Oleh: Martin Simamora
Di
dunia ini apa yang paling berharga bagi manusia adalah “masa depan.” Orang
dapat berkata “tamat sudah masa depanku”
atau “habis sudah karirku” atau “aku sudah tidak punya nilai lagi”
sekalipun ia bertubuh sehat, tak dijangkiti
penyakit - penyakit tak tersembuhkan.
Problem
manusia terkait masa depan adalah: “tak ada manusia yang tak terkurung
oleh ruang dan waktu.” Ini sungguh berbeda dengan Yesus yang berjalan di dalam ruang dan waktu dan
sekaligus di atas ruang dan waktu, dengan kata lain masa depan
dalam spektrumnya yang begitu kompleks, berada di dalam genggamannya:
Yohanes
1:47-48 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang
kepada-Nya, lalu berkata tentang dia:
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya:
"Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat
engkau di bawah pohon ara."
Yohanes
2:24-25 Tetapi Yesus sendiri tidak
mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun
memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang
ada di dalam hati manusia.
Markus
2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam
hati-Nya, bahwa mereka berpikir
demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Yohanes
3:13 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari
Allah dan kembali kepada Allah.
Yohanes
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan
menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu
bersih."
Yohanes
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
Yohanes
18:4 Maka Yesus, yang tahu semua
yang akan menimpa diri-Nya,
maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"
Yohanes
13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya
sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa
mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai
kepada kesudahannya.
Berbeda
dengan manusia, pengetahuan Allah akan masa depan bukan untuk menciptakan masa
depan, atau dengan kata lain masa depan Allah tidak ditentukan oleh apakah yang
akan dilakukan oleh manusia atau sejarah apakah yang dihasilkan oleh manusia.
Allah tidak pernah dikurung oleh “ruang dan waktu yang mengurung masa depan
manusia” sementara di saat yang sama Allah itu sendiri berada di atas ruang dan
waktu yang merupakan ciptaan-Nya. Mengenai hal ini, Yesus pernah secara demonstratif
mengunjukannya kepada Petrus yang “sok
tahu” :
Yohanes
13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa
yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Yesus
berada di dalam sebuah titik ruang dan waktu bersama-sama dengan Petrus, namun
secara bersamaan ia sedang melakukan sesuatu yang melampaui atau melewati “kekinian”
ruang dan waktu saat hal itu dibicarakan dan dilakukan. Akibatnya Petrus tak
memahaminya sebab ia tak mampu untuk menjangkau hal yang mustahil untuk dijangkaunya sementara ia
tak berada didalamnya, yaitu masa depan. “Apa yang kuperbuat engkau tidak tahu
sekarang.” Betapa misteriusnya masa depan itu bagi manusia sekalipun Sang
Kristus sedang melakukan sesuatu terkait masa depan bahkan bagi Petrus. Allah
memiliki pengetahuan
sebelumnya-pengetahuan akan masa depan atas dunia, manusia dan tertinggi masa depan keselamatan manusia demi manusia.
Dan dalam hal itu, pengetahuan sebelumnya yang dimiliki Kristus sama sekali tak
bergantung pada apakah Petrus akan bertindak seharusnya atau tidak. Respon paling negatif sekalipun: tidak tahu, bukan sama sekali dasar
bagi Allah untuk menahan akan apa yang harus dilakukan, menantikan respon
positif manusia sehingga maksud-Nya sukses. Ia bertindak berdasarkan pengetahuan
sebelumnya atau pengetahuan masa depan pada saat manusia tak memberikan respon
yang diharapkan.
Masa
depan bukanlah sebuah bentangan waktu yang
ujungnya atau kesudahannya tak diketahui dan ditentukan oleh diri-Nya,
sebaliknya ia adalah TUAN atas bentang waktu itu:
Wahyu
22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal
dan Yang Akhir."
Masa
depan bukanlah repetisi waktu dan sejarah, seperti kala anda memandang arloji
tangan dengan jarumnya yang mengitari
atau memutari waktu, seolah tak ada kesudahan atau keakhirannya. Di dunia ini,
untuk segala sesuatu ada kesudahan atau keakhirannya:
Pengkhotbah
3:1-8 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada
waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk
menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada
waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada
waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada
waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan
batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada
waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk
menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk
menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada
waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada
waktu untuk damai.
Masa
depan bergerak dalam langkah-langkah Tuhan atas perjalanan dan kesudahan dunia
ini. Tak satupun manusia dapat melepaskan dirinya dari apa yang disebut “waktunya telah tiba.”
Saat “masa depan” tiba pada dirinya,
entah itu sebuah permulaan atau sebuah pengakhiran atas sesuatu didalam
kehidupannya.
Bukankah
Yesus sendiri sebagai manusia pun mengalami apa yang bagi manusia “sudah tiba
waktunya” atau “belum tiba saatnya?”
Saatnya
belum tiba:
Yohanes
8:20 Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di
dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya
belum tiba.
Yohanes
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau
apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
Yohanes
8:30 Mereka berusaha menangkap Dia,
tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya
belum tiba.
Saatnya
telah tiba:
Yohanes
12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya
Anak Manusia dimuliakan.
[ini,
maksudnya, telah tiba saat baginya untuk menjalani kesengsaraan dan kematian:
Yohanes 12:24]
Matius
26:45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba,
bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Markus
14:41 Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka:
"Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba,
lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Yohanes
12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa,
selamatkanlah Aku dari saat ini?
Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Ia
yang berada di dalam atau mengatasi ruang dan waktu, masuk ke dalam dunia ini untuk
mengalami sebuah masa depan yang telah ditetapkan oleh Bapa yang telah
membawanya masuk ke dalam dunia ini. Ia
masuk ke dalam ruang dan waktu dan ia memerintah didalamnya, secara absolut dan
berdaulat menentukan kapankah saatnya harus terjadi dan tak pernah dapat
digelincirkan oleh berbagai peristiwa
yang dihasilkan oleh sejarah manusia semacam ini:
“Mereka berusaha
menangkap Dia, tetapi tidak ada
seorangpun yang menyentuh
Dia, sebab saat-Nya belum tiba.”
Yesus
bukanlah taklukan ruang dan waktu manusia; Yesus adalah pemerintah atas ruang
dan waktu manusia sementara sejarah manusia boleh bergulir dalam sebuah
kealamian yang terkeras sekalipun, seperti:
“mereka berusaha menangkap.” Dalam
manusia berusaha, kita melihat Kristus memerintah:”tidak ada seorangpun yang menyentuh.”
Saat
Pengkhotbah menuliskan “Untuk segala
sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya,” ini bukan
sama sekali keberserahan yang fatalisme atau ketololan yang menista daya dan
kreasi manusia itu sendiri, sebaliknya hendak menunjukan bahwa manusia tak
pernah dapat memerintah atas ruang dan waktu itu harus apa dan bagaimana
melayani manusia. Sebaliknya, setiap manusia, suka tak suka, berjalan dalam
realitanya yang menjadi subordinat
atas ruang dan waktu.
Pada
Yesus, kita melihat sesuatu yang sungguh berbeda, dan kita bisa melihat secara
lebih jelas bahwa tak ada sama sekali fatalisme, selain menunjukan betapa Ia
berkuasa atas ruang dan waktu. Bahkan bagaimana ia harus mati dan dimanakah
kematian itu harus berlangsung, bukankan Ia sendiri yang menentukannya?
Perhatikan hal ini:
Matius
12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga
malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim
bumi tiga hari tiga malam.
Matius
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Ia harus
pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
Yohanes
10:17-18 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk
menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya
menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa
mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Ini
bukan kisah Kristus yang fatalistik, sebaliknya ini adalah Kristus yang hidup
mengatasi ruang dan waktu dan segala peristiwa kefanaan di dunia ini,
seperti kelahiran-kematian, kesukaan-kesedihan,
keberhasilan-kegagalan, kerugian-keuntungan dan segala peristiwa kemanusiaan
lainnya. Yesus bukanlah Mesias dan Tuhan yang hidup dan takluk dalam
neraca-neraca kehidupan semacam ini, sebaliknya ia adalah:
Markus
12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang
hidup
Apa
yang dilakukan oleh Yesus sejatinya memorakmorandakan fatalisme pada manusia: takluk dan tak berdaya pada
kematian. Yesus menghancurkan kepasrahan manusia yang menjadi budak kematian.
Yesus memiliki kepastian atas maut sebab maut bahkan tak berkuasa untuk memiliki
nyawanya saat maut meremukan tubuh fananya hingga tak lagi dapat menopang
kehidupan jasmaninya di salib itu. Maut dapat mencabik-cabik dan menghantamkan
derita-derita mematikan pada tubuhnya hingga tubuh fisik itu kehilangan
kemampuannya untuk hidup, namun tak sama sekali pada jiwa Kristus:“Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri.” Adakah manusia yang
dapat berkata demikian atas kematian? Kala saatnya tiba untuk kematian
menjamahnya, maka itulah yang dilakukan Yesus didalam kematian itu sendiri.
Epistel
Ibrani menuliskan realita ini dalam sebuah penggambaran Yesus yang berkuasa
didalam kematian:
Ibrani
2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis,
yang berkuasa atas maut;
Masa
depan. Faktanya Yesus berkuasa atas masa depan dibalik kubur!
Selagi
kita hidup di dalam ruang dan waktu dengan tubuh fana ini, maka sangat benar
apa yang dikatakan oleh Pengkhotbah:” Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk
apapun di bawah langit ada waktunya,” dan ini, oleh karena Yesus, haruslah
menjadi dasar kokoh untuk tak kuatir akan apapun juga, sekalipun memang daging
ini akan memendarkan sinyal-sinyal kekuatiran, namun dalam hal itupun harus
menjadi pandu untuk melabuhkan diri ke dalam pelukan atau dekapan aman Sang
Kristus Tuhan kita. Karena didalam Dialah sekarang masa depan kita ada didalam
genggaman-Nya. Kapankah waktunya, apakah telah tiba saatnya atau belum tiba
saatnya untuk apapun juga ada didalam-Nya. Itu jugalah dasar bagi orang percaya
untuk berdoa atau meminta perkenanan Allah atas apa yang kumaui, anda maui.
Mengapa? Sebab anda dan saya bukan tuan atas ruang dan waktu didalam keinginan
yang bulat dan dalam upaya gigihmu sekalipun!
Hanya Tuhan:
Yakobus
4:13-16 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami
berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang
serta mendapat untung", sedang kamu
tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus
berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan
itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam
congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
Siapa
yang tahu akan besok? Siapa yang tahu akan masa depan? Siapa yang tahu besok masih ada bagimu? Siapa yang tahu masa
depan masih Tuhan adakan? Tidak ada yang tahu, sebab tak satupun manusia menjadi
penguasa atau pemerintah atas besok atau masa depan.
Hanya
Tuhan saja penguasa atau pemerintah atas besok
atau masa depan:
Yeremia
29:11-12 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku
akan mendengarkan kamu;
Ia
bahkan pemilik masa depan saya dan anda. Bukankah anda berkata pada dirimu “saya
adalah anak-anak Bapa?” Jika demikian adanya, maka ketahuilah Ia memiliki rencana-rencana yang mengatasi rencana-rencana
saya dan anda. Sebagai penguasa atau pemerintah ruang dan waktu maka ketika Ia
berkehendak maka tak memerlukan sama sekali upaya keras dan apalagi kesehatian
dengan manusia yang telah ditebus-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri di kayu
salib.
Jika
Ia berkuasa atas kebebasan manusia-manusia yang berniat jahat atas dirinya dan
bahkan mengetahui semua isi hati manusia sehingga Ia adalah satu-satunya
manusia yang tak memerlukan manusia lainnya untuk menasihati dia akan
perilaku-perilakua manusia lain yang tersembunyi, maka apakah yang begitu sukar
baginya untuk menjadi penguasa atas ruang dan waktu dalam sebuah bentangan
waktu yang kesudahannya sudah berada didalam simpulan tangan-Nya. Tangan-Nya
lah sejak semula sudah menyimpulkan kesudahan waktu yang memang memiliki
keakhirannya.
Masa
depan memang dapat menyusahkan hati, tetapi janganlah bersusah hati jika memang
benar engkau memiliki Kristus didalammu. Hal terpenting dari semua ini adalah,
janganlah pernah berpikir bahwa masa depanmu ada di dunia ini, karena di dunia ada kesudahan untuk segala sesuatunya. Hanya satu dan satu-satunya yang tak
akan pernah ada kesudahan di dunia ini bagi setiap orang beriman: kasih setia
Kristus dan janji keselamatan-Nya bagi kita yang senantiasa dikerjakan-Nya bagi
kita:
Yohanes
14:1-4 Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku
pergi, kamu tahu jalan ke situ."
Apakah
kecemasanmu dalam memasuki 2016 yang tinggal beberapa hari lagi. Barangkali itu
adalah kecemasan atau kegelisahan yang belum menemukan jawabannya sebab saatnya belum tiba pada 2015 yang akan
usai ini. Apa yang paling penting dipikirkan dan harus menjadi kehidupan yang
hakiki bagi setiap anak-anak Bapa adalah: kehidupan di dunia bukanlah
persinggahan kekal dimana Bapa
memberikan kebahagiaan kekal pada kita. Sebab sakit penyakit dapat merampas kemerdekaan
dan kebahagiaan kita, bahkan usia lanjut
akan membuat kehidupan semakin bergantung pada kasih sayang orang-orang
terkasih. Dunia ini bisa dengan sekonyong-konyong mendatangkan kekacauan.
Bukankah Yesus selama di dunia tak pernah sama sekali menjanjikan damai abadi
di dunia yang fana ini? Bukankah, bahkan rasul Petrus menuliskan bahwa penderitaan merupakan kasih
karunia yang juga diberikan kepada kita untuk dipikul:
Filipi
1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada
Kristus, melainkan juga untuk
menderita untuk Dia
Masa
depan bersama Yesus, bukan hal yang menakutkan bahkan untuk hal yang paling menakutkan, karena
Ia bahkan dalam kehadirannya di bumi ini
berjalan mengatasi ruang dan waktu bersamaan ia berjalan di dalam ruang dan
waktu. Baginya tak ada yang namanya sebuah kejutan; baginya tak ada hal yang
tak berada didalam kedaulatan-Nya sebab
Ialah yang menentukan kapankah saatnya untuk terjadi. Apakah sudah waktunya
ataukah belum waktunya, secara presesi dan tanpa sedikit saja sebuah
penyimpangan. Ialah dasar yang kokoh bagi setiap doa yang akan begitu panjang
untuk diucapkan didalam hatimu masing-masing menyambut tahun yang baru,
semangat yang baru, dan kegairahan yang baru untuk berjalan bersama Tuhan dan
bagi Tuhan saja. Berdoa sebagaimana Yesus
begitu tekun berdoa, sebuah teladan emas bagi saya dan anda:
Lukas
6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah
Sebuah
doa yang dipanjatkannya untuk memulai sebuah masa depan yang telah ditetapkan
Bapa atas dirinya:
Lukas
6:13 Ketika hari siang,
Ia memanggil
murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
Mari
berdoa kepada Dia Sang Penguasa Ruang dan Waktu sebab Ialah yang mengadakan hal
semacam ini: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada
waktunya.” Berbahagialah kita, sebab kita memiliki Allah yang demikian
sehingga kita dapat melakukan dalam dasar kokoh untuk mematuhi, untuk menaati sabda
titah Yesus seperti ini:
Matius
6:25-34 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang
karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan
mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo
dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga
itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada
dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah
yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua
itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu
janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Jangan Kuatir- karya cipta dan oleh Bonar Gultom
Marilah hidup dengan penuh kerendahan hati dihadapan Bapa, jangan berlagak hidup bagaikan tuan atas hari esok sampai-sampai anda berpikir dan berlaku dalam hidup ini pada sebuah realita Allah tak pernah benar-benar mahakuasa dan mahatahu atas segenap perjalanan hidup ini. Bahwa Ia tak pernah benar-benar menjadi tuan atas ruang dan waktu dimana setiap manusia hidup didalamnya.
Berdoa,
bukan sebuah tindakan spekulatif yang
dikarenakan Dia telah diimani oleh anda sebagai tak sungguh-sungguh mahakuasa
dan mahatahu. Apakah dasar bagi manusia untuk datang dan bersujud kepada Tuhan
jika Ia tidak mahakuasa dan mahatahu? Karena jika demikian adanya maka “Yesus-mu”
adalah ini:
Ulangan
4:28 Maka di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia, dari
kayu dan batu, yang tidak dapat
melihat, tidak dapat
mendengar, tidak dapat makan
dan tidak dapat mencium.
Yesaya
44:19 Orang-orang yang membentuk patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan
barang-barang kesayangan mereka itu tidaklah memberi faedah. Penyembah-penyembah
patung itu tidaklah melihat
dan tidaklah mengetahui apa-apa;
oleh karena itu mereka akan mendapat malu.
Sekalipun
anda menyembah Yesus yang bahkan kini sudah bertakhta di sebalah kanan Yang Mahabesar di tempat tinggi, menjadi Imam Besar kekal bagi kita dihadapan Bapa [Ibrani 1:3, Ibrani 7:24-28; Ibrani 8:1-4], namun jika berpikir dan beriman bahwa Ia [di sorga] tak senantiasa
mahatahu dan tidak senantiasa mahakuasa atas kehidupan para tebusan-Nya, maka anda sungguh manusia-manusia celaka, sebab Kristus bukanlah buatan tangan
dan pikiran manusia, tetapi datang dari Bapa di sorga, Sang Pencipta dan
Penguasa alam semesta ini. Jika Yesus yang demikian, yang anda imani maka itu
adalah Yesus yang lain, yang tak memberikan faedah.
Yesus
yang baru saja kita lihat adalah Yesus penguasa atas ruang dan waktu, bahkan
sejarah para manusia. Ia adalah Yesus yang berkuasa penuh dan menjadi dasar
yang kokoh untuk berdoa bukan dalam sikap dan keyakinan yang spekulatif:
Filipi
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
Bersama
Yesus, masa depan kita hadapi dalam sebuah keyakinan dan pengharapan kokoh.
Apakah pengharapanmu? Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga. Tetapi nyatakanlah segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Ini
hanya dapat dilakukan bila anda memiliki Tuhan yang mahatahu dan mahakuasa,
didalam hal itu tak akan ada ruang spekulasi, sebab segala sesuatu akan terjadi
berdasarkan pemerintahan-Nya di dunia ini sebagaimana di sorga.
Selamat Menyambut
Tahun Yang Baru, 2016
Bersama
Sang Kristus Tuhan atas Ruang Dan Waktu Dan Apapun Juga
Salam dalam kasih
Kristus kepada para pembaca budiman dan
yang dikasihi Kristus dari saya beserta isteri dan Natan, putera kami
No comments:
Post a Comment