F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Sovereignty of God. Show all posts
Showing posts with label Sovereignty of God. Show all posts

0 Pujian Maha Akbar Di Sorga


Oleh: Martin  Simamora

Pujian Maha Akbar Di Sorga Dalam Kitab Wahyu: “Semua Ditujukan Pada Yesus  Saja, Tidak Ada Bagian [Peran] Ku”


Bahkan Manusia-Manusia Kudus Mustahil Mengagungkan Dirinya Sendiri
Jika kita memperhatikan seksama kitab Wahyu maka kita akan menemukan sebuah kemuliaan yang memuliakan Tuhan dalam sebuah cara yang mengajarkan pada setiap diri kita bahwa semulia apapun dirimu-sebagaimana sangkamu-itu bahkan kelak engkau akan menyesali karena terlalu terlambat untuk mengetahui bahwa hidup ini bukan sebuah pengejaran kemuliaan diri, tetapi hidup memiliki pengenalan-Nya sehingga mengetahui mengapa diri ini sama sekali tak ada nilainya dihadapan-Nya. Mari kita melihat deskripsi pada kitab Wahyu sebagaimana LAI menyajikannya:

Wahyu 4:8-11Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.

Coba perhatikan ini: Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Apa yang diungkapan oleh kalimat ini merupakan potret kemegahan yang begitu raksasa untuk menarik turun kemegahan-Nya agar pembaca dalam terang Roh Kudus dapat masuk ke dalam kemuliaan-Nya, sehingga karena itulah Roh menuntun Yohanes untuk memotretkan bagi kita situasi yang begitu agung dan tak mungkin dimasuki oleh jiwa manusia begitu saja kecuali visualisasi tekstual semacam ini: maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Untuk bisa ada dan tetap hidup dihadapan DIA saja sudah merupakan kemuliaan yang saya dan anda mustahil pahami selama masih di dunia ini. Di dunia ini mustahil bagi saya dan anda untuk membuang mahkota diri begitu saja bagi Tuhan dalam sikap jiwa dan tubuh tersungkur di hadapan-Nya: maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia… mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu.

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga : Belsyazar yang Berkuasa Penuh Dalam Horor Tangan Tanpa Tubuh Di Tembok (3)



Oleh: Martin Simamora


Ketika Kuasa Maha Raja Di Bumi Melangkahi Ketetapan Allah: Ia Mengutus Punggung Tangan Untuk Bersabda

Ketika Pesta Maha Raja Melangkahi Ketetapan Allah
Episode panjang Daniel didalam kerajaan Babel sang penakluk kerajaan-kerajaan, menjadikannya sebagai sosok yang melayani beberapa raja terkemuka dalam kerajaan tersebut. Sejarahnya dalam melayani para raja terdahulu telah membuatnya sebagai seorang Ibrani yang sangat diperhitungkan diantara para ahli jampi dan ahli sihir kerajaan walaupun ia sama sekali bukan kedua-duanya, selain seorang yang mengenal dan mengabdi kepada satu-satunya Yang Mahakuasa (YHWH). Episode kali ini merupakan salah satu episode dalam keseluruhan Alkitab (Kejadian-Wahyu) yang secara frontal menyingkapkan kedaulatan Allah atas seorang maha raja  dalam cara yang sangat keras dan dan memperlihatkan bahwa Ia adalah Allah yang tak surut kemuliaan dan kebenarannya sementara realitas umat Tuhan sangat pilu dalam penjajahan yang merupakan ketetapan. Ketetapan yang jika dilawan akan mendatangkan murka-Nya yang tak main-main, seperti ini:



Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi.-II Raja-Raja 24:1-


Sebagai sebuah kerajaan yang begitu digjaya dan maha raja yang memiliki kekuasaan yang melintasi berbagai kekuasaan dan wilayah di muka bumi, maka salah satu momentum yang paling tepat untuk menunjukan kebesarannya adalah pesta. Bukan pesta yang biasa tetapi yang kemegahannya dikemilaukan dengan kehadiran orang-orang yang mulia dan pantas untuk masuk ke dalam pesta sang maha raja:

Daniel 5:1Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.
Ini adalah sebuah pesta selazimnya pesta raja-raja yang pasti akan menggambarkan kemuliaan dan kekuasaannya dimana  segala kesenangan dan segala kemauan apapun juga sejauh dalam jangkauan dan dominasi kekuasaannya akan terwujud tanpa ada manusia yang dapat mencegah dan apalagi menasihatinya terkait etika, moralitas dan apalagi spiritualitas. Inipun diperlihatkan dalam pesta maha raja Belsyazar:

Daniel 5:2-4Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga : Nebukadnezar Sang Raja Segala Raja (2)



Oleh: Martin Simamora

Kegelisahan Politik Maha Raja Di Muka Bumi Yang Diberkati Oleh Allah
 
telegraph.co.uk  Vostok2018
Kuasa Politik Maha Raja Di Bumi dan Kuasa Tuhan di Bumi
Raja Nebukadnezar telah mengalami pengalaman yang paling janggal untuk dialami oleh seorang penguasa yang sangat penuh kuasa dan ditakuti diantara bangsa-bangsa ketika berhubungan dengan Allah yang berkomunikasi dengannya-Allahnya orang Ibrani yang menggelisahkannya pada jam-jam dimana seharusnya sang baginda raja berkuasa. Jika raja paling berkuasa di muka bumi saja begitu gelisah maka jelas kekuatan politik, finansial, militernya dan segenap sumber hikmatnya sudah tak berdaya, maka suka tak suka ia telah menjadi maha raja yang sebetulnya tak berdaya sama sekali bahkan untuk masa depan eksistensi dirinya..

Apa yang dialami oleh sang maha raja sementara dapat dilihat sebagai semacam perjalanan spiritual dalam mengenal satu-satunya Allah yang mahakuasa dan mahabijaksana yang sama sekali Allah yang asing bagi dirinya, tetapi cukup sukar untuk mengatakan bahwa sang maharaja benar-benar mengalami semacam pertobatan dalam ia mengalami perjumpaan dengan Allah yang maha berdaulat tersebut. Sejumlah kebijakan dan perbuatan sang maha raja memperlihatkan realitas ini seperti:

Daniel 3:1-7 Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu. Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu. Dan berserulah seorang bentara dengan  demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!" Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.

Teks diatas menggambarkan realitas spiritual sang maha raja di bumi yang tetap menegakan kuasanya sebagai yang mahakuasa atas segala bangsa di muka bumi, mengabaikan realitas kuasa Allah di sorga yang kuasanya bahkan menentukan bukan saja atas kerajaannya tetapi segenap kerajaan/pemerintah di muka bumi ini setelahnya sebagaimana mewujud melalui pelayanan Daniel sebagai kuasa Allah di bumi sebagaimana di sorga atas segenap pemerintahan di muka bumi ini (baca Daniel 2). Maha raja Nebukadnezar memang mengumandangkan pujian kepada Allah  dalam cara yang teramat megah:

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga: Nebukadnezar Sang Raja Segala Raja (1)



Oleh: Martin Simamora

Kegelisahan Politik Maha Raja Di Muka Bumi yang Diberkati Oleh Allah

Nebukadnezar, Penguasa Adi Daya Dalam Berkat Tuhan
Salah satu titik peristiwa dalam Alkitab yang senantiasa memukauku adalah kala mendapatkan  Allah yang disembah Israel adalah Allah yang tak seperti siapapun membayangkannya dalam kecenderungan-kecenderungan  idiosyncratic atau Allah yang individual hanya pada dunia Yahudi atau sebagaimana begitu eksklusifnya hanya untuk dunia bangsa Israel, bukan Allah segala bangsa dengan totalitas pemerintahannya atas segenap belahan dunia. Saya akan membuka serial ini dengan Nebukadnezar. Mengapa saya memilih raja ini atau tepatnya sang Maha Raja ini sebagai permulaan seri ini, sebab raja ini adalah raja yang kerajaannya secara dahsyat menjajah  Yerusalem dan memperbudak orang-orang Ibrani,  dan sekaligus diungkapkan bahwa kekuasaannya yang demikian adalah kuasa yang datang dari Tuhan baginya. Mari kita memperhatikan keterangan kitab Daniel ini:

Kerajaan Babel Menginvasi Yerusalem
Kerajaan Babel dalam Berkat Tuhan
Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya- Daniel 1:1-2
Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.- Daniel 2:37-38
Fokus:
●Kerajaan Babel Mengepung kota Yerusalem
●Tuhan menyerahkan  Raja Yehuda kedalam tangan kekuasaan kerajaan Babel
●Tuhan menyerahkan sebagaian perkakas-perkakas di rumah Allah dan dibawa ke tanah Sinear ke dalam perbendaharaan rumah Dewanya

Fokus:
●Raja Babel adalah raja segala raja
●Allah semesta langit telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan
●Allah semesta langit telah menyerahkan umat manusia dimanapun berada kedalam tangan raja Babel, termasuk burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya

Kalau saya menuliskan bahwa Nebukadnezar adalah Maha Raja di muka bumi, ini saya maksudkan dalam sebuah kedaulatan dan keotoritasan yang tak main-main. Dalam hal ini seharusnya kita bisa memahami mengapa Kitab Daniel  membahasakan kejatuhan dan perbudakan Yerusalem dalam ekspresi yang menunjukan bahwa peristiwa tersebut merupakan ketetapan dan kehendak Allah sendiri:

Daniel 1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya

0 Natur Allah dalam Dunia yang Terbelit Problem Kejahatan



Oleh: Martin Simamora


Masihkah Ia adalah Allah yang Tak Bercela 
Dalam Segala Hal?

Allah Terhadap Dunia yang Cenderung Untuk Tak Lagi Mempercayai Bahwa Ia Ada  Mahakuasa & Berdaulat Penuh

Pernahkah anda membaca ini?
Is God willing to prevent evil, but not able? Then he is not omnipotent.
(apakah Tuhan ingin mencegah kejahatan, tapi tak mampu? Maka ia tidak mahakuasa)
Is he able, but not willing? Then he is malevolent.
(apakah ia mampu, tapi tak mau? Maka ia seorang yang  jahat)
Is he both able and willing? Then where does evil come from?
(apakah ia mampu dan mau? Lalu dari mana datangnya kejahatan?)
Is he neither able nor willing? Then why call him God?
(apakah ia tidak mampu  dan juga tidak mau? Lalu mengapa memanggilnya Tuhan?)

Apakah ini sedikit banyaknya membangkitkan hal-hal tersembunyi dalam batin anda? Saya tak akan mengulas  pandangan Epicurus ini, ini hanya pembuka untuk membawa setiap kita menjadi jujur dalam beriman dan mengukur diri ini sehingga bisa mengetahui, dimanakah saya berada? Terlebih lagi pemikiran filsuf Yunani ini melalui para pengikutnya telah mengalami perjumpaan yang istimewa dengan  rasul Paulus, penulis epistel Roma yang akan menjadi jangkar artikel ini. Para pengikut Epicurus  telah berjumpa dengan Paulus dalam sebuah dialog keras yang berujung diadilinya Paulus dalam sidang Areopagus di Atena:
Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata: "Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.- Kisah Para Rasul 17:18
 

Bagaimanakah natur Allah itu sebenarnya? Pertanyaan ini mencuat karena sebuah pertanyaan mahapenting bagi manusia sehubungan dengan realita dunia yang tidak senantiasa meyakinkan keberadaan Allah  tanpa sebuah asumsi kalau Dia sebetulnya memiliki semacam kelemahan atau setidak-tidaknya keterbatasan untuk mengendalikan dunia ini. Sederhananya Allah tidak seberdaulat yang disangka Alkitab itu sendiri. Saya akan mengajak pembaca untuk memandang natur Allah sebagaimana dinyatakan epistel Roma, perhatikan berikut ini:

Roma 1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.

Pada teks ini ada Allah dan problem kejahatan dalam dunia ini yang secara unik menunjukan fakta dunia yang menunjukan nampaknya Allah tak berdaya sama sekali terhadap penistaan diri-Nya oleh manusia, namun demikian Allah dideklarasikan secara agung dalam eksistensinya yaitu Kemuliaan Allah. 

Epistel ini hendak menyatakan Allah senantiasa tak bercela, sekalipun dihadapan-Nya terbentang problem dosa yang telah membuat manusia tak lagi menghargai dan mempercayai-Nya, bahwa Ia tak bercela terhadap realita kelabu ini. Ini adalah kebenaran yang dikemukakan dalam cara yang menunjukan kecemerlangan Allah dalam kepenuhan eksistensi-Nya: kemuliaan Allah. Ya... sekalipun  dunia sudah tidak lagi menuhankan Allah sebagaimana Ia adanya dalam cara semacam ini: “menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar”, epistel ini tetap menyatakan-Nya sebagai Dia yang memiliki kemuliaan abadi. Ia tak lantas menjadi Allah yang tak berdaya atau bercela dalam segala aspek yang bagaimanapun juga, karena dunia telah menjadi semakin meninggalkan-Nya, berpaling kepada kebenaran, norma atau spiritualitas yang dibangun berdasarkan kemanusiaan umat manusia itu semata.

Bukan hanya itu, epistel Roma, juga menyatakan bahwa Ia tetap adalah Allah yang mahakuasa bukan saja atas bangsa  Yahudi tetapi juga adalah Allah yang mahakuasa atas seluruh bangsa di dunia ini.Ia  senantiasa Allah yang berkuasa atas segenap bangsa! Perhatikan teks berikut ini:

Roma 3:29-30 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.

0 Khotbah Anchor Of Life Memasuki 2018

Oleh: Martin Simamora

Digenggamnya Tanganku, Dipandunya Jiwaku:  Sebuah Dasar untuk Melangkah dalam Kepastian, Menjelajahi  Masa Depan dalam Keyakinan Kokoh


Itu bukan karena manusia begitu tak berdaya dalam perencanaan dan mewujudkannya. Saya tidak sedang membicarakan sebuah keimanan yang begitu meninggikan Tuhan seolah IA terlalu rendah dalam keberadaannya jika tidak ditinggikan sedemikian, dan  begitu merendahkan manusia agar Tuhan terlihat begitu mulia dan begitu berdaulat. Tidak pernah demikian dan tidak pernah manusia tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan dan kemampuan untuk mewujudkannya. Apa yang hendak saya katakan terkait judul di atas, adalah ketakberdayaan manusia untuk pada dirinya sendiri untuk membangun kepastian pada masa depannya sebagai sebuah kreasi yang dibangunkan pada saat ini juga. Itu sebabnya Surat Yakobus berkata begini terkait perihal ini:

Yakobus 4:13-16 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",  sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

Sementara 2018 kedatangannya tidak bisa dicegah dan keberakhirannya segera tiba untuk menjadi sejarah yang terpatri dalam ruang dan waktu tanpa sebuah fluktuasi waktu dan dinamika aktivitas yang bagaimanapun juga, kita dengan segenap keberadaan kita, masih ada di sebuah tempat dan waktu yang kita sebuthari ini.” Pada “hari ini” sekalipun kita masih harus berkata “aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada detik mendatang dan bahkan tidak tahu apapun di sekitarku.” Surat Yakobus terkait ketakberdayaan manusia terhadap kepastian akan masa depan berkata begini “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Sama seperti uap merupakan pernyataan yang lebih dari deskripsi yang dibutuhkan untuk menggambarkan secara tajam  eksistensi manusia di dalam ruang, waktu dalam kematerialannya, sebetulnya memang, benar-benar tak berarti apapun juga, jika saja tidak memiliki Tuhan.

0 Renungan 2017 Menuju 2018



Oleh: Martin Simamora

Tinggal Didalam Kristus, Sebuah Desain Masa Depanmu dalam Pemerintahan Bapa


Yesus berkata begini pada satu kesempatan:

Yohanes 15:4-5 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Pertanyaan tersukar untuk dijawab terkait masa depan, adalah: seproduktif apakah kelak, setinggi apakah kualitasnya, dan setangguh apakah untuk dapat bertahan dalam cuaca-cuaca terburuk sehingga tetap produktif. Tentu saja teks Yohanes 15:4-5 tidak sedang membicarakan sebuah masa depan bisnis atau ekonomi, tetapi masa depan iman dan kehidupan beriman yang produktif.

Ini adalah kehidupan beriman yang diselenggarakan dan didesain dalam sebuah bentang tujuan untuk dicapai: hari ini akan menghasilkan sebuah produktivitas pada sebuah hari di masa depan untuk dipanen oleh pemiliknya. Begini kehidupan beriman itu:

- Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu
- juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku

0 Vox Populi Vox Dei

Oleh: Martin Simamora

Suara  Tuhan Atau Justru Suara Dunia  Dengan Segala Keinginannya?

Kredit:  www.rightnow.io
Apa yang harus dimengerti adalah bahwa Vox Populi bisa terisolasi dari Vox Dei. Ketika Vox Populi adalah opini umum yang berkuasa dan lagi menindas penuh kekerasan terhadap kebebasan kemanusiaan lainnya, maka suara rakyat atau  Vox Populi itu adalah suara rakyat yang belaka refleksi keinginan manusia  yang akan berlawanan dengan Vox Dei. Ini tak harus membingungkan karena VPVD bukanlah  amsal suci pada manusia sebab tak pernah manusia suci pada sebagaimana Tuhan dengan sendirinya, apalagi jika  Vox Populi itu dilatari dengan konspirasi-konspirasi  yang melahirkan adu kekuatan rakyat terhadap sebuah konsensus politik nasional. Dengan kata lain, menjadi penting untuk diketahui bagaimana sebuah  Vox Populi terlahirkan, sesuci apakah. Mengapa begitu? Karena menautkan Vox Populi dengan Vox Dei pada dasarnya sebuah upaya yang harus disikapi secara cermat dan hati-hati karena relativitas moralitas manusia yang dinaungi oleh segala keinginannya, bisa jadi  telah akan me-Tuhan-kan manusia-manusia fana  sehingga membuat kebenaran-kebenaran manusia menjadi sabda manusia   yang menentukan apakah konten atau isi Vox Dei tersebut.

Ketika Vox Populi - Vox Dei dibawa secara penuh dalam berbagai proses politik yang bagaimanapun, maka opini mayoritas dapat menjelma menjadi Tuhan kebenaran kala diperlakukan sebagai standar-standar yang harus diikuti oleh rakyat lainnya dengan kekuatan paksa, dan bahkan terhadap negara beserta konstitusinya. Kita harus memahami, ketika kita percaya Vox Populi Vox Dei dalam kenaifan politik maka konsekuensinya  ada 2: pertama, harus siap menerima perubahan negara  berdasarkan suara yang tak mayoritas tetapi memiliki kekuatan opini yang memerintah dan berkekuatan paksa terhadap semua; kedua, kita harus siap bahwa ini dapat menjadi situasi rakyat versus negara kala negara dalam perilakunya tidak lagi mewakili harapan-harapan rakyat yang memilihnya sebagai pemerintahan atas seluruh rakyat. Tetapi saya tidak ingin berbicara ini lebih lanjut, tetapi ini:  Tuhan menetapkan sebuah pemerintahan dan negara bukan berdasarkan pilihan atau suara rakyat sehingga perkenanan Tuhan atas sebuah negara dan pemerintahannya berdasarkan suara rakyat. Jika dia bersabda maka itu adalah kebenarannya yang mengatasi dan menghakimi semua kebenaran termasuk apa yang dipandang sebagai “Vox Populi Vox Dei” oleh para manusia.

Seperti saya kemukakan sebelumnya, pada praktiknya Vox Populi dapat tak bersangkut paut dengan Vox Dei, sambil mengingat bahwa sebetulnya Vox Dei tak pernah bersetara dengan Vox Populi. Relasi antara Vox Populi terhadap Vox Dei, dengan demikian, haruslah memperhatikan kebenaran bahwa Tuhan independen terhadap manusia dengan Vox Deinya , Ia tidak bertindak berdasarkan persetujuan manusia:

0 Tuhan Dalam Ketakpastian Politik Termencekam Sebuah Bangsa

Oleh: Martin Simamora


Ketika Kudeta Membayang-Bayangi Sebuah Pemerintahan Sah Yang Lemah, Tak Pernah Ada Pemenang Selain Penderitaan Panjang

Before the military coup in Chile, we had the idea that military coups happen in Banana Republics, somewhere in Central America. It would never happen in Chile. Chile was such a solid democracy. And when it happened, it had brutal characteristics.- Isabel Allande

Sebelum kudeta militer di Chile, kita memiliki pemikiran bahwa kudeta-kudeta militer terjadi di Republik Pisang (sederhananya terminologi politik untuk negara-negara  lemah dengan  instabilitas politik berkepanjangan dan ekonomi yang bergantung pada ekspor SDA yang terbatas), di suatu tempat di Amerika Tengah. Kudeta tak akan pernah terjadi di Chili. Chili adalah negara dengan  demokrasi kuat. Dan ketika kudeta terjadi, kudeta terjadi dengan karakteristik-karakteristik brutal- Isabel Allande


Pada kenyataannya, sejak era purba hingga era politik modern, ketakpastian politik sebuah pemerintahan adalah hal yang sangat mencekam bukan saja bagi masa depan sebuah  kerajaan atau negara, tetapi masa depan setiap manusia yang menjadi warga negara didalamnya. Itu sebabnya dalam derajat-derajat tertentu ketakpastian politik menciptakan destabilitas hingga melahirkan instabilitas yang merampas keamanan dan kesejahteraan rakyatnya, lalu eksodus berlangsung baik secara damai atau dalam situasi berdarah.

Mari sejenak membaca stanza yang dituliskan pujangga Inggris kelahiran Nairobi Warshan Shire:

No one leaves home unless
Home is the mouth of a shark
You only run for border
When you see the whole city
Running as well

Tidak ada yang meninggalkan rumah kecuali
Rumah adalah mulut seekor hiu
Kamu hanya berlari menuju perbatasan
Ketika kamu melihat semua kota
Berlarian juga

Menunjukan betapa mengungsi dari negeri sendiri atau dari tanah air sendiri bukan dambaan setiap manusia, kecuali negerinya atau pemerintahannya adalah mulut Hiu bagi keamanan dan damai sejahtera bagi rakyatnya sendiri.

0 Berdoalah, Bukan Mengutuki

Oleh: Martin Simamora & "Martin's Political Thought" 

Karena Celakalah Bangsa yang Sarat dengan Kesalahan

(Karena Ketika Allah Sudah Memalingkan Mukanya Dari Sebuah Bangsa Maka Tak Ada Lagi Doa Yang Dapat Menghapus Murka-Nya)


Bagaimanakah kondisi manusia kepada sesamanya manusia, pada hakikatnya? Bagaimana studi politik memandang natur manusia itu termasuk dalam panggung politik?  

Mengenai ini, saya ingin mengutip pandangan 2 tokoh yang dikenal baik dalam studi-studi politik, mereka adalah: David Hume dan Thomas Hobbes.  David Hume seorang sejarawan dan filsuf Skotlandia,  mengacu pada karyanya “Essays: Moral, Political, And Literary” yang berkata begini:

ESSAY VI. OF THE INDEPENDENCY OF PARLIAMENT
Political writers have established it as a maxim, that, in contriving any system of government, and fixing the several checks and controuls of the constitution, every man ought to be supposed a knave, and to have no other end, in all his actions, than private interest. By this interest we must govern him, and, by means of it, make him, notwithstanding his insatiable avarice and ambition, co-operate to public good. Without this, say they, we shall in vain boast of the advantages of any constitution, and shall find, in the end, that we have no security for our liberties or possessions, except the good-will of our rulers; that is, we shall have no security at all.
It is, therefore, a just political maxim, that every man must be supposed a knave: Though at the same time, it appears somewhat strange, that a maxim should be true in politics, which is false in fact. But to satisfy us on this head, we may consider, that men are generally more honest in their private than in their public capacity, and will go greater lengths to serve a party, than when their own private interest is alone concerned. Honour is a great check upon mankind: But where a considerable body of men act together, this check is, in a great measure, removed; since a man is sure to be approved of by his own party, for what promotes the common interest; and he soon learns to despise the clamours of adversaries. To which we may add, that every court or senate is determined by the greater number of voices; so that, if self-interest influences only the majority, (as it will always do) the whole senate follows the allurements of this separate interest, and acts as if it contained not one member, who had any regard to public interest and liberty.

When there offers, therefore, to our censure and examination, any plan of government, real or imaginary, where the power is distributed among several courts, and several orders of men, we should always consider the separate interest of each court, and each order; and, if we find that, by the skilful division of power, this interest must necessarily, in its operation, concur with public, we may pronounce that government to be wise and happy. If, on the contrary, separate interest be not checked, and be not directed to the public, we ought to look for nothing but faction, disorder, and tyranny from such a government. In this opinion I am justified by experience, as well as by the authority of all philosophers and politicians, both ancient and modern.

perhatikanlah secara khusus pada: “every man ought to be supposed a knave, and to have no other end, in all his actions, than private interest” atau “setiap orang haruslah disangkakan sebagai seorang yang licik penuh tipu muslihat, dan tidak memiliki tujuan apapun juga, dalam semua tindakan-tindakannya, selain kepentingan pribadi,” maka pada dasarnya menunjukan bahwa manusia itu hanya baik bagi dirinya sendiri saja. Atau merujuk pada David Hume sendiri, tidak boleh atau berbahaya menilai manusia itu begitu luhur dan mulianya: “manakala memikirkan politik kita seharusnya atau sepatutnya mengasumsikan bahwa setiap orang dan setiap institusi mengejar kepentingan mereka sendiri, kerap dengan menggunakan sarana-sarana publik [Hobbes And The Wolfman, Diego Hernan Rossello - Northwestern University]”

Terkait pandangannya ini, David Hume menyatakan: “In this opinion I am justified by experience, as well as by the authority of all philosophers and politicians, both ancient and modern.” [dalam opini ini saya dibenarkan oleh pengalaman, sebagaimana juga oleh otoritas para filsuf dan politisi, baik dunia purba dan modern]

0 Khotbah Menyambut Tahun Baru 2017:

Oleh: Martin Simamora

Masa Depan Bukan Realitas “Impian Dan Kenyataan”

Di setiap hari yang dianugerahkan-Nya, kucoba untuk senantiasa mengucap syukur dan memanjatkan doa, atau bahkan menyampaikan kepada-Nya apakah yang ada di dalam benak pikiran ini. Bisa apa saja. Bisa apa yang menjadi harapan dalam tantangan untuk mewujudkannya, kadang merupakan ungkapan pikiran atas  setiap firman yang membentuk dan menempa diri untuk senatiasa memiliki stamina dan kekuatan untuk tetap hidup dan berenergi di dalam perubahan apapun di dunia ini. Tetapi juga berdoa agar segala pemikiran, rencana dan kemampuan yang bersemayam di diri ini dapat menjadi modal dasar membajak tanah garapan yang dianugerahkan-Nya agar dapat menanam, merawat dan memetik buahnya sehingga sejahtera. Berdoa agar pertumbuhan dari-Nya memberkati setiap perbuatan tangan yang dilakukan berdasarkan pemikiran pikiran yang telah dibasuhkan dalam doa kepada Bapa. Di atas semuanya itu, semua manusia akan menjalani kehidupan ini berdasarkan pengharapan yang dibangunnya agar terwujud sebagaimana hati berharap. Impian dan kenyataan seharusnya tak mengecewakan dan menyedihkan kala tak bersepakat membahagiakan setiap manusia yang menyebut dirinya adalah anak-anak Tuhan.


Apakah yang sudah anda doakan dan usahakan dalam perencanaan dan kerja kerasmu pada 2016 hingga menjelang kesudahan tahun ini? Sudahkah itu memuaskanmu, ataukah mengecewakanmu? Apakah anda berpikir waktu dan keberuntungan tak memihakmu? Tetapi lebih dari itu semua adalah, siapakah Tuhan bagimu disepanjang 2016 ini hingga jelang kesudahan penanggalan 2016 ini?

0 Hidup Di Dalam Dunia Yang Dijejali Ketakadilan

Oleh: Martin Simamora


 Ketika Allah  Mempertontonkannya
(Refleksi)

Habakuk adalah nabi yang harus menghadapi dan menatapi secara amat lekat akan setiap hal yang tak dikehendaki setiap manusia:

Habakuk 1:2-4 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu:"Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.


Takkah ini begitu dekat dengan realita kehidupan kita sehari-hari? Dalam pemberitaan tv, koran dan media elektronik/internet begitu mudah untuk menonton: kekerasan, pertikaian, hukum kehilangan kekuatannya, orang fasik mengepung orang benar, sehingga keadilan muncul terbalik?


Itulah dunia Habakuk yang pada hakikatnya menceritakan juga dunia kita saat ini, bahkan di negeri kita sendiri. Frustasi adalah kealamian yang akan menimpa setiap orang yang percaya bahwa TUHAN adalah mahakuasa dan berdaulat penuh, tak kecuali Habakuk: “berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak tetapi tidak Kaudengar?

Berapa lamakah engkau memperjuangkan keadilan bagi dirimu atau keluargamu, atau komunitas yang kauwakili namun tak jua sukses, sekalipun sudah bertahun-tahun…tapi tak jua membuahkan….  atau apapun juga hal lainnya? Tak jua Tuhan menjawab??

0 Teror Sarinah

Oleh: Martin Simamora

Menggugat Tuhan & Menyembah Teror Yang Mahakuasa
(refleksi)

Baku Tembak Polisi vs kelompok teroris di kawasan Sarinah - Jakarta- kredit: detik.com
Kalau sebuah kebahagiaan merengkuh manusia, maka Tuhan begitu sempurna di matanya. Sempurna sebab Ia berlaku sungguh-sungguh Tuhan. Tetapi Jikalau kemalapetakaan yang memeluk dirimu, maka Tuhan begitu tak sempurna di matanya, sebab Ia memang hanya Tuhan yang lembek dan tak berotot kekar, dan lagi bertangan halus. Ia tak terbiasa bekerja keras dan canggung dengan brutalisme manusia-manusia biadab. Maka ketuk palu anda bagi Allah, adalah: Ia tak benar-benar berkuasa; Ia tak benar-benar sanggup mengintervensi pada setiap hal kala manusia-manusia brutal dan biadab yang bermain di panggung dunia ini. Sungguh, Ia Tuhan yang payah. Dan itulah sebagian iman yang tumbuh subur dan begitu berbahagia dielukan oleh  definisi otaknya yang bisa menua dan membusuk dibawa tanah. Tetapi bukankah ini tabiat purba yang sudah begitu lama dibuai oleh Iblis bapa segala dusta.


Tapi jangan kuatir, anda tak sendirian kok. Karena sejak jaman purba keadaan keberiman model seperti inilah yang dikecam oleh Kristus, bahkan tak sudi ia memenuhi hasrat manusia-manusia yang bermotif kesejahteraan dan keamanan kekal di dunia. Mari lihat dua episode ini:

0 Khotbah Menyambut Tahun Baru 2016: “Masa Depan”

Oleh: Martin Simamora


"Matahari terbit di Hawaii"
Di dunia ini apa yang paling berharga bagi manusia adalah “masa depan.” Orang dapat berkata “tamat sudah masa depanku” atau “habis sudah karirku” atau “aku sudah tidak punya nilai lagi” sekalipun ia bertubuh sehat, tak dijangkiti  penyakit - penyakit tak tersembuhkan.

Problem manusia terkait  masa depan adalah: “tak ada manusia yang tak terkurung oleh ruang dan waktu.” Ini sungguh berbeda dengan  Yesus yang berjalan di dalam ruang dan waktu dan sekaligus di atas ruang dan waktu, dengan kata lain masa depan dalam spektrumnya yang begitu kompleks, berada di dalam genggamannya:

0 Sarana Anugerah



Oleh: Henry Clarence Thiessen




Allah menggunakan banyak sarana-sarana yang berbeda untuk membawa orang kepada dirinya sendiri untuk persekutuan dan keselamatan, dan semua ini dapat dinilai, dalam makna yang lebih luas, sarana-sarana anugerah.


I.Firman Allah
Oleh Firman Allah, kita di sini memaksudkan Alkitab, yang terdiri dari kitab-kitab kanonik Perjanjian Lama dan Baru. Kitab-kitab  yang yang telah diinspirasikan secara ilahi ini “memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2Tim 3:16). Firman Tuhan ini  menggambarkan dirinya sendiri kepada kita sebagai sebuah sarana anugerah dalam beragam cara, dan penggambaran itu berlangsung di bawah sejumlah simbol. Alkitab adalah sebuah “palu yang menghancurkan bukit batu” (Yeremia 23:29), seorang hakim “ atas pikiran-pikiran dan maksud-maksud hati” (Ibrani 4:12), sebuah cermin untuk menyingkapkan kondisi sebenaranya manusia (Yakobus 1:25), sebuah bejana air untuk membersihkan yang  bernoda (Yohanes 15:3; Efesus 5:26), benih (Lukas 8:11; 1Pet 1:23), makanan bagi yang lapar (Ayub 23:12), sebuah terang bagi pejalan (Maz 119:105), dan sebuah pedang bagi  prajurit (Efesus 6:17; Ibra 4:12).

0 Resiko Itu Baik (1)



Oleh: Pastor Emeritus [Bethlehem Baptist Church] Dr. John Piper


Lebih baik kehilangan nyawamu, daripada menyia-nyiakannya

Bab 1:Makna Tertinggi Hidup
Hampir segala sesuatu yang harus saya katakan dirangkumkan dalam  kata-kata Paulus yang sepenuh jiwa kepada gereja di Filipi:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. – Filipi 1:20-21

Andai kata anda dapat  meminta Paulus untuk mengatakan kepadamu apakah tujuan tertinggi hidup ini-hidupnya atau setiap  hidup yang tak sia-sia-saya berpendapat inilah apa yang akan diucapkannnya. Menghormati Kristus, mengagungkan Kristus, melakukan segala-galanya bagi Kristus. Itulah yang telah menjadi makna hidup Paulus. Ini jugalah yang seharusnya menjadi makna hidup kita. Dan Paulus  mendoakanya, agar itu juga menjadi makna kematiannya juga. Kita hidup dan kita mati untuk sebesar-besarnya Kristus.

Alam semesta telah diciptakan untuk ini—mengagungkan Kristus. Paulus berkata banyak akan hal ini dalam Kolose 1:16: “Segala sesuatu telah diciptakan melalui dia dan untuk  dia.” Untuk dia. Benar sekali, untuk kemuliaannya. Untuk pengagumannya, penghargaan, takjub, pujian, kepercayaan, kepatuhan, ketundukan, penyembahan. Makna atau tujuan hidup adalah global. Itu mencakup semua orang di dunia ini. Mengapa Allah memanggil Paulus dan menjadikan dia—dan ribuan seperti dia—seorang utusan injil bagi bangsa-bangsa? Dia menjawab, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya” (Roma 1:5). Taat kepada nama Yesus.

0 II RAJA 20:1-11



Oleh:Pdt. Budi Asali, M.Div

credit:  foxnews.com
2Raja 20:1-11 - “(1) Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’ (2) Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: (3) ‘Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu.’ Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (4) Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: (5) ‘Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umatKu: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. (6) Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hambaKu.’ (7) Kemudian berkatalah Yesaya: ‘Ambillah sebuah kue ara!’ Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia. (8) Sebelum itu Hizkia telah berkata kepada Yesaya: ‘Apakah yang akan menjadi tanda bahwa TUHAN akan menyembuhkan aku dan bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN pada hari yang ketiga?’ (9) Yesaya menjawab: ‘Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?’ (10) Hizkia berkata: ‘Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.’ (11) Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuatNyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”.


I) Hizkia sakit dan hampir mati.
1) Hizkia sakit berat dan hampir mati (ay 1a).
Ay 1: “Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’”.

Kalau dilihat dalam 2Raja-raja ini, baru saja Hizkia selesai dengan problem perang melawan Sanherib, raja Asyur (2Raja 18-19), maka sekarang ia terkena penyakit yang membahayakan jiwanya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9