Oleh :Pdt. Budi Asali, M.Div
KRISTEN
& AGAMA-AGAMA LAIN
Amsal 14:12 - “Ada jalan yang disangka orang lurus,
tetapi ujungnya menuju maut”.
Amsal 16:25 - “Ada jalan yang disangka lurus,
tetapi ujungnya menuju maut”.
Amsal 12:15 - “Jalan orang bodoh lurus dalam
anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak”.
Jalan orang
berdosa bisa benar dalam anggapannya sendiri, lebih-lebih kalau ia melakukan
kebaikan atau mempunyai agama secara lahiriah / sebagai kedok dari kemunafikannya,
atau ia telah melakukan reformasi sebagian dalam kehidupannya, upacara-upacara
agama (misalnya baptisan), dan semangat yang buta (misalnya jihad), dan
sebagainya. Mereka mengkhayalkan bahwa dengan semua ini mereka akan pergi ke
surga (Matthew Henry).
Keil & Delitzsch: “The
rightness is present only as a phantom, for it arises wholly from a terrible
self-deception; the man judges falsely and goes astray when, without regard to
God and His word, he follows only his own opinions” (= Ke-benar-an
hanya ada sebagai suatu khayalan, karena hal itu muncul sepenuhnya dari suatu
penipuan yang buruk sekali terhadap diri sendiri; orang itu menilai secara
salah dan tersesat, pada waktu, tanpa mempedulikan Allah dan FirmanNya, ia
hanya mengikuti pandangannya sendiri).
Adam Clarke: “it may be
his own false views of religion: he may have an imperfect repentance, a false
faith, a very false creed; and he may persuade himself that he is in the direct
way to heaven” (= itu bisa adalah pandangannya yang salah tentang agama: ia
bisa mempunyai pertobatan yang tidak sempurna, suatu iman yang palsu, suatu
pengakuan iman yang sangat salah; dan ia bisa membujuk / meyakinkan dirinya
sendiri bahwa ia ada dalam jalan yang langsung menuju surga).
Yang dimaksud dengan ‘jalan’ dalam Amsal 14:12 di
atas tentu bukan jalan duniawi, tetapi jalan secara rohani. Dalam dunia ini ada
banyak ‘jalan’, yaitu agama-agama yang beraneka ragam. Banyak orang yang
berkata bahwa semua agama itu sama. Tetapi ini adalah pendapat yang salah. Memang
kalau kita hanya melihat pada hukum-hukum moral / etika, atau apa yang dilarang
dan apa yang diharuskan / diperintahkan, maka semua agama mempunyai banyak
persamaan, dan hanya sedikit perbedaan. Misalnya: semua agama melarang
berdusta, berzinah, membenci / membunuh, kurang ajar kepada orang tua, dan
sebagainya.
Tetapi begitu kita melihat pada doktrin, maka semua agama berbeda, bahkan bertentangan satu dengan yang lainnya. Dan kristen, kalau itu mau disebut sebagai suatu agama, secara doktrinal merupakan agama yang paling berbeda dibandingkan dengan agama-agama yang lain.
Penerapan: Karena itu, kalau ada orang yang tidak
senang doktrin, dan hanya senang pada ajaran-ajaran yang bersifat praktis
seperti moral dan etika, sebetulnya tak terlalu jadi soal bagi orang itu apakah
ia beragama kristen atau beragama lain, apakah ia mengikuti gereja kristen yang
benar atau yang sesat.
Dan
perbedaan-perbedaan antara Kristen dan agama-agama lain itu justru merupakan
perbedaan-perbedaan yang bersifat prinsip / dasar, seperti:
I) Pengakuan terhadap Yesus
Kristus.
Agama kristen mempercayai Yesus Kristus
sebagai:
1) Tuhan
/ Allah.
Istilah
‘Tuhan’ menunjuk pada kedudukan / jabatan, sedangkan istilah ‘Allah’ menunjuk
kepada ‘jenis makhluk’nya. Kristen mempercayai Yesus baik sebagai Tuhan maupun
sebagai Allah!
Sedangkan
agama lain / sekte paling-paling hanya menganggap Yesus sebagai orang yang baik
/ saleh, atau sebagai nabi.
Dalam hal
ini harus diwaspadai ajaran dari sekte seperti Unitarianisme / Saksi Yehuwa, dan
juga dari Gereja Orthodox Syria versi Bambang Noorsena, yang mengajarkan bahwa
Yesus bukanlah ‘Tuhan’
tetapi ‘tuan’, bukanlah ‘Allah’ sungguh-sungguh
tetapi hanya ‘allah
kecil’. Ini SAMA SEKALI bukan ajaran kristen, karena kristen
yang benar mempercayai Yesus betul-betul sebagai Allah dan Tuhan dalam arti
kata yang setinggi-tingginya, setara dengan Bapa dan Roh Kudus.
Catatan: perlu diketahui bahwa Gereja Orthodox
Syria versi Bambang Noorsena menyimpang dalam hal ini dari Gereja Orthodox
Syria yang asli.
2)
Juruselamat / Penebus dosa, yang membayar hutang dosa kita.
Jadi,
Kristen mempercayai, sesuai dengan ajaran Kitab Suci, bahwa Yesus yang adalah
Tuhan / Allah sendiri, karena kasihNya kepada manusia berdosa, mau menjadi
manusia, dan lalu menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Kita yang berdosa, dan seharusnya kita yang dihukum, tetapi Yesus rela menjadi
pengganti bagi kita, dan memikul hukuman kita, sehingga kalau kita percaya
kepada Yesus, kita tidak akan dihukum, tetapi sebaliknya diselamatkan /
diampuni.
Tidak ada
agama lain yang mempunyai seorang Juruselamat / Penebus dosa. Prinsip dari
semua agama-agama lain adalah:
a)
Manusia sendirilah yang harus membayar hutang dosanya sendiri.
Subhadra Bhiksu: A Buddhist
Catechism: “No one can be redeemed by another. No God and no saint is able to
shield a man from the consequences of evil doings. Every one of us must become
his own redeemer” (= Tak seorangpun bisa ditebus oleh orang lain. Tidak ada
Allah dan tidak ada orang suci yang bisa membentengi seorang manusia dari
konsekwensi dari tindakan jahat. Setiap orang dari kita harus menjadi
penebusnya sendiri) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 590.
b)
Allah, karena Ia adalah maha pengasih dan penyayang, mengampuni manusia berdosa
begitu saja tanpa ada penebusan ataupun penghukuman. Dari sudut pandang Kristen, ini menunjukkan
Allah itu kehilangan keadilanNya.
Catatan: dalam persoalan pengakuan terhadap Yesus
Kristus ini, Katolik sama dengan Kristen, karena Katolik juga mempercayai Yesus
sebagai Tuhan / Allah, maupun sebagai Juruselamat / Penebus dosa.
II) Prinsip kekristenan adalah
Allah mencari manusia.
Prinsip dari
semua agama lain adalah manusia mencari Allah (dengan jalan membuang dosa,
berbuat baik, berbakti, dsb).
- Thomas Arnold: “The distinction between Christianity and all other systems of religion consists largely in this, that in these others, men are found seeking after God, while Christianity is God seeking after men” (= Perbedaan antara Kekristenan dan semua sistim agama lain sebagian besar terletak di sini, yaitu bahwa dalam agama-agama lain, manusia didapati mencari Allah, sedangkan Kekristenan adalah Allah mencari manusia) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 95.
Untuk bisa mengetahui yang mana
prinsip yang benar / yang sesuai dengan ajaran Kitab Suci kita, mari kita
melihat beberapa point di bawah ini:
1)
Kej 3:6-9 - “(6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon
itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun
memakannya. (7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa
mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. (8)
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam
taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap
TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (9) Tetapi TUHAN Allah
memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’”.
Kalau kita
melihat dalam Kej 3 ini, pada waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
maka mereka tidak mencari Allah (Kej 3:6-7). Sebaliknya pada waktu mereka
mendengar kedatangan Allah, maka mereka justru bersembunyi (Kej 3:8).
Allahlah yang mencari mereka dengan memanggil: “Di manakah
engkau?” (Kej 3:9). Ini tentu tidak berarti bahwa
Allah tidak tahu dimana mereka berada. Allah hanya mau mereka datang kepadaNya
dan mengaku dosa. Tetapi bagaimanapun juga di sini kita melihat suatu prinsip
yang sudah ada sejak manusia jatuh ke dalam dosa untuk pertama kalinya, yaitu
Allahlah yang mencari manusia dan bukan sebaliknya!
2)
Dalam Luk 19:10, Yesus berkata: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang”.
Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk kepada Yesus, yang juga
adalah Allah sendiri. Jadi ayat ini lagi-lagi menunjukkan bahwa pada waktu
manusia itu terhilang dalam dosa, Allah mencari manusia untuk menyelamatkannya.
Bdk. Yeh 34:16 - “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan
Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang
gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana
seharusnya”.
Tidak ada domba hilang yang
mencari gembalanya, gembalanyalah yang mencari domba yang hilang itu.
3)
Dalam Ro 3:11 dikatakan bahwa: “Tidak ada seorangpun yang berakal budi,
tidak ada seorangpun yang mencari Allah”.
Ro 3:11 ini perlu dicamkan
khususnya pada waktu kita melihat ayat-ayat yang menyuruh manusia mencari
Allah, seperti:
a) 1Taw 16:11 - “Carilah
TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!”.
b) Maz 27:8 - “Hatiku
mengikuti firmanMu: ‘Carilah wajahKu’; maka wajahMu kucari, ya TUHAN”.
c) Maz 105:3-4 - “(3)
Bermegahlah di dalam namaNya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang
mencari TUHAN! (4) Carilah TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!”.
d) Yes 55:6 - “Carilah TUHAN
selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
e) Amos 5:4-6 - “(4) Sebab
beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: ‘Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
(5) Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang
ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan
lenyap.’ (6) Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki
keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang
memadamkan bagi Betel”.
Ayat-ayat yang menyuruh manusia mencari Allah ini, tidak menunjukkan bahwa manusia bisa mencari Allah, dan juga tidak menunjukkan bahwa ada manusia yang mencari Allah. Manusia mungkin sekali ikut agama tertentu untuk mencari keselamatan. Mereka bisa saja mencari berkat Tuhan. Tetapi manusia tidak mungkin mencari Allah.
Tetapi
benarkah manusia tidak akan pernah mencari Allah? Sebetulnya manusia bisa mencari Allah,
tetapi itu baru bisa terjadi kalau Allah sudah terlebih dahulu mencari dia dan
bekerja di dalam dirinya, sehingga ia lalu mencari Allah. Kalau Allah tidak
mencari manusia lebih dulu dan bekerja di dalam diri manusia itu, maka manusia
itu tidak akan mencari Allah.
Jadi,
prinsip yang benar tetap adalah ‘Allah mencari manusia’,
bukan ‘manusia mencari Allah’.
III) Keselamatan melalui iman
kepada Yesus Kristus.
Dalam semua
agama-agama lain, keselamatan didapatkan karena perbuatan baik, atau karena
iman / percaya + perbuatan baik. Jadi, dalam semua agama-agama lain, perbuatan
baik mempunyai andil untuk menyelamatkan manusia / membawa manusia ke surga.
Untuk menunjukkan hal itu, saya
akan membahas secara singkat prinsip keselamatan dari agama-agama besar dalam
dunia:
1)
Yudaisme / agama Yahudi.
Fritz Ridenour (tentang ajaran
Yudaisme / agama Yahudi tentang ‘keselamatan’): “Anyone, Jew
or not, may gain salvation through commitment to the one God and moral living” (= Siapapun,
orang Yahudi atau bukan, bisa mendapatkan keselamatan melalui komitmen kepada
satu Allah dan hidup yang bermoral) - ‘So What’s the Difference’, hal
63.
2) Agama Hindu.
Fritz Ridenour (tentang
keselamatan dalam agama Hindu): “Man is justified through devotion,
meditation, good works and self-control” (= Manusia
dibenarkan melalui pembaktian, meditasi, perbuatan baik dan penguasaan diri
sendiri) - ‘So What’s
the Difference’, hal 82.
3)
Agama Buddha.
Fritz Ridenour (tentang
keselamatan dalam agama Buddha): “Man is saved by self-effort only” (= Manusia
diselamatkan hanya oleh usaha sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal
92.
4)
Agama Islam.
Fritz Ridenour (tentang ajaran
Islam tentang ‘keselamatan’): “Man earns his own salvation, pays for his
own sins” (= Manusia memperoleh keselamatannya sendiri, membayar untuk
dosa-dosanya sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 72.
Catatan: kata ‘to earn’
sebetulnya berarti ‘memperoleh
karena telah melakukan sesuatu’.
5) Dalam
agama-agama lain secara umum.
Fritz Ridenour: “Many
religions and cults admit the problem of sin, but their solution is always
different from Christianity’s. While Christianity says that the only salvation
from sin is faith in Jesus Christ and His atoning death on the cross, other
religions seek salvation through good works or keeping rules and laws” (= Banyak agama
dan sekte mengakui problem dosa, tetapi solusi mereka selalu berbeda dengan
solusi dari kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya
keselamatan dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang
menebus di salib, agama-agama lain mencari keselamatan melalui
perbuatan-perbuatan baik atau pemeliharaan peraturan-peraturan dan hukum-hukum)
- ‘So What’s the Difference’,
hal 17.
6)
Agama Katolik.
Dalam
persoalan ini Roma Katolik termasuk dalam kategori agama lain, karena dalam
Roma Katolik:
a) Baptisan dianggap mutlak perlu untuk keselamatan, padahal baptisan jelas termasuk perbuatan baik / ketaatan.b) Dipercaya adanya Mortal sin (= dosa besar / mematikan) dan Venial sin (= dosa kecil / remeh). Mortal sin dianggap bisa menghancurkan keselamatan seseorang. Jadi, supaya tetap selamat seseorang harus menjauhi mortal sin. Lagi-lagi terlihat bahwa ketaatan seseorang punya andil dalam keselamatannya.c) Dipercaya adanya api penyucian, ke dalam mana semua ‘orang percaya’ yang kurang sempurna hidupnya, akan masuk; dan surga, ke dalam mana orang percaya yang kehidupannya memenuhi standard Tuhan, akan masuk.
Bahwa Katolik menekankan pentingnya perbuatan
baik untuk keselamatan / masuk surga, juga bisa terlihat dari kutipan-kutipan
di bawah ini:
1. Fritz Ridenour: “Roman
Catholicism teaches that faith is just the beginning of salvation, so the
believer must constantly work throughout his life to complete the process” (= Roma Katolik
mengajar bahwa iman hanyalah permulaan dari keselamatan, sehingga orang percaya
harus terus menerus bekerja dalam sepanjang hidupnya untuk melengkapi proses
itu) - ‘So What’s
the Difference’, hal 41.
2. Fritz Ridenour: “The
Catholic believes that good works are necessary for salvation” (= Orang Katolik
percaya bahwa perbuatan baik perlu untuk keselamatan) - ‘So What’s the Difference’, hal
45.
3. Fritz Ridenour
(tentang keselamatan dalam Roma Katolik): “Salvation
is secured by faith plus good works - as channeled through the Roman Catholic
Church” (= Keselamatan dipastikan oleh iman ditambah perbuatan
baik - seperti yang disalurkan melalui Gereja Roma Katolik)
- ‘So What’s the Difference’,
hal 45-46.
Dalam agama kristen / kekristenan, kita bisa selamat
hanya karena iman / percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
dan sama sekali bukan karena perbuatan baik kita. Jadi, dalam
agama kristen, sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan, tetapi perbuatan baik itu sama
sekali tidak punya andil dalam menyelamatkan kita / membawa kita ke surga.
Bahwa Kitab Suci memang
mengajarkan bahwa perbuatan baik sama sekali tidak mempunyai andil dalam
keselamatan, terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
a. Kis 15:1-11 - “(1)
Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada
saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang
diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan
Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya
ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat
itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk
membicarakan soal itu. (3) Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota,
lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu
mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. (4) Setibanya di
Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua,
lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan
mereka. (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi
percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan
diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ (6) Maka bersidanglah rasul-rasul dan
penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (7) Sesudah beberapa waktu lamanya
berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata
kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah
memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa
lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal
hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia
mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia
sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia
menyucikan hati mereka oleh iman. (10) Kalau demikian, mengapa kamu mau
mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang
tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (11)
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita
akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’”.
Bdk. ay 11b dengan Ro 11:5-6 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal
suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi
karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak
demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia”.
b.
Ro 3:24,27-28 - “(24) dan oleh kasih karunia Allah telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... (27) Jika
demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak,
melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan
karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.
c. Ro 9:30-32 - “(30) Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang
tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena
iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan
mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (32) Mengapa tidak?
Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan”.
d. Gal 2:16 - “Kamu tahu,
bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat,
tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
e. Gal 3:6-11 - “(6) Secara
itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari
iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya
mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman,
telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: ‘Olehmu segala bangsa
akan diberkati.’ (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati
bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis:
‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis
dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang
benar akan hidup oleh iman.’”.
f. Ef 2:8-9 - “(8) Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri”.
g. Fil 3:7-9 - “(7) Tetapi
apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena
Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan
Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku
telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena
mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada
Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan”.
h. Bahwa perbuatan baik tidak mempunyai andil
dalam keselamatan seseorang, juga bisa terlihat dari selamatnya penjahat yang
bertobat di atas kayu salib, padahal ia hanya percaya kepada Kristus (pada
akhir hidupnya) dan boleh dikatakan tidak mempunyai perbuatan baik.
Luk 23:42-43 - “(42) Lalu
ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’
(43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
-AMIN-
No comments:
Post a Comment