Oleh : Prof. John Gruzelier
Catatan Editor: Pada semua aspek, editor tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.
Ini adalah artikel pertama dari rangkaian utama topik ini yang terdiri 3 artikel yang telah dipilih untuk memberikan wawasan yang memadai. Dua artikel lainnya yang kelak akan disajikan merupakan penjelasan: JOHN F. KIHLSTROM Department of Psychology, University of California, Berkeley, dan Tim Bayne - University of Oxford
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah
Tinjauan Bukti Dan
Implikasi-Implikasinya
Induksi-Induksi
Kognitif Versus Ideomotor
[Catatan : ideomotor sederhananya adalah efek dalam sebuah fenomena psikologi dimana dalam fenomena ini sebuah subyek membuat gerakan-gerakan yang dilakukan secara tak disadarinya; sebagai contoh, tubuh memproduksi air mata dalam merespon pada emosi-emosi yang sangat kuat, tanpa orang tersebut secara sadar memutuskan untuk menangis-editor Anchor]
Sebuah eksaminasi
formal terhadap pengaruh tipe induksi hipnotik
pada natur efek-efek yang tak dikehendaki telah dilakukan oleh Crawford dkk (
1982), yang telah membandingkan Harvard Group Scale, dengan muatan utamanya
ideomotor, yang telah menjadi Standford Form C, dengan pembobotan kognitifnya yang kuat, termasuk
sebuah mimpi hipnotik dan regresi usia,
seperti yang telah digunakan oleh pionir
hipnosis Hilgard - siapakah Hilgard? Baca ini ( 1974). Efek-efek buruk telah menjadi
hal yang lebih umum dengan skala
yang lebih berorientasi Kognitif (29%)
dibandingkan dengan skala ideometer (5%). Susceptibility ( kerentanan untuk
dengan mudah dipengaruhi oleh sesuatu) baik pada item atau perihal-perihal
kognitif dan ideomotor juga telah diasosiasikan dengan distorsi-distorsi kognitif dan
kebingungan-kebingungan dibandingkan dengan efek-efek non kognitif seperti
kelelahan hebat yang membuat kantuk/ kengantukan dan sakit kepala/mual.
Hal yang belakangan tersebut telah diasosiasikan dengan level-level susceptibility yang lebih rendah. Akan tetapi, telah ada ekspetasi-ekspetasi pada generalisasi-generalisasi ini, sebagaimana telah nyata/ terbukti dari studi-studi kasus Hilgard dkk (1961). Terkait dengan mekanisme, studi-studi telah mengonfirmasikan bahwa efek-efek buruk kognitif dapat dihasilkan dari memori-memori dan penggagasan-penggagasan personal yang telah dipicu oleh sugesti-sugesti spesifik.
Dalam kesimpulan, proporsi-proporsi pada pengalaman-pengalaman para partisipan atas
efek-efek yang tak dikehendaki , memperlihatkan didominasi ideomotor yang secara
ketat berulang—7,7% ( Hilgard dkk, 1961)
versus 5% ( Helen J Crawford Phd dkk, 1982), dimana telah terlihat proporsi-proporsi
pengalaman adalah item-item atau perihal-perihal yang didominasi Kognitif—31% (
Hilgard,1974) versus 29% ( Crawford dkk, 1982). Susceptibility hipnotik yang
tinggi juga telah diasosiasikan dengan mengalami reaksi-reaksi yang
tidak dikehendaki, tetapi pada susceptibility yang
rendah tidak menghalangi reaksi-reaksi
buruk, secara khusus
respon-respon autonomic seperti sakit
kepala dan mual.
Hipnosis dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas perguruan tinggi
Faw dkk ( 1968) telah memberikan
mahasiswa-mahasiswa tiga bentuk hipnosis
dalam sesi-sesi terpisah, dengan memasukan
efek-efek ideomotor dan kognitif dan dalam satu sesi sebuah pendorong cahaya sistem pikiran untuk meningkatkan hipnosis. Grup eksperimental telah dibandingkan dengan sebuah grup kontrol yang memiliki 3 kuliah
hipnosis dalam sebuah kelas. Para peneliti telah memasukan sebuah tindak
lanjut/follow-up 90 hari dengan pusat konseling
dan klinik kesehatan perguruan
tinggi dan mereka juga
telah melakukan penilaian
profil-profil MMPI (untuk mendiagnosa sakit jiwa) - Minnesota Multiphasic Personality Inventory sebelum
dan sesudah hipnosis.
Tidak ada peningkatan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas klinik oleh kedua grup, dengan insomnia yang lebih kecil dalam grup hipnosis dan satu rujukan psikiatrik dari grup eksperimental. Karena alasan-alasan yang tak dapat dijelaskan, ‘sebuah perbaikan dalam neurotik, psikotik dan profil-profil masalah perilaku’ pada MMPI telah terjadi pada kedua grup. Dengan kata lain, sebagai sebuah hasil hipnosis, atau sekedar menghadiri sebuah kuliah hipnosis, personalitas telah berubah. Bagaimana ciri khas personalitas dapat diubah dengan menghadiri sebuah kuliah adalah kabur/tidak jelas dan menuntut pertanyaan akan validitas item-item laporan atas diri mereka oleh mereka sendiri.
Coe dan Ryken (1979) telah menyurvei siswa-siswa perguruan tinggi AS tentang efek-efek positif dan negatif yang mengikuti setelah hipnosis dengan sebuah kuesioner laporan diri sendiri oleh Department of Health, Education and Walfare, diantaranya “pada prosedur-prosedur berbahaya yang memiliki kapasitas untuk menciptakan stres atau bahaya pada tubuh.’ Hipnosis ( diselenggarakan baik dengan SHSS: A dan SHSS:C) telah dibandingkan dengan 4 situasi lainnya—sebuah ekperimen belajar verbal, menghadiri sebuah kelas, mengikuti sebuah ujian, kehidupan perguruan tinggi secara umum selama dua hari terakhir.
Hanya dibawah setengah dari subyek-subyek yang telah melaporkan efek-efek negatif hipnosis ( 34/70) dan pada saat yang bersamaan, hipnosis telah menerima penilaian yang lebih tinggi pada kesenangan daripada situasi-situasi lainya. Tidak ada data kuantitatif yang telah disediakan mengenai tiga macam berbeda efek-efek negatif dan positif pada subyek grup-grup berbeda. Akan tetapi, berdasarkan konklusi-konklusi mereka pada sebuah kategorisasi umum terkait apakah benar atau tidak efek-efek lanjutan telah lebih atau kurang sering atau sama secara statistik ( dengan hipnosis telah dibandingkan dengan kondisi-kondisi lainnya), mereka telah menyimpulkan bahwa ‘hipnosis bukan lagi hal yang menyebabkan masalah dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas yang diperbandingkan’ ( 1979;673). Membandingkan dengan kehidupan kampus, menghadiri kelas dan sebuah ujian, hipnosis dan eksperimen belajar verbal memiliki keserupaan, cenderung membuat mahasiswa-mahasiswa cemas, ketakutan, tidak bahagia dan tertekan, dimana hipnosis lebih dari sekedar eksperimen kognitif yang telah diasiosiasikan dengan kepala pusing, leher yang tegang/sakit, lemas, pusing-pusing, keletihan yang sangat hingga membuat kantuk dan sebuah hasrat untuk tidur sesaat, walaupun di hampir semua kasus, tidak ada yang melebih hipnotis dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Susceptiblity atau kerentanan pada SHSS:C telah dikatakan menjadi secara positif berkolerasi dengan kategori kognitif ‘mimpi-mimpi dan pikiran-pikiran tak lazim,’ dengan dengan efek lanjutan positif.
Disamping limitasi
atau pembatasan pada natur buram pada analisa kuantitatif, sayangnya tidak ada
upaya yang dilakukan untuk mengharmonikan grup-grup pada susceptibility /kerentanan
maupun para peneliti itu telah membuat
laporan demografi atau data susceptibility untuk mengindikasikan apakah
grup-grup tersebut dapat diperbandingkan dengan cara apapun. Data terkait level-level susceptibility
(kerentanan- dalam hal mudah dipengaruhi sesuatu) yang telah dicapai akan
sangat membantu untuk validasi yang telah diberikan dimana para
partisipan yang telah dihipnotis oleh
15 mahasiwa psikologi program
sarjana tanpa memiliki pengalaman sebelumnya
menyelenggarakan hipnosis.
Pengamanan-Pengamanan menangkal efek-efek yang tidak dikehendaki
Ketika skala-skala klasik Stanford
dan Havard dikembangkan oleh para peneliti, mereka telah menyadari kemungkinan reaksi-reaksi
negatif pada hypnosis dan telah
mengambil langkah-langkah spesifik untuk meminimalisasi reaksi-reaksi
negatif dalam prosedur-prosedur yang
telah diadopsi dalam konstruksi skala ( Hilgard, 1965). Rekaman-tape asli Harvard Group Scale
mencakup sebuah kata pembuka yang
panjang lebar yang bertujuan untuk membuat jelas atau jernih atau melenyapkan
hal-hal membingungkan pada hipnosis, melemahkan prasangka-prasangka negatif,
melenyapkan kecemasan-kecemasan dan
membangun sebuah kerja kemitraan yang
positif dengan subyek. Semua sugesti pada skala-skala ini selama hipnosis secara
seksama telah disingkirkan sebagai bagian standardisasi prosedur,
bahkan jika subyek terlihat tidak
merespon, dan gagal untuk merespon, dilakukan kembali dalam sebuah cara yang
positif.
Reaksi-reaksi
emosional negatif terhadap
item-item/perihal-perihal seperti mimpi hipnotik dan regresi usia telah diketahui dengan baik. Karena alasan ini, item atau perihal regresi usia
pada skala Standford telah secara khusus
diperkatakan untuk membawa partisipan
kembali ke sebuah hari yang indah, bukan sembarang hari, dan pada sebuah
(biasanya) situasi yang menyenangkan
(tidak membahayakan)-- duduk
dalam sebuah kelas menulis atau menggambar pada kertas-kertas. Lebih lanjut,
baik item-item mimpi dan regresi usia telah dikonstruksikan untuk memasukan
peluang luas bagi subyek untuk melaporkan natur pengalaman yang sedang
berlangsung, meskipun menggunakan
kriteria penilaian perilaku. Para peneliti yang bertanggungjawab telah menyadari akan
harusnya memonitor subyek-subyek secara
seksama terhadap respon-respon yang tidak
baik, dan untuk melakukan wawancara atau
interogasi secara cermat atas reaksi-reaksi
secara tepat, juga untuk merancang terapi tindak lanjut jika diperlukan.
Sejumlah studi-studi formal yang telah dipublikasikan, mengeksaminasi lebih lanjut strategi-strategi yang mana untuk memperkecil efek-efek lanjutan yang negatif. Hanya dua studi telah menyampaikan dua perihal ini. Dalam sebuah studi skala kecil Crawford dkk (1982) telah memasukan sebuah kuliah untuk menjernihkan dan sebuah sesi tanya dan jawab sebelum induksi hipnosis, dan setelah hypnosis, mereka diperkenalkan dengan sebuah latihan peregangan dalam sebuah upaya untuk mengurangi penurunan semangat yang seperti apapun. Sebelum ini, Crawford dkk telah meminta semua subyek untuk mengisi kuesioner-kuesioner dan siapa saja yang mengakui telah menerima psikoterapi dan konseling telah dikeluarkan sejak awal. Walaupun tidak ada keunggulan statistik ditemukan, ada sebuah pandangan bahwa lebih sedikit partisipan menjalani intervensi (sebuah upaya intervensi untuk memodifikasi dampak) mengalami keletihan berat yang membuat kantuk dan membutuhkan tidur sejenak—0/5 berbanding dengan 5/9 pada grup kontrol.
Sebagai
sebuah hal yang dikesampingkan,
efek-efek buruk mungkin menjadi tidak
dapat direpresentasikan dalam studi-studi Crawford sehubungan karyanya selalu
dikarakteristikan oleh sebuah pendekatan menyeluruh secara ekstrim
untuk penaksiran susceptibility (
kerentanan untuk dipengaruhi secara mudah), mulai dengan sebuah grup penyaringan dengan menggunakan Skala Harvard
dengan sebuah undangan pada sebuah
penyaringan yang telah diubah sehingga pas untuk setiap
kebutuhan individu pada skala Standford C.
Kerap hal ini mereduksi jumlah subyek-subyek dan itu
tidak masuk akal untuk mengasumsikan
bahwa satu alasan bahwa subyek
tidak dilanjutkan ke penyaringan ke-2 mungkin karena akibat kondisi lanjutan yang negatif.
Page dan Handley ( 1993) menggambarkan, untuk meminimalisasi reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki dengan memasukan sebuah kuliah yang menjelaskan atau menjernihkan dari kebingungan dan dengan mengatakan grup eksperimental tidak ada treatment khusus dilakukan, yang memiliki implikasi bahwa tidak ada efek-efek jangka panjang yang telah diharapkan bakal terjadi. Mereka juga telah menyingkirkan dari Harvard Goup Scale referensi apapun pada efek-efek setelah hipnosis—sebagai contoh, ‘kamu tidak akan mengalami sakit kepala atau efek-efek lainnya.’ Hal penting, mereka telah mengikut sertakan subyek-subyek berusia dewasa, mereka telah menggunakan tugas acak, dan mereka telah mendapatkan sebuah sampel yang besar. Subyek-subyek dengan rentang usia antara 17 dan 60 tahun, dengan rata-rata 22,5 tahun, telah secara acak ditempatkan pada 2 grup yang telah diberikan HGSHS:A - Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility: Form A. Satu grup yang merupakan sebuah grup eksperimental yang memiliki strategi-strategi yang bertujuan untuk menyingkirkan akibat-akibat lanjutan yang buruk ( dimana n sama dengan 340) . Mereka juga telah melaporkan sebuah “kelas grup perbandingan ad hoc’ yang telah diberikan sebuah filem dan kuliah yang tidak terkait dengan hpnosis ( partisipan atau n sama dengan 59).
Terkait dengan insiden efek-efek, dengan mengabaikan grup mana, 44,1 % telah mengalami sejumlah reaksi-reaksi yang tak dikehendaki selama atau sesudah hipnosis. Dalam efek-efek setelah hipnosis ,mereka telah membedakan efek-efek jangka pendek ( yakni, dari 5 menit hingga mencapai satu jam setelah hipnosis) dari efek-efek jangka panjang ( yakni, dari satu jam hingga mencapai dua hari kemudian, yang merupakan akhir periode observasi mereka).
Sejumlah 21,4% partisipan telah
melaporkan efek-efek jangka pendek dan
lebih lanjut, 16,7% telah melaporkan baik efek-efek jangka pendek dan
jangka panjang, menghasilkan sebuah total gabungan 38,1%. Natur dari dampak
lanjutan mencakup rentang yang telah dilaporkan oleh orang-orang lain, walaupun para peneliti
telah mengabaikan dari analisa-analisa
mereka : kebingungan, keletihan berat yang mendatangkan kantuk, dan gampang marah dengan dasar bahwa hal-hal ini non spesifik-tidak khusus.
Memperhatikan bahwa kekhususan adalah
sebuah isu sekunder, adalah patut untuk
diperhatikan bahwa kebingungan telah dinilai sebanyak 35 partisipan dan keletihan
berat yang mendatangkan kantuk pada 105 peserta.
Sebagaimana pada riset terdahulu,
masalah-masalah psikologis sebelumnya dan sebuah pengalaman tidak menyenangkan
dengan anestasi telah diasosiasikan dengan
efek-efek negatif setelah
hipnosis tetapi di sini hal-hal ini tidak disajikan dalam angka-angka yang
memadai untuk menjadi prediktif.
Mendukung Coe dan Ryken ( 1979) dan Crawford dkk ( 1982), reaksi-reaksi yang
tak dikehendaki telah secara positif diasosiasikan dengan level-level susceptibility/kerentanan untuk
dipengaruhi dengan mudah.
Mengacu pada studi Crawford dkk, studi Page dan
Handley telah melaporkan insiden 38,1% partisipan yang telah mengalami
efek-efek setelah hipnotis pada grup manapun, telah merupakan hal yang
benar-benar patut diperhatikan, menimbang bahwa mereka telah secara dominan
menggunakan ideomotor Harvard Group Scale. Ini telah
menghasilkan level yang relatif rendah : 5% dalam studi Crawford dkk (1982), dalam kontras terhadap induksi Stanford yang digunakan
secara kognitif yang mana Crawford dkk telah mendapatkan
hasil dalam sebuah peningkatan kira-kira sebesar 6 kali dalam insiden
reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki. Insiden yang tinggi pada Page dan
Handley bernilai karena alasan lain bahwa mereka telah
mengeluarkan/mengabaikan dari
analisa-analisa mereka : kebingungan dan keletihan hebat yang mendatangkan kantuk.
Strategi-strategi Page
dan Handley telah sukses dalam mengurangi reaksi-reaksi yang tak dikehendaki
sebagai efek-efek setelah hipnosis, tetapi mereka tidak mengurangi reaksi-reaksi
yang tak dikehendaki yang terjadi bersamaan dengan hipnosis.
Ketika periode evaluasi
mencakup hipnosis dan dan diluaskan dari permulaan induksi sampai dengan
dua hari setelah hipnosis, tidak ada perbedaan-perbedaan yang telah
dilaporkan pada efek-efek buruk—45,6 persen pada subyek-subyek dalam grup kontrol
dan 43,5% subyek-subyek grup
eksperimental.
Tetapi ketika kriteria-kriteria lebih ketat digunakan, ada sebuah tren atau kecenderungan ( dimana p sama dengan 0.10) untuk grup eksperimental yang melaporkan konsekuensi-konsekuensi buruk yang lebih sedikit—35.2% dibandingkan dengan 41,2 % dari grup kontrol ( ini adalah grup yang terdiri dari partisipan yang tidak menerima treatment eksperimental, ketika eksperimen dijalankan, orang-orang ini dipilih secara acak untuk ada dalam grup ini. Mereka juga sangat menyerupai para partisipan dalam grup eksperimental, atau individu yang menerima treatment, baca di sini).
Strategi-strategi mereka
telah sukses untuk efek-efek
jangka panjang setelah hipnosis—19,7% untuk grup kontrol versus 13,8%
untuk grup eksperimental ( p sama dengan 0.04),
tetapi tidak ada perbedaan dalam efek-efek jangka pendek setelah hipnosis.
Alhasil, strategi-strategi Page dan
Handley tidak memiliki efek bagi periode
hipnosis itu sendiri dan hingga satu jam
setelah hipnosis , tetapi memiliki manfaat bagi efek-efek
lebih panjang setelah hipnosis hingga berakhirnya dua hari periode
observasi.
Akhirnya, walau bukan sebuah
studi formal, Orne ( 1965) telah menawarkan sebuah komentar atas dampak lanjutan yang tak dikehendaki dan anjuran-anjuran untuk
pengamanan-pengamanan dalam konteks eksperimental. Dia merekomendasikan bahwa fokus dalam
investigasi-investigasi eksperimental semestinya menjadi sebagai non personal
sebagai dapat dipraktikan, merujuk pada potensi asosiasi potensial antara
peristiwa masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan seperti regresi usia dan
induksi mimpi seharusnya diperlakukan sebagai netral dalam cara yang mungkin. Akan
tetapi, ini lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan, karena pada hal yang paling mendasar impersonalitas hipnosis tidak
dapat dijamin. Perhatian
Orne pada umumnya ditarik dari
penggunaan-penggunaan hipnosis
klinik, dimana sebuah perhatian utama terkait reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki pada saat
membangkitkan ingatan atau emosi masa lampau atas trauma yang dapat
diasosiasikan dengan penampakan
gejala-gejala psikomatik baik itu selama dan sesudah hipnosis.
Hipnosis Klinik
Dalam memandang secara mendasar natur personal hipnosis klinik, telah ada sebuah perhatian yang lebih besar terkait dengan reaksi-reaksi yang tak diharapkan dan tidak benar dalam hipnosis klinik dari dalam latar laboratorium dan keseriusan efek-efek yang telah dilaporkan kerap lebih besar. Ini hal yang tidak terduga, memperhatikan bahwa kontras dengan skala waktu yang berlainan dan secara relatif natur hipnosis eksperimental yang tidak berbahaya, hipnoterapi biasanya secara khusus telah digunakan disepanjang perjalanan sesi-sesi,dan untuk dapat menghasilkan perubahan-perubahan yang bertahan, kerap pada pasien-pasien dengan psikopatologi (apa ini? baca ini) dan dengan maksud mengatasi perilaku psikopatologi secara langsung, dalam sebuah upaya untuk melenyapkan gejala-gejala.
Meskipun demikian, sebagaimana telah ditemukan dalam hipnosis eksperimental, efek-efek buruk telah dihasilkan hanya
pada prosedur induksinya saja ( West dan Deckert, 1965).
Bukti telah secara khusus
dilaporkan dalam bentuk laporan-laporan atau survei-survei kasus dari para
praktisi.
Ada
sebuah literatur klinik yang ekstensif,
memberikan peringatan terhadap tindakan yang membawa pada sebuah kondisi tiba-tiba yang
menyebabkan reaksi-reaksi kecemasan serius dan
gangguan-gangguan psikomatik dalam diri
pasien dengan piskopatologi yang
diketahui atau diduga
(Rosen, 1953; Weitzenhoffer, 1957; Gill dan Brenman, 1959; Meares.1960; Orne 1965).
Bahaya-bahaya potensial digambarkan
oleh Theodore Barber Phd - biografi ringkas Barber dapat dilihat di sini
(1995) dengan sebuah kasus perawatan intensif seorang perawat yang dalam perawatan depresi, yang telah menghadiri sebuah
workshop hipnosis klinikal di akhir pekan dan segera setelah itu
menderita sebuah ekspresi dan konsekuensi dari lepasnya sebuah emosi terdahulu
yang dipendam, ini dicapai melalui
pengalaman mengenang (mengalami
kembali dalam imajinasimu: untuk mengingat sesuatu sedemikian jelasnya
emosi-emosi sama yang telah dirasakan di
masa lalu) yang berkepanjangan.
Selama workshop hipnosis klinik, dia telah dihipnotis
dan dengan itu dibawa untuk mengingat
kembali sebuah tangga imajiner dengan tanpa reaksi-reaksi buruk pada saat itu.
Tetapi esoknya dia telah mengalami perubahan kepribadian. Dia telah menjadi sangat gelisah/cemas dan perasaan tak bahagia yang ekstrim.
Sebagaimana yang telah dia ungkapkan :’karena sesuatu yang buruk yang salah
dengan pikirannya’ (1995:22). Dalam diskusi dengan Barber, perawat itu juga telah menyatakan :’Semenjak itu, saya
telah menjadi seperti terjebak dibagian dasar
langkah-langkah itu! Saya ada di sini, tetapi saya juga di sana!’
(1995:22). Dengan alasan bahwa dia telah mengekspresikan sebuah pengalaman
disosiatif, Barber telah menghipnotis ulang dia dan memanggilnya setahap demi setahap dalam scenario menuruni tangga. Dalam
perjalanan skenario ini, si perawat telah menjadi ‘sepenuhnya telah terserap
dalam sebuah kebisingan yang sangat
kuat, sangat menakutkan, pemulihan psikkologis melalui ekspresi
emosi terbuka dan emosi-emosi yang kuat atau khatarsis ( misal: menangis adalah sebuah pelepasan
katarsis) pada pengalaman abreaction ( ekspresi dan konsekuensi lepasnya emosi
sebelumnya yang dipendam, terjadi melalui mengenang pengalaman yang
menyebabkannya—khususnya melalui hipnosis).
Khatarsis ini terkait dengan tindak kekerasan aktual
dalam masa kanak-kanak oleh ibunya. Seperti yang diungkapkan Barber, ‘ Saya
mulai memahami wanita ini sebagai menderita sebuah disosiatif kompleks
yang telah menyelubunginya hingga
insiden buruk dalam hipnosis sehari
sebelumnya’ (1995:22).Kasus ini mengungkapkan potensi sebuah abreaction traumatik yang tertunda dikarenakan
kebangkitan memori-memori tindak kekerasan di masa kanak-kanak.
Akan tetapi, dominasi secara historis adalah psikopatologi-psikopatologi (studi kekacauan mental) dan psikosis (sebuah kekacauan mental/jiwa dimana pikiran dan emosi sedemikian timpang dimana kontak tidak ada dengan realita eksternal), skizoferenia ( sebuah kekacauan mental jangka panjang dari sebuah tipe yang melibatkan sebuah kerusakan relasi antara pikiran, emosi, dan perilaku, menyebabkan persepsi yang salah, tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan yang tidak pantas/tepat, menarik diri dari realita dan hubungan-hubungan personal masuk kedalam fantasi dan delusi,dan sebuah makna fragmentasi jiwa) secara khusus.
Ini tidak diragukan
lagi karena di pertengahan abad-20 dominasi pendekatan-pendekatan psikodinamik (apa ini? bacalah ini ) dalam psikiatri (apa ini? Baca ini), yang mencakup
praktek hipnoterapi ( apa ini? Baca ini)
dengan pasien-pasien psikotik (apa
ini? Baca ini).
Dalam aplikasi yang sangat berbeda, aplikasi-aplikasi hipnosis pada penderita
psikosis dalam dekade-dekade belakangan ini telah teramat jarang, untuk alasan-alasan
yang baik.
Buku-buku teks dan jurnal-jurnal, termasuk Journal of
the American Medical Association, menyediakan studi-studi kasus dan ulasan komprehensif pada bahaya-bahaya yang
dapat dikenali jelas (Wolberg, 1945,1948,1964; Lomas, 1961; Abrams,
1963). Hal-hal ini mencakup perkembangan
salah satu gejala utama skizofrenia (apa ini? Baca ini),
delusi-delusi kontrol, sebuah bahaya utama dari sebuah prosedur penyembuhan
penyakit/therapeutic dimana hipnoterapis mengorkestrasi/mengatur perilaku pasien ( Heyer,1931; Levine,1942; Brenman
dan Gill,1947;
Rosen
dan Erickson,
1954; Ellis,
1958), dan ada sebuah bahaya mengadakan
atau membuat secara tiba-tiba masuk dalam sebuah kondisi pada penderita yang
jelas-jelas psikosis pada individu-individu
yang mengalami borderline paranoid- apa
ini? Baca ini
(Mayer,1952;
Lindner,1956;
Raginsky,1956;
Weitzenhoffer
1957; Rosen
1959, 1960: Meares,
1960; Rosen
dan Bartemeier,
1961).
Untuk
alasan yang sama, di Australia, Meares
(1960) telah memberikan peringatan terhadap aplikasi-aplikasi hipnosis terhadap
tipe kepribadian dependen (apa ini? Baca
ini),
pasien pra psikotik skizoferenia (apa ini? Baca ini), tipe kepribadian schizoid ( apa ini, baca ini)
dan pasien depresi (apa ini? baca ini).
Hilgard dkk
(1961) dalam laporan mereka mengenai reaksi-reaksi buruk yang menyertai hipnosis
eksperimental, mengutip 15 kasus dampak lanjut buruk dari literatur 12 tahun sebelumnya yang memasukan
reaksi-reaksi intensitas psikotik.
Mereka juga mengutip sebuah buku yang diterbitkan di Jerman dimana 100 kasus
reaksi-reaksi buruk telah dilaporkan, yang telah memasukan gejala-gejala
psikotik ( Schultz,1954). Dick – Read ( 1959) telah melaporkan bahwa kasus-kasus pra-psikotik obstetrik (apa ini? Baca ini)telah menjadi
psikotik (apa ini? Baca ini)
secara kronis setelah hipnoterapi, seperti
dapat terjadi setelah anastesia kimia ( Lindner, 1956).
Hal penting, studi-studi kasus telah mencakup pasien-pasien
dengan kondisi-kondisi non psikiatrik (apa ini? Baca ini), yang, sedang
dalam perawatan dengan hipnosis, telah
menjadi psikotik. Dalam buku teks Hypnotherapy in Clinical Psychiatry, Rosen (1953) telah menggambarkan seorang pasien yang,
setelah berhasil perawatan untuk apa yang disebut phantom
limb pain (apa ini? Baca ini) atau rasa
atau sensasi sakit yang timbul setelah
amputasi dengan hypnosis, telah
mengakui kepada rumah sakit psikiatrik dengan sebuah
kemunculan schizo-affective psychosis (apa ini? Baca ini).
Juga ada telah dilaporkan pasien-pasien obstetric/kebidanan yang membutukan perawatan rumah sakit
psikiatrik disertai hipnosis ( Tom, 1960), dan Rosen dan Bartemeier ( 1961)
telah menyediakan sebuah laporan terperinci dari sebuah episode psikosis yang
menyertai penyingkiran neurodermantitis (apa
ini? Baca ini)dengan
hipnosis.
Sebuah Kasus episode pertama skizoferenia yang tidak dilaporkan disertai personalitas yang berubah melalui hipnoterapi
Ada juga bukti dari
seorang pasien yang secara sukses menjalani hipnoterapi dengan tujuan
untuk alterasi kepribadian, yang segera setelah itu telah berkembang menjadi skizoferenia akut. Ini tidak didokumenkan dalam sebuah
jurnal sains sebelumnya dan telah disajikan oleh seorang anggota dari seksi
untuk Hypnosis and Psychosomatic Medicine of the
Royal Society of Medicine, Inggris.
Seorang pria yang tidak menikah di
awal usia 30-an dengan sikap yang
tertutup, introvert dan kepribadian
yang pemalu/antisosial (retiring
personality) tinggal di rumah, didominasi oleh ibunya, Pada akhirnya, berupaya
mencari semacam kebebasan dan kehidupan sosial
di luar rumah, dia telah menjalani sebuah
upaya hipnosis. Ini termasuk instruksi-instruksi untuk meningkatkan
kepercayaan diri dan ketegasan.
Setelah untuk sesaat kepribadiannya telah berubah/teralterasi dan dia telah
menjadi ramah dan mudah bersosial.
Dalam berhadapan dengan ibunya, hubungan
mereka telah menjadi benar-benar berkonflik, dan segera setelah perilakunya menjadi kacau
sampai dia dirawat di rumah sakit dengan sebuah diagnosa episode pertama
skizofernia (apa ini? Baca ini).
Singkatnya, si pasien ini secara sukses
telah menjalani sebuah pengubahan personalitas segaris dengan tujuan-tujuan
hipnoterapi. Akan tetapi, dalam menghadapi tekanan muatan emosional yang meninggi dari dinamika-dinamikan
antarpribadi dalam keluarga, dia telah menyerah pada skizoferenia dalam upaya
menyelaraskan dengan peran emosi yang diekspresikan pada tercetusnya skizoferenia
dan kambuh ( Vaughan dan Leff, 1976)
Survei-survei
Kesadaran
akan bahaya-bahaya hipnoterapi telah
memunculkan sejumlah survei yang, walau survey-survei itu tidak dapat
menyediakan bukti sebaran secara statistik yang dapat diandalkan, namun informatif mengenai natur dan pada derajat tertentu
adalah insiden relatif efek-efek buruk.
Auerback (1962) telah melaporkan bahwa 120/414 psikiatri
California yang membalas melalui surat
telah mengakui keberadaan reaksi-reaksi buruk. Ada 210 insiden yang dilaporkan,
hanya lebih dari setengah ( 119) terkait
tercetusnya/munculnya episode
psikotik dengan hipnosis. Proporsi tinggi pada hipnosis tak diragukan akan merefleksikan
kebijakan-kebijakan rujukan dimana dalam kebijakan itu para pasien dengan efek
lanjut buruk psikiatrik yang berat akan dirujukan pada para psikiatris untuk
mendapatkan saran. Tak ada yang tidak
ada, bukti jelas untuk potensi hipnosis memicu
psikosis telah tersedia. Mengutip:
The commonest complication reported was psychosis, precipitated in 119 cases by the use of hypnosis. In 3 cases a hypnotic demonstration, using a subject picked at random from the audience, terminated in a psychotic break; a fourth resulted in a severe anxiety reaction. Hypnotic treatment for obesity, smoking, or the relief of pain triggered paranoid schizophrenic breaks in some instances. (1962: 919)
Komplikasi yang paling umum telah dilaporkan adalah psikosis, telah dicetuskan dalam 119 kasus dengan menggunakan hipnosis. Dalam 3 kasus, sebuah demonstrasi hipnotik, menggunaka sebuah subyek yang dipilih acak dari pemirsa, terhenti dalam sebuah kemunculan psikotik; sebuah kasus ke-4 telah mengakibatkan sebuah reaksi kecemasan yang parah . Perawatan hipnotik untuk kegemukan/obesitas, merokok, atau menghilangkan rasa sakit telah memicu kejadian-kejadian paranoid skizoferenik (apa ini?baca ini) dalam beberapa kasus. (1962:919)
Kembali, sebagai tambahan untuk pasien-pasien yang pada mereka ada dekompensasi dari sebuah piskosis yang telah
terbentuk setelah hipnosis,laporan-laporan mencakup para pasien yang telah
masuk kedalam episode pertama
mereka setelah hipnosis.
Dalam tahun yang sama Levitt
dan Hersman
( 1963) telah meninjau kembali sebuah kuesioner dari anggota-anggota American Society of Clinical Hypnosis dan Society for Clinical and Experimental, yang
mana 301 responden telah melaporkan ‘ reaksi
tak lazim, tak diharapkan, berangkali mencemaskan terhadap hipnosis baik
selama keadaan hipnosis itu sendiri atau segera setelah hipnosis’ (1963:59).
Hal paling kerap dilaporkan adalah
kecemasan, panik dan depresi ( 9,63%),
diikuti oleh menangis dan histeria (2,99%)
dan ahirnya psikosis (1,66%)-telah ditemukan dalam5 kasus.
Lebih baru-baru ini, Judd, Burrows dan Dennerstein (1986) telah
menyurvei 1086 anggota Australian Society of Hypnosis. Dalam 202 respon yang telah diterima, 88
melaporkan reaksi-reaksi negatif yang telah direkam. Ini patut diperhatikan
bahwa kejadian-kejadian psikosis yang
dicetuskan atau lebih buruk lagi diadakan, 15% dari efek-efek buruk
tersebut. Panik dan kecemasan (60%) merupakan hal paling umum, diikuti dengan
kesukaran-kesukaran dalam mengakhiri hipnosis
(28%) dan “kebergantungan berlebihan”
(28%).
Kembali, survey-survei jenis ini paling baik dapat dianggap sebagai sebuah
sumber informasi terkait jenis-jenis komplikasi yang dapat terjadi
ketimbang sebagai yang menyediakan data kuantitatif yang andal. Faktanya, Orne (1965) telah menganjurkan
bahwa insiden-insiden yang telah dilaporkan mungkin terlalu rendah, menimbang
bahwa 43% responden-responden berkualitas yang terbaik telah melaporkan efek-efek buruk dibandingkan dengan 23% responden yang kurang berkualitas. Yang
belakangan ini ‘mungkin melakukan tindak
lanjut-tindak lanjut/follow up yang kurang memadai dan mungkin gagal untuk
mengenali efek-efek lanjutan yang buruk
karena kebutuhan-kebutuhan personal mereka.’
Bersambung ke Bagian 3 : Hipnosis Panggung
UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment