F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (2)

Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div




IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH (2)

Bacalah lebih dulu bagian 1


9.   2Pet 1:1 - “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”.
Bagian yang saya garis-bawahi itu kurang terjemahannya.

KJV: ‘to them that have obtained like precious faith with us’ (= kepada mereka yang telah mendapatkan iman yang sama berharganya dengan kita).
RSV: ‘To those who have obtained a faith of equal standing with ours’ (= Kepada mereka yang telah mendapatkan suatu iman yang kedudukannya setara dengan iman kita).
NIV: ‘To those who ... have received a faith as precious as ours’ (= Kepada mereka yang ... telah menerima suatu iman yang sama berharganya dengan iman kita).
NASB: ‘To those who have received a faith of the same kind as ours’ (= Kepada mereka yang telah menerima suatu iman dari jenis yang sama seperti iman kita).



  • Calvin: “This is a commendation of the grace which God had indiscriminately shewed to all his elect people; for it was no common gift, that they had all been called to one and the same faith, ...” (= Ini adalah suatu pujian / penghargaan tentang kasih karunia yang Allah telah tunjukkan secara tak pandang bulu kepada semua orang-orang pilihanNya; karena itu bukanlah pemberian umum, bahwa mereka semua telah dipanggil kepada iman yang satu dan yang sama, ...).



  • Matthew Henry: “This precious faith is obtained of God. Faith is the gift of God, wrought by the Spirit, who raised up Jesus Christ from the dead.” (= Iman yang berharga ini didapatkan dari Allah. Iman adalah karunia / pemberian dari Allah, dikerjakan oleh Roh, yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati.).



  • Pulpit Commentary: “The word rendered ‘obtained’ (TOIS LAKHOUSIN) means properly ‘to obtain by lot,’ as in Luke 1:9. It is noticeable that one of the few places in which it occurs in the New Testament is in a speech of St. Peter’s (Acts 1:17); its use here implies that faith is a gift of God” [= Kata yang diterjemahkan ‘mendapatkan / menerima / memperoleh’ (TOIS LAKHOUSIN) sebetulnya berarti ‘mendapatkan oleh undian’, seperti dalam Luk 1:9. Bisa terlihat dengan jelas bahwa salah satu dari beberapa tempat dimana kata itu muncul dalam Perjanjian Baru adalah dalam khotbah Santo Petrus (Kis 1:17); penggunaannya di sini secara implicit menunjukkan bahwa iman adalah suatu karunia dari Allah].



Luk 1:9 - “Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.”.
Kis 1:17 - “Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.’”.

  • Bible Knowledge Commentary: “‘Received’ is from the unusual verb lanchano, ‘to obtain by lot’ (cf. Luke 1:9; John 19:24). This implies God’s sovereign choice rather than anything they might have done to deserve such a gift” [= Kata ‘menerima’ berasal dari kata kerja yang tidak umum / luar biasa LANKHANO, ‘mendapatkan oleh undian’ (bdk. Luk 1:9; Yoh 19:24). Ini secara implicit menunjukkan pemilihan yang berdaulat dari Allah dan bukannya dari apapun yang mereka telah lakukan untuk layak mendapatkan karunia seperti itu].


Luk 1:9 - “Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ”.

Yoh 19:24 - “Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.’ Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Mereka membagi-bagi pakaianKu di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKu.’ Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu”.


Mengapa Petrus menggunakan kata kerja yang sebetulnya berarti ‘mendapatkan oleh undian’? Apakah dalam melakukan pemilihan, Tuhan melakukannya dengan pengundian? Tentu tidak. Perhatikan penjelasan dari Jamieson, Fausset & Brown di bawah ini.



  • Jamieson, Fausset & Brown: Divine election is as independent of man’s control, as the lot which is cast forth.” (= Pemilihan ilahi sama tak tergantungnya pada kendali manusia, seperti undian yang dilemparkan.).

Bdk. Amsal 16:33 - “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.”.


10)Yoh 6:44-45 - “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. (45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu.”.


  • William Hendriksen (tentang Yoh 6:45): “It is not true that 6:45 cancels or at least weakens 6:44. The expression, ‘It is written in the prophets, And they shall all be taught of God,’ does not in any sense whatever place in the hands of men the power to accept Jesus as Lord. Here is more - much more! - than mere intellectual advancement. Here, too, is more than that plus moral suasion. Here is the transformation of the entire personality!” (= Tidaklah benar bahwa 6:45 membatalkan atau setidaknya melemahkan 6:44. Ungkapan, ‘Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah’, tidak dalam arti apapun meletakkan dalam tangan manusia kuasa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan. Di sini ada lebih - jauh lebih banyak! - dari pada semata-mata kemajuan intelektual. Di sini juga, adalah lebih dari itu ditambah bujukan / desakan. Ini adalah perubahan dari seluruh kepribadian!).



  • William Hendriksen (tentang Yoh 6:45): “Here again the divine and the human activities in the work of salvation are juxtaposed, for immediately after ‘And they shall all be taught of God’ there follows, ‘Everyone who listens to the Father and learns of him will come to me.’ In this connection, however, it should be emphasized that in showing how sinners are saved Scripture never merely places side by side the divine and the human factors, predestination and responsibility, God’s teaching and man’s listening. On the contrary, it is always definitely indicated that it is God who takes the initiative and who is in control from start to finish. It is God who draws before man comes; it is he that teaches before man can listen and learn. Unless the Father draws, no one can come. That is the negative side. The positive is: everyone who listens to the Father and learns of him will come. Grace always conquers; it does what it sets out to do. In that sense it is irresistible. The absolute character of the cooperation between Father and Son, which, in turn, is based upon unity of essence, is stressed once more as in so many other passages in this Gospel: he who listens to the Father (not merely in the outward sense but so that he actually learns of him) comes to the Son, ‘will come to me.’ Such a person will embrace Christ by a true and living faith.”

    [= Di sini lagi-lagi aktivitas ilahi dan manusiawi dalam pekerjaan keselamatan diletakkan berdampingan, karena segera setelah ‘Dan mereka semua akan diajar dari / oleh Bapa’ mengikuti kalimat ‘Dan setiap orang, yang mendengar kepada Bapa dan belajar dari Dia, akan datang kepadaKu.’ Tetapi dalam hubungan ini harus ditekankan bahwa dalam menunjukkan bagaimana orang-orang berdosa diselamatkan, Kitab Suci tidak pernah semata-mata menempatkan berdampingan faktor-faktor ilahi dan manusiawi, predestinasi dan tanggung jawab, pengajaran Allah dan pendengaran manusia. Sebaliknya, selalu secara pasti ditunjukkan bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif dan yang mengendalikan dari awal sampai akhir. Allahlah yang menarik sebelum manusia bisa datang; Ialah yang mengajar sebelum manusia bisa mendengar dan belajar. Kecuali Bapa menarik, tak seorangpun bisa datang. Itu adalah sisi negatifnya. Sisi positifnya adalah: setiap orang yang mendengar kepada Bapa dan belajar dari Dia akan datang. Kasih karunia selalu menang; kasih karunia melakukan apa yang kasih karunia maksudkan untuk lakukan. Dalam arti itu kasih karunia tidak dapat ditolak. Karakter mutlak dari kerja sama antara Bapa dan Anak, yang didasarkan pada kesatuan hakekat, ditekankan satu kali lagi seperti dalam begitu banyak text-text dalam Injil ini: ia yang mendengar kepada Bapa (bukan semata-mata dalam arti lahiriah tetapi sedemikian rupa sehingga ia betul-betul belajar dari Dia) datang kepada Anak, ‘akan datang kepadaKu’. Orang seperti itu akan memeluk / percaya kepada Kristus dengan iman yang sejati / benar dan hidup.]
    .



  • Calvin (tentang Yoh 6:45): “the Church cannot be restored in any other way than by God undertaking the office of a Teacher, and bringing believers to himself. The way of teaching, of which the prophet speaks, does not consist merely in the external voice, but likewise in the secret operation of the Holy Spirit. In short, this teaching of God is the inward illumination of the heart. ‘And they shall be all taught by God.’ As to the word ‘all,’ it must be limited to the elect, who alone are the true children of the Church. ... Christ, therefore, justly concludes that men have not eyes to behold the light of life, until God has opened them. But at the same time, he fastens on the general phrase, ‘all;’ because he argues from it, that ‘all’ who are ‘taught by God’ are effectually drawn, so as to come; and to this relates what he immediately adds, Whosoever therefore hath heard my Father. The amount of what is said is, that all who do not believe are reprobate and doomed to destruction; because all the sons of the Church and heirs of life are made by God to be his obedient disciples. Hence it follows, that there is not one of all the elect of God who shall not be a partaker of faith in Christ. Again, as Christ formerly affirmed that men are not fitted for believing, until they have been drawn, so he now declares that the grace of Christ, by which they are drawn, is efficacious, so that they necessarily believe. These two clauses utterly overturn the whole power of free will, of which the Papists dream. For if it be only when the Father has drawn us that we begin to ‘come to Christ,’ there is not in us any commencement of faith, or any preparation for it. On the other hand, if all come whom the Father hath taught, He gives to them not only the choice of believing, but faith itself. ... ‘Cometh to me.’ He shows the inseparable connection that exists between him and the Father. For the meaning is, that it is impossible that any who are God’s disciples shall not obey Christ, and that they who reject Christ refuse to be ‘taught by God;’ because the only wisdom that all the elect learn in the school of God is, to come to Christ; for the Father, who sent him, cannot deny himself.”


    (= Gereja tidak bisa dipulihkan dengan cara lain apapun dari pada dengan Allah mengerjakan jabatan dari seorang Guru / Pengajar, dan membawa orang-orang percaya kepada diriNya sendiri. Cara pengajaran, tentang mana sang nabi berbicara, tidak terdiri semata-mata dalam suara lahiriah, tetapi juga dalam pekerjaan / operasi rahasia dari Roh Kudus. Singkatnya, pengajaran Allah ini adalah pencerahan di dalam dari hati. ‘Dan mereka semua akan diajar oleh Allah’. Berkenaan dengan kata ‘semua’, itu harus dibatasi pada orang-orang pilihan, karena hanya mereka yang merupakan anak-anak yang sejati dari Gereja. ... Karena itu, Kristus secara benar menyimpulkan bahwa manusia tidak mempunyai mata untuk melihat terang kehidupan, sampai Allah telah membuka mata mereka. Tetapi pada saat yang sama, Ia melekatkan pada ungkapan umum, ‘semua’; karena Ia berargumentasi darinya, bahwa ‘semua’ yang ‘diajar oleh Allah’ ditarik secara efektif, sehingga mereka datang; dan dengan hal ini berhubungan apa yang Ia segera tambahkan, Karena itu, ‘barang siapa / setiap orang telah mendengar BapaKu.’ Total dari semua yang Ia katakan adalah, bahwa semua yang tidak percaya adalah reprobate / orang-orang non pilihan dan ditentukan pada kebinasaan / kehancuran; karena semua anak-anak dari Gereja dan ahli-ahli waris dari kehidupan dibuat oleh Allah untuk menjadi murid-muridNya yang taat. Maka akibatnya adalah bahwa di sana tidak ada seorangpun dari semua orang-orang pilihan dari Allah yang tidak akan menjadi seorang pengambil bagian dari iman kepada Kristus. Selanjutnya, sebagaimana Kristus sebelumnya menegaskan bahwa orang-orang tidak cocok untuk percaya, sampai mereka telah ditarik, maka sekarang Ia menyatakan bahwa kasih karunia dari Kristus, dengan mana mereka ditarik, adalah mujarab / pasti berhasil, sehingga mereka pasti percaya. Dua anak kalimat ini sama sekali membalikkan seluruh kekuatan dari kehendak bebas, tentang mana para pengikut Paus bermimpi. Karena jika hanya pada waktu Bapa telah menarik kita maka kita mulai ‘datang kepada Kristus’, di sana tidak ada di dalam kita pemulaian apapun dari iman, atau persiapan apapun untuk iman. Di sisi yang lain, jika semua yang telah diajar Bapa datang, IA MEMBERIKAN KEPADA MEREKA BUKAN HANYA PEMILIHAN UNTUK PERCAYA, TETAPI IMAN ITU SENDIRI. ... ‘Datang kepadaKu’. Ia menunjukkan hubungan yang tak terpisahkan yang ada antara Dia dengan Bapa. Karena artinya adalah, bahwa adalah tidak mungkin bahwa siapapun yang adalah murid-murid Allah tidak akan mentaati Kristus, dan bahwa mereka yang menolak Kristus menolak untuk ‘diajar oleh Allah’; karena satu-satunya hikmat yang dipelajari oleh semua orang-orang pilihan dalam sekolah Allah adalah, datang kepada Kristus; karena Bapa, yang mengutusNya, tidak bisa menyangkal diriNya sendiri.)
    .



Ini beberapa hal penting yang ditekankan oleh Calvin dalam kutipan di atas:

a) Ay 45 merupakan kutipan dari Yes 54:13 - “Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka”.
b)   Kata ‘semua’ menunjuk kepada elects (= orang-orang pilihan).
c) Ini menjelaskan bahwa Allah ‘menarik’ dengan ‘mengajar’. Tetapi jelas bahwa ‘mengajar’ ini bukanlah satu-satunya hal yang Allah lakukan untuk menarik seseorang. Ia juga melahirbarukan (atau ‘membuka mata mereka’), memberikan terang sehingga orang itu mengerti ajaran yang Ia berikan, dan bahkan Ia juga memberikan iman. Saya ingin ulangi bagian terpenting dari kata-kata Calvin di atas.

Calvin (tentang Yoh 6:45): “He gives to them not only the choice of believing, but faith itself.” (= Ia memberikan kepada mereka bukan hanya pemilihan, tetapi iman itu sendiri.).
d)   Orang yang telah mendengar dan menerima ajaran dari Bapa akan datang kepada Yesus (beriman kepada Yesus).

11)Yoh 6:65 - “Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.

  • William Hendriksen (tentang Yoh 6:65): “faith is a gift of God, and it is not given to all men: ‘And he was saying, Therefore said I to you that no one can come to me unless it is given to him by the Father.’” (= iman adalah suatu pemberian / karunia dari Allah, dan itu tidak diberikan kepada semua orang: ‘Dan Ia berkata, Karena itu Aku berkata kepadamu bahwa tak seorangpun dapat datang kepadaKu kecuali itu dikaruniakan kepadaNya oleh Bapa’.).

  • Calvin (tentang Yoh 6:65): “He again states that faith is an uncommon and remarkable gift of the Spirit of God, that we may not be astonished that the Gospel is not received in every place and by all. ... Christ therefore assigns a reason why there are so few believers, namely, because no man, whatever may be his acuteness, can arrive at faith by his own sagacity; for all are blind, until they are illuminated by the Spirit of God, and therefore they only partake of so great a blessing whom the Father deigns to make partakers of it. If this grace were bestowed on all without exception, it would have been unseasonable and inappropriate to have mentioned it in this passage; for we must understand that it was Christ’s design to show that not many believe the Gospel, because faith proceeds only from the secret revelation of the Spirit. ‘Unless it be given him by my Father.’ He now uses the word ‘give’ instead of the word which he formerly used, ‘draw;’ by which he means that there is no other reason why God draws, than because out of free grace he loves us; for what we obtain by the gift and grace of God, no man procures for himself by his own industry.”


    (= Ia menyatakan lagi bahwa iman adalah suatu karunia yang tidak biasa / tidak umum dan hebat / luar biasa dari Roh Allah, supaya kita tidak heran bahwa Injil tidak diterima di setiap tempat dan oleh semua orang. ... Karena itu Kristus memberikan suatu alasan mengapa hanya ada sedikit orang-orang percaya, yaitu, karena tak seorangpun, bagaimanapun ketajaman / ketelitiannya, bisa sampai pada iman oleh kecerdasan / kebijaksanaannya sendiri; karena semua orang adalah buta, sampai mereka diterangi oleh Roh Allah, dan karena itu mereka hanya mengambil bagian dari berkat yang begitu besar yang Allah berkenan untuk membuatnya menjadi pengambil bagian darinya. Jika kasih karunia ini diberikan kepada semua orang tanpa kecuali, maka akan tidak sesuai dan tidak cocok untuk menyebutkannya dalam text ini; karena kita harus mengerti bahwa adalah rancangan Kristus untuk menunjukkan bahwa tidak banyak orang percaya Injil, karena iman keluar hanya dari wahyu / penyataan rahasia dari Roh. ‘Kecuali itu dikaruniakan kepadanya oleh BapaKu’. Sekarang Ia menggunakan kata ‘beri’ dan bukannya kata yang sebelumnya Ia gunakan, ‘tarik’; dengan mana Ia memaksudkan bahwa di sana tidak ada alasan lain mengapa Allah menarik, dari pada karena dari kasih karunia yang cuma-cuma Ia mengasihi kita; karena apa yang kita dapatkan oleh karunia dan kasih karunia Allah, tak seorangpun mendapatkannya bagi dirinya sendiri oleh kerajinannya sendiri.)
    .

Catatan: perlu dicamkan bahwa Yoh 6:65 ini muncul dalam konteks yang menceritakan tentang Yesus memberi makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan (Yoh 6:1-14). Jadi mula-mula ada banyak orang, tetapi lalu hampir semua meninggalkan Dia karena kata-kata kerasNya (Yoh 6:60,66).



12)1Kor 12:2-3 - “(2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. (3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.”.

  • Charles Hodge (tentang 1Kor 12:3): “The word ku>riov (KURIOS), LORD, is that by which the word Jehovah is commonly rendered in the Greek version of the Old Testament. To say Jesus is the Lord, therefore, in the sense of the apostle, is to acknowledge him to be truly God. ... What the apostle says, is that no man can make this acknowledgment but by the Holy Ghost. This of course does not mean that no one can utter these words unless under special divine influence; but it means that no one can truly believe and openly confess that Jesus is God manifest in the flesh unless he is enlightened by the Spirit of God.” [= Kata KURIOS, TUHAN, adalah kata dengan mana kata Yehovah biasanya diterjemahkan dalam versi Yunani dari Perjanjian Lama. Karena itu, mengatakan Yesus adalah Tuhan, dalam arti dari sang rasul, adalah mengakui Dia sebagai sungguh-sungguh Allah. ... Apa yang sang rasul katakan, adalah bahwa tak seorangpun bisa membuat pengakuan ini kecuali oleh Roh Kudus. Ini tentu tidak berarti bahwa tak seorangpun bisa mengucapkan kata-kata ini kecuali di bawah pengaruh ilahi yang khusus; tetapi itu berarti bahwa tak seorangpun bisa percaya dengan sungguh-sungguh dan mengaku secara terbuka bahwa Yesus adalah Allah yang menyatakan diri dalam daging kecuali ia diterangi oleh Roh Kudus.]
Memang kalau cuma ‘mengucapkan’ (tanpa hatinya betul-betul percaya), tentu saja seadanya orang munafik bisa melakukannya.

Bdk. Mat 7:21-23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

Tetapi mengaku Yesus sebagai Tuhan / Allah dengan hati yang sungguh-sungguh percaya (bdk. Ro 10:9), tidak mungkin bisa terjadi kalau bukan karena Roh Kudus.

Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”.

  • Calvin (tentang 1Kor 12:3): “Having admonished them from their own experience, he sets before them a general doctrine, which he deduces from it; for what the Corinthians had experienced in themselves is common to all mankind - to wander on in error, previously to their being brought back, through the kindness of God, into the way of truth. Hence it is necessary that we should be directed by the Spirit of God, or we shall wander on for ever. From this, too, it follows, that all things that pertain to the true knowledge of God, are the gifts of the Holy Spirit. ... ‘no one can speak well of Christ, but by the Spirit of Christ.’ ... To ‘say that Jesus is the Lord,’ is to speak of him in honorable terms and with reverence, and to extol his majesty. Here it is asked - ‘As the wicked sometimes speak of Christ in honorable and magnificent terms, is this an indication that they have the Spirit of God?’ I answer - ‘They undoubtedly have, so far as that effect is concerned; but the gift of regeneration is one thing, and the gift of bare intelligence, with which Judas himself was endowed, when he preached the gospel, is quite another.’ Hence, too, we perceive how great our weakness is, as we cannot so much as move our tongue for the celebration of God’s praise, unless it be governed by his Spirit.” (= Setelah menasehati mereka dari pengalaman mereka sendiri, ia meletakkan di depan mereka suatu doktrin / ajaran yang bersifat umum, yang ia simpulkan darinya; karena apa yang orang-orang Korintus telah alami dalam diri mereka sendiri adalah umum bagi semua umat manusia - mengembara dalam kesalahan, sebelum mereka dibawa kembali, melalui kebaikan Allah, ke dalam jalan kebenaran. Jadi, adalah perlu bahwa kita diarahkan oleh Roh Allah, atau kita akan mengembara selama-lamanya. Dari hal ini, juga mengikuti bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan pengetahuan yang benar tentang Allah, adalah karunia-karunia dari Roh Kudus. ... ‘Tak seorangpun bisa berbicara baik tentang Kristus, kecuali oleh Roh Kristus’. ... ‘Mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan’, berarti berbicara tentang Dia dalam istilah-istilah yang menghormat dan dengan rasa hormat / takut, dan meninggikan keagunganNya. Di sini ditanyakan - ‘Karena orang-orang jahat kadang-kadang berbicara tentang Kristus dalam istilah-istilah yang menghormat dan bagus sekali, apakah ini merupakan suatu petunjuk bahwa mereka mempunyai Roh Allah?’ Saya menjawab - ‘Tak diragukan bahwa mereka telah mengatakan hal seperti itu, sejauh hasilnya itu yang diperhatikan; tetapi karunia tentang kelahiran baru sangat berbeda dengan karunia tentang semata-mata kepandaian, dengan mana Yudas sendiri dikaruniai, pada waktu ia memberitakan Injil’. Karena itu, kami juga mengerti betapa besar kelemahan kita, karena kita tidak dapat menggerakkan lidah kita untuk memuji Allah, kecuali lidah itu dikuasai / diperintah oleh RohNya.).


Jadi kesimpulannya adalah: Allah bukan hanya memberikan hal-hal sehingga manusia BISA beriman, tetapi Ia betul-betul memberikan iman itu sendiri.
Jadi jelas bahwa Allah bukan hanya memberikan kasih karunia setengah-setengah sampai pada titik dimana manusia bisa memilih sendiri. Tidak! Ia memberikan kasih karunia sampai mereka percaya dan diselamatkan!


Calvin sendiri mempunyai pandangan bahwa iman tidak tergantung pada kehendak manusia!

  • Calvin (tentang Yoh 6:37): “In the first place, he says, that all whom the Father giveth him come to him; by which words he means, that faith is not a thing which depends on the will of men, so that this man and that man indiscriminately and at random believe, but that God elects those whom he hands over, as it were, to his Son; for when he says, that whatever is given cometh, we infer from it, that all do not come. Again, we infer, that God works in his elect by such an efficacy of the Holy Spirit, that not one of them falls away; for the word ‘give’ has the same meaning as if Christ had said, ‘Those whom the Father hath chosen he regenerates, and gives to me, that they may obey the Gospel.’” (= Pertama-tama, Ia katakan, bahwa semua orang yang Bapa berikan kepadaNya datang kepadaNya; dengan kata-kata mana Ia memaksudkan, bahwa IMAN BUKANLAH SESUATU YANG TERGANTUNG PADA KEHENDAK MANUSIA, sehingga orang ini atau orang itu secara tak pandang bulu dan secara acak, percaya, tetapi bahwa Allah memilih mereka yang boleh dikatakan Ia berikan kepada AnakNya; karena pada waktu ia mengatakan, bahwa ‘siapapun yang diberikan datang,’ kami menyimpulkan darinya, bahwa tidak semua datang. Lagi, kami menyimpulkan bahwa Allah bekerja dalam orang-orang pilihanNya dengan kemujaraban sedemikian rupa dari Roh Kudus, sehingga tak seorangpun dari mereka meninggalkan; karena kata ‘memberikan’ mempunyai arti yang sama seakan-akan Kristus telah berkata, ‘mereka yang telah Bapa pilih, Ia lahir-barukan, dan berikan kepadaKu, sehingga mereka bisa mentaati Injil’.).

Illustrasi:
Dalam hidup sehari-hari, kalau saya katakan sekarang saya membawa uang 1 juta dalam dompet saya, saudara tidak bisa memutuskan mau percaya atau tidak mau percaya. Tinggal saudara percaya atau tidak percaya. Tidak ada urusan dengan kemauan / kehendak! Jadi, iman bukanlah hasil dari keputusan manusia.

Kesaksian:
Kalau saya merenungkan pertobatan saya, tidak pernah ada saat dalam hidup saya dimana setelah mendengar Injil, saya menimbang-nimbang untung ruginya kalau saya beriman kepada Kristus, atau kalau saya menolak Kristus. Dan lalu, setelah sekian lama menimbang-nimbang maka akhirnya saya mengambil keputusan untuk percaya kepada Kristus! Tidak pernah ada saat seperti itu dalam kehidupan saya! Bagi saya ini omong kosong!

Yang terjadi dalam hidup saya adalah: setelah mendengar Injil secara bertahap, tahu-tahu saya mendapati bahwa diri saya sudah percaya kepada Kristus. Saya tidak ingat kapan persisnya saya percaya, tetapi saya tahu-tahu menyadari bahwa saya sudah percaya. Jadi jelas itu bukan keputusan dari kehendak bebas saya, sebagaimana yang dipercaya oleh orang-orang Arminian!

Bagaimana kalau orang mengatakan bahwa itu kan hanya didasarkan atas pengalamanmu? Pengalaman bukan dasar dari ajaran, karena tiap orang bisa punya pengalaman yang berbeda!


Saya menjawab:

a)  Ini sesuai dengan apa yang saya jelaskan dalam bagian ini, yaitu bahwa iman adalah anugerah Allah kepada orang-orang pilihanNya! Jadi, ayat-ayatnya jelas sangat banyak!

b)   Dalam Alkitab tidak pernah ada pertanyaan ‘Maukah engkau percaya?’. Yang ada adalah pertanyaan ‘Percayakah engkau / kamu ....?’.

Mari kita lihat sederetan ayat di bawah ini:

1.   Ayub 39:14 - “Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah kepadanya pekerjaanmu yang berat?”.

2.   Mat 9:28 - “Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepadaNya dan Yesus berkata kepada mereka: ‘Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?’ Mereka menjawab: ‘Ya Tuhan, kami percaya.’”.

3.   Yoh 9:35 - “Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’”.

4.   Yoh 11:26 - “dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?’”.

5.   Yoh 14:10 - “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya.”.

6.   Yoh 16:31 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Percayakah kamu sekarang?”.

7.   Kis 26:27 - “Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.’”.

c)   Tetapi bagaimana dengan ayat-ayat yang mengandung kata-kata ‘mau / tidak mau percaya’ dan dalam bahasa Inggris ‘will / will not believe’?

1.   Bil 14:11 - “TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepadaKu, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!”.
Kalau kita membandingkan dengan terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Inggris maka kita akan melihat bahwa dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris memang ada kata ‘will’, tetapi menurut saya kata ‘will’ itu bisa diterjemahkan ‘akan’ dan bukannya ‘mau’.
KJV: ‘and how long will it be ere they believe me’ (= dan akan jadi berapa lama lagi sebelum mereka percaya kepadaKu?).
RSV: ‘And how long will they not believe in me’ (= Dan berapa lama lagi / sampai kapan mereka akan tidak percaya kepadaKu).
NIV: ‘How long will they refuse to believe in me’ (= Berapa lama mereka akan menolak untuk percaya kepadaKu).
NASB: ‘And how long will they not believe in Me’ (= Dan berapa lama mereka akan tidak percaya kepadaKu).

2.   Yoh 10:38 - “tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.’”.
Dalam terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Inggris kata ‘mau’ ini tidak ada.
KJV: ‘though ye believe not me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).
RSV: ‘even though you do not believe me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).
NIV: ‘even though you do not believe me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).
NASB: ‘though you do not believe Me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).

3.   Mat 27:42 (KJV): ‘He saved others; himself he cannot save. If he be the King of Israel, let him now come down from the cross, and we will believe him.’ (= Ia menyelamatkan orang-orang lain; diriNya sendiri Ia tidak bisa menyelamatkan. Jika Ia adalah Raja Israel, biarlah Ia sekarang turun dari salib, dan kami mau / akan percaya kepadaNya).
Ini bisa diterjemahkan ‘kami akan percaya’ (= LAI).
Mat 27:42 - “  "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya.”.


4.   Yoh 11:48 (KJV): ‘If we let him thus alone, all men will believe on him: and the Romans shall come and take away both our place and nation.’ (= Jika kita membiarkanNya, semua orang akan percaya kepadaNya: dan orang-orang Romawi akan datang dan mengambil baik tempat dan bangsa kita).
Ini harus diterjemahkan ‘semua orang akan percaya’ (= LAI).
Yoh 11:48 - “Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.’”.
 

5.   Kel 4:1 (KJV): ‘And Moses answered and said, But, behold, they will not believe me, nor hearken unto my voice: for they will say, The LORD hath not appeared unto thee.’ (= Dan Musa menjawab dan berkata, Tetapi, lihatlah, mereka tidak mau / akan percaya kepadaku, ataupun mendengarkan suaraku: karena mereka akan berkata, TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu).
Ini bisa diterjemahkan ‘mereka tidak akan percaya’.
LAI: ‘mereka tidak percaya’.
Kel 4:1 - “Lalu sahut Musa: ‘Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?’”.

6.   Kel 4:8 (KJV): ‘And it shall come to pass, if they will not believe thee, neither hearken to the voice of the first sign, that they will believe the voice of the latter sign.’ (= Dan akan terjadi, jika mereka tidak mau / akan percaya kepadamu, ataupun mendengarkan suara dari tanda yang pertama, mereka mau / akan percaya suara dari tanda yang belakangan).
Ini bisa diterjemahkan ‘jika mereka akan tidak percaya’ ... ‘mereka akan percaya’.
Kel 4:8 (LAI): “‘Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.”.
 

7.   Kel 4:9 (KJV): ‘And it shall come to pass, if they will not believe also these two signs, neither hearken unto thy voice, that thou shalt take of the water of the river, and pour it upon the dry land: and the water which thou takest out of the river shall become blood upon the dry land.’ (= Dan akan terjadi, jika mereka juga tidak mau percaya kedua tanda ini, ataupun mendengarkan suaramu, engkau akan mengambil air dari sungai, dan mencurahkannya pada tanah yang kering: dan air yang engkau ambil dari sungai akan menjadi darah di tanah yang kering).
Ini bisa diterjemahkan ‘jika mereka tidak percaya’ (= LAI).
Kel 4:9 - “Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu.’”.

8.   Yes 7:9 (KJV): ‘And the head of Ephraim is Samaria, and the head of Samaria is Remaliah’s son. If ye will not believe, surely ye shall not be established.’ (= Dan kepala dari Efraim adalah Samaria, dan kepala dari Samaria adalah anak Remalya. Jika kamu tidak mau percaya, pasti kamu tidak akan diteguhkan / ditegakkan.).
Ini bisa diterjemahkan ‘Jika kamu tidak percaya’ (= LAI).
Yes 7:9 - “Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya.’”.

9.   Hab 1:5 (KJV): ‘Behold ye among the heathen, and regard, and wonder marvellously: for I will work a work in your days, which ye will not believe, though it be told you.’ (= Lihatlah di antara orang-orang kafir, dan perhatikanlah, dan terheran-heranlah: karena Aku akan mengerjakan suatu pekerjaan pada jamanmu, yang tidak akan kamu percayai, sekalipun itu diceritakan kepadamu.).
Ini harus diterjemahkan ‘tidak akan kamu percayai’ (= LAI).
Hab 1:5 - “Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.”.

10.Luk 22:67 (KJV): ‘Art thou the Christ? tell us. And he said unto them, If I tell you, ye will not believe:’ (= Apakah Engkau adalah Kristus? Beritahukanlah kami. Dan Ia berkata kepada mereka, Jika Aku memberitahumu, kamu tidak akan percaya).
Ini harus diterjemahkan ‘kamu tidak akan percaya’ (= LAI).
Luk 22:67 - “katanya: ‘Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.’ Jawab Yesus: ‘Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya;”.

11.Yoh 4:48 (KJV): ‘Then said Jesus unto him, Except ye see signs and wonders, ye will not believe.’ (= Maka Yesus berkata kepadanya, Kecuali kamu melihat tanda-tanda dan mujijat-mujijat, kamu tidak mau / akan percaya.).
Ini bisa diterjemahkan ‘kamu tidak akan percaya’.
Yoh 4:48 - “Maka kata Yesus kepadanya: ‘Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.’”.

12.Yoh 20:25 (KJV): ‘The other disciples therefore said unto him, We have seen the Lord. But he said unto them, Except I shall see in his hands the print of the nails, and put my finger into the print of the nails, and thrust my hand into his side, I will not believe.’ (= Karena itu, murid-murid yang lain berkata kepadanya, Kami telah melihat Tuhan. Tetapi ia berkata kepada mereka, Kecuali aku melihat pada tanganNya tanda / jejak paku-paku, dan memasukkan jariku ke dalam tanda / jejak paku-paku, dan memasukkan tanganku ke dalam sisiNya, Aku tidak mau / akan percaya.).
Ini bisa diterjemahkan ‘Aku tidak akan percaya’ (= LAI).
Yoh 20:25 - “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’”.

Memang dalam menterjemahkan kata ‘will’ ada beberapa kemungkinan, yaitu diterjemahkan ‘mau’, atau ‘akan’ atau tak diterjemahkan (dihapuskan).

Keberatan dari pihak Arminian.
Orang Arminian menganggap sebagai tak masuk akal kalau Allah menyuruh kita beriman, tetapi ternyata Allahlah yang memberikan iman itu.

  • John Owen: “The Arminians have but one argument, that ever I could meet with, whereby they strive to rob Christ of this glory of meriting and procuring for us faith and repentance; and that is, because they are such acts of ours as in duty and obedience to the precepts of the gospel we are bound to perform; and this they everywhere press at large, ‘usque et usque.’ In plain terms, they will not suffer their idol to be accounted defective in any thing that is necessary to bring us unto heaven.” [= Orang-orang Arminian hanya mempunyai satu argumentasi, yang pernah saya temui, dengan mana mereka berjuang / berusaha keras untuk merampok Kristus dari kemuliaan tentang keberjasaan dan bagaimana mendapatkan iman dan pertobatan; dan itu adalah, karena mereka (iman dan pertobatan) adalah tindakan-tindakan kita seperti dalam kewajiban dan ketaatan kepada ajaran-ajaran / perintah-perintah dari injil yang harus kita lakukan; dan ini mereka tekankan dimana-mana pada umumnya, ‘selalu dan terus menerus’. Dalam istilah-istilah yang jelas, mereka tidak akan membiarkan berhala mereka untuk dianggap cacat dalam hal apapun yang perlu untuk membawa kita ke surga] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 116 (AGES).
Catatan:
kata bahasa Latin ‘usque’ berarti ‘selalu’, ‘setiap saat’, ‘terus menerus’; dan kata bahasa Latin ‘et’ berarti ‘dan’ - Collins Latin Dictionary (Libronix).
Saya kira yang Owen maksudkan dengan ‘their idol’ (= berhala mereka) adalah ‘free will’ (= kehendak bebas).

  • John Owen: “Let us hear them pleading their cause: - ‘It is most certain that that ought not to be commanded which is wrought in us; and that cannot be wrought in us which is commanded. He foolishly commandeth that to be done of others who will work in them what he commandeth,’ saith their Apology.” (= Marilah kita mendengar mereka membela perkara mereka: - ‘Adalah paling pasti bahwa apa yang dibuat di dalam kita itu tidak boleh diperintahkan; dan itu tidak bisa dibuat di dalam kita yang diperintahkan. Ia secara tolol memerintahkan itu untuk dilakukan orang-orang lain yang akan mengerjakan dalam mereka apa yang ia perintahkan’, kata Apology mereka.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 117-118 (AGES).

  • John Owen: “‘Faith and conversion cannot be our obedience, if they are wrought in us by God,’ say they at the Hague; and Episcopius, ‘That it is a most absurd thing to affirm that God either effects by his power, or procureth by his wisdom, that the elect should do those things that he requireth of them.’ So that where the Scripture calls faith the gift and work of God, they say it is an improper locution, inasmuch as he commands it; properly, it is an act or work of our own. ... The sum at which they aim is, that to affirm that God bestoweth any graces upon us, or effectually worketh them in us, contradicteth his word requiring them as our duty and obedience.” (= ‘Iman dan pertobatan tidak bisa merupakan ketaatan kita, jika mereka dikerjakan dalam kita oleh Allah’, kata mereka di Hague; dan Episcopius, ‘Bahwa itu adalah suatu hal yang paling menggelikan untuk menegaskan bahwa Allah, atau menghasilkan oleh kuasaNya, atau menyebabkan oleh hikmatNya, bahwa / sehingga orang-orang pilihan melakukan hal-hal itu yang Ia tuntut dari mereka’. Sehingga dimana Kitab Suci menyebut iman sebagai karunia dan pekerjaan dari Allah, mereka katakan itu sebagai suatu cara yang tidak benar untuk mengungkapkan pikiran, karena Ia memerintahkannya; secara tepat / benar, itu adalah suatu tindakan atau pekerjaan dari diri kita sendiri. ... Semua yang mereka tuju adalah, bahwa menegaskan bahwa Allah memberikan kasih karunia apapun kepada kita, atau secara efektif mengerjakan mereka di dalam kita, bertentangan dengan firmanNya yang menuntut mereka sebagai kewajiban dan ketaatan kita.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 119 (AGES).

Di bawah ini adalah beberapa jawaban dari John Owen terhadap argumentasi Arminian yang telah ia berikan di atas:

1.  Dalam Ul 10:16 Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk menyunat hati mereka dan untuk tidak lagi bersikap tegar tengkuk. Tetapi dalam Ul 30:6 dikatakan bahwa Tuhanlah yang menyunat hati mereka supaya mereka mengasihi Tuhan.
Ul 10:16 - “Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.”.
Ul 30:6 - “Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.”.
Jadi, apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri lakukan di dalam mereka.

  • John Owen: “First, Deuteronomy 10:16, The Lord commandeth the Israelites to ‘circumcise the foreskin of their hearts, and to be no more stiff-necked;’ so that the circumcising of their hearts was a part of their obedience, - it was their duty so to do, in obedience to God’s command. And yet, in the 30th chapter, verse 6, he affirmeth that ‘he will circumcise their hearts, that they might love the LORD their God with all their hearts.’ So that, it seems, the same thing, in diverse respects, may be God’s act in us and our duty towards him.” - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 119-120 (AGES).
Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

2.  Dalam Yeh 18:31 Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk memperbaharui hati / roh mereka, tetapi dalam Yeh 36:26,27 Tuhan mengatakan bahwa Ialah yang melakukan hal itu di dalam mereka. 
  • Yeh 18:31 - “Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”.
  • Yeh 36:26,27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.”.
Jadi, apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri lakukan di dalam mereka.


  • John Owen: “Secondly, Ezekiel 18:31, ‘Make you a new heart and a new spirit: for why will ye die, O house of Israel?’ The making of a new heart and a new spirit is here required under a promise of a reward of life, and a great threatening of eternal death; so that so to do must needs be a part of their duty and obedience. And yet, Ezekiel 36:26,27, he affirmeth that he will do this very thing that here he requireth of them: ‘A new heart will I give you, and a new spirit will I put within you: and I will take away the stony heart out of your flesh, and I will give you an heart of flesh; and I will cause you to walk in my statutes,’ etc.” - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 120 (AGES).
Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

3.   Dalam banyak ayat bangsa Israel diperintahkan untuk takut kepada Tuhan. Tetapi dalam Yer 32:40 Tuhan berkata bahwa Ialah yang akan membuat mereka takut akan Dia.
  • Yos 24:14 - “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.”.
  • Yer 32:40 - “Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari padaKu.”.

Jadi, lagi-lagi apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri yang melakukannya di dalam mereka.

  • John Owen: “In how many places, also, are we commanded to ‘fear the Lord!’ which, when we do, I hope none will deny it to be a performance of our duty; and yet, Jeremiah 32:40, God promiseth that ‘he will put his fear in our hearts, that we shall not depart from him.’” (= ) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 120 (AGES).
Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

  • John Owen: “‘It is certain that when we do any thing, we do it,’ saith St. Augustine; ‘but it is God that causeth us so to do.’” (= ‘Adalah pasti bahwa pada waktu kita melakukan apapun, kita yang melakukannya’, kata Santo Agustinus; ‘tetapi adalah Allah yang menyebabkan kita melakukan seperti itu’.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 121 (AGES).

-AMIN-


No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9