F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3A)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora

kredit: labkultur.tv

Bacalah lebih dulu bagian 2R

Pada “Keselamatan Di Luar Kristen - 03,” pendeta Dr.Erastus Sabdono, terlihat mulai menegakkan titik fokus  pengajarannya dengan sebuah kalimat tanya selidik: “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus.” Namun, sebelum  ia menjelaskannya, sudah terlebih dahulu meletakan kerangka berpikir yang akan menjadi pedoman atau panduan dalam  menjawab kalimat tanya selidik tadi :“keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen.”

Dalam bab ini kita membahas mengenai apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus. Hal ini sangat bertalian dengan keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen. Dengan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan menerima Yesus maka dapatlah ditemukan ketetapan pengertian mengenai keselamatan orang percaya dan mereka yang bukan Kristen.

Dengan kata lain, sebelum siapapun ingin memahami “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus” maka ia sendiri sudah menegasi atau menyangkali jantung pertanyaannya sendiri, yaitu menerima Yesus Kristus. Ini semacam “sterilisasi” pikiran yang begitu keji dan manipulatif, bermain dengan diksi [pilihan kata] dan  sekaligus melakukan pengaburan makna dan pengelabuan tepat pada makna “menerima Yesus Kristus” sebagaimana kehendak Yesus:

Yohanes 8:24 “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

Yohanes 16:9 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku…”

Bagaimana bisa, pendeta Dr.Erastus Sabdono dapat membangun pengajaran yang  membunyikan gagasan: menerima Yesus  adalah praktik atau sikap diri untuk baik  menerimanya, dan juga, menolaknya.  Menerima Yesus, dengan demikian, berarti bukan bermakna ekskusif pada konsekuensinya [selamat], implikasinya: Yesus sendiri telah ditempatkan dan diperlakukan sebagai tiang rambu lalu-lintas belaka di jalan raya, di pinggir jalan, seperti larangan masuk, dimana siapapun bisa menginterpretasi bahwa rambu larangan masuk tidak bermakna ekeklusif pada makna dan konsekuensinya. Ia semata ornamental. Ia bukan “Hukum Mutlak yang Berdaulat dan Memerintah.” Apa yang sentral, dengan demikian, adalah interpretasi sang guru bernama pendeta Dr.Erastus Sabdono.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2R- akhir bagian 2)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh : Martin Simamora

Matahari Terbit di "Busur Mesa"  Taman Nasional Canyonlands - Kredit: National Geographic Traveller
Bacalah lebih dulu bagian 2Q

Paragraf 13, untuk kesekian kali, menunjukan kesetiaan pendeta Dr.Erastus Sabdono pada adanya pola lain keselamatan. Berupaya membangun kebedaan pada: bagaimana keselamatan  berlangsung pada era Perjanjian Lama dengan era Perjanjian Baru
Pendakwaan bagi saudara-saudara (umat Perjanjian Lama) kita akan terhenti ketika ada sosok yang menebus dosa. Sosok yang menumpahkan darah sehingga penghakiman bisa dilakukan dan ada orang yang bisa diselamatkan. Tuhan Yesuslah Anak Domba Allah yang bisa membuka meterai sehingga sejarah dunia bisa diakhiri pada suatu klimaks yaitu penghakiman. Penghakiman bagi mereka yang dihakimi dan kemuliaan bagi anak-anak Allah yang akan dimuliakan bersama dengan Kristus.

Sesuatu yang sama sekali  tidak diajarkan oleh para rasul. Sebagaimana telah saya sajikan sebelumnya, berpendapat, bahwa keselamatan pada Perjanjian Lama dihasilkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan-perbuatan [bagian1D, bagian1F, dan bagian1L] sungguh sangat keliru dan tidak memiliki pijakan apapun juga.

Rasul Petrus bahkan menyatakan bahwa nabi-nabi Perjanjian Lama oleh Roh Kristus  telah menuliskan mengenai Sang Mesias, sebagai Dia yang dinantikan dan diimani sebagai  Juruselamat dan Penebus mereka:
1Petrus 1: 10-11 (10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. [bacalah  tinjauan bagian 1Q  yang mengulas teks ini]

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2Q)



 
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora
Bumi-1972- Foto: NASA
Bacalah lebih dulu Bagian 2P

Bagaimana dengan  Wahyu 19:11? Apakah juga tepat digunakan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono untuk menopang pengajarannya, bahwa ada pola lain keselamatan yang dihasilkan oleh kematian Kristus, berlaku juga  bagi mereka yang tak menerima Kristus, sehingga memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia baru, tanpa perlu beriman kepadanya?

Wahyu 19:11  Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Memang benar, pada teks  tersebut dinyatakan bahwa Ia yang bernama “Yang Setia dan Yang Benar” akan menghakimi, tetapi, sama sekali tidak menunjukan pada adanya kesempatan, di dalam penghakiman tersebut,  bagi mereka yang tak menerima Yesus akan memiliki kesempatan untuk masuk kedalam dunia baru. Bahkan penghakiman pada teks 19:11 disertai  dengan perang: menghakimi dan berperang,  sebuah jenis penghakiman yang juga disertai sebuah eksekusi penghukuman mematikan. Pada hal ini saja, tidak memiliki konteks sama sekali dengan apa yang  sedang diajarkan oleh pendeta Erastus.

Mari kita meninjau teks firman Wahyu 19:11 ini.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2P)



“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora
Ilustrasi: Sunset musim dingin di Senja, Norwegia - Jan 2014, kredit: cryopolitics
Bacalah lebih dulu bagian 2”O”

Demikian juga dengan Yohanes 8:16, yang digunakan untuk menyokong pandangannya yang bernuansa universalisme: oleh pengorbanan darah Tuhan Yesus Kristus maka keselamatan tidak tertutup sama sekali terhadap mereka yang tidak menerima atau tidak beriman kepada Kristus. Saya mengajak para pembaca untuk mau membuka Alkitab dan membaca Yohanes 8:16:
dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

Pertama-tama dan terutama, teks firman atau sabda Yesus ini memang berbicara mengenai penghakiman, oleh-Nya. Namun, sama sekali, teks firman itu, tidak memiliki niatan atau gagasan untuk menyatakan bahwa penghakiman Yesus akan memberikan sebuah peluang atau kesempatan bagi orang-orang yang tak beriman atau tak menerima-Nya, untuk berpeluang masuk ke dunia yang baru. 

Setidaknya ada 2 aspek yang harus menjadi fokus perhatian, sebagaimana Yesus Kehendaki, kala kita memandang 8:16.
Pertama: Apakah bunyi penghakiman Yesus itu?
Kedua :Siapakah yang sedang menggugat  otoritas dan kesahihan penghakiman Kristus itu?

Aspek pertama, harus diketahui, sebab nampak jelas ada sebuah pernyataan Yesus yang bersifat  menghakimi, namun diragukan, sehingga Yesus harus  menyatakan: a.dalam menghakimi, ia benar dalam penghakimannya; b.Ia mengajukan “seorang” atau “hakim” lainnya lagi, disamping dirinya, untuk menegaskan kesahihan penghakimannya.

Aspek kedua, bagaimana pernyataan penghakiman Yesus itu sedang digugat dan berdasarkan apakah penggugatan keabsahaan penghakiman itu didasarkan. Nampak jelas, bahwa pihak penggugat memiliki dasar yang sangat kuat sehingga Yesus, tadi, mengajukan “seorang” atau “hakim” lainnya yang nampaknya memiliki sebuah wibawa atau pengaruh yang besar terhadap para penggugat.

Sekarang,  mari kita mengulas kedua  aspek itu dalam sebuah bangun penjelasan.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2”O”)




“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
 Oleh:Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 2N
Untuk mengokohkan pengajarannya bahwa ada pola lain keselamatan  atau keselamatan yang dihasilkan oleh kematian Kristus berlaku juga bagi mereka yang tak menerima Kristus, Surat Roma  2:6-16  telah dikutip untuk kepentingan pribadi dan  pengajaran pribadinya, sebagaimana pada paragraph 12:
Jika tidak ada pengorbanan darah Tuhan Yesus Kristus maka tidak akan ada keselamatan sama sekali. Tanpa salib Kristus maka semua manusia tanpa penghakiman sudah langsung dibuang ke dalam lautan api. Justru karena adanya salib itulah maka penghakiman bisa digelar. Inilah injil itu, kabar baik. Injil yang sebenarnya menyelamatkan mereka (Rom 2:6-16). Dalam hal ini yang berhak menghakimi mereka adalah Tuhan Yesus Kristus sebab Tuhan Yesus Kristus telah mati bagi semua orang (Yoh 8:16; Wah 19:11). Sebenarnya ini merupakan jawaban dari pertanyaan: Mengapa Bapa tidak langsung menghakimi mereka yang sudah mati? Penghakiman bisa digelar bila sudah ada kepastian, apakah ada yang bisa menebus dosa. Dan yang bisa membuang para pendakwa (Wah 12:10).

Pertanyaan terpenting, dengan demikian, apakah rasul Paulus sedang memberitakan injil sebagaimana yang telah diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono? Dan apakah memang,dengan demikian, Roma 2:6-16 tepat digunakan untuk menjadi landasan pengajaran “kesempatan keselamatan bagi mereka yang menolak Kristus” untuk masuk ke dunia yang akan datang, dalam pengadilan akhir zaman, kelak?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2N)



“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2M


Paragraf 11 ini, secara sederhana dan tegas saya katakan sebagai pemberitaan Injil palsu. Tak ada kata  yang lebih tepat untuk menggambarkannya:
Pertanyaan yang bisa muncul adalah: apakah kematian Tuhan Yesus juga berlaku bagi orang yang tidak menerima-Nya. Jawabnya ialah ya. Sebab manusia ada dalam kungkungan dosa di luar tanggung jawabnya (Adam dan Hawa lah penyebabnya). Manusia telah terlahir sebagai orang berdosa. Sekarang melalui korban Tuhan Yesus mereka mendapat kesempatan untuk masuk dunia yang akan datang. Dengan pengorbanan Tuhan Yesus tersebut maka penghakiman bisa digelar.

Apakah dasar  untuk mengatakan bahwa ini adalah pemberitaan Injil Palsu? Karena pendeta Dr. Erastus Sabdono, dapat dikatakan telah mencatut nama dan karya Yesus Kristus dalam pengajarannya yang sama sekali tidak diajarkan oleh Kristus dan para rasulnya, maka mutlak untuk memeriksanya, apakah Kristus berkata bahwa yang tidak menerimanya atau menolaknya atau tak mau beriman sebagaimana dikehendaknya, karya keselamatannya [kematiannya] berlaku bagi yang tidak menerimanya? Apakah benar  masih ada peluang atau kesempatan untuk masuk ke dunia yang akan datang, bagi mereka yang tak beriman karena Yesus sudah mati bagi dunia, dan karena yang tak beriman itu berdosa karena dalam kungkungan dosa diluar tanggung jawabnya?Adakah Alkitab berkata demikian?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2M)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah  lebuh dulu bagian 2L

Paragraf ini  secara umum sudah saya sanggah dan jawab, baik pada bagian 1 dan bagian 2 sebelumnya, sehingga  pada paragraf 10 ini, fokus  ditujukan pada bagian yang saya berikan penekanan dengan huruf tebal dan miring:
Itulah sebabnya dalam Alkitab berulang-ulang ditulis bahwa semua orang akan dihakimi menurut perbuatannya, bukan menurut imannya. Orang beriman pasti selamat, tidak ada lagi penghakiman atasnya, tetapi orang yang menolak Injil secara terang-terangan dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil walau sudah mendengar Injil, pasti binasa, sebaik apapun orang itu. Mereka yang menolak Kristus sudah dibawah hukuman (Yoh 3:16-18). Dalam kenyataan hidup ini ada pula orang-orang yang tidak menolak tetapi juga tidak menerima. Untuk mereka Tuhan Yesus berkata: “Siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu (Luk 9:50).  Mereka akan dihakimi menurut perbuatannya.”

Apakah Yesus memang sedang membicarakan keberadaan orang-orang tidak menerima [atau tidak beriman pada Yesus] sekaligus tidak menolak, kala ia menjawab Yohanes pada Lukas 9:50? Pendeta Erastus Sabdono, berupaya membangun pembedaan derajat atau  jalan keselamatan lain, bagi golongan manusia ini, dengan  kelompok lainnya, yaitu mereka yang menolak Injil secara terang-terangan dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil, walau sudah mendengar. Kelompok yang belakangan dinyatakannya pasti binasa, sementara kelompok yang pertama akan dihakimi menurut perbuatan, artinya masih memiliki peluang untuk tidak binasa. Pendeta Erastus menggunakan Lukas 9:50 sebagai landasan pandangannya ini, yaitu ada keselamatan cara lain, selain harus beriman kepada Yesus Kristus.

Tetapi, pertanyaan  yang sangat mendasar:  apakah Lukas 9:50 sedang membicarakan orang-orang yang  tidak  menolak dan tidak menerima kebenaran keselamatan hanya di dalam Kristus? Apakah konteks ayat tersebut mendukung pengajaran pendeta Erastus?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2L)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2K


Ketika pendeta Dr. Erastus Sabdono menyatakan:
Orang yang tidak mendengar Injil yaitu mereka yang hidup sebelum zaman anugerah, maupun mereka yang hidup di zaman anugerah tetapi tidak tersentuh oleh berita Injil akan dihakimi menurut perbuatannya. Mengapa hal ini terjadi, sebab Tuhan Yesus mati untuk semua manusia, sejak zaman Adam sampai manusia terakhir. Itulah sebabnya Yohanes  Pembaptis berkata: Inilah Anak Domba Allah yang mengangkut dosa dunia. Jadi ada keselamatan di luar orang Kristen, dalam ukuran masuk kehidupan yang akan datang, tetapi tidak ada keselamatan di luar Kristus. Sebab Yesus mati untuk semua orang.


sebagaimana pada paragraf 9 dalam “Keselamatan Di Luar Kristen -2”, maka pertanyaannya, apakah dasar baginya untuk menautkan Yohanes 1:29 dengan “orang-orang yang tak mendengarkan Injil”  sebagai mempunyai keselamatan.  Hal terutama yang dilakukan olehnya, mengaplikasikan “Anak Domba” yang dikurbankan sebagai untuk semua, mengabaikan konteks keimamatan yang hanya berlangsung bagi orang-orang beriman  atau umat dengan Allah-nya. Berbicara Yesus adalah Anak Domba, pasti harus dipahami dalam kebenaran-kebenaran penyelenggaraan kurban-kurban penghapus dosa, hal yang sudah saya  jelaskan pada 2 bagian [bagian 2J dan bagian 2K] sebelumnya. Sejak  tinjauan bagian 1, saya sudah menunjukan bahwa penghakiman menurut perbuatan adalah sebuah kebenaran yang dapat ditemukan dalam kitab suci, namun sama sekali tidak menunjukan adanya jalan keselamatan di luar Kristen dan di luar Kristus [baca: bagian1B, bagian1D, bagian1G, bagian1i, bagian1J, bagian1L, bagian1M]. Juga, saya sudah tunjukan bahwa Kristus adalah sentral utama dari semua yang dituliskan oleh para  nabi sebagai hal yang diimani dan dinantikan. Mereka menantikan sang Mesias yang akan membebaskan dan menyelamatkan mereka. Perimanan semacam ini,  pada  Perjanjian Lama, juga  merupakan hal yang ditunjukan oleh  Perjanjian Baru, bahkan oleh Kristus sendiri.


Saya juga sudah menunjukan, pada permulaan-permulaan bagian 2 [misal, bacalah bagian 2B], bahwa baik agama Kristen dan Kristus berbicara satu suara  dalam membicarakan keselamatan, tak ada sebuah persimpangan sama sekali. Para tokoh utama pendiri agama Kristen, sebagaimana telah dicatat dalam Kisah Para Rasul, dan juga surat-surat para rasul kepada jemaat-jemaat Tuhan juga teguh menyatakan tak ada keselamatan di luar Kristus dan di luar agama Kristen.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2K)




“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
 Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2J

Paragraf delapan pada “keselamatan di luar Kristen – bagian 2” akan memperlihatkan konflik atau pergelutan pemikiran pada pendeta Dr.Erastus Sabdono terkait bagaimana keselamatan itu sendiri harus terjadi, dan, apakah karya Kristus  pada salib berdampak juga pada mereka yang tidak mendengar dan tidak percaya kepadanya, mendapatkan keselamatan?
“Kedua, tidak ada keselamatan di luar Kristus sebab hanya darah Tuhan Yesuslah yang menghapus dosa dunia (Yoh 1:29). Penebusan dosa itu bukan hanya berlaku bagi orang Kristen, tetapi juga bagi bangsa Israel yang menyembelih domba sebagai lambangnya dan semua manusia yang tidak pernah mendengar Injil (Ibr 9:13,19). Tetapi sejatinya darah binatang tidak bisa menyucikan, hanya sebagai lambang atau voucher (Ibr 10:4). Hanya darah Yesus yang menyelamatkan. Itulah sebabnya hanya nama Yesus yang bisa menyelamatkan.”

Sebelumnya, pendeta Erastus menegaskan bahwa keselamatan orang-orang bukan pilihan tidak sama dengan bagaimana keselamatan itu terjadi pada umat pilihan yang mendengar dan beriman kepada Kristus; juga beliau menyatakan, bahwa  keselamatan melalui Kristus memang absolut, namun  tidak dapat diaplikasikan kepada mereka di luar agama Kristen. Namun, kini, pada paragraph ini, menggunakan Yohanes 1:29, menggunakannya untuk menyatakan penghapusan dosa dunia tak memedulikan apakah orang tersebut memiliki sebuah relasi dan memiliki anugerah atau Sang Kristus itu, tetap mendapatkan penghapusan dosa? Ini sebuah konflik tak main-main, sebuah inkonsistensi yang sangat kronis.

Kemudian, apakah Ibrani 9:13,19 menunjukan atau menyatakan bahwa  “penebusan dosa” juga berlaku bagi Israel yang tidak beriman kepada Kristus dan semua manusia yang tak pernah mendengarkan Injil?

Pertama-tama, saya akan  mengulas Ibrani 9:13,19. Apakah memang menyokong pengajaran yang sedang diusung oleh pendeta Erastus?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2J)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2i

Paragraf lima, kita akan membaca ini:
Orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan tetapi dewasa ini bila berbicara mengenai keluar-biasaan, biasanya hanya dikaitkan dengan berkat jasmani atau dengan sesuatu yang abstrak pengertiannya. Ini sebenarnya bagian dari penyesatan kuasa kegelapan, yaitu menggelapkan pengertian. Sehingga banyak orang Kristen yang sebenarnya berjalan di dalam gelap. Berjalan dalam gelap bukan hanya berarti hidup dalam kejahatan moral dan meninggalkan gereja, tetapi ketika pengertiannya mengenai kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap. Keadaan ini tidak membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa manusia kepada rancangan-Nya yang semula.”  

Saya, secara pribadi justru merasa sangat asing dengan apa yang dikemukakan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, jika paragraf ini adalah pengalaman empirisnya. Pengalaman empiris saya mengatakan sebaliknya, pengajaran dan praktik pada orang-orang yang dipanggil untuk hidup secara luar biasa adalah kenyataan hidup yang memisahkan diri dari perilaku-perilaku jahat, paling minimal, saya bisa mulai dengan melihat hal itu pada diri ayah saya sendiri. Bagi saya, sejak usia sedini mungkin, ini bukan omong kosong. Itu benar-benar penjauhan diri dari cara-cara hidup dunia, sebagai anak-anak, dimulai dengan hal yang sangat sederhana: tidak berdusta, tekun belajar, tekun berdoa sebagai bentuk pengutamaan dan pengandalan diri dalam memulai apapun juga,,  patuh dan rajin mengerjakan apa yang diperintahkan oleh orang tua sebagai sebuah kehidupan  sehari-hari orang  yang mengenal  dan bersyukur pada Tuhan, atau kehidupan realistis sebagai anak-anak Tuhan. Apalagi mengaitkannya dengan berkat jasmani? Sungguh jauh berbeda dengan  pengajaran  dari kakak-kakak sekolah minggu saya, atau saat saya belajar katekisasi yang menekankan kehidupan sederhana, berdedikasi dan pantang menyerah didalam menghadapi setiap tantangan sebagai orang  beriman di dunia ini, terang ilahi Kristus, bukan kebenaran dari dunia ini. Pokok dari semua itu,  bagaimana menjadi anak-anak Tuhan yang berdampak bagi dunia sekitarku, sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus dan keselamatan-Nya dapat mengenalnya. Boleh dikatakan, saat saya menginjakan kaki di pulau Jawa untuk berkuliah,  barulah saya menemukan hal semacam ini. Perihal  yang diangkat ini, boleh dibilang sebagai hal yang benar. Dan saya sangat setuju sekali dengan ini: “tetapi ketika pengertiannya mengenai kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap. Keadaan ini tidak membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa manusia kepada rancangan-Nya yang semula.”

Namun, benarkah, pengajaran pendeta Erastus sendiri adalah kebenaran yang meluputkan dari kegelapan, sehingga membawa kepada keselamatan, atau malahan “kebenaran” yang memastikan orang-orang berada di dalam kegelapan sehingga  menyimpang dari maksud keselamatan itu?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9