Oleh: Martin Simamora
“Ketika Ia Menggenapi Kehendak Allah Dengan Meminum
Cawan-Nya”
1.Imam-Imam Sebagai Saksi & Pelaku di Getsemani
Yesus Kristus dan para muridnya, bukanlah
satu-satunya pihak yang ada di taman tersebut, sebab para imam pun mendatangi
taman tersebut untuk menjumpai Yesus yang baru saja selesai dengan jam-jam doa
terberatnya sebagai manusia di bumi ini.
Tetapi apakah motif para imam tersebut?
Para imam memiliki motif tersendiri terhadap Yesus.
Sebuah motif yang merefleksikan sebuah sikap permusuhan yang begitu sukar untuk
direkonsiliasikan sebab akar pertentangannya adalah diri Yesus-siapakah dia?
Yesus dan pelayanan-pelayanannya telah membuatnya menjadi sosok yang hampir mustahil
untuk ditangkap dan diperkarakan berdasarkan ketentuan-ketentuan Taurat sebab
Yesus bukan saja memiliki ketokohan yang sangat berpengaruh di tengah-tengah
masyarakat tetapi identitas divinitasnya melampaui apa yang mungkin dapat
dipahami oleh para imam bahkan dalam teropong pemahaman kitab suci yang
dimiliki mereka. Mari kita melihat satu episode ini:
Lukas 20:9-19 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini
kepada orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur; kemudian ia
menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk
waktu yang agak lama. Dan ketika
sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu,
supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya.
Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan
tangan hampa. Sesudah itu ia menyuruh
seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan dipermalukan oleh
mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai
oleh mereka, lalu dilemparkan ke luar kebun itu. Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan
menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani. Tetapi ketika
penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia
adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita.
Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur
itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur
itu dengan mereka? Ia akan
datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur
itu kepada orang-orang lain." Mendengar itu mereka berkata:
"Sekali-kali jangan!" Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata:
"Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru? Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa
ditimpa batu itu, ia akan remuk." Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada
saat itu juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan
perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.
Perumpamaan Yesus di atas tersebut yang menjadi
mata air kebencian tak berkesudahan terhadapnya, tanpa perlu tafsir yang
bermacam-macam telah menjadi begitu jelas bagi para ahli Taurat dan imam-imam
kepala bahwa merekalah para pelaku kejahatan sebagaimana dalam perumpamaan
tersebut, sehingga seketika itu juga mereka ingin menangkapnya, hanya saja, pada momen tersebut, Yesus sedang dan telah menelanjangi kegelapan terpekat di
dalam hati dan pikiran mereka, tanpa dapat disangkali sedikit pun oleh mereka.
Perumpamaan ini juga, sekaligus menyingkapkan siapakah Yesus Kristus menurut
Yesus” bahwa ia adalah Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru? Barangsiapa jatuh ke
atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan
remuk."