“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 2M
Paragraf 11
ini, secara sederhana dan tegas saya katakan sebagai pemberitaan Injil palsu. Tak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkannya:
Pertanyaan
yang bisa muncul adalah: apakah kematian Tuhan Yesus juga berlaku
bagi orang yang tidak menerima-Nya. Jawabnya ialah ya. Sebab
manusia ada dalam kungkungan dosa di luar tanggung jawabnya
(Adam dan Hawa lah penyebabnya). Manusia telah terlahir sebagai orang berdosa.
Sekarang melalui korban Tuhan Yesus mereka mendapat kesempatan untuk
masuk dunia yang akan datang. Dengan pengorbanan Tuhan Yesus tersebut maka
penghakiman bisa digelar.
Apakah dasar untuk mengatakan bahwa ini adalah pemberitaan
Injil Palsu? Karena pendeta Dr. Erastus Sabdono, dapat dikatakan telah mencatut nama dan karya Yesus Kristus
dalam pengajarannya yang sama sekali tidak diajarkan oleh Kristus dan
para rasulnya, maka mutlak untuk memeriksanya, apakah Kristus berkata bahwa yang
tidak menerimanya atau menolaknya atau tak mau beriman sebagaimana
dikehendaknya, karya keselamatannya [kematiannya] berlaku bagi yang tidak
menerimanya? Apakah benar masih ada peluang atau kesempatan untuk masuk
ke dunia yang akan datang, bagi mereka yang tak beriman karena Yesus sudah mati
bagi dunia, dan karena yang tak beriman itu berdosa karena dalam kungkungan
dosa diluar tanggung jawabnya?Adakah Alkitab berkata demikian?
Bagaimana Keselamatan Manusia Berlangsung Menurut Yesus Kristus
Sendiri
Sangat penting untuk
secara total memperhatikan perkataan
atau perintah atau sabda atau pengajaran Yesus mengenai karya keselamatan dalam kematian dan
kebangkitannya. Apakah memang benar, orang tak menerimanya
memiliki porsi keberlakukan karya
Kristus?
Mari kita membaca
sejumlah penjelasan Yesus berikut ini.
Perkataan-Perkataan Yesus dan Penghukuman
bagi mereka yang menolak:
Markus
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis
akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum.
Yohanes
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah.
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan
percaya kepada Dia
yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia
sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup.
Mendengar dan percaya.
Mendengar Yesus dan percaya kepada Bapa yang mengutus Yesus. Sangat penting
untuk percaya kepada Bapa yang mengutus Yesus.
Dampak dari
mendengar Yesus dan percaya kepada Bapa YANG MENGUTUS YESUS berdampak:
-mempunyai
hidup kekal
-tidak
turut dihukum
-pindah
dari dalam maut ke dalam hidup
Saya harus mengatakan secara tegas bahwa beriman maka
selamat, tidak boleh dipandang sebagai sebuah penyebab keselamatan yang begitu
gampangan. Jikalau saja anda memahami penjelasan Yesus bagaimana seseorang
dapat beriman kepadanya, anda akan mengerti bahwa perintah atau tuntutan
yang terlihat sederhana ini, hampir-hampir
mustahil terjadi jika saja Bapa tidak mengaruniakannya. Penilaian bahwa beriman
saja maka selamat, merupakan murahan, berangkat dari sebuah pandangan bahwa
beriman yang dimaksudkan oleh Yesus Kristus atau doktrin/pengajaran Yesus mengenai keselamatan,
semata proses intelektual atau persetujuan jiwa atas sebuah konsep, jadi ada
yang memandang “beriman saja maka selamat” adalah sebuah konsep yang terjadi
pada pikiran dan pengertian, artinya pada pandangan ini maka cukuplah
mengiyakan dan mengaminkan maka dia telah selamat [sehingga bersifat filsafat belaka]. Sebuah penekanan pada
kemampuan jiwa untuk mengerti. BUKAN demikian adanya, kalau demikian adanya,
maka memang gampangan dan murahan. Mengapa gampangan dan murahan? Karena pertama-tama
keberimanan semacam itu tidak akan pernah melahirkan sebuah pengubahan dari
Allah sebab bukan datang dari karya Allah, sebab semata kesetujuan jiwa atau
intelektual yang NIR ILAHI. Perihal ini, telah juga saya singgung pada bagian-bagian sebelumnya, bacalah bagian 1U.
Yohanes 10:24-29 (24) Maka
orang-orang
Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya:"Berapa
lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau
Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."(25) Yesus
menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak
percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku,(26) tetapi
kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
(27)Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,(28)
dan
Aku
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.(29) Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun,
dan seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Orang-orang
Yahudi, bahkan orang Samaria [Lukas 2:25-32, Matius 2:7-12, Yohanes 1:41,
Yohanes 4:25] yang memang
merindukan kedatangan Sang Mesias,
mengalami kesukaran yang luar biasa pada diri Yesus. Bagi mereka, bukan hanya
perkataan-perkataan Yesus namun bahkan perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Yesus, masih belum mampu
meyakinkan mereka. Mereka bahkan meminta agar Yesus mengatakan yang sebenarnya,
berterus terang. Padahal Yesus lebih dari berkata terus terang, sebab Ia
melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang
tak dapat dilakukan oleh manusia belaka:
Menyembuhkan orang
buta sejak lahir (Yohanes 9:1); Ini adalah perkara
yang menunjukan bahwa Yesus memang Terang dunia
(Yohanes 9:5).
Kasus
ini bukan belaka menunjukan Siapakah
Yesus, tetapi secara alamiah atau secara hakikat menunjukan sebuah
permusuhan alami manusia terhadap Allah yang tak tertanggulangi, sekalipun
manusia-manusia itu memiliki Kitab-Kitab Musa! Perhatikan oposisi yang
amat tajam, melahirkan permusuhan atau kebencian bahkan kepada yang disembuhkan
dan kemudian percaya kepada Yesus Kristus:
Yohanes 9:26-29
Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia
memelekkan matamu?"(27) Jawabnya: "Telah kukatakan
kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"(28) Sambil
mengejek mereka berkata kepadanya:
"Engkau murid orang itu tetapi kami
murid-murid Musa.(29)K ami
tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia
itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."(30)
Jawab
orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia
datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
Orang-orang
Yahudi, bahkan menilai Yesus bukanlah
dia yang berasal dari Musa, Yesus
adalah seseorang yang asing terhadap
Musa. Sehingga orang-orang Yahudi itu berkata kepada orang yang telah
disembuhkan Yesus: “Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.” Bagi
orang-orang Yahudi, Yesus tak punya wibawa kebenaran ilahi bahkan terhadap
Musa!
Bahkan,
puncak penolakan orang-orang Yahudi jelas terpatri pada: Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman
kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu darimana Ia datang.”
Ini bukan berbicara lokasi, tetapi
keberasalan otoritas kenabiannya; bagi mereka, Musa jelas seorang nabi besar
yang menerima firman-firman Allah dengan diketahui segenap umat [Keluaran 34:
27-35]yang layak untuk didengarkan, sementara Yesus bahkan sangat asing.
Keluaran
34:27-35 (27) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah
segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian
dengan engkau dan dengan Israel."(28) Dan Musa ada di sana
bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak
makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan
perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.(29) Ketika Musa turun
dari gunung Sinai--kedua loh hukum
Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia
tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
(30) Ketika
Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.
(31) Tetapi
Musa memanggil mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik
kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. (32) Sesudah itu
mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala
perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.(33) Setelah
Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.(34) Tetapi
apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia,
ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar
dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya.(35)
)Apabila
orang Israel melihat muka Musa,
bahwa kulit muka Musa bercahaya,
maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk
berbicara dengan TUHAN.
Orang
Israel, tidak melihat Yesus masuk menghadap
TUHAN; Orang Israel tidak melihat Yesus turun dengan mebawa sabda dari
Allah sebagaimana Musa turun dengan membawa
2 loh batu di tangannya; orang Israel tak melihat kulit muka Yesus bercahaya, tanda bahwa Ia
telah berbicara dengan Allah. Orang-orang Yahudi tak melihat itu semua!
Mengapa? Beginilah
penjelasan Yesus:
Yohanes
5:19 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Yohanes
5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu
yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu,
sehingga kamu menjadi heran.
Yohanes
5:30 Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak
menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku.
Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
Yohanes
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
NIV
I and the Father are one."
KJ
I and my Father are one.
Aramaic
Bible In Plain English “I and
my Father, We are One.”
Yesus tidak perlu menghadap Allah sebagaimana Musa, karena Allah ada di
dalam dia, Allah dan dia adalah satu [Kolose 2:9].
Dan
pernyataan Yesus ini segera mengundang reaksi yang begitu tajam dan
melahirkan kekerasan atas nama agama :
Sekali
lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus- Yohanes 10:31
Karena
kesaksian Yesus mengenai dirinya yang demikian adalah hujat:
Engkau
menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja,
menyamakan diri-Mu dengan Allah – Yohanes 10:33
Bagi mereka, Yesus, bahkan, bukan siapa-siapa di
dalam kitab-kitab mereka, bagi mereka, Musa tak
ada berbicara apapun mengenai Yesus. Bagi mereka, Yesus tak lebih seorang
penghujat!
Sekarang, bagaimana Yesus menjawab keberasalan dirinya:
Darimanakah
Ia datang? Mari dengarkan penjelasan Yesus:
Yohanes
8:23 "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku
bukan dari dunia ini.
Yohanes
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama
seperti Aku bukan dari dunia.
Yohanes
18:36 Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini
Apakah
Yesus adalah sesuatu yang asing bagi Musa?
Yohanes
5:39 Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan
percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Apakah
memang Musa menuliskan tentang Yesus?
Lukas
9:28- (28) Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus,
Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. (29)
Ketika
Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih
berkilau-kilauan.(30) Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.(31)
Keduanya
menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang
tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Tak Ada Netralitas
manusia terhadap Yesus, percaya atau tidak percaya,
memiliki konsekuensi hidup kekal atau maut kekal:
Bagi
Yesus, beriman adalah hal yang mutlak dan
absolut; tak ada netralitas terhadap
dirinya. Percaya dan tidak percaya memiliki akibat putih dan hitam, tak ada
jalan tengah apalagi abu-abu, tak ada keantaraanya:
Yohanes
8:24 kamu akan
mati dalam dosamu; sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu
NIV
if
you do not believe that I am he, you will indeed die in your sins [Jika
kamu tidak percaya bahwa Akulah dia, engkau akan sungguh-sungguh mati dalam
dosamu]
KJ
I
said therefore unto you, that ye shall die in your sins: for if ye believe not
that I am he, ye shall die in your sins. [Karena itu aku telah berkata
kepada bahwa engkau akan mati dalam dosa-dosamu; karena jika kamu tidak percaya
bahwa akulah dia, kamu akan mati dalam dosa-dosamu]
Aramaic
Bible in Plain English I
said to you that you shall die in your sins, for unless you shall believe that
I AM THE LIVING GOD, you shall die in your sins [Aku telah berkata
kepadamu bahwa engkau akan mati dalam dosa-dosamu, karena kalau tidak kamu akan percaya
bahwa AKU ADALAH ALLAH YANG HIDUP,
kamu akan mati dalam dosa-dosamu]
Sungguh
menakjubkan ketika mendengar dan percaya terjadi pada orang buta sejak lahir itu
disembuhkan. Perhatikan praktik imannya
dihadapan orang-orang yang membenci Yesus dan karena itu juga membenci dirinya,
bahkan menuding dirinya bukan murid
Musa:
Jawab orang itu kepada mereka:
"Aneh juga bahwa kamu tidak tahu
dari mana Ia datang, sedangkan Ia
telah memelekkan mataku.- Yohanes 9:30
Apakah istimewanya pemelekan
mata dirinya oleh Yesus, dan hendak menunjukan siapakah
kala Yesus dapat melakukan itu?
Dari
dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar,
bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
– Yohanes 9:32
Bandingkan Yohanes 10:21 Yang
lain berkata: "Itu bukan perkataan
orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang
buta?"
Dan
iman orang yang sudah celik matanya itu berkata:
Jikalau
orang
itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."
Sehingga,
Yesus memang tidak datang dengan membawa 2 loh batu di dalam tangannya,
wajahnya memang tidak bercahaya sebagaimana disaksikan pada Musa, oleh
orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi melihat Yesus secara jasmaniah, menuntut
bukti seperti Musa. Kalau tidak seperti Musa, maka tak ada dasar untuk menilai
Yesus patut didengarkan apalagi dipercaya membawa keselamatan, Yesus,
bagi orang-orang Yahudi, tak lebih besar daripada Musa, yang dapat secara massal
dilihat segenap umat turun dari gunung Sinai membawa turun sabda Allah dengan
muka bersinar tanda ia berjumpa dengan Allah.
Menjadikan beriman kepada Yesus, dengan
demikian, sangatlah sukar untuk diusahakan oleh kekuatan mereka sendiri, sebab mendasarkan pada
penglihatan-penglihatan kemegahan dan kemuliaan Musa yang memancar secara lahiriah, sayangnya Yesus
bukan datang dalam kemuliaanya, namun menyelubungi atau menyelimuti
kemuliaannya dengan tubuh manusianya kala ia datang ke dunia ini ( Yohanes
1:1-2,14).
Namun, benarkah
demikian, sebagaimana pandangan
orang-orang Yahudi, keberasalan
Yesus tak jelas, sebagaimana Musa yang jelas-jelas berasal dari gunung Sinai
[baca dari kediaman Allah yang maha tinggi dan maha kudus] dimana Allah menjadikan puncaknya atau
ketinggiannya sebagai ketinggian Allah itu; sebagai kekudusan sorga Allah itu
sendiri?
Allah
mendeklarasikan kepada Israel, bahwa Musa datang atau naik ke atas, kepada Allah yang telah turun ke
puncak gunung yang telah dikhususkannya sebagai kediaman Allah yang mahakudus, untuk kemudian turun mendatangi umat-Nya:
Keluaran
19:18- (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena
TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari
dapur, dan seluruh gunung itu gemetar
sangat.(19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras.
Berbicaralah
Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.(20) Lalu
turunlah
TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil
Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.(21)
Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada
bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak
melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa.(22) Juga
para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya,
supaya TUHAN jangan melanda mereka."(23) Lalu
berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki
gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami,
demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."(24)
Lalu
TUHAN berfirman kepadanya: "Pergilah, turunlah, kemudian naiklah pula, engkau beserta Harun; tetapi para imam dan rakyat
tidak boleh menembus untuk mendaki menghadap TUHAN, supaya mereka jangan
dilanda-Nya."(25) Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan
hal itu kepada mereka.
Apa yang baru saja
kita baca dan lihat? Kita baru saja melihat nabi Tuhan
yang hebat, bernama Musa yang dapat
TURUN dan NAIK menghadap Tuhan, di
hadapan segenap umat! Bukan dalam mimpi atau penglihatan, bukan dalam keadaan
dilawat Roh dan diangkat ke sorga, tetapi NAIK dan TURUN menghadap TUHAN
ditempatnya yang Kudus, dengan MENDAKI
ke puncak gunung Sinai dalam makna seseorang
sedang mendaki gunung; bahwa Allah memanggil Musa untuk NAIK ke atas dan
memerintahkan TURUN ke bawah, dan kemudian menyuruhnya Naik lagi ke atas.
Sementara
Yesus? Orang-orang Yahudi bukan saja memiliki memori kenangan dan sejarah mulia Allah yang melawat dan berbicara kepada mereka melalui nabi-Nya, Musa,akan peristiwa Sinai, namun catatan tertulis yang tertera di dalam Mazmur, misal:
Doa
Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.-
Mazmur 90
bergoncanglah
bumi, bahkan langit mencurahkan hujan di hadapan Allah; Sinai bergoyang di
hadapan Allah, Allah Israel – Mazmur 68:8
Deru
guntur-Mu menggelinding, kilat-kilat menerangi dunia, bumi gemetar dan
bergoncang – Mazmur 77:18
Gunung-gunung
melompat-lompat seperti domba jantan, dan bukit-bukit seperti anak domba.
Ada
apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai sungai Yordan, sehingga
engkau berbalik ke hulu, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat
seperti domba jantan, hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?
Gemetarlah,
hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub,- Mazmur 114:4-7
Orang
yang buta sejak lahir namun telah sembuh itu, memiliki mata baru yang sungguh-sungguh dapat melihat ke sebuah masa
yang bahkan dirinya belum ada sama sekali, meneguhkan telinganya! Sebuah
era yang akan membuktikan siapakah Yesus terhadap Musa? Mari simak baik-baik
perkataannya yang menakjubkan:
Yohanes
9:32 Dari
dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta
Dalam
sejarah dunia kala itu, baru inilah ada seorang yang dapat menyembuhkan SEKETIKA
seorang buta sejak lahir, namanya adalah Yesus. Orang yang baru sembuh ini, bukan saja telah menunjukan
atau bukti otentik itu sendiri, bukan
dalam mimpi apalagi penglihatan tetapi sebuah pengalaman aktual, atas semua itu,
ia telah bersaksi mengenai INTEGERITAS
DAN KEKUDUSAN YESUS: Allah tidak
mendengarkan orang-orang berdosa- Yohanes 9:31. Yesus
tak berdosa, bahkan, ini dalam arti
kehakikatannya dihadapan semua manusia yang sedang mengejek dirinya dan segenap
manusia di sepanjang sejarah Israel [dari dahulu sampai sekarang], kesalehan
Yesus dalam hal ini adalah kesalehan yang menunjuk pada kekudusan Yesus yang
tak tertandingi sejak dahulu hingga sekarang! Jika tidak, maka pasti akan
ada seseorang yang dapat melakukan mujizat menyembuhkan orang buta sejak lahir
dalam sebuah kebutaan yang ditetapkan Allah:
Yohanes
9:2-4 Murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya,
sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan
juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita
harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
Jika
Musa, setiap kali berjumpa dengan Allah, kulit muka-Nya saja bersinar, maka
Yesus pun bersinar, namun dalam sebuah cara yang sangat mulia dan penuh [sebetulnya ada peristiwa serupa pada Yesus, namun hanya disaksikan 3 muridnya dan dalam kemuliaan sinar yang jauh lebih kemilau- Markus 9:2-3; Matius 28:3, Lukas 9:29] Jika Musa
harus menudungi kepalanya, maka tidak pada Yesus, Ia harus bersinar seterang
kemuliaan Allah dalam apinya, sehingga Yesus bersinar menerangi dunia:
Yohanes
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia.
Dan, Yesus tidak
seperti Musa yang hanya naik dan turun
menghadap Allah di gunung atau ketinggian dunia yang dikhususkan Allah
bagi tempat kekudusannya, Ia, Yesus, datang langsung dari kediaman Allah di tempat tinggi sorga membawa maksud Allah
pada dirinya sendiri, bahwa didalam dirinya terkandung segenap kehendak Allah
yang utuh dan pasti sempurna, sebab pasti terwujud: “Bukan dia dan bukan
juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Siapakah manusia yang dapat menentukan
status keberdosaan seseorang apakah
bertautan dengan malapetaka, atau musibah, atau kecacatan-kecacatan dalam
sebuah kehidupan? Siapakah dia? Tuhankah? Atau seorang yang SOK Tuhan yang
sedang membicarakan kemalangan hidup
seseorang dengan keberdosaannya? Yesus
mengatakan: bukan. Sebuah pertanyaan yang tak akan bisa dijawab dan
diketahui kebenarannya, begitu gamblangnya dijawab oleh Yesus: bukan. Dan
jawabannya ini, mutlak dan harus disertai bukti, sebuah bukti yang akan
mengafirmasikan pernyataannya tadi, bahwa pendapatnya harus setepat apa
pandangan Bapa di sorga. Ini tak
main-main, ketika ada seorang manusia yang memvonis kemalangan seseorang
sebagai bukan akibat dosa, ini sebuah penghakiman atas penyebab kemalapetakaan
seseorang. Dan inilah yang dilakukan Yesus:
Yohanes
9:6-7 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya
itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi. dan
berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam."
Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Perhatikan, Yesus,
tidak menengadahkan mukanya ke langit atau berdoa terlebih dahulu kepada Bapa. Ia melakukan sebuah tindakan yang
sukar untuk dipahami apakah maksudnya dan apakah hubungannya dengan proses
kesembuhan, bahkan barangkali tak ada maksud logis sedikitpun, selain
menunjukan keberdaulatannya dalam bertindak sesuai kehendaknya: “meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu
dengan tanah, lalu mengolesnya pada mata orang buta tadi.” Apa yang
menarik, bukan tindakanya itu tadi yang langsung menyembuhkannya, tetapi ketika
IA BERSABDA dan orang buta itu MELAKUKAN APA YANG DIPERINTAHKAN YESUS: pergilah,
basuhlah dirimu dalam kolam Siloam. Orang itu dikirim oleh Yesus UTUSAN
sorga ke tempat yang bernama Yang
diutus, dan ketika orang buta itu melakukan apa yang dikatakan oleh Sang Utusan
itu: pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan MATANYA SUDAH
MELEK. Ia menuruti perintah Sang Utusan, dan seketika Ia melakukan apa yang
didengarkanya, MATANYA SUDAH MELEK.
Yesus membawa; kehendak
Allah dalam dirinya sendiri, sabda Allah dan kepenuhan Allah itu
sendiri pada dan dalam dirinya sendiri. Harus demikian dan tidak bisa tidak,
sebab kesembuhan pada orang buta sejak lahir, bukan semata kesembuhan itu
sendiri, tetapi menunjukan sebuah hal yang teramat megah: Yesus penggenap
kehendak Bapa dalam cara yang melampaui sebuah sabda. Yesus adalah Penyabda dan Sabda
yang bersabda dan sekaligus bekerja mengerjakan sabdanya sendiri. Ini
seperti Yesus adalah Imam Besar yang mempersembahkan dirinya sendiri dan tidak
membawa darah kurban hewan hewan penebus dosa namun darahnya sendiri, bahkah Ia tak perlu, sebagai
kurban, dihantarkan masuk dan disembelih oleh imam lain di sorga.
Darimanakah Yesus datang? Jelas dari kediaman Bapa di
sorga, bukan di bumi. Apakah
Yesus membawa firman di loh-loh
batu pada tangannya? Jelas tidak, sebab
Yesus membawa kehendak Bapa pada dirinya sendiri secara sempurna! Itu telah
dibuktikannya pada orang buta sejak lahir, tahu mengapa dan tahu apa kehendak Bapa dalam orang buta itu, tahu
dan berkuasa menyatakan atau mewujudkannya, tepat dan secara langsung.
Apakah Yesus memiliki terang sebagaimana Musa pada
wajahnya sehingga dapat dilihat oleh orang-orang Yahudi? Jelas tidak! Namun,
jelas Yesus memiliki terang YANG TAK KASAT MATA
dan BERKUASA untuk memberikan terang [penglihatan] kepada yang buta, sehingga
melihat dan benar-benar melihat siapakah Yesus: tidak berdosa.
Sementara orang-orang Yahudi dapat melihat namun tak dapat melihat dan
mengetahui siapakah Yesus. Mereka membutuhkan mata yang baru, ciptaan Allah untuk
dapat melihat Yesus adalah terang atau matahari dunia ini.
Sehingga peraguan
terhadap Yesus, bahwa Ia tak seperti
Musa, telah dijawab sendiri oleh Yesus. Dan dengan demikian, Yesus telah menyajikan dasar bagi mereka mengapa
perkataannya adalah benar.
Perhatikan, bahwa
keberasalan Yesus memang sangat penting bagi orang-orang Yahudi, dan jawaban
Yesus akan selalu menunjukan bahwa dirinya lebih besar daripada Musa:
Yohanes
7:27-30 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana
Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya."
Waktu Yesus mengajar di Bait Allah,
Ia berseru:
"Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang
bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus
oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku
datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba.
Darimana
asalnya memang sangat penting secara luar biasa, sebab itu menunjukan apakah
dia datang dari Allah, sebagaimana Musa, dalam pandangan Yahudi dan cara Kitab-Kitab Yahudi menunjukan bahwa
seseorang memang berasal dari Allah.
Hal terpenting
terkait tinjauan bagian ini adalah, bagaimana perkataan atau sabda Yesus, dengan demikian, harus lagi lebih dipercaya manakala
seseorang mempercayai Musa beserta
firman-firman yang dibawanya dari ATAS GUNUNG KEDIAMAN ALLAH yang sesaat
itu, sebab
Kristus tidak membawanya sebagai
sabda yang terlepas dari dirinya atau tak berasal dari dirinya; Yesus membawa
sabda itu pada dirinya sendiri, bahwa dirinya adalah Sabda Yang Bersabda dalam rupa manusia yang telah
datang dari sorga dan turun ke dunia ini:
Yohanes
3:12-13 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal
duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu
tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah
naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga,
yaitu Anak
Manusia.
Musa datang
dari Atas, dari gunung kemuliaan dan kekudusan Allah; Ia bisa naik dan
turun dan menghadap Allah sehingga kulit mukanya bersinar. Tetapi, Yesus
datang dari tempat kekekalan, sorga, Ia memang lebih baik daripada Musa
sebab memang Musa menggambarkan Dia yang akan datang!
Pelayanan
Musa sendiri adalah sebuah pelambangan kepada Dia yang akan datang.
Sebagai Pewujud dari apa yang dilambangkan Musa, maka, Yesus adalah Yang Sempurna.
Sekarang, apakah
kematian Yesus berlaku bagi orang tak percaya?
Kematiannya dan Keselamatan Manusia Menurut Musa &
Yesus
Markus
8:31 (31) Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung
banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.(32)
Hal
ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping
dan menegor Dia.(33) Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang
murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab
engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."(34)
Lalu
Yesus
memanggil orang banyak dan
murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:"Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Apakah pemikiran
Allah terkait kematian Yesus bagi dunia ini? Apakah mencakup orang-orang yang
tak percaya kepadanya? Apakah memang demikian PIKIRAN ALLAH? Atau,
pendeta Dr. Erastus Sabdono sedang menulis ulang sabda Allah?
Siapapun yang membaca
PENGAJARAN Yesus,mengenai kematian dan
kebangkitannya, kepada ORANG BANYAK
telah dibingkai dengan MENGIKUT YESUS, bahwa Ia harus menyangkal dirinya
dan memikul salib dan mengikut Aku! Bagi
Yesus, apapun alasan untuk tidak menuruti perintahnya ini, sama saja dengan
mencelakakan nyawanya secara kekal. Mereka
memang mendapatkan dunia ini, tetapi tidak akan memiliki kehidupan kekal
atau apapun juga. Yesus menutup sama sekali mengalirnya efek keselamatan atau
ketakbinasaan kepada mereka yang tak beriman. Eksklusifitas semacam ini bukan
saja dikemukakan kepada para murid,
tetapi juga kepada orang banyak. Itulah pengajaran Yesus mengenai
kematiannya dan bagaimana dengan orang-orang yang mau mengikutnya itu.
Dan pengimanan atau
penerimaan akan Yesus akan sangat menentukan kehidupan akhir dalam kekelan,
perhatikan pernyataan Yesus ini:
Markus
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku
dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah
angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena
orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya,
diiringi malaikat-malaikat kudus."
Kepada orang
banyak, tidak dikatakan kalau ada diantara kalian ada yang tidak beriman atau
tidak menerimaku, maka kematianku dan kebangkitanku masih memberikan dampak
padamu, peluang untuk masuk ke dunia yang baru. Tidak! Yesus kepada
orang banyak, setelah mengajarkan mengenai kematiannya, segera berbicara komitmen
keberimanan kepadanya. Yesus,
dapat dikatakan, mati bagi semua
manusia, tetapi, hanya semua yang beriman.
Kalau anda membaca kembali kematian
Yesus dari sudut pandang Surat Ibrani [bacalah bagian 2J dan bagian 2K] maka jelas kematian Yesus bagi semua manusia atau segala bangsa, dibingkai dalam keekslusifan yang ditegakan dengan Yesus Imam Besar, ada sebuah hubungan keimamatan antara umat yang kepada
mereka Imam Besar itu menjadi pengantara
kepada Allah, dan umat yang menyerahkan pelayanan keselamatan dirinya kepada
Imam besar itu. Demikian juga pada Yohanes
1:29 yang menyatakan Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia,
semata menunjukan bahwa keimamatan Yesus adalah bagi dunia [seperti halnya Yesus adalah
Terang Dunia], bukan lagi hanya bagi Israel, dan Ia sebagai kurban pengudus dosa, itu hanya berlangsung dalam
hubungan yang tertutup atau terbatas umat
dengan Imam Besarnya. Umatnya kini bukan hanya orang
percaya kepada Yesus, yang
bersuku Israel, tetapi segala suku, bangsa dan
bahasa yang beriman. Imam Besar tidak dapat melayani
pelayanan keselamatan kepada siapapun yang tak beriman
dan menganggap
kurban darah Kristus sebagai tak berkuasa atau bernilai mahal.
Semua poin ini sudah saya sajikan dan menjadi bagian yang senantiasa tak
terpisahkan dalam memahami kematian Yesus dan kebangkitan Yesus.
Sehingga, tak ada dasar bagi pendeta Dr.Erastus
Sabdono untuk mengajarkan kematian Yesus berdampak bagi mereka yang tak percaya
atau tak menerima, bahwa ia masih berpeluang masuk ke dunia yang baru
melalui pengadilan Allah yang akan digelar. Manusia itu harus percaya dan
datang dan mengikut Yesus. Yesus atau
Imam Besar itu harus ada didalam hubungan dengan dirinya agar orang tersebut
dapat datang menghadap Allah dan menerima benefit-benefit melimpah dari Allah.
Jika Yesus berkata,
tidak percaya kepadanya binasa, apakah masih dapat berbicara masuk ke dunia
yang akan datang??
Musa sendiri dalam
pelayanan perlambangannya telah menunjukan bahwa keselamatan manusia yang lahir
dari kematian, menuntut pengimanan atau penerimaan Yesus, tanpa itu binasa!
Perhatikan ini:
Yohanes
3:14 Dan sama seperti Musa
meninggikan ular di padang gurun, demikian
juga Anak Manusia harus ditinggikan,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Mari kita lihat, pelayanan
Musa yang seperti apakah ini?
Bilangan 21:4-9
Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk
mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di
tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa
kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?
Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami
telah muak." Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara
bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Kemudian
datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami
telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan
TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya
ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular
tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya,
akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan
menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Jika, karya Yesus digambarkan sebagaimana pada pelayanan Musa untuk
menyelamatkan dengan: menaruhkan ular tedung pada sebuah tiang sehingga siapa yang memandang padanya, sekalipun
dipagut ular, ia tidak akan mati
sebagai akibat memandang ular
tedung.
Bagaimana Yesus diletakkan pada sebuah tiang?
Satu-satunya peristiwa Yesus diletakan pada sebuah tiang, hanya pada peristiwa
kala Ia dipakukan dan digantungkan di sebuah tiang kayu salib yang
dipancangkan. Bagaimana kematiannya dapat menyelamatkan? Apakah seseorang tidak
perlu beriman ataukah haruskah beriman? Mengacu pada Musa, setiap orang harus
memandang kepada ular yang digantungkan itu, sehingga sekalipun dipagut ular,
tidak mati, tetap hidup. Injil Yohanes
3:14 memberikan catatan penting bagi kita bagaimana Yesus menafsirkan
peristiwa Musa melayani keselamatan melalui Ular tembaga: bahwa orang
harus memandang atau dengan kata lain percaya atau beriman
Yohanes
19:17- 22 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama
Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia
disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang
lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang
juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja
orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat
di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam
bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang
Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi
bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus:
"Apa yang kutulis, tetap tertulis."
Yohanes
19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang
telah mereka tikam."
Zak
12:10 dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam
Ada
2 macam atau kelompok orang yang memandang pada Yesus yang disalibkan:
percaya
kepadanya, dan tidak percaya kepadanya [tak
peduli apakah dengan tetap menghormati dan mengagumi bagaimana Ia mati
sebagai seorang yang dihukum tanpa ada kesalahan, atau dengan pengejekan atau
memandang hina]. Yesus, dengan mengacu pada perlambangan Musa, menegaskan, hanya yang
beriman kepadanya saja, tidak mati dan tetap hidup sekalipun mati [dengan demikian,
harus dipandang. bahwa Musa pun menyibakan realita manusia sebagai segenap
manusia yang mati akibat diintai oleh konsekuensi kematian akibat dosa melawan
atau memberontak kepada Tuhan, dan membutuhkan hidup dari Allah].
Tak ada hubungannya dengan tak percaya yang bersikap hormat atau santun, dan
mengapresiasinya dalam nilai-nilai luhur kemanusiaan. Apa yang dituntut oleh
Yesus : PERCAYA KEPADANYA!
Tak ada satu landasan
kokoh bagi pendeta Dr.Erastus Sabdono, selain apa yang dinyatakan oleh Musa dan
Yesus, bahwa hanya yang beriman kepada Yesus
akan mengalami benefit kekekalan: keselamatan. Tak ada sedikitpun
menyinggung adanya pengadilan dan kesempatan untuk masuk ke dunia yang baru. Bagaimana bisa dapat masuk ke dalam dunia baru, jika Musa
berkata bahwa siapa yang tak beriman kepada Yesus akan mati dipagut ular. Ular-ular yang
mendatangkan kematian akibat dosa.
Harus dicamkan,
mengapa orang-orang tak bisa percaya kepadanya, sehingga dapat memandang
Yesus yang digantung pada kayu salib
tetap bernilai mahal untuk diimani.
Beginilah Yesus
menjelaskannya:
Yohanes
10:25-28 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu,
tetapi kamu
tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama
Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak
percaya, karena kamu tidak
termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku.
Dimana-mana [tadi
sudah kita lihat pada Injil Markus, dan sekarang Injil Yohanes],akan senatiasa
menunjukan beriman kepada Yesus adalah dasar bagi Yesus untuk memberikan hidup
kekal dan meluputkan manusia dari kebinasaan kekal.
Tak percaya kepadanya
maka binasa selama-lamanya. Ingin mendapatkan hidup kekal, harus datang atau
beriman kepadanya:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu
tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Bagaimana anda
mendapatkan hidup kekal? Anda harus percaya akan kesaksian-kesaksian Yesus yang harus mati untuk mendatangkan keselamatan, tanpa itu,
mengabaikan Yesus sebagai “barang gampangan” dengan berkata: tak masalah tak percaya, toh anda masih
punya peluang untuk masuk ke dunia yang baru, melalui pengadilan berdasarkan
perbuatan [ sudah diperlihatkan bahwa pengadilan berdasarkan perbuatan tidak
mendatangkan keselamatan yang bagaimanapun [bagian1B, bagian1D, bagian1F, bagian1G, bagian1i, dan bagian1M]. Yesus tak pernah berbicara keselamatan bagi dunia tanpa beriman dan datang dan mengikut Yesus. Mengatakan
sebaliknya adalah omong kosong dan dusta terhebat di jagad ini, sebab berpikir
dapat menyerongkan sabda Allah!
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Musa tak pernah
menunjukan Yesus dalam kematiannya memberikan keselamatan atau kesempatan untuk
masuk ke dunia yang baru melalui pengadilan, juga kepada yang tak percaya.
Sekalipun Yohanes 1:29 menyatakan Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia, maka dunia
adalah segala orang dari segala, suku, bahasa dan bangsa yang menerima Kristus
sebagai Juruselamat dan Tuhan, tidak menimbang sama sekali mereka yang tak
beriman sebagai masih berkesempatan untuk selamat atau masuk ke dalam dunia
yang baru, masuk ke dunia yang akan datang, walau bukan sorga. Yesus berkata,
tak percaya kepadanya binasa.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2”O”):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang namanya
tidak saya ingat]
Lampiran:
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [13]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [13]" Yohanes 5:39
Posted by Martin Harry Simamora on Sunday, September 6, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [14]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [15]" Yohanes 5:40
Posted by Martin Harry Simamora on Monday, September 7, 2015
-Yesus Menurut-Nya
sendiri [15]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [15]" Yohanes 5:40
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, September 8, 2015
-Yesus Menurut-Nya
sendiri [16]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [16]" Yohanes 5:41
Posted by Martin Harry Simamora on Wednesday, September 9, 2015
No comments:
Post a Comment