Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dahulu bagian 3Q-3d
A.Pohon tidak baik pertama:
para
ahli Taurat dan orang-orang farisi
Ada apakah dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Apakah kejahatan mereka sebagai sebuah pohon di mata Sang Kristus? Kita akan melihat sebuah penghakiman Kristus terhadap pohon ini, Yesus memulaikannya dengan dirinya sendiri sebagai pohon yang baik ,atau tepatnya jauh begitu sempurna, sebelum akhirnya Ia memvonis pohon yang merupakan para ahli Taurat dan orang-orang farisi:
Matius 5:17-19
Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.(18) Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.(19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Mengapa
Yesus berkata kepada mereka “janganlah
kamu menyangka?” Jelas sekali Ia sedang mengoreksi sesuatu yang tidak selaras dengan maksud kedatangannya
dan dengan segala apa yang telah dilakukan dan diajarkannya. Ada hal yang Yesus harus tegaskan untuk jangan
pernah berpikiran sebagaimana yang ada di dalam benak mereka.
Sembari
menyimpan satu pertanyaan paling krusial: Adakah satu saja diantara orang Yahudi itu yang dapat menduduki satu
posisi di dalam kerajaan Sorga, sekalipun paling rendah karena pemenuhannya atas ketentuan hukum
Taurat?
Apakah penghakiman Yesus dalam hal ini?
Yesus
memang begitu berbeda dengan apa yang dilakukan dan diajarkan oleh para ahli
Taurat dan orang-orang Farisi.
Coba perhatikan ini:
Matius 4:23-25 Yesuspun berkeliling di seluruh
Galilea; Ia mengajar dalam
rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil
Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara
bangsa itu. (24) Maka tersiarlah berita tentang
Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua
orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara,
yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus
menyembuhkan mereka.(25) Maka orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem
dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.
Apakah yang terkenal mengenai
Yesus Kristus? Maka harus secara jujur dikatakan,
semua manusia pada waktu itu begitu
terpikat dengan perbuatan-perbuatan ajaibnya yaitu melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu.
Mengenai
perihal ini, harus dipahami sebagaimana
Yesus memahami:
■Yohanes
5:24 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada
kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku,
supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang,
dan itulah yang memberi kesaksian
tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
Pada
dasarnya Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah. Apakah itu Injil Kerajaan
Allah? Yesus sendirilah berita baik kerajaan Allah yang berkuasa itu: melenyapkan segala penyakit dan kelemahan
bangsa itu. Yesus adalah Dia yang
diutus Bapa, dan dibuktikan
dengan pekerjaan yang dikerjakan sekarang [Yohanes 5:19-30].
Terkait
hal ini atau siapakah Yesus, Yohanes Pembaptis memberikan pernyataan yang menakjubkan mengenai Yesus ini:
Lukas
3:4-9,15-18 seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang
gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan,
luruskanlah jalan bagi-Nya. (5) Setiap lembah akan
ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan
diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,(6) dan
semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."(7)
Lalu
ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, katanya:
"Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu
melarikan diri dari murka yang akan datang?(8) Jadi
hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir
dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah
dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!(9) Kapak sudah
tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang
baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api."…. (15) Tetapi
karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam
hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias,(16) Yohanes
menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan
air, tetapi
Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun
aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.(17)
Alat penampi sudah di
tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam
api yang tidak terpadamkan."(18) Dengan
banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
Nabi
Yesaya berbicara 2 hal sekaligus: Yohanes
Pembaptis sebagai pendahulu Sang Kristus, dan Sang Kristus itu sendiri, dia yang diberitakannya.
Bagaimana Sang Kristus
diberitakan oleh Yohanes Pembaptis?
■Ia
adalah keselamatan dari Allah
■Ia
berkuasa untuk membaptis dengan Roh Kudus dan dengan Api
■Ia
adalah hakim yang berkuasa penuh dalam penghakiman, atas manusia-manusia yang
beriman kepadanya akan dikumpulkannya baginya sebagai kepunyaannya, sementara
bagi yang tak beriman kepadanya akan dibakarnya dalam api yang tidak
terpadamkan
Jadi,
Yesus itu sendiri adalah kerajaan Allah itu. Didalamnya ada
atau bersemayam kasih Allah, kebenaran Allah,keselamatan dari Allah,dan ada penghakiman
Allah.
“Janganlah kamu menyangka” adalah sebuah
penghakiman Kristus atas pikiran-pikiran manusia yang berbondong-bondong
mengikuti Yesus. Mereka mengejar
Yesus karena Yesus mengadakan berbagai mujizat, bahkan:”semua
orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara,
yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh” dibawa kepadanya, dan
disembuhkan kepadanya. Hampir dapat dipastikan inilah daya tarik Yesus bagi
mereka, tak seperti guru-guru Yahudi lainnya yang tak seperti Yesus.
Tetapi,
siapa yang menduga Yesus ternyata
mengajarkan hal yang lazimnya diajarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang
Farisi? Tetapi yang jauh
lebih mencengangkan lagi, Ia mengajarkan bagaikan Sang Empunya
firman-firman itu! Bagaimana tidak, perhatikan hal ini:
■Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya
■
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi
Siapakah
satu saja yang menduga bahwa Yesus datang bukan
untuk belaka melayani kesehatan dan pemulihan jasmanimu, bahkan tak pernah
dapat tindakan itu menyelamatkanmu dari neraka. Yesus pada hakikatnya hendak
menebus manusia dari kuasa dosa
yang melahirkan kebusukan-kebusukan jiwa
manusia yang memandang rendah kehendak
kudus Allah. Yesus sama sekali tak bermaksud untuk menebus kelemahan
jasmaniah, sekalipun ia menyembuhkan mereka, tak terjadi sebuah perubahan
pada jasmanimu sehingga menjadi kebal
sama sekali dengan segala kelemahan.
Siapakah
yang menyangka bahwa Yesus dengan pemberitaan
dirinya sendiri yang merupakan keselamatan yang datang dari Allah, berkata mengajarkan maksudnya:
■datang
bukan untuk
meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi.
■datang
bukan untuk meniadakan namun menggenapinya
Dengan
kata lain, apapapun yang dikatakan atau
diperintahkan atau apa yang akan terjadi hanya akan tergenapi atau terwujud
didalam diri Sang Kristus sendiri. Perhatikan, Ia bukan sekedar berbicara
tentang isi dan implementasi hukum Taurat, tetapi juga kitab para nabi. Yesus bahkan, terkait menggenapi kitab para nabi pada kesempatan lain
berkata: “Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan
kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur- Luk 24:44.”
Yesus
bukan seperti pada diri dan kehidupan mengajar para ahli Taurat atau juga orang-orang Yahudi yang hanya bisa mengajar atau memiliki kitab
Musa, namun gagal untuk mewujudkannya. Rasul Paulus
terkait kegagalan orang-orang Yahudi berkata begini:
Roma
2:17- 23(17) Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar
kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, (18) dan tahu akan
kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang
baik dan mana yang tidak,(19) dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang
buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,(20)pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat
engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. (21) Jadi,
bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu
sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri?(22) Engkau yang berkata: "Jangan
berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala
berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?(23) Engkau bermegah
atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum
Taurat itu?
Paulus
menggambarkan bahwa orang-orang Yahudi telah melakukan sebuah kegagalan yang
memalukan. Bukan saja memalukan tetapi sudah mengaibkan Tuhan dihadapan
bangsa-bangsa lainnya, sebab mereka memiliki
hukum, mengajarkannya dan menuntun tetapi mereka sendiri sekaligus para pelanggar.
Mereka bukan saja
gagal menjadi para penggenap, namun sudah kehilangan
dasar yang kokoh untuk berdiri sebagai penuntun, pendidik, dan pengajar:
■Roma
2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di
antara bangsa-bangsa lain."
Seharusnya
ada terang didalam kegelapan dunia ini,
sayangnya mereka malah dikuasai kegelapan. Hal
yang semacam ini tidak terjadi pada Yesus:
■Yohanes
1:5 Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Mereka
gagal memuliakan Allah! Sementara Yesus satu-satunya
yang berkuasa memuliakan Allah:
■Yohanes
17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di
bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku
untuk melakukannya.
Apa
yang menakjubkan, Yesus bukan sekedar berbicara mengenai hukum Taurat, namun juga kitab nabi-nabi.
Kalau Ia bukan sekedar menggenapi hal-hal kehendak Allah untuk dilakukan
oleh umat-Nya, namun juga kitab nabi-nabi, maka harus segera
menjadi sebuah peringatan bagi setiap pembaca, bahwa pada saat itu Ia
sebenarnya sedang berkata, mengajar, menuntun
dan mendidik sebagai seorang yang penuh kuasa untuk menggenapi, bahkan
terhadap janji-janji keselamatan. Ia penuh kuasa dalam mengajar, mendidik
dan menuntun:
■Matius
7:28-29 (28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar
pengajaran-Nya, (29) sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak
seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Ia
adalah guru atau pendidik yang berkuasa ketika berkata “jangan kamu menyangka.” Dan sekaligus
sebagai orang yang berkuasa memenuhi tuntutan firman. Ia menetapkan
sebuah standard kebenaran dan kekudusan yang gagal diajarkan dan dipraktikan oleh para guru Yahudi itu.
Apakah standard kebenaran kudus
terkait isi dan penggenapan kitab Taurat yang harus diajarkan? Perhatikan
berikut ini:
■Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi
■siapa
yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga
Inilah kesempurnaan hukum dan
kehendak Allah itu, pada semua yang tertulis. Apakah dimungkinkan untuk
dilakukan ataukah bahkan yang mustahil untuk dilakukan oleh manusia berdasarkan kemampuan moral manusia, sekalipun memang demikian
adanya, Yesus berkata tidak ada yang boleh meniadakan.
Mengapa
Yesus berkata mengenai menyimpangkan
kebenaran yang seharusnya tetap utuh sebagaimana adanya? Karena
memang demikianlah yang terjadi, para guru Yahudi mengajarkan kebenaran hukum Taurat itu secara menyimpang:
Matius
5:17 Maka Aku berkata kepadamu: Jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada
hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Yesus
sedang menghakimi para guru Israel sebagai tak
ada satupun yang benar atau tak ada satupun yang dapat menggenapi
kehendak Allah pada hukum Taurat. Dalam hal ini, saat Yesus berkata “jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi sesungguhnya kamu tidak masuk ke dalam Kerajaan sorga,”
maka sebetulnya semua guru kitab suci Yahudi pasti masuk ke neraka. Jadi ini
lebih buruk daripada:
Matius
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga
Kalau
Yesus berkata kamu tidak akan
masuk ke dalam kerajaan sorga karena
tidak dapat lebih baik daripada para guru kitab suci yang sudah pasti
masuk ke neraka, maka bahkan untuk membicarakan tempat
terendah di sorga saja sudah tertutup.
Situasi
ini seperti halnya yang dikatakan oleh Rasul Paulus tadi, bahkan ia juga
menegaskan:
■Roma
3:9 (9)Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain?
Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,(10) seperti
ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.(11) Tidak
ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.(13)
Semua
orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna,
tidak
ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Paulus
atas kegagalan orang-orang Yahudi
menjadi penuntun, pendidik atau pengajar bagi bangsa-bangsa lain, dinyatakan
sebagai berada di bawah kuasa dosa. Kegagalan orang-orang Yahudi
menjadi para penggenap tuntutan Allah dalam hukum Taurat, telah menjadi indkator nyata akan keadaan manusia, berada
didalam kuasa dosa atau dikuasai oleh kegelapan dan membutuhkan terang Sang
Penggenap:
■Yohanes
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke
dalam dunia
Bagaimana
Yesus Sang Penggenap Sang Guru mengajarkan hukum Taurat itu?
Mari perhatikan beberapa hal pengajaran
hukum Taurat oleh Yesus berikut ini:
■Matius
5:21-24 (21)Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.(22) Sebab
itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,(23)
tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.(24) Segeralah
berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
■Matius
5:27-30(27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.(28) Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (29) Maka
jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu
dengan utuh dicampakkan
ke dalam neraka.(30) Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari
anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Pengajaran
Yesus yang pertama, mengajarkan
bahkan sebuah perselisihan dengan saudaranya tanpa perdamaian adalah sebuah
tindakan pembunuhan! Dan hukumannya sama mematikan: dilemparkan ke dalam
penjara [=neraka]. Demikian juga yang
kedua, jangan berzinah, tidak lagi sekedar hubungan seksual jasmaniah, tetapi
bahkan sekedar memandang dengan mata dan berkeinginan untuk mengingininya sama
dengan zinah sesungguhnya, dan itu hukumannya sangat mematikan: neraka.
Tak
perlu akumulasi dosa, dan tak perlu repetisi dosa untuk berujung neraka. Cukup
satu kelengahan mata memandang seorang wanita dan menginginkannya, maka neraka
adalah bagiannya. Satu dosa, sudah sangat mematikan!
Jika
anda membaca pada keseluruh pengajaran hukum Taurat-Nya, maka, anda akan
memahami mengapa para guru Yahudi itu pasti masuk neraka, dan mengapa jika
tidak lebih baik daripada mereka maka akan masuk neraka? Karena apa yang mereka ajarkan bahkan tidak dilakukan.Andai saja mereka
lakukan maka pastilah setidak-tidaknya mereka memiliki tempat terendah di
kerajaan Sorga. Sementara Yesus adalah orang yang berkuasa untuk
melakukannya. Itu mengapa Ia datang untuk menggenapi, termasuk apa yang tidak
dilakukan atau tidak kuasa untuk dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Bagi Yesus,
tak ada yang bahkan sekedar mencapai
kedudukan terendah di sorga, selain neraka! Bahkan kepada para jemaah guru-guru
Yahudi, Yesus hanya memberikan peringatan neraka tanpa bicara sedikitpun kemungkinan mencapai
kedudukan terendah di sorga.
Yesus
dalam mengajarkan ini, berbeda dengan para guru Yahudi, Ia berkuasa
melakukannya. Ia bukan hanya bisa berkata dan mengajar namun dalam kehidupan
sehari-harinya malah berlaku hal-hal kejahatan.
Jika
mereka ingin hidup berdasarkan kebenaran hukum Taurat, harus lebih benar,
tetapi Yesus juga secara tak langsung
menunjukan bahwa hal itu tak akan membuat mereka menjadi penggenap-penggenap
Taurat, selain Yesus saja yang sedang mengajarkan
mereka.
Sehingga
dalam pengajarannya ini, Yesus benar-benar mengontraskan dirinya
dengan para ahli Taurat dan ahli-ahli Farisi dalam 2 hal:
■pertama: Saat
Yesus mengajarkan hukum Taurat, Ia berkuasa untuk melakukan dan menggenapinya,
sementara para ahli Taurat dan ahli Farisi memiliki standard kebaikan yang tak
selaras dengan kehendak Bapa: tidak berzinah, tidak membunuh dalam arti
jasmaniah semata. Ini adalah ketakberdayaan manusia hanya dapat memperjuangkan
hal-hal lahiriah yang tak menceminkan kejernihan jiwa. Sebab sementara tak
berzinah, jiwanya menginginkan perempuan lain.
kedua: Saat
Yesus mengajarkan hukum Taurat, Ia sekaligus hakim atas implementasinya: neraka
bagi yang tak memiliki
kebenaran yang sempurna. Bahkan Yesus menentukan bahwa cukup
satu kali dan satu jenis pelanggaran segera melemparkan manusia
pelanggar itu ke neraka. Dapat dipahami Yesus berkata “lebih baik bagimu
jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke
dalam neraka.”
Kedatangan
Yesus tidak sama sekali meniadakan Taurat dan kitab para nabi?
Untuk
apakah?
Untuk menunjukan 2
hal mendasar:
■pertama:
Hanya Yesus yang berkuasa menjadi penggenap. [dan apa yang telah digenapinya harus tetap ada hingga kesudahan dunia ini, sebab hukum Taurat dan juga kitab para nabi adalah fondasi atau akar bagi Yesus untuk berkata "Aku datang untuk menggenapi"]
■kedua:Tak
ada manusia yang dapat berkata: "Ia berkuasa menggenapinya" sehingga dirinya
sendiri dapat luput dari neraka, tanpa
kehilangan mata, kaki, tangan, bahkan
otaknya sendiri. Bukankah pikiran bekerja di dalam otak, dan bila ingin
luput dari dosa zinah, dalam maksud Yesus maka cungkilah mata,
maka demikian jugalah seharusnya dengan otak sebagai pusat memori manusia yang
menerima informasi dari indera penglihatan. Tak mengherankan hal ini menunjukan
ketakberdayaan manusia atas dosa yang membelitnya, yang mendatangkan maut sehingga menghantarkan manusia ke neraka.
Mengapa
Yesus begitu tinggi dalam mengajar hukum Taurat?
Karena tujuan Yesus agar semua yang mau
mengikutnya dapat mengenal Bapa dan memuliakan Bapa:
Matius
5:48 Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna."
Perintah
ini tergenapi atau hanya dapat dikerjakan
bila anda dan saya sudah memiliki relasi
menjadi anak-anak Bapa:
■Matius
5:45 Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik
dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Harus
diperhatikan bahwa kesempurnaan Bapa yang harus dilakukan oleh anak-anak Bapa, adalah ini: menerbitkan matahari dan
menurunkan hujanbagi orang yang jahat dan orang yang benar dan tidak benar.
Atau, dengan kata lain, sikap inilah yang harus anda praktikkan:
■Mat
5:46-47 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?(47) Dan
apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah
orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Pada
puncaknya, Yesus Sang Guru dan Penggenap Hukum Taurat mengajarkan KASIH BAPA
yang harus dipraktikan oleh anak-anak
Bapa. Istilah anak-anak Bapa itu sendiri ternyata adalah kasih Bapa itu sendiri
yang mau mengangkat baginya sendiri, manusia-manusia tak benar untuk menjadi
anak-anak-Nya, bukan karena kebenarannya sendiri, tetapi karena kasih karunia-Nya:
■Yoh
1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari
Allah.
Saat
Yesus berkata hendaklah kamu sempurna
seperti Bapamu di sorga, maka yang sedang Yesus bicarakan adalah relasi antara anak-anak Bapa dengan
Sang Bapa yang sempurna di dalam kasih dan maksud-Nya, dimana Yesus menjadi dasar untuk memungkinkan hal itu: semua
yang menerima Yesus, yang percaya dalam
nama Yesus.
Dan
memang Yesus berbeda dengan para ahli Taurat. Ahli Taurat mengajar sebagai yang
tak memiliki hubungan dengan Bapa dan bukan untuk melakukan kehendak Bapa. Sementara Yesus mengajar
berdasarkan kehendak Bapak dan bahkan Ia sendiri datang dari sorga, menjelaskan
mengapa Ia berkata datang untuk menggenapi Hukum Taurat dalam sebuah derajat yang begitu sorgawi dan tidak dalam jangkauan daya manusia. Coba perhatikan ini:
■Yohanes
6:38-39 Sebab Aku telah turun
dari sorga bukan untuk
melakukan kehendak-Ku,
tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang
telah mengutus Aku. Dan
inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.
Apakah
Yesus sekedar menunjukan ketakberdayaan
manusia sementara Ia menunjukan tuntutan kekudusan Allah yang tak boleh
dilenyapkan? Tidak, Ia memberikan solusi, satu-satunya! Bahkan
pertama-tama
kepada para guru kitab suci Yahudi yang telah dihakiminya itu:
■Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu
tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Apakah
jalan keluar yang ditawarkan oleh Yesus kepada para ahli Taurat dan semua orang
Yahudi? Datanglah kepadanya untuk memperoleh hidup kekal. Sehingga tidak
berakhir di neraka kekal. Ia bukan mengajarkan untuk menggenapi hukum Taurat
sementara hukum itu justru menunjukan keberakhiran manusia ada di neraka.
Yesus adalah pohon
yang baik dan buahnya adalah kehidupan
kekal, sementara para ahli Taurat dan
orang-orang farisi adalah pohon
yang tidak baik dan buahnya adalah neraka. Pohon Yesus berkuasa untuk
menggenapi kesempurnaan Taurat, bukan sekedar mengajar namun melakukan
kejahatan di saat yang sama, sebagaimana
orang-orang Yahudi. Yesus adalah Pohon yang baik, sangat tahu bahwa sementara kekudusan Allah
harus berkemilauan namun disaat yang sama tak ada satupun yang dapat memiliki
kehidupan kekal berdasarkan melaksanakan pengajaran-Nya atau yang telah
diajarkannya sekalipun! Solusi
Yesus bukan
meniadakan se-iota pun agar
dapat dipenuhi manusia agar selaras dengan kemampuan moralitas yang manusiawi.
Tidak demikian, sebaliknya Ia
menegakkan kemuliaan kekudusan Allah didalam hukum-hukum itu dan kekudusan-Nya
melalui pengajarannya dan ditunjukan di dalam dirinya, kekudusan Allah
yang tak dapat dikompromikan dengan
kemanusiaan manusia, dengan cara
memberikan
hidup kepada manusia yang datang kepadanya untuk memperoleh hidup
sekalipun tak berdaya atas ketentuan Taurat, sementara Ia
sendiri harus mengalami maut untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa itu
sendiri, sebagai sebuah penggenapan hukuman-hukuman atas pelanggaran
sebagaimana dihasilkan oleh hukum Taurat, yang membuktikan maut berkuasa atas
manusia:
Ibrani
2:6-15 Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya:
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat
sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya
dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah
kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada
suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini
belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi
Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan
Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang
membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin
mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang
menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah
sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan
memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di
tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan
kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang
telah diberikan Allah kepada-Ku." Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut.
Yesus
tak
bermain-main dengan kekudusan Tuhan saat mengajarkan hukum Tuhan,
tak hanya itu, Ia mendasarkannya pada
sebuah tujuan final yang bukan sekedar
agar saya dan anda mengalami keselamatan kekal, tetapi juga agar memiliki
kehidupan yang mengabdi kepada kehendak Bapa di dalam Kristus yang
menyebut saya dan anda sebagai saudara-Nya.
Sekarang
saya dan anda disebut sebagai saudara Yesus sebab saat kita beriman kepada
Yesus, Ia adalah Dia yang direndahkan Allah untuk sesaat lamanya sehingga
memiliki darah dan daging seperti saya yang memiliki kelemahan-kelemahan. Hanya
saja, Yesus tak berdosa:
Ibrani
4:14-15 Karena kita sekarang mempunyai
Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang
kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Ia
dapat dengan demikian mengajar dan menghakimi manusia dan memiliki dasar untuk
berkata: “datanglah kepada-Ku untuk memiliki kehidupan, karena berdasarkan
tubuh kemanusiaan-Nya yang tak melakukan dosa, Ia telah menghakimi manusia
berdosa, bahwa semuanya tak
akan pernah dapat masuk ke sorga tanpa diselamatkan oleh-Nya.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan DiluarKristen”(3Q-3f):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan
Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment