Jika dipahami secara tepat, ini adalah doktrin yang paling mendamaikan,
tetapi doktrin ini tidak boleh sama sekali disalahgunakan atau disalahartikan. Kitab suci mengajarkan
bahwa semua orang yang oleh iman telah
dipersatukan dengan Kristus, yang telah dibenarkan oleh kasih karunia Allah
oleh Roh-Nya, tidak akan pernah secara total jatuh dari kondisi kasih karunia, tetapi secara pasti
diperlihara/ dijaga/diamankan semenjak orang percaya itu berada di dalam kasih
karunia hingga kesudahannya. Ini tidak bermakna bahwa setiap orang yang mengaku
dengan mulutnya diselamatkan, secara kekal diselamatkan. Tidak juga bermakna,
bahkan, setiap orang yang memanifestasikan karunia-karunia tertentu dalam
pelayanan Kristen harus berarti atau menunjukan telah diselamatkan secara
kekal. Doktrin keamanan kekal ini dapat diaplikasikan hanya kepada mereka yang
telah memiliki sebuah pengalaman vital keselamatan. Terkait hal ini, ini
mengafirmasikan bahwa mereka tidak akan pernah secara total atau juga pada finalnya terjungkal dari kondisinya yang
berada di dalam kasih karunia. Ini tidak sama dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah sama
sekali tergelincir, tidak akan pernah
sama sekali berbuat dosa, dan
sama sekali tak pernah gagal untuk senantiasa memperlihatkan puji bagi dia yang
telah memanggil mereka keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangnya yang ajaib.
Ini semata bermakna bahwa mereka yang telah dibawa keluar, tidak akan gagal
untuk bangkit dari ketergeliinciran mereka pada akhirnya.
I.Bukti Doktrin Ini
Kebenaran ini bukan sebuah perihal spekulasi,
tetapi penyingkapan. Opini manusia
memiliki nilai sangat kecil dalam hubungannya terhadap doktrin ini, selain
deklarasi-deklarasi dan pokok-pokok sangat tajam dari Firman Tuhan.
Beberapa bukti-bukti utama dari doktrin sebagaimana telah ditemukan dalam kitab
suci dapat dipaparkan.
A.Maksud Allah
Yesaya berkata, “TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana” (14:24; bandingkan dengan Ayub 23:13). Kitab suci mengajarkan kita bahwa Allah memiliki maksud untuk menyelamatkan mereka yang telah dibenarkan/dijustifikasi. Paulus mendeklarasikan dalam jawaban terhadap pertanyaan ini, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?