Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dahulu bagian 3Q-3e
Apa yang luar biasa
pada Yesus Kristus saat ia sedang memvonis para ahli taurat dan orang-orang
farisi, dan pada akhirnya semua orang, itu tak dilakukakannya sebagai yang
hanya tunduk pada segala ketentuan hukum Taurat,atau bahkan hanya menggenapi dan sedang melakukan koreksi demi koreksi, namun
dilakukannya sebagai sosok yang sedang
bersabda sebagaimana Allah sendiri yang bersabda. Perhatikan pola semacam
ini:
“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita…Tetapi Aku berkata
kepadamu- Matius 5:21-22; 33-34;38-39;43-44”
Sehingga Yesus seketika dan tanpa dapat ditahan oleh
apapun sudah meletakan dirinya di atas segala guru,di atas segala kebenaran dan
di atas segala interpretasi. Ia mengakhiri segala macam potensi kebenaran
apapapun di luar dirinya kala berkata semacam ini: “tetapi Aku berkata kepadamu.” Ini mengakhiri semua bias kebenaran
di dunia ini, tak hanya melucuti otoritas pengajaran para guru Yahudi, tetapi meletakan dirinya sebagai satu-satunya
sumber kebenaran dan hidup. Sabda semacam ini menunjukan kematian manusia yang tak
hanya legalistik namun terutama pada kerinduan dan kuasa jiwa untuk melakukan
kehendak Bapa. Kematian yang tak dapat dikoreksi oleh kitab hukum itu sendiri
sebab memang hendak menunjukan ketakberdayaan manusia dan manusia Yesus saja
sang Penggenapnya[ ayat 17-20]. Hanya manusia Yesus yang dapat memenuhi
tuntutan hukum semacam ini ”Kamu telah
mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan
buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa,
dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka- ayat 27-29”
Itulah kehendak Bapa
di sorga, kehendak-Nya sangat sempurna.
Bagi Yesus tak pernah akan ada yang dapat disebut nabi-nabi kudus dari Allah, setelah kehadirannya di dunia ini, jika tak dapat mengajar dan melakukan
sebagaimana dirinya!
B.Pohon tidak baik kedua: para nabi palsu
Itulah pohon Yesus
Kristus dan buah-buahnya sudah diperlihatkannya, dan kembali ia melakukan hal
yang sama. Kali ini kepada apa yang ia
sebut sebagai nabi-nabi palsu. Ini sangat menarik, sebab sangat berbeda bila saja manusia-manusia manapun yang menunjuk pada
seseorang lainnya bahwa ia termauk
dalam nabi-nabi palsu. Yesus bukan
sekedar menghakimi tetapi ia sendiri membangun
kategorial-kategorial berdasarkan kehidupan sejati seorang nabi yang diutus Allah. Seorang nabi sejati datang hanya untuk menyatakan atau
menyampaikan apa yang dikehendaki Allah tanpa sedikit saja menguranginya atau
menambahkannya, tak boleh ada
keberatan nurani atau pertimbangan manusiawi yang mencemari sebuah sabda atau titah/ketetapan dari
Allah, yang bagaimanapun kala
seseorang memang sungguh-sungguh nabi
Allah. Ia hanya boleh menyampaikan apa yang harus disampaikan sebagaimana
diperintahkan padanya. Mari kita melihat sebuah teladan untuk memahami
hal ini:
Yesaya
6:2-13 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam
sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk
menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN
semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku
binasa! Sebab aku ini seorang yang najis
bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun
mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Tetapi
seorang dari pada Serafim itu terbang
mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas
mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku
serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Lalu
aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah
aku!" Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan
katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi
menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan
buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh." Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya
Tuhan?" Lalu jawab-Nya:
"Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami,
dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi.TUHAN
akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi
kosong. Dan
jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi
ditimpa kebinasaan, namun
keadaannya akan seperti
pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu
ditebang. Dan dari tunggul itulah akan
keluar tunas yang kudus!"
[sebetulnya ini
adalah nubuat mengenai Yesus Kristus sebagaimana dinyatakan oleh injil Yohanes sendiri:
Yoh 12:37-41. Ayat 41” Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena
ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia..”]
Tak hanya
nabi itu hanya boleh menyampaikan apa
yang diperintahkan baginya untuk dikatakan atau disampaikan, namun
juga menyatakan bahwa nabi-nabi Allah pertama-tama
harus mengalami pengudusan oleh Allah sehingga ia menjadi pohon yang
baik.
Mengapa? Karena pohon
yang baik pada hakikatnya bukan pertama-tama ditentukan pada buahnya, namun
pada hakikatnya, sekalipun berdasarkan pada buah-buahnyalah kita mengenalinya.
Nabi-nabi palsu itu sesungguhnya adalah serigala buas. Allah tak pernah
mengenal serigala buas sebagai kepunyaan atau nabi-Nya yang dikenalinya. Jika
nabi-nabi perjanjian lama datang dari dan hidupnya telah lebih dulu dikuduskan
oleh Allah, maka buahnya pasti baik.
Bukankah
Yesus,berkali-kali, menyatakan dirinya berasal dari atas atau datang dari sorga
[Mat 28:12, Yoh 8:23, Yoh 3:31]?
Pohon yang datang dari
Allah adalah pohon yang baik sebab memberikan kebenaran dari Allah dan
kehidupan di dalam penghakiman dari Allah atas manusia-manusia berdosa:
“Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh
dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan
pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari
tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"
Yesus sedang
menghakimi pohon-pohon lain, yang memang berbuah atau memiliki pengajaran dan
praktiknya atas nama Tuhan, namun
sebenarnya tidak berbuah sebagaimana yang
dihasilkan oleh pohon yang baik dalam pandangan Allah.
Kepada mereka, Yesus
memberikan peringatan yang teramat keras:
Matius
7:15 Waspadalah terhadap
nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala
yang buas
Yesus menyebut mereka
adalah nabi-nabi palsu. Ini penghakiman
yang sangat keras dan berdasarkan kebenaran yang hanya ada pada dirinya saja.
Perhatikan baik-baik. Khotbah di bukit ini adalah sebuah khotbah pengajaran yang dimulai dengan
penghakiman atas semua guru Yahudi dan dunia oleh dirinya sebagai satu-satunya penggenap hukum Taurat dan sebagai Yang bersabda sebagaimana
Allah bersabda. Inilah kedudukan dirinya sendiri yang telah disingkapkan oleh Yesus,
saat ia memberikan penghakiman yang juga
sekaligus seruan peringatan bahaya “waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu.”
Perhatikan, ada 2
poin yang Yesus kemukakan, mengapa nabi-nabi palsu ini adalah jenis manusia
yang tak dapat dikoreksi sama sekali:
Pertama:
Yesus berkata bahwa mereka sesungguhnya
serigala buas. Dengan kata
lain mereka datang untuk sebuah maksud yang jelas dan kuat: membawa kebinasaan. Sebuah
kontras yang begitu tajam dengan maksud
kedatangan Yesus itu sendiri.
Kedua:
Yesus telah memberikan vonis bagi
mereka: “setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api
– Matius 7:19”
Apakah buah yang
sedang Yesus bicarakan? Pengajaran
dan perbuatan mereka, itulah
yang sedang Yesus tunjukan:
■“Tidak mungkin pohon yang baik
itu menghasilkan buah yang tidak baik- Matius 7:18”
■“Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga- Matius 7:21”
Yesus sejak mula telah berkata kepada para muridnya dihadapan khalayak umum:
Matius
5:17-18 Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku
datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Berbicara pohon yang
baik dan buah yang baik, maka inilah yang dimaksudkan oleh Yesus.
Jikalau ada pengajaran yang tidak selaras
dengan ini maka para pengajra atau para nabi itu adalah serigala buas. Berbicara
“tidak
mungkin pohon yang baik itu
menghasilkan buah yang tidak baik,” maka dirinyalah yang dimaksudkan oleh
Yesus.
Yesus bukan
satu-satunya guru hukum Taurat saat itu,
namun ia satu-satunya yang mengajarkannya sebagai peneguh dan penggenap
sempurna hukum taurat itu. Tak heran pengajarannya telah diakui sebagai sungguh
amat berbeda:
Yohanes
7:28-29 Dan setelah Yesus
mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
sebab
Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Yesus telah sejak
mula menetapkan sebuah standard yang bukan saja dapat didengarkan namun juga
dapat dilihat secara langsung, tekait siapakah pohon-pohon yang baik itu, yang
hanya menyampaikan apa yang diperintahkan untuk disampaikan.
Itu sebabnya Yesus
berkata:
■Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka- Matius 7:16
Adakah Yesus
menjumpai satu saja ahli-ahli Taurat Yahudi yang berbuah sebagaimana pada
Yesus? Ini adalah sebuah perbandingan atau penghakiman yang jujur dan
sebanding; ahli Taurat dihakimi oleh ahli Taurat!
Yesus adalah pohon
yang baik itu, sebagaimana telah digambarkannya “tidak mungkin dari dirinya keluar buah yang tak baik.” Maka tidak
mungkin juga dari serigala buas yang menyamar seperti domba akan keluar buah
yang baik.
Yesus dengan demikian
mendeklarasikan dirinya sebagai satu-satunya ahli Taurat yang benar dan
sempurna didalam perkataan, tafsir dan kemudian tindakannya.
Yesus bukanlah pengajar-penjar atau bahkan nabi-nabi yang hanya dapat:
■berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, - Matius 7:21
namun
tidak melakukan kehendak Bapa.
Yesus adalah pohon
yang baik dengan buah yang baik sebab
dialah satu-satunya yang datang dari
sorga untuk melakukan kehendak Bapa-Nya.
Perhatikan hal-hal berikut
ini:
■"Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak
dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang
dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak- Yoh
5:19
■Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan
penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.- Yoh 5:30
■Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang
telah mengutus Aku- Yoh 6:38
■Maka
kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu
tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku
sendiri, tetapi Aku
berbicara tentang hal-hal, sebagaimana
diajarkan Bapa kepada-Ku – Yoh 8:28
■Dan
Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa
yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh
Bapa kepada-Ku."- Yoh 12:50
■Tetapi
supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti
yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi
dari sini."- Yoh 14:31
Ia bahkan bukan jenis pohon yang dapat diperbandingkan
dengan pohon-pohon kebenaran manapun, sebab terlalu mulia. Tak heran konsekuensi pembandingan dengan dirinya akan
berakhir pada kebinasaan kekal
[Mat 7:19]. Setiap kebenaran yang tak
selaras dengannya akan berakhir pada kebinasaan.
Ketika Yesus mengajar
mengenai pohon yang baik dan pohon yang tidak baik, maka dasar
untuk mengatakan bahwa sebuah pohon itu baik atau tak baik adalah dirinya sendiri! Ketika
Ia berkata pohon yang baik itu bukan sekedar berseru Tuhan, Tuhan, tetapi
yang melakukan kehendak Bapa-Nya, maka
dasar ukurannya adalah dirinya. Bagaimanakah untuk mengetahui seorang nabi
memang datang untuk melakukan kehendak
Allah, adalah dirinya. Apakah nabi itu akan atau apakah guru itu akan menunjuk
pada dirinya atau Sang Kristus: “Sebab
jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab
ia telah menulis tentang Aku- Yoh 5:46”
Sehingga inilah dasar
kebenaran bagi siapapun untuk mendengarkan dan mempecayai segenap perkataan
Yesus: “etapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah
kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?-Yoh 5:47"
Apa yang membuat diri
Yesus tak dapat disentuh adalah bagaimana
ia melakukan kehendak Allah, sebagaimana ia menggambarkannya itu, telah membuat dirinya sebagai satu-satunya nabi yang paling sempurna dan
tak akan pernah ada yang seperti dia akan sanggup berkata dan melakukan
ini:
■Matius
5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Semua kesempurnaan
dalam praktik, jadi bukan sekedar berbicara kelengkapan perintah yang harus
dilakukan, harus sempurna dan kudus. Yesus adalah nabi yang bukan saja
mengajarkan dan memerintahkan hukum Taurat atau kitab-kitab Musa secara lengkap bagaikan
ahli Taurat yang sempurna ajaran dan
kitabnya, namun ia mahasempurna dan mahasuci dalam melaksanakannya bahkan menggenapinya. Hal terakhir ini bahkan diluar jangkauan nabi-nabi manapun sebab nabi bukan datang untuk menggenapi sabda, namun bersabda. Bahkan Ia
berkuasa untuk bersabda terkait bagaimana seharusnya dilakukan atau dipraktikan
dan memberikan vonis neraka untuk bahkan kegagalan yang berlangsung didalam pikiran!
Sekalipun nabi itu
mengadakan tanda atau mujizat dan sekalipun ia mengatasnamakan Tuhan, termasuk
mengusir setan [Mat 7:22], namun ia tak melakukan kehendak Bapa-Nya sebagaimana
yang telah Ia nyatakan [ Matius 5:17-18], maka ia adalah nabi-nabi palsu.
Melakukan kehendak
Bapa,dengan demikian dalam konteks pengajaran Yesus, adalah melakukan segala apa yang terkandung di
dalam kitab Taurat dan kitab nabi-nabi. Bagi Yesus, dialah satu-satunya kebenaran yang harus diacu:
mengajarkan kebenaran dan melakukannya secara sempurna.
Para nabi atau
pengajar kebenaran Kristus palsu sangat bisa mengklaim sedang membawakan
kebenaran dari Allah, sehingga mereka memiliki tempat ditengah-tengah jemaat.
Mereka tampil dalam cara sangat tidak berbahaya sebab
sangat pandai menutupi jati dirinya ”menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala buas.”
Mereka tidak pernah berakhir kepada
Yesus sebagai satu-satunya kebenaran dan kehidupan dari Allah yang harus didengarkan dan
dilakukan.
Para nabi palsu
adalah pohon-pohon kebenaran dunia
ini, namun buahnya adalah maut atau kematian. Mengapa? Karena mereka menolak Kristus Sang Penggenap
Segenap Kitab Musa, Kitab nabi-nabi dan Mazmur, dan segenap nabi Allah yang
kudus, yang menunjuk pada Yesus sebagai satu-satunya sumber kehidupan! Bukankah Yesus terkait para
nabi Allah yang kudus berkata:
■Lukas
24:44- 46 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka
pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya
kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit
dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Yesus pada pokoknya adalah nabi di atas
segala nabi, karena
ia meneguhkan dan sekaligus menggenapi
segala apa yang harus terjadi dan
dilakukan sebagaimana dikehendaki Bapa dan sebagaimana terkandung di dalam
pemberitaan nabi-nabi, seperti Yesaya, sebelumnya :
■Matius
5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
Yesus
adalah Sang nabi yang meneguhkan
nabi-nabi sebelumnya dalam sebuah cara yang menakjubkan:bukan meneruskan
atau melanjutkan apa yang belum terjadi dan harus terjadi atau menyampaikan apa
yang menjadi kehendak Allah namun senantiasa gagal untuk dipenuhi manusia
sekalipun berkeinginan kuat untuk melakukannya, sebaliknya menggenapinya
sebagaimana dimaui Bapa dan menuntaskan pada dirinya sendiri pada setiap hal
yang tak dapat dilakukan manusia secara sempurna oleh karena ketakberdayaan
manusia dihadapan kehendak Bapa yang kudus dan tak boleh bercelah sedikitpun.
Dalam hal ini, sebetulnya Ia lebih dari sekedar nabi dalam kemegahan yang
bagaimanapun!
Ini adalah posisi
yang teramat krusial bagi semua yang mengaku nabi setelah dirinya atau diluar kebenaran diri Yesus dan
pengajaran Yesus. Jika semua kitab telah
digenapi pada dirinya maka apakah lagi
yang hendak diteruskan dan diberitakan? Tak ada yang tersisa, selain memberitakan Yesus yang adalah nabi diatas segala nabi dan penggenap
segala sabda Allah sehingga memang keselamatan hanya ada di dalam dirinya dan
di dalam karya salib keselamatannya. Poin
ini telah membuat Yesus bukan
sekedar nabi kala ia meneguhkan dan menggenapi,
sebab dengan demikian Ia adalah yang berkuasa penuh untuk melakukan kehendak Bapa secara sempurna
dan tanpa ketakberdayaan pada setiap poin kehendak Bapa di sorga untuk terjadi
di bumi ini.
Kala Yesus sedang
berbicara mengenai pohon
yang baik dan buah yang baik maka sebetulnya ia sedang membentangkan dirinya dihadapan segenap khalayak bahwa dialah
pohon yang baik itu, yang datang dari
Allah:
■Matius
7:16-18 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah
orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17)
Demikianlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah
yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.(18)
Tidak
mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah
yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Setiap nabi yang
merupakan pohon yang baik pasti akan memiliki buah yang mendatangkan keselamatan yang dapat dipetik dan mendatangkan kehidupan bagi siapapun yang percaya kepada pemberitaan dan pengajarannya.
Seperti pada nabi Yohanes Pembaptis:
■Lukas
3:3-6 Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan:
"Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,
seperti
ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang
berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah
jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap
lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang
berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan
semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."
■Lukas
3:15-18 Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya
bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes
menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan
air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali
kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan
dengan api. Alat
penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan
tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya,
tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Dengan
banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
Nabi yang sejati bukan saja menyampaikan sabda yang
diperintahkan Allah baginya untuk disampaikan, namun akan menunjuk kepada
Yesus sebagai hakim atas segala kebenaran dan sekaligus keselamatan dan sumber
keselamatan dari Allah itu sendiri.
Nabi yang sejati di
dunia ini disertai dengan kuasa yang datang
dari Allah untuk meneguhkan kenabiannya dan sabda yang disampaikannya:
■Yohanes
1:26-28 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air;
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu
Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak
layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana
Yohanes membaptis.
■Yohanes
1:30-34 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang
seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku
sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan
membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan
Yohanes memberi kesaksian, katanya:"Aku telah melihat Roh turun dari langit
seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun
tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air,
telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas
seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh
Kudus. Dan
aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."
Nabi Yohanes
Pembaptis memiliki buah yaitu
pemberitaan dan kesaksian langsung akan keselamatan
dari Allah yang dapat dipetik sebab ia memberitakan keselamatan yang ada pada
Kristus, ia sebagai nabi menunjuk keselamatan bagi manusia datang dari diri Yesus yang
diberitakannya, bukan karena apa yang
dapat dilakukan manusia dihadapan Allah:
■Yohanes
3:26-29 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi,
orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia
engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi
kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada
seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan
kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian,
bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk
mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah
mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia
dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki
itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
■Yohanes
3:34-36 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah,
karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak
dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal,
tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup,
melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
Nabi Yohanes, anak
Imam Zakharia yang masih keturunan Harun ini menyatakan bahwa keselamatan
terjadi berdasarkan percaya kepada Yesus, bukan melakukan hukum Taurat. Mengapa
hal ini adalah kebenaran, Yesuslah yang pada akhirnya menunjukan siapakah dirinya
terhadap segenap kesempurnaan Allah didalam
hukum Taurat dan kitab nabi-nabi.
Ini sebetulnya
adalah gambaran aktual dari apa yang
dimaksudkan Yesus kala ia bersabda kepada para ahli Taurat:
■Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku,
sebab ia telah menulis tentang Aku.
Para nabi perjanjian
lama pada dasarnya menunjuk kepada Yesus sebagai penggenap segala maksud Bapa
yang harus jadi di dunia ini. Bahkan terkait hal ini, Imam Zakharia telah
mengumandangkannya dalam lantunan yang dikidungkan oleh Roh Kudus didalam
dirinya:
■Lukas
1:68-70 Terpujilah
Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
Ia menumbuhkan sebuah tanduk
keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak
purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus [KJ As he spake by the mouth of his holy prophets, which have been since
the world began:]—
[terkait hal
ini, rasul Petrus menuliskan ini didalam
epistelnya: “Sebab kami tidak
mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan
kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi
kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami
menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa,
ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan:
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu
kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas
gunung yang kudus. Dengan
demikian kami makin diteguhkan oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau
kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di
dalam hatimu – 2Petrus 1:16-19.
Saat Yesus
bersabda:
Yoh 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab
kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun
Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Rasul Petrus
menyingkapkan apa sebetulnya yang terjadi dengan para nabi penulis kitab-kitab
suci, termasuk Musa:
1Petrus
1:10-12 Keselamatan itulah yang
diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih
karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri
mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah
diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh
Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu
hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.]
Nabi Yohanes
Pembaptis dan para nabi lainnya menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai ultimat
bagi manusia untuk dapat memenuhi
kehendak sempurna Allah yang senantiasa gagal untuk dipenuhi dan juga
menjadi ultimat bagi setiap nabi atau para pengajar Kitab suci, bahwa Yesus
adalah sentral pemberitaan bahwa ia adalah keselamatan dari Allah. Sebagaimana
yang telah ditunjukan atau dilakukan oleh nabi Yohanes Pembaptis dan juga semua
nabi-nabi sebelum dirinya yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya.
Dan bukankah Yesus
sendiri berbicara mengenai buah-buah atau
perbuatan-perbuatannya yang menunjukan siapakah dia? Bahwa Ia adalah
segala sesuatu yang sedang diberitakan oleh para nabi itu?
Perhatikanlah hal
ini:
■Yohanes
5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada
kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku,
supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan
itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian
tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
Dari buahnyalah kamu
akan mengenal mereka, para nabi palsu? Setiap keberatan dan keraguan pada
Yesus, apakah dia memang nabi yang datang dari Allah atau mesias yang datang dari
Allah [karena ini adalah pusaran pertanyaan di sekitar Yesus bagi orang banyak
kala itu: Lukas 9:18-19] dan dialah
keselamatan dari Allah bagi manusia oleh percaya kepadanya saja.
Buah
Yesus adalah;
■mengajarkan
dan melakukan secara sempurna segala apa
yang dikehendaki Bapa-Nya untuk dikatakan dan dilakukannya terkait keselamatan umat-Nya
■mengajarkan
dan melakukan secara sempurna segala apa yang dikehendaki Bapa-Nya bagi
umat-Nya untuk dilakukan namun yang tak dapat dipenuhi umat Tuhan itu sendiri terkait
kehendak-Nya yang kudus dan sempurna akibat dosa yang membelenggu umat-Nya
Jika Yesus demikian
adanya, maka demikian juga dengan
mereka yang menyatakan atau mengaku
sebagai nabi, bahwa mereka harus melakukan kehendak Bapa-Nya juga,yaitu
memberitakan Yesus dan keselamatan dari Allah di dalam Yesus. Sebagaimana
halnya yang telah dilakukan oleh nabi
Yohanes Pembaptis dan semua nabi sebelum dirinya.
Mengapa
Yesus berbicara kesudahan para nabi palsu ini
ditebang dan dibuang ke dalam api [Mat 7:19]?
Karena mereka membawa maut bagi manusia, sebab pada hakikatnya mereka adalah
para pembunuh: tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala buas- Mat
7:15.”
Bagaimana mereka bisa
membunuh? Dengan membawa para
pendengarnya menjauh dari kebenaran yang Yesus bawakan, mengenai kehidupan.
Perhatikan
baik-baik. Jika Yesus adalah pohon baik, maka pertanyaannya apakah buah baik pada dirinya yang sungguh
berbeda dengan buah yang dihasilkan oleh para serigala buas itu? Dan itu harus terkait dengan hukum Taurat atau Kitab-Kitab Musa.
Apakah Yesus pernah berbicara mengenai ini, tepat pada poin ini? Mari
perhatikan hal berikut ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes
5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya
kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah
menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah
kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Yesus berbicara
menyelidiki
kitab-kitab Musa atau kitab Taurat, namun ia berbicara datang kepadanya untuk
memperoleh hidup.
Apakah
Yesus sedang mereduksi kebenaran hukum taurat
dengan dalih kelemahan atau kemanjaan daging manusia?
Tidak, sebaliknya ia sedang menggenapinya dan menyatakan hanya ia saja yang menggenapi dan memperoleh hidup berdasarkan melakukannya. Tak sama sekali ia
mengkompromikan kemanjaan daging manusia atau ketakgigihan manusia dalam hal
ini. Ini bukan soal apakah manusia itu
berjuang gigih atau tidak namun hal yang sama sekali tak dapat ditaklukan oleh
apa yang disebut sebagai kegigihan seorang manusia yang paling optimal hingga
titik darah penghabisan. Musa menuliskan mengenai dirinya sebagai satu-satunya
yang dapat menggenapinya [Mat 5:17-19]. Itu sebabnya Yesus dalam hal ini adalah
Nabi Penggenap segala apa yang dituliskan oleh para nabi. Untuk itulah aku datang.
Sebuah kuasa yang ada didalam diri manusia Yesus namun tak akan pernah ada
didalam diri manusia manapun juga, karena kuasa itu datang dari sorga.
Pada Matius 5 Yesus sudah menunjukan jalan sempit yang harus dilalui atau dilakukan
jika ingin menuju kehidupan, seperti:
■Matius 5:27-29 Kamu telah mendengar
firman: Jangan berzinah. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Maka
jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari
pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan
ke dalam neraka.
Faktanya
banyak orang yang berjalan menuju pintu
yang lebar sebab jalannya begitu luas bagi
ruang gerak bebas manusia? Mengapa banyak orang
menuju pintu yang lebar ini? Karena pada dasarnya masih terlihat begitu rohani.
Namun sebetulnya mereka
sedang melanggar apa yang disabdkan oleh Yesus:
■Matius 5:18 Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Kesempurnaan Allah [bukan manusia sementara sedang
membicarakan manusia] adalah standard yang tak dapat digeser
bagaimanapun sehingga menjadi sebuah spiritualitas yang dibangun berdasarkan
nilai-nilai keluhuran yang lahir dari hati dan kebijaksanaan manusia.
Apakah itu satu iota atau
satu titik itu? Itu adalah kesempurnaan
Bapa yang teramat kudus,yang sama
sekali tak bercela dan telah digambarkan oleh Yesus dengan sabdanya semacam
ini: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang
kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.”
Yesus pada hakikatnya
sedang bersabda pada manusia yang tak dapat melakukan kehendak Allah,
sebagaimana era para nabi sebelumnya pu bersabda kepada manusia yang tak
berdaya untuk melakukan kehendak Allah yang sempurna. Seperti era Yesaya yang
telah saya sajikan tadi. Dahulu tak
berdaya dan sekarang pun tidak. Apa yang membedakan era nabi-nabi sebelum
Yesus adalah, sekarang Yesus datang bukan
saja untuk menghakimi namun juga menanggung penghakiman itu, saat
berkata: “datanglah kepadaku untuk memperoleh hidup.”
Ini bukan
ajakan untuk merendahkan hukum kudus Allah, namun sebuah deklarasi
Allah bahwa tak ada manusia yang dapat
menyelamatkan dirinya berdasarkan
melakukan kehendak kudus Allah yang
tak boleh bercela selain
melalui kasih karunia di dalam Yesus saja: “datang kepada-Nya untuk
memperoleh hidup”- Yoh 5:40
Berlandaskan
jalan yang sempit itulah [Mat
7:13-14], Yesus berkata: datanglah kepada-Ku untuk memperoleh
hidup.” Dengan kata lain, Yesus tak pernah membukakan pintu kemerdekaan imoralitas
dengan memberikan dirinya sebagai jalan hidup. Bahkan sama sekali ini
bukan jalan lain keselamatan baik pada jalan sempit berdasarkan melakukan hukum
taurat atau beriman kepada Kristus, seolah 2 hal yang sama-sama bersanding dan
dapat memberikan kehidupan kekal. Tidak
sama sekali.
Itu telah ditutup , jalan sempit berdasarkan
perbuatan baik atau melakukan kehendak sempurna Bapa telah ditutup oleh Yesus
saat Ia telah menggenapinya dalam ia bersabda:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Siapapun nabi atau
guru kitab suci, atau pendeta, atau hamba Tuhan atau para nabi moderen yang mengajarkan diluar atau
bertentangan dengan Sang Nabi atau Nabi di atas nabi-nabi, maka ia adalah nabi
palsu. Terhadap mereka, Yesus berkata:
■Dan
setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.-Matius
7:19
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-3g1):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment