedikit mengadaptasi tiga poin yang telah saya  kemukakan pada serangkaian perkuliahan-perkuliahan pertama.

0 Yesus dan Inspirasi Kitab Suci (Bagian 2 Selesai)

Oleh :  Prof.Dr. Gary R. Habermas

[Bagian1] Lebih jauh, Injil-Injil mengindikasikan bahwa  Yesus tidak pernah mengakomodasi para pendengarnya… . Sebaliknya, kerap kali dia  secara telak bertentangan: Dia menggali pandangan-pandangan  salah  yang dianut oleh mereka yang mendengarkan dia… Singkatnya, Yesus telah  mengesahkan Perjanjian Lama. Bahkan, Yesus telah memberikan sebuah dasar untuk inspirasi Perjanjian Baru. Yesus telah membuat dua  macam janji kepada murid-muridnya bahwa Dia  telah memilih mereka sebagai saksi-saksi pribadinya dan bahwa kemudian mereka akan diinspirasikan  oleh Roh Kudus yang menuntun mereka kedalam seluruh kebenaran

Akomodasi Atau Keterbatasan?

Adakalanya  ditanyakan apakah Yesus mungkin  telah mengetengahkan sebuah konsep inspirasi  yang dia, secara pribadi, tidak menerimanya. Berangkali Yesus semata telah mengakomodasikan dirinya sendiri dengan berbagai pandangan yang ada  pada zamannya. Pada pandangan semacam ini, Yesus tidak  menerima doktrin inspirasi, tetapi berbicara seolah-olah dia melakukannya  agar tidak mengecewakan atau melemahkan  keyakinan-keyakinan relegius para pendengarnya.


Terkadang juga ditudingkan bahwa pengetahuan Yesus   terbatas. Berangkali dia  semata berpikir bahwa Kitab suci telah diinspirasikan, tetapi sebenarnya salah. Akan tetapi ada sejumlah alasan  utama untuk menolak anjuran-anjuran semacam ini.

0 Yesus dan Inspirasi Kitab Suci (Bagian 1)

Oleh :  Prof.Dr. Gary R. Habermas


Secara teratur, Yesus juga telah mendemonstrasikan kepercayaan-Nya pada Perjanjian Lama dengan memberdayakannya sebagai sumber-Nya untuk memecahkan perselisihan teologia. Dalam  Markus 12:35-37, Yesus mendasarkan sebuah poin teologia pada penggunaan kedua kata “Tuan,”  untuk mengutarakan bahwa sang Mesias lebih dari sekedar anak Daud… Kasus bagi inspirasi Perjanjian Baru harus dibuat secara berbeda dari Perjanjian Lama, karena  Perjanjian Baru tidak ditulis sampai setelah kematian Yesus


Sentral bagi  sebuah cara pandang dunia Kristen  adalah keyakinan  bahwa Kitab Suci baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru  berisikan  firman Tuhan  bagi kita. Dasar seperti apakah yang dapat dihasilkan untuk menopang prinsip ini? Dalam artikel ini, kita akan menelurkan sebuah argumen  utama  yang menunjang doktrin ini. Kemudian kita akan mengemukakan  cara pembelaan lain yang  mungkin dilakukan. Menariknya, yang belakangan ini dapat  berbalik menjadi argumen  yang paling kuat.

0 Menjelaskan Kebangkitan Yesus : Kebangkitan Teori-Teori Halusinasi Terkini (Bagian 2 Selesai)

Oleh :  Prof.Dr. Gary R. Habermas


[Bagian 1]…”Tidak ada indikasi bahwa baik Yakobus atau Paulus, khususnya, merindu  untuk melihat Yesus. Ketakpercayaan mereka adalah sebuah dasar yang lemah untuk memproduksi halusinasi-halusinasi! Yakobus  si skeptik dan Paulus si penganiaya merupakan halangan-halangan yang luar biasa kerasnya  bagi tesis-tesis halusinasi! Sekali lagi, mengatakan selain ini adalah semata merupakan sebuah  terkaan yang terpisah dari data yang historis.”


Kekacauan Konversi, Kent telah  mengajukan pendapat bahwa Paulus telah mengalami sebuah kekacauan konversi ( ini adalah sebuah  kondisi kesehatan jiwa, lebih mendalam lihat di sini —ditambahkan oleh editor Anchor), sebuah kondisi kejiwaan yang ditandai   oleh  gejala-gejala yang bersifat fisik seperti kebutaan  atau kelumpuhan  dengan  tidak berfungsinya neurologis (terkait dengan syaraf) sepesifik atau kondisi-kondisi kesehatan serius. Hal semacam ini disebabkan oleh pergolakan jiwa didalam dirinya, konflik, keraguan, dan perasaan bersalah. Goulder sepakat mengenai Paulus, tetapi menambahkan bahwa Petrus dan yang lainnya juga mengalami problem yang sama.


Tetapi kembali, kita harus merangkaikan hipotesis-hipotesis kita dengan fakta-fakta, dan berbagai problem yang menentang interpretasi ini juga.

0 Menjelaskan Kebangkitan Yesus : Kebangkitan Teori-Teori Halusinasi Terkini (Bagian 1)


Oleh :  Prof.Dr. Gary R. Habermas

“Zusne dan Jones berpendapat bahwaharapan” dan “kegembiraan emosionil” adalah “prasyarat-prasyarat” sebelum sebuah kelompok semacam ini mengalami apa yang akan terjadi (halusinasi  kelompok) orang-orang percaya perdana telah diperhadapkan  langsung dengan realisme  yang gamblang pada kematian  tak terduga dan belum lama  menimpa sahabat terbaik mereka, yang telah mereka harapkan  akan menyelamatkan Israeldalam rangkaian pukulan-pukulan  yang menimpa  fisik Yesus, penyaliban, dan terlihat tanpa daya, respon normal atas situasi ini adalah menjadi takut, hilangnya kepercayaan, dan depresi



Abstrak

Setelah selama hampir  satu abad dalam tidur semu, sejumlah hipotesis-hipotesis  alternatif  yang naturalistik terkait kebangkitan Yesus  muncul kembali dalam publikasi baru-baru ini. Serupa dengan situasi di akhir abad ke 19, halusinasi dan pendekatan-pendekatan subyektif terkait lainnya kembali paling popular dikalangan para pengeritik. Kita akan mensurvei beberapa formulasi-formulasi terkini. Kemudian kita akan menawarkan sejumlah kritik-kritik, baik kepada pendekatan-pendekatan subyektif sebagai sebuah keseluruhan, serta juga sebagai   dua isu inklusif. Kita akan  mengungkapkan bahwa strategi-strategi alternatif ini gagal menjelaskan  kesejarahan  penampakan-penampakan kebangkitan Yesus untuk sejumlah alasan, bahkan ketika dinilai  oleh standar-standard  yang telah diterima secara kritis.

0 Menangani Secara Bijaksana Perkataan-Perkataan Hikmat Dalam Alkitab

Oleh : DR. R.C.Sproul


Setiap budaya nampaknya memiliki keunikan sendiri, kebijaksanaan yang dikumpulkan, pandangan-pandangan orang bijak yang sangat bernas. Kerap kali,   hikmat-hikmat pilihan ini diawetkan dalam bentuk Amsal. Kita memiliki perkataan-perkataan yang Amsal dalam kultur Amerika. Saya memikirkan perkataan seperti “A stitch in time saves nine” (maksudnya : jika anda memperbaiki sebuah masalah kecil secepatnya, masalah itu tidak akan menjadi masalah yang lebih besar nantinya- editor) atau “ A penny saved is a penny earned” ( maksudnya : adalah bijak untuk menabung uang).


Alkitab, tentu saja, pada keseluruhan bukunya memiliki kata-kata bernas/penuh makna semacam ini—Kitab Amsal. Akan  tetapi, kompilasi hikmat amsal ini berbeda dari semua kumpulan-kumpulan kata-kata bijak lainnya yang  tidak  hanya merefleksikan hikmat manusia tetapi hikmat ilahi, karena amsal-amsal ini diisnpirasikan oleh Tuhan.

0 KEINGINAN MENYANGKALI KEBENARAN YANG Wow…

Oleh : Robin Schumacher Ph.D


Kemampuan  seorang manusia untuk tidak percaya terhadap kebenaran tentang sesuatu terkadang dapat mempesonakan

Para ateis dan Kristen skeptik secara konsisten berkata bahwa alasan mereka tidak percaya kepada Tuhan  karena tidak ada bukti akan Tuhan. Andaikan  saja mereka dapat menemukan kebenaran—bukti yang baik untuk Tuhan dan untuk kesejarahan Yesus—para ateis berkata bahwa hal itu akan membuat banyak perubahan dalam dunia, dan mereka  akan segera menjadi percaya.


Tetapi  apakah hanya ini saja masalahnya?


Deborah Lipstadt mungkin  memiliki sepatah atau dua patah untuk dikatakan tentang mempercayai kebenaran.  Dr. Lipstadt Profesor Dorot untuk studi-studi  Modern Jewish  dan Holacaust di Emory University berangkali bukan seorang Kristen atau memiliki seekor anjing dalam  pertarungan antara ateisme vs Kekristenan, tetapi dia juga tahu  sebuah atau dua buah hal mengenai kemampuan orang untuk menjadi buta mata terhadap bukti ketika bukti disodorkan  kepada mereka. Lipstadt adalah penulis buku berjudul Denying the Holocaust : The Growing Assault in Truth and Memory, dan telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun mempelajari kemampuan orang untuk menolak kebenaran.

0 ULAR, KELEDAI YANG BERBICARA

Oleh : Robin Schumacher,Ph.D



Orang-orang Kristen skeptik kerap melontarkan pernyataan-pernyataan seperti ini dalam upayanya untuk  melepaskan baik Alkitab dan iman Kristen :”Ya, andaikan saya  dapat percaya dengan seekor ular yang berbicara, berangkali saja saya akan mempertimbangkan Alkitab secara serius.”


Dapatkah anda mempercayai apa yang Alkitab katakan  mengenai sejarah Yesus, dan lebih lagi ketika Alkitab memiliki narasi-narasi yang menggambarkan binatang-binatang yang berbicara seperti manusia? Saya pikir anda dapat;  saya akan menjelaskan mengapa.

0 BUAH-BUAH KEJATUHAN (Bagian 2 -Selesai)



Untuk  memiliki pengertian yang lebih baik atas artikel ini, sangat dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu bagian 1 dan  Kejatuhan Manusia

Kerusuhan London beberapa tahun lalu

Minggu ini  seorang  sahabatku menunjukan kepadaku hikmat teguran Tuhan. Betapa mudahnya bagi Tuhan untuk melakukan  koreksi atas Kain dengan membandingkan dia dengan Habel. Begitulah cara kita para orang tua kerap kali  menangani disiplin anak-anak kita. Tetapi Tuhan tidak berkata “Mengapa engkau tidak  menyembahku seperti yang dilakukan saudaramu Habel?” Tuhan menunjukan   standard yang telah Tuhan tetapkan kepada Kain, bukan pada teladan saudaranya, Namun demikian, Kain menghubungkannya. Persembahan Kain tidak  diterima; Habel diterima. Tuhan dengan lemah lembut menegur Kain dan  telah menginstruksikannya bahwa cara untuk mendapatkan perkenanan-Nya adalah tunduk kepada cara ilahi dalam mendekat kepada Tuhan. Kain telah menyimpulkan bahwa solusi untuk menyingkirkan pesaingnya—adalah membunuh saudaranya.

Satu hal harus jelas. Bukan korban persembahan  yang menjadi masalah. Lebih dari itu, pada orangnya yang berupaya untuk menyampaikan persembahan. Musa memberitahukan kepada kita,


“maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya” (kejadian 4:4b,5a).

0 BUAH-BUAH KEJATUHAN (Bagian 1)



Oleh : Bob Deffinbaugh

Untuk  memiliki pengertian yang lebih baik atas artikel ini, sangat dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu : Kejatuhan Manusia




Pengantar

Ketika kita berdosa, kita kerap  melakukannya dengan  pengharapan yang sia-sia bahwa kita akan memiliki  kenikmatan dalam jumlah yang maksimal dan penghukuman yang minimum. Akan tetapi, hal yang  seperti ini jarang  terjadi.


Saya suatu kali pernah mendengarkan kisah seorang pria dan isterinya yang  memutuskan untuk pergi ke bioskop drive-in. Mereka    berpikir bahwa harganya terlalu mahal dan  merencanakan untuk menyampaikan keberatan kepada manajemen  bioskop. Ketika  mereka  sudah tidak jauh dari bioskop tersebut, sang suami masuk kedalam bagasi mobil. Kesepakatannya memang demikian bahwa isterinya akan mengeluarkan suaminya  setelah sang isteri sudah masuk kedalam teater.


Semuanya meleset,  setidaknya rencana itu berhasil sejauh mendapatkan tiket masuk. Tetapi  ketika si isteri  menghampiri bagasi mobil untuk mengeluarkan sang suami, dia  menyadari bahwa kunci bagasi ada di  dompet sang suami. Dal keputus asaan dia harus memanggil manajer bioskop, polis, dan  tim penyelamat. Mereka tidak menonton  filem serta juga tidak bisa membuka bagasi. Seperti inilah jalan dosa. Perjalanannya pendek dan harganya mahal.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9