F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Keselamatan. Show all posts
Showing posts with label Keselamatan. Show all posts

0 Catatan Penting Jelang Jumat Agung hingga Kebangkitannya dari Antara Orang Mati:



Oleh: Martin Simamora

Momen-Momen Terpenting Dalam Kehidupan Umat Manusia Tanpa Allah, Oleh Allah Agar Keselamatan Adalah Kehidupan Bagi Manusia yang Percaya Kepada-Nya


Bagi  Sang Kristus, Ia harus melakukan apa yang telah menjadi kehendak Bapa-Nya agar segala maksud Allah tergenapi hingga pada titik-titik paling menentukan yang harus dihadapinya:

Markus 14:1-2 Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

Matius 26:1-4Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.

Ini momen dimana  kesengsaraan dan kematiannya bukan saja semakin dekat tetapi sedang menuju gerbang pewujudannya. Kita tahu sekali bahwa Yesus telah bukan saja mempersiapkan murid-muridnya untuk memasuki sebuah fase yang tak terjelaskan dalam rasionalitas manusia, tetapi mengajarkannya sebagai kebenaran yang mencengangkan siapapun. Mencengangkan siapapun:

Markus 8:31-33 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Kita harus memahami bahwa Yesus tidak mengajarkan ini sebagai sebuah kegilaan gagasan yang sedang dipaksakan untuk diterima oleh para muridnya, dalam sejumlah kesempatan Ia bahkan terlihat begitu tenang memberikan ruang kepada para muridnya yang lebih luas untuk menunjukan sebuah penolakan dan sebuah kebimbangan yang tak tertahankan untuk ditanggung oleh manusia:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

Yohanes 20:7  sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung

Bacalah lebih dulu bagian 3”O”

Menyangkali realita kemanusiaan semua manusia yang pada hakikatnya berada di dalam belenggu maut, dengan kata lain, berada didalam murka Allah, maka, pengajaran-pengajaran keselamatan ada di luar Kristus, atau, Kristus bukanlah jalan, kebenaran dan hidup yang tunggal [Yohanes 14:6], memang dapat dilahirkan oleh manusia. Yesus menyatakan bahwa 3 realita ada sekaligus didalam dirinya. Ia bukan sekedar jalan namun juga kebenaran, bukan juga, hanya hidup kekal namun sebuah kebenaran, dan bukan sekedar kebenaran tanpa memberikan jalan dan hidup kekal.

Bagaimanakah dengan pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono pada paragraf 21 “Keselamatan Di Luar Kristen-03.”
Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang. Ironisnya tidak sedikit orang Kristen yang mestinya mengerti bagaimana mempraktekkan kasih tetapi ternyata tidak memperlakukan sesamanya dengan baik. Orang percaya bukan saja dipanggil untuk berbuat baik tetapi melakukan kehendak Bapa atau menjadi “berkenan kepada Bapa”.

Apakah “Walaupun tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar, akan diperkenan masuk ke dunia yang akan datang, merupakan kebenaran dan kehendak Bapa?” Istilah “masuk ke dunia yang akan datang” adalah konsepsi pendeta Erastus untuk menunjukan orang-orang tak beriman sangat mungkin untuk mengalami kehidupan kekal dan tidak turut dihukum. Sekalipun terlepas dari Kristus. Tetapi apakah itu sebuah jalan?; apakah  ini sebuah kebenaran? Apakah  benar memberikan sebuah hidup kekal yang dikehendaki Bapa?

Apakah Yesus sendiri pernah bersabda: di luar diri-Nya; di luar kebenaran-Nya, di luar hidup-Nya, manusia dapat memiliki sabdanya sendiri; kebenarannya sendiri, hidup kekalnya sendiri. Bahwa,dengan demikian, pada dasarnya manusia memiliki hidupnya sendiri; pada dasarnya manusia memiliki kebenarannya sendiri; dan pada dasarnya manusia memiliki jalannya sendiri, caranya sendiri, wahyunya sendiri, keilahian kebenarannya sendiri?!

1 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3”O”)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3N

Perkenanan  seorang manusia dihadapan Allah, bermakna, bahwa ia mendapatkan penerimaan atau mendapatkan pengampunan atau mendapatkan pendamaian dari Allah, tak pernah bermakna pemenuhan oleh manusia itu terhadap  tututan-tuntutan hukum atau sabda Allah secara telak, utuh tanpa sebuah penyimpangan selain kesempurnaan saja, sehingga diterima, bukan ditolak Allah. Ini, bahkan, sejak perjanjian lama. Hal demikian juga ditunjukan Yesus kala Ia  mengajarkan bagaimana seseorang pada akhirnya hidup dalam kekekalan Allah pada Matius 25:31-46, tidak sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus, pada paragraf  20 dalam tautan  utama di sini  atau cadanganKeselamatan Di Luar Kristen 03”:

Bagi orang yang tidak mengenal Injil atau tidak mendengar Injil dengan benar, perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang (Mat 25:31-46). Ini berarti mereka mendengar hati nurani mereka dan melakukan apa yang tertulis dalam hati nurani mereka, yaitu Torat Tuhan (Rom 2:12-15).

pun sama sekali tidak  merupakan perintah Yesus Kristus bahwa itulah hal-hal yang harus dilakukan oleh siapapun juga jika ingin mendapatkan perkenanan dari Allah.Sebaliknya, merupakan:a.penggambaran Yesus akan apakah yang terjadi dengan manusia-manusia yang memiliki relasi atau beriman dengan dirinya, yaitu para domba dan manusia-manusia yang tak memiliki atau tak beriman dengan dirinya, dan b.bagaimanakah kehidupan yang berlangsung sebagai hasil kehidupan beriman atau berelasi dengan Yesus Kristus: memiliki kasih-Nya. Jika pendeta Dr. Erastus Sabdono  mengajarkan “perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang,”maka, jelas ia mengabaikan apakah yang terutama dan satu-satunya: sumber berlangsungnya relasi beriman antara manusia dengan Allah, yang merupakan sumber kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Tak ada manusia yang berdaya pada dirinya sendiri dapat mencapai berbagai nilai atau standard atau kesesuaian-kesuaian yang ilahi [karena datang dari kehendak Allah], sehingga dapat berkenan dihadapan Allah dalam derajat  yang bagaimanapun.

Tahukah anda bahwa, pada dasarnya, sejak perjanjian lama hingga perjanjian baru, manusia tak dapat membenarkan atau melayakan dirinya pada dirinya sendiri?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3N)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3M

Perbuatan-perbuatan baik atau luhur atau penjunjungan relasi dan  persaudaran yang bermoral mulia sesama manusia, memang sebuah hal yang masih tetap dimiliki oleh manusia-manusia. Hati nurani yang masih bekerja didalam keberdosaan manusia, itulah menjadi pandu moralitas, sehingga di dalam dunia yang kian lama semakin pekat dengan kejahatan, hati nurani berjuang keras menahan laju  gerak berbagai hasrat jahat di dalam diri setiap manusia sehingga setiap manusia dan setiap masyarakat masih memiliki penghargaan, pengharapan dan kemauan untuk mempraktikan nilai-nilai luhur di dalam kehidupan mereka. Perhatikan hal berikut ini:

Roma 2:14-15 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela

Sehingga di dunia ini, pada orang-orang lain yang bahkan tak beriman kepada Yesus Kristus, tak pernah mendengarkan atau mengimani keutamaan-keutamaan iman dan kebenaran Kristen,tak perlu menjadi heran dan menjadi ditakjubkan, terdapat orang-orang yang  sangat berbudi pekerti luhur dan memiliki standard-standard dan praktik-praktik moral yang begitu hidup dan begitu menyejukan bagi manusia-manusia yang membutuhkan kasih sayang dan kemanusiaan yang menaungi, melindungi dan bahkan membentengi dari diskriminasi dan intimidasi yang mengancam eksistensi dan jiwa mereka. Hal ini terjadi oleh sebab: hukum Taurat – isinya- ada tertulis di dalam hati  dan  suara hati mereka. Realita semacam ini sangat mungkin  terjadi dan sudah menjadi kenyataan bahwa orang-orang yang mengaku Kristen, mengaku murid Kristus, mengaku telah diselamatkan dan mengaku pasti masuk sorga  bahkan berperilaku bukan saja lebih buruk namun brengsek. [Poin inilah yang menjadi sudut tajam bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengajarkan bahwa dengan demikian bahkan orang-orang  Kristen yang demikian-brengsek atau bahkan menjadi teladan bagi lingkungan sendiri gagal- tak kan pernah masuk sorga, apalagi sekedar dunia baru]

Namun demikian, disaat yang sama, harus diperhatikan bahwa hukum Taurat –isinya- yang tertulis didalam hati dan suara hati  pada orang-orang  dari bangsa lain yang tak beriman kepada Yesus Kristus, tidaklah memerintah dan berkuasa penuh didalam diri mereka, sebagai manusia-manusia yang murni atau steril dari hasrat-hasrat dosa. Itulah sebabnya digambarkan bahwa isi hukum Taurat yang bekerja didalam diri mereka bekerja didalam sebuah pertarungan pada internal dirinya sendiri:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3M)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3L

Menjadi orang percaya atau beriman kepada Yesus Kristus bukanlah sebuah peran atau posisi yang dapat diupayakan untuk dimiliki dan dilakoni oleh diri manusia. Apalagi dalam sebuah peran penuh dusta, sebab, tak ada  orang-orang percaya pilihan Allah dapat menjalani kehidupan di dunia tanpa sebuah relasi dengan Kristus. Saya sebelumya sudah menyajikan bahwa orang percaya sejati adalah dia yang hidup di dalam penggembalaan Yesus Kristus selama di dunia ini [ “tinjauan bagian 3K”]; ia adalah domba-Nya dan Kristus adalah Gembalanya yang begitu mengasihi, menuntunnya dan menjagainya sebab domba-domba-Nya mendengar dan mengikut kala Gembala memanggil atau memerintahnya. Sehingga, kehidupannya sebagai seorang pilihan, tidak pernah sebuah kesendirian dan keterisolasian dari  pimpinan Allah yang penuh maksud padanya. Siapakah yang dimaksud sebagai orang pilihan memang harus dipahami sebagaimana Yesus telah menyatakannya, sehingga pemahaman yang benar dibangun berdasarkan sabda atau pengajaran atau pandangan Kristus bukan berdasarkan “realita” untuk menjelaskan atau mengajarkan kebenaran mengenai siapakah murid-murid atau orang-orang beriman yang sejati itu; mengapa pada realitanya dapat dijumpai orang-orang Kristen yang munafik karena kejahatan-kejahatan yang dilahirkanya. Bagaimana bisa hal itu terjadi sementara Yesus berkata bahwa orang beriman karena  Bapa telah menyerahkan kepadanya sehingga datang dan diterima-Nya. Bicara realita, faktanya Yesus pun berjumpa dengan pengikut-pengikut bahkan disebut murid-murid yang bahkan menolak sama sekali perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya. Siapapun harus memperhatikan bagaimana Yesus menjelaskan fakta keristenan yang memiliki perwajahan hitam itu, apa sebabnya. Sehingga kekeliruan fatal sebagaimana pada paragraf16 “Keselamatan Di Luar Kristen -03” tidak perlu terjadi:

Dalam injil kita menemukan kenyataan orang-orang yang mestinya terhisap sebagai “umat Tuhan” ternyata mereka ditolak oleh Allah. Dalam Matius 24:44-51 dikemukakan suatu perumpamaan yang jelas sekali menunjukkan bahwa ada orang-orang yang disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang sebab tidak melakukan tugasnya dengan baik. Mereka yang tertolak tersebut adalah hamba-hamba seorang tuan yang adalah gambaran dari Tuhan. Mereka disamakan dengan orang-orang munafik. Kata munafik dalam teks bahasa Yunani artinya hipokrites yang artinya orang yang memainkan peranan. Orang-orang yang munafik artinya orang-orang yang bersandiwara, berperan sebagai umat pilihan padahal kualitas batiniahnya tidaklah demikian.

Disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang,” benarkah yang dibuang itu adalah hamba-hamba Tuhan yang memang para pengikut Yesus karena Bapa menyerahkannya? Mungkinkah ada pengikut-pengikut, bahkan disebut murid-murid Yesus atau hamba-hamba Tuhan, namun bukan datang dari Bapa?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3L)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

kredit ilustrasi: mitre10.co.nz
Bacalah lebih dulu bagian 3K


Ketika Paulus menuliskan   fasal 5 ayat 19:19-21 pada epistel Galatianya, apakah yang sedang hendak ditunjukannya? Pada dasarnya sebuah pengontrasan yang begitu tajam dan gemilang  pada realita orang-orang percaya sejati yang semata-mata hidup berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah terhadap orang-orang yang tak ditebus Kristus sehingga tak dapat memberi dan memiliki kehidupannya yang dipimpin oleh Roh. Teks firman tersebut bukan sama sekali dapat dijadikan dasar penghakiman berdasarkan perbuatan baik dihadapan Allah ,dan mengajarkan  agar orang-orang beriman harus menjaga kepastian keselamatannya melalui perjuangan gigih untuk menjadi sempurna didalam segala perilakunya. Mari kita melihat pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono  pada paragraf 15 “Keselamatan Di Luar Kristen -03”:

Paulus juga mengatakan bahwa mereka yang menghasilkan buah-buah daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Jadi, walaupun seorang Kristen bahkan pendeta bila masih menghasilkan buah-buah daging dan tidak bertobat, maka berarti tidak selamat. Jangankan dikembalikan pada rancangan Allah semula, masuk dunia yang akan datang saja tidak. Masuk dunia yang akan datang artinya menjadi anggota masyarakat dalam Kerajaan Sorga.

Siapakah  sesungguhnya orang-orang yang menghasilkan buah-buah daging tersebut? Mari kita membuka Alkitab kita dan membaca Galatia 5:19-21:
(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,(20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,(21)kedengkian, kemabukan,pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Bagian ini  adalah sebuah peringatan yang ditujukan kepada orang-orang tebusan Allah, agar jangan  hidup sebagai manusia-manusia yang dikuasai kehidupan daging selayaknya orang-orang bukan tebusan Allah, yang tak memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Bagian ini, bukan sama sekali mengajarkan bahwa siapapun yang dapat melakukan atau memenuhi larangan ini dapat mendapatkan bagian dalam  Kerajaan Allah. Bagian ini tidak mengatakan, dengan demikian, Yesus Kristus bukan sebuah kemutlakan  atau satu-satunya keselamatan, sebab faktanya rasul Paulus,dalam hal ini, tidak sedang bermaksud untuk  mengajarkan perihal perbuatan-perbuatan mulia yang dapat membawa orang ke dalam Kerajaan Allah, apalagi dalam definisi yang lebih luas hingga dapat terlepas dari Kristus beserta karyanya. Tidak sama sekali demikian.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3K)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3J

Demikian juga dengan Matius 7:21-23 yang dikutip pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana dengan 1Petrus 1:17 dan Wahyu 21:8, bukan sama sekali  teks-teks firman yang memunculkan kebenaran bahwa seorang Kristen harus berjuang untuk mempertahankan keselamatan sehingga pantas menjadi anak-anak Allah:

Berkenaan dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet 1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23). [paragraf 14 “Keselamatan Di Luar Kristen-03]

Memang sangat berdasar, untuk kemudian, menjadi begitu peduli dengan realita kekekristenan yang dipetakan oleh manusia-manusia beragama Kristen atau mengaku diri sebagai anak-anak Allah, namun tak menebarkan “kemuliaannya” tersendiri diantara manusia-manusia, sebagaimana,misalkan saja, kemuliaan yang dimiliki oleh pohon jati atau pohon cendana diantara dunia pepohonan, sebagaimana yang dirisaukan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono:
Bagaimana kalau ternyata ada orang-orang Kristen yang kelakuan tidak berbeda bahkan lebih buruk dari orang-orang yang non Kristen yang tidak pergi ke gereja, apakah berarti orang-orang Kristen tersebut sudah pantas disebut sebagai umat pilihan dan pasti diterima di Kerajaan Bapa? Tentu tidak.[ ini adalah paragraph 13]

Namun demikian, satu kesalahan besar yang dilakukan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono: realita-realita menyimpang atau memalukan pada manusia-manusia Kristen atau mereka yang mengakukan dirinya sebagai anak-anak Allah [perhatikan, ini berangkali juga sudah menjadi sebuah sebutan yang murahan, sebab diakukan dengan mulut tanpa mengerti, memahami apalagi memiliki perilaku untuk disebut anak-anaknya Allah atau keturunan yang dilahirkan oleh kehendak Allah- Yohanes 1:12-13], tidak sama sekali merupakan kebenaran akan kebenaran keselamatan oleh kasih karunia saja. Realita-realita buruk pada manusia-manusia Kristen yang sungguh memalukan itu, tak sama sekali mengubah kebenaran bahwa kebenaran yang dimiliki oleh setiap anak-anak Allah berdasarkan relasi yang dibangunkan oleh Allah, bukan sama sekali oleh perbuatan-perbuatan baik atau mulia. Perbuatan-perbuatan baik tak menciptakan relasi intim dengan Allah, namun dalam relasimu dengan Allah yang dibangun-Nya padamu akan lahir sebuah perbuatan-perbuatan mulia pada dirimu.

Bukankah Matius 7:21-23 menyatakan realita yang digusarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, namun apakah dengan demikian Allah medasarkan pembenaran orang beriman itu pada apa yang dapat diperbuatnya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3J)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3i

Demikian juga, saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Wahyu 21:8:
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Teks firman tersebut, sama sekali tidak menunjukan adanya kebenaran pada manusia dihadapan Allah berdasarkan perbuatan baik atau berdasarkan kesempurnaan seseorang melakukan kehendak Bapa, sebab tepat setelah ayat 8, kebenaran seorang manusia dihadapan Allah itu, berdasarkan pada sebuah relasi yang sangat unik dan tak bisa diselenggarakan oleh manusia:
Wahyu 21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

Siapakah “pengantin perempuan” itu? Mari kita melihat sebuah penjelasan spektakuler mengenainya:
Wahyu 21:24 Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya

Mempelai Anak Domba itu adalah segala bangsa dan raja-raja di bumi yang menjadi percaya kepadanya. Apakah dasar untuk menyatakannya? Perhatikan hal berikut ini:
Wahyu 21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Wahyu 21:8 bukan sama sekali dasar yang sedikitpun benar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengajarkan kebenaran manusia dihadapan Allah berdasarkan perbuatan-perbuatan baik atau yang sekehendak dengan Bapa, apalagi terlepas dari Kristus. Sebaliknya, menunjukkan bahwa hanya mereka yang tak mengenal Kristus atau tak memiliki Kristus di dalam dirinya, tak memiliki kuasa untuk hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu dunia  ini. Jika Kristus  berdiam di dalam dirinya, maka ia tercatat di dalam kitab kehidupan Anak Domba[baca juga tinjauan bagian 1R,tinjauan bagian 1S, tinjauan bagian 2Q]. Apakah dasar bagi orang tersebut dapat masuk, bahkan, tidak berdasarkan pada perbuatan baiknya, tetapi pada: apakah  namanya tertulis di dalam Kitab kehidupan Anak domba, atau tidak? Ini menunjukan bahwa: pertama: mereka yang memiliki Kristus adalah milik Kristus dan menghasilkan kehidupan yang berasal dari Kristus di dalam dirinya. Seseorang yang mana Kristus berdiam di dalamnya tak akan  melahirkan sesuatu yang najis, kekejian dan dusta; kedua: Kristus adalah dasar kebenaran mereka di hadapan Allah sehingga nama mereka tercatat di dalam kitab kehidupan tersebut.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3i)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3H

Yesus Kristus pada mulanya adalah Allah Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Sang Firman itu telah menjadi Anak. Tak hanya Ia adalah Anak Manusia, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian untuk menunjukan kesejatian kemanusiaannya [Lukas 19:9-10], namun juga, Ia adalah Anak Allah, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian [Yohanes 5:18-20] untuk menunjukan kesejatian ke-Tuhan-an pada dirinya sendiri, dan itu dikemukakannya secara  gamblang: “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”[ Yohanes 10:36]. Apa yang menarik dalam Ia menyatakan siapakah dirinya dalam sebuah keistimewaan, baik Anak Manusia dan Anak Allah, pada  saat Ia menyatakan dirinya Anak Manusia tak sama sekali menyusutkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Oleh Yesus sendiri, Sang Firman yang telah menjadi manusia itu didalam kemanusiaannya adalah Ia yang berkuasa untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang [ baca juga Lukas 15:1-7; Lukas 15:8-10; Lukas 15:11-32 yang menunjukan bahwa Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang]. Mengapa hal ini penting untuk dinyatakan?

Saat siapapun mengajar atau berteologia dalam sebuah cara mengabaikan atau tidak memperhitungkan siapakah Yesus, apakah sabda-sabdanya, apakah karya-karya keselamatannya, atas kehendak siapakah Yesus telah datang dan apakah yang dikehendaki Bapa didalam Ia melakukan karya keselamatannya, berdasarkan apapun dan bagaimanapun, maka memang pengajaran dan teologia yang dihasilkannya dapat berlawanan dengan apapun yang disaksikan oleh  kitab suci tersebut. Termasuk, bagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukannya melalui pernyataannya berikut ini:
Berkenaan dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet 1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23).

Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa, itu, haruslah seorang yang menerima Yesus Kristus. Tak ada siapapun yang sanggup melakukan kehendak Bapa tanpa Kristus! Tak ada keselamatan berdasarkan perbuatan baik dapat terjadi pada manusia. Itu sebabnya, Yesus sebagai Anak Manusia berkata: datang untuk mencari dan menyelamatkan. Itu hal yang absolut, sebagaimana Yesus menyatakan. Tuhan memang tidak memandang muka sehingga semua yang berbuat jahat  memang akan ditolak  masuk ke dalam  Kerajaan Allah. Tetapi 1 Petrus 1:17 itu sendiri sama sekali tidak menunjukan sebuah kebenaran masuk ke dalam kerajaan Allah berdasarkan perbuatan yang sekehendak dengan Bapa pada siapapun manusia, apalagi sampai terlepas dari Yesus Kristus

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3H)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3G

Tanpa memperhatikan dan menetapkan kebenaran akan siapakah orang-orang beriman itu, bahwa mereka adalah orang-orang yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya, dan memang pada realitanya, ada yang memang dapat disebut murid-murid Kristus oleh orang-orang dunia atau kita sendiri, namun tidak sama sekali menurut  Yesus [ bacalah  tinjauan bagian 3F dan  tinjauan bagian 3G], sebagaimana telah ditunjukan oleh Yesus sendiri melalui sebuah peristiwa yang begitu vulgar:

Yohanes 6:60-61 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

Yohanes 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya …

mengapa Ia bisa tahu dari semula? Apakah yang Yesus lihat atau tahu namun tak kita ketahui? Maka  inilah sebuah  hal pasti yang tak dapat kita ketahui: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku- Yoh 6:44” atau “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang- Yoh 6:37” atau “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang-Yoh 6:39” atau “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman- Yoh 6:44.” Yesus mengetahui dari semula, karena tidak semua yang mengikutnya dan menjadi muridnya, datang dan mengikutnya sebagai sebuah kesejatian seorang murid yang dilahirkan oleh Bapa. Ini senilai dengan:

Yohanes 6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang

Bacalah seterusnya hingga  ayat 36, maka kita akan  menemukan bahwa Yesus segera memvonis mereka sebagai para pengikut Yesus yang pada akhirnya akan meninggalkannya:
Yohanes 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.

Mengapa mereka hanya bisa menjadi murid-murid yang beriman karena makanan yang mengenyangkan secara duniawi dan bukan karena makanan yang mendatangkan hidup kekal atau mempercayai Yesus? 

Maka, inilah jawaban Yesus:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3G)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3F

Demikian juga dengan Galatia 5:24-25, bukan sama sekali mengindikasikan:a. mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah, sebagaimana dinyatakannya juga pada paragraf 11:

Menerima Yesus berarti menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang yang menerima Yesus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah atau anggota Kerajaan. Orang yang menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya. Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman kepada anak Allah. Orang yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum menerima Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:24-25).

Mari  kita melihat Galatia 5:24-25:
(24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.(25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Seperti halnya pada teks firman Yohanes 1:10-13, maka pun demikian pada Galatia 5:24-25 secara kokoh, Allah menjadi sentralitas pada realita kehidupan orang percaya, sekarang ini juga:
-menjadi milik Kristus
-hidup oleh Roh

Apa atau siapakah yang menjadi permulaan dan penyelenggara: orang beriman kepada Kristus itu, menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3F)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3E

Pada paragraf 11 dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03,” kembali, pendeta Dr. Erastus Sabdono mendemonstrasikan betapa ia berlaku demikian represif terhadap teks firman Tuhan, bahkan pada nas yang dikutipnya sendiri:

Menerima Yesus berarti menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang yang menerima Yesus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah atau anggota Kerajaan. Orang yang menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya. Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman kepada anak Allah. Orang yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum menerima Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:24-25).

Perhatikan poin pengajarannya: orang yang menerima Kristus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Kemudian ia menambahkan: berarti hidup ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Alah atau anggota Kerajaan.

Benarkan Yohanes 1:10-13  memberikan sedikit saja indikasi: a. mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah.
Mari kita melihat untuk membaca Yohanes 1:10-13

(10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. (11) Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.(12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;(13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Yohanes 1:10-13 malah secara telak membungkam pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono. Pada teks firman tersebut secara telak dibantah bahkan tidak diakui sama sekali elemen  mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah dan elemen berjuang keras  agar pantas menjadi anak-anak Allah.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3E)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3D

Paragraf 10 pun demikian, sebuah tindakan represif yang begitu tajam, tepat pada sabda Yesus sendiri, terkait apa yang dimaksud-Nya sebagai “selamat di dalam Yesus.” Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukan  tindakan represif  tersebut, sebagaimana pernyataannya berikut ini:
Perbedaan tersebut diatas dijadikan ukuran keselamatan. Mereka yang merasa sudah menjadi umat pilihan ini berkeyakinan bahwa dirinya pasti diselamatkan, terhindar dari api kekal. Padahal. keselamatan bukanlah hanya terhindar dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan, yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Tanpa proses dikembalikan kepada rancangan Allah semula sudah bisa dipastikan tidak masuk dalam Kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Mereka tidak bisa dikategorikan sebagai menerima Yesus.

Perihal ini,  juga telah saya sentuh sejak bagian pertama tinjauan ini pada “tinjauan bagian1C”. Benarkan Yesus menyatakan bahwa: a. keselamatan bukan hanya terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk ke sorga, tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula; b. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk bergantung pada memasuki proses keselamatan. Penekanan  pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono: proses dikembalikan pada rancangan  Allah semula. Tanpa ini, maka dipastikan tidak masuk dalam kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Bukan Yesus dan karyanya, namun manusia yang masuk ke dalam proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, adalah sentral keselamatan kekal - pemasti untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

Benarkah Alkitab mengajarkan hal ini? Ataukah, ini,  pendeta Erastus sedang mengoreksi Yesus Kristus dan pengajaran para rasul sebagaimana epistel-epistel menyatakannya, bagaikan Yesus yang berkata “ tetapi Aku berkata kepadamu” kala Ia mengoreksi dan memulihkan kebenaran yang terkandung di dalam Taurat [ Tinjauan bagian 1A]?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3D)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Memancing kepiting di Laut Bering yang sedang dilandai badai - Hak Cipta: Karen Ducey Multimedia
Bacalah lebih dulu bagian 3C

Jika anda mengikuti rangkaian tinjauan ini, maka salah satu penyimpangan menyolok yang dilakukan pendeta Dr.Erastus Sabdono, adalah: melakukan pengisolasian  kata atau bagian dari sebuah ayat  dari keseluruhan kalimat dan atau ayat, termasuk mengisolasinya dari bangun perikop, kitab, Injil atau Epistel, dan keseluruhan Alkitab itu sendiri. Mengisolasinya dan kemudian menariknya keluar hingga benar-benar terlepas dari historis keberadaan bagian itu pada asal-usul yang menjiwai atau yang membangunkan kebenaran pada teks-teks tersebut, untuk kemudian diberikan kehistorisan baru yang teramat asing, sehingga pada akhirnya membungkam kehistorisan gagasan yang hendak dibunyikan pada aslinya sebagaimana maksud penulis asli. Inilah yang saya maksudkan, bahwa pendeta Dr. Erastus Sabdono bertindak represif terhadap teks-teks yang memang tak berdaya dan tak dapat memprotes kala  ia diperlakukan demikian. Misalkan saja, pada contoh kasus ini :

Kelompok ketiga ini tidak membenci terhadap Anak Allah tetapi juga tidak mengasihi. Mereka hanya menghormati Tuhan Yesus dan Injilnya beserta dengan Pengikut-Nya pada batas toleransi beragama. Berkenaan dengan kelompok orang seperti ini Tuhan Yesus menyatakan: “… sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu” (Luk 9:50)

Sebagaimana yang dapat anda baca pada paragraf 6 dalam “Keselamatan Di Luar Kristen – 03, By Dr.Erastus Sabdono.” Bagaimana bisa Lukas 9:50  yang merupakan perstiwa eksorsis atau pengusiran setan dari dalam diri manusia, digunakan untuk mendukung pengajarannya bahwa ada “kelompok ketiga?” Sementara Yesus sendiri senantiasa mengaitkan pengusiran Setan dengan kuasa pengutusan yang berasal dari dirinya dan keberimanan dengan dirinya, tak ada Setan yang dapat takluk pada diri seorang manusia  hanya sekedar mengucapkan namanya, sebab mengusir setan bukan dengan mengucapkan MANTERA nama Yesus. Mengusir setan demi nama Yesus tanpa relasi iman pada dirinya, sama dengan menyatakan bahwa semua orang cukup menghapal nama Yesus bagaikan mantera.” Saya tak akan mengulas ini, sebab tepat pada Lukas 9:50 saya sudah menjawabnya pada “ Tinjauan Bagian 2M.”

Pada kesempatan ini, saya akan memperlihatkan bagaimana model represif digunakan oleh Pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam spektrum yang lebih luas.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9