Oleh : Martin Simamora
Tuhan Tidak Dapat Mencegah
Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu bagian 12
Setelah dua kali Yesus memberitahukan bahwa
dia harus ke Yerusalem dan akan dibunuh di sana, maka satu kali lagi Yesus
memberitahukan hal yang sama. Namun, dalam kali ini disertai dengan sebuah tindakan “pembuka”
bagi pewujudannya dan sebuah perincian
lebih lengkap bagaimana dia akan
disembelih atau dibunuh :
Matius 20:17-19 “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Kini situasinya adalah : para murid melihat dan mengalami
secara personal, bagaimana ketetapan Allah tidak hanya dinyatakan oleh Yesus
sebagai sebuah firman Yesus tetapi dalam sebuah dinamika pewujudannya. Dengan
kata sederhana, para murid kini telah memasuki dan hidup dalam "zona peristiwa" yang bertautan keras dengan ketetapan Allah
yang sungguh keras; sebuah kehidupan
baru yang akan membentuk masa depan mereka; sebuah kehidupan baru yang akan
“mengepung” kehendak bebas mereka sebab bagaimanapun tak hanya mata, tetapi jiwa dan pikiran
mereka akan terarah pada Yesus Kristus sebagai jantung ketetapan Allah yang
telah membelenggu bola bumi beserta
segenap isinya. Bahkan, penguasa dunia – si Setan pun tak kuasa telah turut
menjadi Obyek ketetapan Allah. Dalam hal ini bukan pada levelnya lagi para
manusia untuk meributkan porsi
kehendaknya atau berpikir bahwa karya Yesus ini semata hanya menebus manusia
menjadi manusia merdeka dari belenggu dosa, dan dalam kemerdekaan itu seolah manusia-manusia itu
memiliki kemandirian untuk boleh memilih percaya kepada Yesus atau tidak.
Seolah Allah tidak berkuasa atas orang-orang yang telah Dia pilih sendiri
melalui penarikan.
Bandingkanlah dengan Petrus,
seorang murid yang mengalami kerasnya
ketetapan Allah dan berkali-kali
berupaya untuk melawan secara gigih, bahkan pada akhirnya dapat berkata
:
1 Petrus 1: 2” yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Tahukah anda, bahwa perkataan Petrus ini memberi indikasi yang bulat bahwa taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya PASTI terkait dengan PEMILIHAN ALLAH! Sama persis dengan apa yang telah dikatakan Yesus Kristus sendiri mengenai “Penarikan oleh Bapa” sehingga seseorang dapat datang dan percaya kepada dirinya. Jelas, setiap orang yang datang dan percaya kepada Yesus adalah hasil penarikan Bapa dan dengan demikian adalah oleh pemilihan Bapa; dengan kata lain tidak ada sama sekali bagi mereka yang dibebaskan dari dosa oleh Yesus kemudian menjadi orang-orang merdeka tak bertuan ( bukan dimiliki oleh Iblis dan bukan juga dimiliki oleh Yesus, seolah dunia tiba-tiba menjadi vakum dari pengaruh-pengaruh jahat?). Jelas ini sebuah pandangan yang sama sekali tidak memiliki pijakan yang bagaimanapun dan jelas-jelas sebuah pandangan SESAT!
Perhatikanlah, bahwa Petrus adalah seorang murid yang pernah
melawan secara keras perihal penetapan semacam ini, bahkan kita telah melihat betapa
gigihnya dia melawan namun tidak kuasa untuk membengkokkan sedikit saja
perkataan Yesus.
Nah...bagaimana
dengan anda? Apakah
anda berpikir bahwa ketika seseorang dimerdekakan dari kuasa dosa oleh Yesus,
maka orang itu MASIH BELUM PASTI PERCAYA PADA YESUS? Jika ya, maka anda sedang
berlawanan secara keras terhadap Yesus, dan tentu saja dengan murid-Nya, rasul
Petrus. Sebab Yesus sama sekali tidak
berbicara percaya kepada Yesus terkait kemampuan manusia untuk memilih percaya
kepada dirinya, selain berkata “jika
bukan Bapa yang menarik orang tersebut.” Atau anda bersikukuh dapat membengkokkan firman Yesus bahwa anda dapat
datang dan percaya kepada Yesus oleh karena Bapa menarik anda?
Sekarang, kita akan melihat sebuah episode yang akan
mengajarkan kepada kita bahwa KETETAPAN ALLAH adalah sebuah hal yang MENGIKAT
dari pihak Allah. Ketika kita menemukan dalam
kitab suci perihal “Allah Telah Menetapkan,” maka didalam frasa tersebut terkandung KEDAULATAN ALLAH
atas dunia beserta seluruh isinya, dan berlaku atas semua tanpa kecuali seketika telah menjadi OBYEK
KEDAULATAN ALLAH.
Bilamana dikatakan KETETAPAN ALLAH, maka itu pasti berbicara
APA YANG DITETAPKAN UNTUK PASTI
TERJADI bahkan JAUH SEBELUM SEGALA SESUATU ADA. Bukankah anda telah melihatnya
pada bagian 12 ;KEMATIAN pun tak kuasa untuk
melarikan diri dari KEDAULATAN ALLAH, telah menjadi OBYEK!
Dalam KETETAPAN ALLAH terkait Yesus yang datang kedalam dunia saat ini; bahwa dia adalah Anak Domba Allah, maka kita melihat bahwa setiap peristiwa yang akan terjadi telah ditetapkan bahkan sebelum Yesus dilahirkan di Bethlehem; sebelum Yesus memilih 12 murid; bahkan pastinya sebelum satupun dari 12 murid tersebut dilahirkan.
Kini, Yesus tak hanya mengatakan apa yang
harus dan bagaimana terjadi terkait dirinya, tetapi dia telah memasuki MOMENTUM yang tak dapat DICEGAH
apalagi DIALIHKAN untuk terjadi : “Sekarang kita pergi ke Yerusalem.”
Yesus
kini SEDANG MENGGERAKAN PERJALANAN
SEJARAH DUNIA UNTUK MEMASUKI SEBUAH PENETAPAN ALLAH YANG AKAN MENGIKAT DUNIA
DENGAN YESUS KRISTUS SEBAGAI PENGUASA ATAS SEGALA SESUATU DAN KEHIDUPAN.
Ini adalah titik awal dimana PENGUASA DUNIA secara aktual tidak lagi dapat bertakhta dalam kemegahannya; ini adalah MOMENTUM AWAL di dunia, dimana Yesus akan MELEMPAR KELUAR PENGUASA DUNIA TERSEBUT (Yohanes 12:31).
Rasul Paulus memberikan gambaran aktual apa sebenarnya yang
terjadi, atas apa yang Yesus maksudkan kala berkata : ”sekarang
juga penguasa dunia ini
akan dilemparkan
ke luar”- Yohanes 12:31 melalui epistelnya berikut ini:
Kolose 2: 13-15 “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Bandingkanlah frasa telah
dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia dengan perkataan
Yesus : ” jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah – Yohanes 12:24. Kematian Yesus menghasilkan
kehidupan sebab didalam Yesus ada hidup yang memberikan kehidupan kepada
orang-orang yang diterimanya(bacalah bagian 12); orang-orang percaya adalah
orang-orang yang telah dihidupkan Allah
bersama-sama dengan Dia. Ada sebuah relasi yang tak terpisahkan antara orang
percaya dan Yesus Kristus yang telah
mati dan telah dibangkitkan. Dan terkait anda bisa percaya, sama sekali tidak
ada indikasi adalah karena anda MEMILIH UNTUK PERCAYA seolah anda memiliki
KAPABILITAS atau KEMAMPUAN independen untuk memilih. Yesus mengatakan bahwa jika ia mati
akan menghasilkan BANYAK BUAH. Apakah
buah dari kematian Yesus? Adalah orang-orang yang datang dan percaya
kepada Yesus. Menjadi percaya kepada Yesus bukan oleh karena dirimu dengan
demikian. Seperti itu jugalah Rasul Paulus kemudian menggambarkannya:
Efesus 2:8-9 “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. “
Ketika Yesus berfirman mengenai PEMILIHAN ALLAH atas
seseorang, sehingga ia dapat datang dan percaya kepadanya, sebagaimana
dikemukakannya dalam Yohanes 6:44 dan Yohanes 6:55 (bandingkan dengan Yohanes 6:39, Yohanes 6:40, Yohanes 12:32),maka
ini adalah fakta paralel dengan
pernyataan Yesus terkait PENGUASA
DUNIA YANG DILEMPAR KELUAR : “sekarang
juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. –Yoh 5:31.” Pada kesempatan selanjutnya, Yesus berkata
sebagaimana dicatat Injil Yohanes 14:30 : ”Tidak
banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas
diri-Ku.”
Apakah anda sungguh
percaya kepada Yesus yang mengatakan bahwa penguasa dunia ini TELAH dilemparkan
keluar dan ia TIDAK berkuasa SEDIKITPUN atas diri-Ku? Sebagaimana juga dikemukakan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 2:13-15?
Pelucutan penguasa dunia dan Pemilihan Allah adalah dua peristiwa yang tidak
bisa dipisahkan satu sama lain, oleh sebab ALASAN TUNGGAL, yaitu YESUS KRISTUS.
Pemilihan atau Penarikan Allah atas orang-orang untuk percaya kepada-Nya pasti terkait kepada diri Yesus sebagai SATU-SATUNYA ANAK ALLAH (Yohanes 3:16) ; adalah fakta bahwa BAPA MENGASIHI YESUS (Yohanes 5:20) dan tentu saja adalah fakta yang tak dapat dielakan dalam Yohanes 6:44 dan Yohanes 6:65 yang berbicara tentang penarikan oleh Bapa.
Sementara itu PELEMPARAN PENGUASA DUNIA, sebagaimana Yesus sendiri katakan memang terkait langsung dengan kematiannya (Yohanes 5:31). Dalam peristiwa KEMATIAN YESUS yang MELEMPARKAN PENGUASA DUNIA maka ALLAH MENARIK BANYAK ORANG DATANG kepada YESUS, Yohanes 12:32 : ”dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.”
Bila anda meragukan bahwa Kematian Yesus bertemali secara integral atau tak dapat
dipisahkan satu sama lain dengan
Pemilihan atau Penarikan Allah atas
orang-orang dan tentu saja Pelucutan
Penguasa Dunia, maka camkanlah dalam benak anda akan firman Yesus sendiri :
- Yohanes 5:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
- Yohanes 5:31 “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;”
- Yohanes 5: 32-33 “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. "
Sangat dapat dimengerti dan sangat benar ketika Petrus dalam epistelnya mengekspresikan kembali perkataan Yesus:
1Petrus 1:2-5 “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Bagaimana
dengan anda?
Apakah anda mau mengakui firman Yesus,
bahwa kematiannya terkait secara integeral dengan pelucutan penguasa dunia dan
pemilihan atas orang-orang untuk datang dan percaya kepada Yesus?
Tentukan posisi anda
berada dimana? Apakah dalam sebuah oposisi seperti halnya Petrus yang dahulu?
***
Baiklah,
sekarang kita kembali mengarahkan diri kita kepada Langkah Yesus ke Yerusalem. Ini adalah langkah yang akan
menggenapi KETETAPAN ALLAH. Kali ini SEMUA MURID bersama-sama dengan Yesus
masuk kedalam PEWUJUDAN KETETAPAN ALLAH yang tak diinginkan siapapun; kali ini
SEMUA MURID bahkan MENDENGARKAN secara lebih detail lagi :
Matius 20:18 “...dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Sekarang Yesus mengungkapkan KETETAPAN ALLAH yang jauh lebih
spesifik dibandingkan dengan 2 hal sebelumnya yang sudah saya sajikan
sebelumnya ( lihat bagian pertama di sini dan bagian kedua di sini). Dan sebetulnya dalam Alkitab kita,
LAI pada Matius 20:17-19 yang menjadi teks utama kita kali ini, diberi judul “Pemberitahuan Ketiga tentang Kematian Yesus.”
Bagian pertama dapat dibaca pada
Matius 16:21 dan bagian kedua dapat
dibaca pada Matius 17:22-23.
Kali ini Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk
menghadapi masa-masa tersulit dalam hidup mereka sebagai murid-murid-Nya.
Ketetapan Allah dalam sebuah detail yang luar biasa. Semakin mendekat waktunya,
Yesus semakin menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi kepada para
muridnya. Sebuah KETETAPAN ALLAH yang dapat dijumpai dalam Mazmur 22 dan Yesaya
53:1-12.
Saya akan mengangkat salah satu saja, pada Yesaya 53: 10 “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.”
Sebuah KETETAPAN ALLAH yang telah tercatat sejak zaman kuno (bahkan untuk era Yesus sekalipun!), kini telah memasuki MOMENTUM PENGGENAPANNYA kala Yesus melangkahkan kakinya ke Yerusalem. Mengajak serta murid-muridnya.
Ketika sudah dekat dengan Yerusalem, untuk kali pertama dalam
kebersamaan para murid-murid dengan Yesus, mereka mendapati Yesus “kelihatannya”
akan mengubah haluan atau bagi para
murid-murid-Nya, Yesus terlihat sedang memenuhi pengharapan mesianik yang telah lama
dinanti-nantikan. Inilah yang dilakukan Yesus, kala sudah dekat dengan
Yerusalem ( sebuah tempat dimana
dikatakan Yesus bahwa dirinya akan dibunuh!) :
Matius 21: 1-3 “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
Selanjutnya,
setelah itu :
Matius 21:6-7 “Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.”
Setelah
Yesus menunggangi keledai betina
tersebut dan mulai berjalan memasuki
Yerusalem, maka inilah yang terjadi:
Matius 21:8-11 “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Yesus dikenali sebagai NABI YESUS dari Nazareth di Galilea. Dia tidak dikenali sebagaimana yang Yesus dan Bapa kehendaki! (Bacalah Matius 11:27, Matius 16:16-17, Yohanes 1:1-2,Yohanes 6:69, Yohanes 8:58, Yohanes 10:30, Yohanes 10:36, Yohanes 14:9-10, Yohanes 16:15 - dan bacalah artikel ini).
Ketika massa mengatakan siapa Yesus dengan mengatakan “ Inilah nabi Yesus dari Nazareth
di Galilea,” maka berdasarkan pernyataan Yesus sendiri, kita tahu bahwa tidak
ada yang mengenal siapa Yesus sebenarnya sebagaimana dikehendaki oleh Yesus dan
Bapa. Kecuali yang telah diserahkan Bapa kepada Yesus :
Matius 11:25-27 “Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”
Mengapa sekalipun mereka melihat Yesus dan Yesus hadir ditengah-tengah mereka, mereka hanya sanggup mengenali dia HANYA sebagai “NABI YESUS DARI NAZARETH DI GALILEA?”
Yesus telah memberikan indikasi kepada kita bahwa MENGENAL
SIAPA YESUS SEBENARNYA sangat bergantung total pada “APAKAH ANAK BERKENAN ATAU
TIDAK MENYATAKAN DIRINYA KEPADA MEREKA!” Sama sekali tidak ada hubungan dengan apakah anda mau; apakah anda mampu mengenali
secara intelektual dan atau spiritual. Hanya jika Yesus
berkenan untuk menyatakannya.
Penghormatan oleh massa yang jumlahnya SANGAT BESAR itu sungguh luar biasa, sungguh menakjubkan. Berangkali, kalau saya boleh menduga, pemandangan spektakuler itu telah sanggup membuat para murid untuk berpikir adanya kemungkinan Yesus salah dalam meramalkan apa yang akan dialaminya di Yerusalem. Para murid berangkali akan berpikir jikalau ada sesuatu yang buruk pada diri Yesus maka kekuatan masa yang SANGAT BESAR ini akan membuat siapapun akan berpikr berpuluh kali untuk melaksanakan niat jahatnya, membunuh Yesus.
Ketika massa yang jumlahnya SANGAT BESAR itu berteriak "Hosana bagi
Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang
mahatinggi! Dan ini disertai dengan sebuah selebrasi penghormatan
yang hanya pantas diberikan kepada
seorang raja besar, dikatakan “menghamparkan
pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon
dan menyebarkannya di jalan.”
Ini adalah sebuah
bayang-bayang konflik terbesar dalam sejarah peradaban manusia yang tak
lama lagi terjadi. Massa yang jumlahnya SANGAT BESAR menyambut Yesus sebagai
ANAK DAUD , ini adalah sebuah PENGAKUAN TERBUKA ATAS KEBANGSAWANAN YESUS,
sekaligus sebuah PENGHARAPAN BESAR PADA YESUS UNTUK BERTINDAK SEBAGAI SEORANG
BANGSAWAN AGUNG KETURUNAN DAUD. Seorang Raja yang namanya dilekatkan pada
kedudukan sebagai raja atas Israel! Dengan kata lain, Yesus
memasuki Yerusalem sebagai seorang Raja!
Tetapi, bagaimana
Injil Matius menjelaskan fenomena ini:
Matius 21:4-5 “Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”
Dan ini akan kita temukan dalam Zakaria 9:9 “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri
Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu;
ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor
keledai beban yang muda.”
Peristiwa Yesus harus ke Yerusalem untuk dibunuh dan Peristiwa Yesus memasuki Yerusalem dan disambut sebagai Raja, kedua peristiwa tersebut adalah KETETAPAN ALLAH yang harus atau pasti terjadi, jauh sebelum Yesus hadir di duni ini dan jauh sebelum 12 murid itu lahir dan dipilih oleh Yesus sendiri.
Murid-murid
Yesus pasti terpana dan mungkin akan menjadi semakin digelisahkan.
BAHKAN sambutan terhadap Yesus yang menyorakkan “Hosana bagi
Anak Daud,” pun meluncur dari mulut anak-anak!
Matius 21:15 “Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,”
Jika massa yang jumlahnya SANGAT BESAR itu bersorak dengan
sukacita, maka respon para AHLI-AHLI TAURAT mendengar anak-anak yang berseru “Hosana bagi
Anak Daud ,“ adalah SANGAT JENGKEL.
Nah..., apakah penjelasan Yesus atas
peristiwa yang menjengkelkan para ahli Taurat tersebut? Beginilah Yesus
menjelaskannya:
Matius 21:16 “lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Bandingkan penjelasan Yesus tadi dengan teks dalam Perjanjian Lama :
Mazmur 8: 2 “Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.”
Jika anda tertarik untuk mengetahui
lebih serius perihal ini, bacalah sebuah penjelasan yang cukup membantu di sini .
Kembali kita melihat sebuah ketetapan Allah yang luar biasa terkait Yesus, bahwa Yesus adalah Raja, Anak Daud- Keturunan Daud!
Dan
ketika sesaat lagi peristiwa kelam dimana Yesus akan dibunuh terjadi, maka
Yesus mengungkapkannya kepada para muridnya:
Matius 26:1-4 “Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.
Apa yang telah diprediksikan oleh
Yesus (dan merupakan Ketetapan Allah yang HARUS terjadi) sebagaimana telah dia
ungkapkan sebelumnya dalam Matius
20:17-19, akan segera terjadi.
Namun atas penjelasan Yesus tadi, terkait waktunya, murid-muridnya memiliki pandangan yang berseberangan dengan apa yang telah menjadi kehendak Allah:
Matius 26:5 “Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."
Para murid menginginkan agar apa yang telah Yesus prediksikan,
yang pasti akan terjadi, jangan berlangsung
pada waktu perayaan Paskah Yahudi, agar tidak timbul keributan.
[Paskah Yahudi (Pesach) adalah sebuah perayaan yang bermula bagaimana TUHAN melindungi orang-orang Israel di Mesir agar tidak terkena oleh tulah yang akan Tuhan landakan, sebagaimana dicatat dalam Keluaran 12. Paskah Yahudi sebagaimana dijelaskan pada Keluaran 12: 21-27:“Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah. Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi. Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu. Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini. Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.”]
Yesus mengatakan bahwa pada hari raya Paskah atau dua hari
lagi, tepat pada hari raya itulah Yesus akan disalibkan. Anak Domba Allah (
Yohanes 1:29) akan disembelih pada hari
raya Paskah Yahudi!
[Catatan: Bandingkan prediksi Yesus bahwa dirinya akan disalibkan, dengan apa yang akan dilakukan oleh orang-orang Yahudi dalam menyambut perayaan Paskah Yahudi:Markus 14:12 “Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"Apakah hari raya Roti Tidak Beragi? Ulangan 16:1-3 “Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam. Maka engkau harus menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana. Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.
Terkait hal ini, Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap perayaan termasuk hari raya paskah adalah bayangan dari apa yang harus terjadi, sebagaimana dikemukakannya dalam Kolose 2:16-17 (BIS): “Sebab itu janganlah membiarkan orang menyalahkan kalian mengenai makanan atau minuman, atau mengenai hari-hari raya keagamaan, atau perayaan-perayaan bulan baru, ataupun mengenai hari Sabat. Semuanya itu hanya bayangan saja dari hal-hal yang akan datang, tetapi kenyataan dari hal-hal itu ialah Kristus!”]
Apa yang sukar untuk dibayangkan, adalah apa yang sebetulnya
akan dihadapi oleh murid-murid-Nya, bahwa sebetulnya mereka sedang menjadi
bagian KETETAPAN ALLAH yang memilukan; mereka melakukannya dengan segenap hati
–dengan penuh kesungguhan dalam mempersiapkan perjamuan Paskah bagi Yesus
sendiri. Dimana nanti mereka akan
melakukan jamuan Paskah bersama dengan Anak Domba Allah yang akan
disembelih pada hari raya Paskah.
Dan sebuah peristiwa strategis, yang akan memastikan disembelihnya Anak Domba Allah pada hari raya Paskah, telah membuat tiga prediksi Yesus :“untuk inilah dia datang kedalam dunia saat ini,” pun terjadi:Matius 26:14-16 “Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”
Perhatikan bahwa sejak saat itu “ia mencari
kesempatan
yang baik untuk menyerahkan Yesus.” Dengan kata lain, Yudas
Iskariot melakukan perencanaan yang
matang agar apa yang diinginkanya dan telah direncanakan dengan
imam-imam dapat diwujudkan. Dalam KETETAPAN ALLAH, Yudas Iskariot telah
melakukan kejahatan dalam “kemerdekaan” untuk melakukan kejahatannya hingga
pada puncaknya! Dengan kata lain, tidak ada indikasi seolah Yudas Iskariot dalam
melakukan kejahatan keji atas Yesus sebagai sebuah perobotan pada dirinya.
Kita melihat bahwa
Yudas bahkan mengambil untung
dalam penghianatannya, senilai 30 perak uang dan setelahnya dia memiliki
determinasi untuk melanjutkan kejahatannya. Ia
mencari kesempatan baik, ini jelas sebuah kejahatan terencana secara rapi
dan telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Pada Markus 14:11, menjelaskan demikian bagaimana Imam-Imam kepala sangat senang bertransaksi dengan Yudas:“Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”
Terkait
Yudas Iskariot, beginilah Yesus menjelaskan diri muridnya ini:
Markus 14:18 "...Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku."
Markus 14:20 “Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku.”
Dan penjelasan berikut ini, menjawab hal terkrusial terkait
apakah Yudas dengan demikian bertanggungjawab atas kejahatannya. Ini kerap
menjadi silang sengketa sebab “atas nama”
ketetapan Allah seolah Yudas tidak lagi
bertanggungjawab atas perbuatannya. Hal ini dapat terjadi sebab kala
mendengarkan frasa “Allah telah
menetapkan” atas sebuah peristiwa manusia, maka akan dipikirkan bahwa
manusia yang ada didalam ketetapan itu
telah dirobotkan seolah dia melakukannya bukan atas KEMAUAN ATAU
KEINGINANNYA. Pada Yudas dan Pada Petrus kita telah melihat sebelumnya tidaklah
demikian.
Perhatikan penjelasan Yesus berikut ini didalam Injil-Injil:
Markus 14:21 “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."[Matius 26:24 “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."Lukas 22:22 “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"]
Jelas, disini Yesus sendiri mengindikasikan secara gamblang
bahwa apa yang dilakukan oleh Yudas – kejahatan yang dilakukan oleh Yudas
adalah sebuah tindak kriminal yang dilakukan atas kemauan sendiri, dilakukan
dalam kesadaran penuh, dilakukan bukan karena adanya unsur-unsur tekanan atau
paksaan dari pihak luar terutama oleh
Allah. Transaksi antara Yudas Iskariot
dan Imam-Imam yang berujung pada sebuah kesepakatan memuaskan pada kedua belah
pihak jelas terlihat.
- Pada Yudas Iskariot, setelah tercapai kesepakatan memuaskan antara dirinya dan imam-imam”
maka dikatakan “ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus”
Sementara itu di pihak lain sebagai mitra Yudas:
- Pada Imam-Imam, setelah tercapai kesepakatan memuaskan, maka dikatakan sangat gembira dan berjanji akan memberikan uang kepadanya.
Ini adalah sebuah kejahatan terencana
yang sempurna melibatkan dua pihak yang memiliki kepentingan yang bisa jadi berbeda dalam wujudnya namun memiliki kesinergian yang tak dapat
dihalang-halangi selain menghasilkan permufakatan jahat.
Itu sebabnya Yesus
berkata :
- “Anak Manusia memang akan
pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia.” Ini jelas
menyatakan bahwa apa yang akan terjadi pada diri Yesus, memang merupakan
ketetapan Allah yang HARUS terjadi.
- “celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan.” Perkataan
Yesus ini secara terang menyatakan bahwa
apa yang diperbuat oleh Yudas adalah sebuah kejahatan yang dibenci oleh TUHAN,
penghianatan bukanlah sebuah kebaikan apalagi
rencana pembunuhan atas dirinya. Itu sebabnya dikatakan olehnya
“celakalah,” atas aksi jahatnya tersebut.
- “lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”Perkataan
ini jelas dapat membingungkan jika kita pertama-tama MENYENTRALKAN Yudas
sebagai ELEMEN VITAL dalam pewujudan maksud atau ketetapan Allah. Seolah jika
Yudas tak lahir maka mana mungkin Yesus
akan disalibkan. Tetapi jika kita
memahami bahwa Yudas dan penghianatannya merupakan peristiwa yang telah
dicakupkan didalam KETETAPAN ALLAH MENGENAI RENCANA KESELAMATAN MANUSIA MELALUI
YESUS KRISTUS, maka kita melihat bahwa Allah tidak pernah menjadi BERGANTUNG
PADA SEJARAH MANUSIA untuk menyukseskan MAKSUD
DAN KEHENDAK-NYA. Apa yang terjadi sebenarnya adalah sejarah manusia selalu
menjadi OBYEK KEDAULATAN ALLAH. Sejarah manusia telah digunakan Allah secara
bebas dalam kedudukan-Nya sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. “lebih
baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan,” memang hendak menyatakan
bahwa lebih baik orang tersebut tidak pernah lahir sama sekali ketimbang dia
menanggung penghukuman kekal akibat dosa yang membawanya kedalam posisi yang
sangat-sangat tidak membuat penciptanya dimuliakan.
- “Memang seperti yang telah ditetapkan,(Maz 22:1-23, Yesaya 53:1-12, Daniel 9:1-27)” tidaklah menjadi sebuah “excuse” atau pemakluman atas sebuah kekelaman teramat pekat sebuah kejahatan oleh Yudas Iskariot. Ketetapan Allah di dunia yang penuh dosa pasti akan “melintasi” begitu banyak kekelaman-kekelaman semacam ini. Ketetapan Allah yang memasukan peristiwa-peristiwa di dunia yang dikuasai oleh dosa, nyaris dalam hal ini tidak pernah dapat menemukan lintasan “suci” dalam bola dunia ini. Itu sebabnya Yesus berkata :” celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Dalam hal ini, Allah tetap menunjukan kebenciannya terhadap dosa, dan malahan Anak-Nya sendiri akan menjadi Domba yang akan disembelih untuk menghapus dosa manusia.
Kemudian, harus dicamkan dalam benak kita, bahwa tidak pernah
terjadi Allah menjadi tak berkecukupan dalam melaksanakan apa yang telah
dikehendakinya seolah Dia membutuhkan sumber daya di luar diri-Nya sendiri ( tidakkah dia
berkata bahwa dirinya Mahakuasa kepada Abraham –Kejadian 17:1; tidak ada
sesuatupun yang mustahil bagi Tuhan- Yeremia 32:17; bukankah Dia adalah Allah
semesta alam- Yeremia 15:16?); tidak pernah menjadi demikian sebab
Dia akan selalu TUHAN dan tidak pernah sedikitpun berkurang derajat-Nya sebagai
TUHAN, sehingga akan ada sebuah masa dimana Dia akan membutuhkan “pertolongan”
dari ciptaan-ciptaan-Nya agar seluruh maksud dan rencananya dapat digenapi
secara sempurna.
Apa yang terjadi sebenarnya adalah : Allah “masuk” kedalam
sejarah manusia- “peristiwa kejahatan yang dilakukan oleh seorang manusia yang
bernama Yudas Iskariot (tidakkah sejak penciptaan Allah telah masuk atau
melakukan intervensi atas perjalanan sejarah dunia :Kejadian 1:28 “Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.). Allah memilih dalam kedaulatan-Nya untuk
MENCAKUPKAN Yudas Iskariot dalam sebuah peristiwa yang telah menjadi ketetapan Allah terkait dengan Anak Domba Allah akan disembelih
untuk menghapus dosa manusia; seperti halnya Yesus Kristus MEMBAWA MASUK 12
MURIDNYA KEDALAM KETETAPAN ALLAH BAHWA DIA HARUS DIBUNUH DI YERUSALEM, dengan
cara MENGAJAK MEREKA TURUT SERTA PERGI KE YERUSALEM.
Ketika Yesus telah mengungkapkan bahwa ada salah satu diantara
keduabelas muridnya akan melakukan sebuah kejahatan yang teramat keji, lihatlah
bagaimana reaksi Yudas:
Matius 26:25 “Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Sukar bagi siapapun untuk memotret secara jitu momentum yang sungguh luar biasa ini dalam “lautan” emosi manusia. Seorang murid yang bertahun-tahun berada dekat dengan Yesus tanpa memiliki kehidupan Yesus pada akhirnya memang akan sanggup melakukan kejahatan terkeji dalam cara yang sangat dingin dan tenang. Bagi Yudas, Yesus kini adalah OBYEK KEPENTINGANNYA, bahkan dalam sebuah transaksi finansial. Motif kepentingan diri sendiri dan ekonomi telah membuat Yesus hanyalah seonggok 30 keping perak uang bagi seorang manusia bernama Yudas. Yesus hanya senilai itu, tidak lebih dari itu.
Tak aneh, jika dia dapat menjawab Yesus “Bukan
aku, ya Rabi?. “ Menjawab “siapakah” dia, dalam Injil Yohanes 13
ayat 26,27 dan 30, kita akan menjumpai rentet lanjutan dari momentum dramatis yang terjadi di meja perjamuan Paskah, yang dipersiapkan oleh murid-muridnya sendiri
bagi dirinya sendiri :
“Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.” Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.
Sesudah Yesus memberikan roti yang
telah dia celupkan kepada Yudas maka “ia
kerasukan Iblis.” Inilah sebuah lintasan sejarah manusia
yang kelam didalam ketetapan Allah. Inilah sebuah ketetapan Allah yang
berlangsung didalam dunia yang dikuasai dan dibelenggu oleh keinginan-keinginan
dosa dimana Iblis adalah tuan atas keinginan-keinginan dosa dan manusia adalah
sanderanya. Itulah sebabnya KETETAPAN
ALLAH yang bagaimanapun juga tidak akan pernah meniadakan konsekuensi kejahatan.
Di hadapan Anak Allah; di hadapan Anak Domba Allah, Iblis dibiarkan secara leluasa merasuki Yudas. Anak Domba Allah dalam Perjamuan Paskah yang dipersiapkan baginya sendiri, mempersilahkan Yudas segera melakukan apa yang harus dilakukan. Tidak ada pencegahan, tidak ada sedikitpun kecemasan pada diri Yesus. Pun dia tidak menghardik Iblis yang leluasa merasuki salah satu murid-Nya. Allah telah memasukan peristiwa ini menjadi bagian dalam KETETAPAN ALLAH. Sebuah kejahatan yang diinginkan dan dikehendaki oleh manusia Yudas dibiarkan begitu saja meluncur hingga mencapai puncaknya.
Setelah Yudas pergi, apakah yang Yesus katakan kepada murid-muridnya? Apakah dia memberikan evaluasi moral atas diri Yudas? Tidak!
Yohanes 13:31 “Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia”. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.”
- Ketika Yesus berkata “sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia,” maka ini adalah deklarasi yang hendak mengatakan bahwa Iblis yang merasuki Yudas itu sama sekali tidak pernah meraih kemenangan yang bagaimanapun di Meja Perjamuan Paskah yang telah dipersiapkan bagi Yesus.
- Ketika Yesus berkata demikian,maka ini adalah deklarasi bahwa Allah memegang kendali sepenuhnya atas peristiwa kejahatan yang keji oleh seorang muridnya! Segala sesuatu terjadi tepat seperti apa yang TELAH DITETAPKAN! Dan oleh sebab itulah “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia .“
Tak hanya
itu, setelah peristiwa pengkhianatan di Meja Perjamuan Paskah yang dipersiapkan
bagi dirinya, Yesus
kini mempersiapkan para muridnya untuk memasuki momen-momen kesendirian yang terberat dalam kehidupan
mereka!
Yohanes 13:33 “Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.”[Seperti yang telah kukatakan kepada orang-orang yahudi : Yohanes 7:33 dan Yohanes 7:34]
Pemberitahuan Yesus tentang kesendirian yang dialami para
murid-muridnya, sebetulnya telah pernah disampaikan oleh Yesus sebelumnya, dan Petrus adalah seorang murid yang memberikan respon yang berlawanan dengan ketetapan Allah dengan berkata :
Yohanes 13:36 “Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
Respon Petrus terhadap jawaban Yesus : Yohanes 13:37 “Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa
aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
Kita dapat katakan ini adalah salah satu dari 3 kali PETRUS
berupaya MELAWAN KETETAPAN YESUS (saya
sudah mengulas 2 bentuk perlawanan
PETRUS terhadap KETETAPAN ALLAH pada artikel ini bagian10 dan bagian11).
Pada momen ini, Petrus melawan KETETAPAN YESUS yang
mengatakan “ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat
mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan
mengikuti Aku.”
Yesus tidak mengatakan bahwa engkau tidak dapat mengikuti dia ( ke tempat Yesus pergi) selama-lamanya, hanya untuk sekarang ini. Sebab Yesus mengatakan bahwa Petrus pada akhirnya akan mengikuti Dia ( ke tempat dimana Yesus pergi).
Petrus tidak menggubris
sama sekali bahwa, dia sama sekali tidak dapat pergi oleh dirinya sendiri ke tempat kemana Yesus
pergi sampai pada waktu yang Dia tentukan. Bahkan dia pikir, dengan nyawanya
dia dapat pergi. Tidakkah ada
banyak pemimpin atau pendeta atau orang
Kristen yang memiliki keyakinan dan pola pemikiran seperti Petrus ini? Bahwa
dia dapat pergi ke tempat di mana Yesus
berada dengan PENGORBANAN DIRI SENDIRI atau DENGAN UPAYA DIRI SENDIRI? Apakah
anda seperti Petrus yang berkeras MELAWAN KETETAPAN ALLAH yang semacam ini?
Perhatikanlah
tanggapan Yesus terhadap Petrus:
Yohanes 13:38 “Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Tak hanya Yesus
meragukan atau telah memvonis nilai dari
kemauan Petrus untuk mengorbankan dirinya, menyangka kalau itu dilakukan, dia dapat pergi kemana
Yesus akan berada dengan sendirinya;
Yesus bahkan memperlihatkan bahwa Petrus justru akan menyangkali Yesus 3 kali
sebelum ayam berkokok.
Yesus, sebetulnya bukan
hanya mengatakan sebuah “kesendirian
terberat” yang akan dialami oleh murid-muridnya;Yesus bukan sekedar
mempersiapkan mereka untuk menjalani kesendirian yang sama sekali tidak akan mereka
sangka. Yesus juga mempersiapkan mereka untuk mengalami KETETAPAN ALLAH yang
sangat keras untuk dialami oleh manusia :
Matius 26:31 “Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.”
SEMUA tanpa kecuali, 12 murid Yesus akan tergoncang imannya
karena Aku. Bahkan, dalam hal ini, sekalipun Yesus sudah mempersiapkan mereka,
tetap saja iman mereka akan tergoncang, sebab
pada dasarnya tidak akan ada manusia yang akan sanggup memahami pikiran-pikiran
TUHAN yang tak terselami dalam KETETAPAN-KETETAPANNYA, apalagi kala
berbunyi : “Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba
itu akan tercerai-berai.”
Siapakah “Aku” yang dimaksud? Allah!; Siapakah “gembala” yang dimaksud? Yesus!; Siapakah kawanan domba yang dimaksud? 12 murid Yesus. [ Zakaria 13: 7 ]
Dan kita sudah saksikan, pada bagian sebelumnya, bagaimana
dalam hal ini, PETRUS sekali lagi MELAWAN KETETAPAN ALLAH ini dengan berkata “Petrus
menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua
tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.- Matius 26:33"
Yesus
Mengajak Murid-Murid-Nya Ke Taman Getsemani
Setelah mengajak ke Yerusalem, masuk kedalam KETETAPAN ALLAH.
Kini Yesus membawa para muridnya SEMAKIN dalam menyelami KETETAPAN ALLAH yang
sudah dikatakan sebelumnya akan MENGGONCANGKAN iman mereka semua.
Matius 26:36 “Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
Yesus
pergi ke suatu tempat untuk pergi berdoa! Berangkali akan muncul dalam benak
kita, jika segala sesuatu telah ditetapkan maka untuk
apalagi kita berupaya seperti berdoa?
Dalam hal ini, kita tidak perlu lagi berdebat dalam soal itu, sebab
Yesus pun setelah begitu lebar dan dalam MENYATAKAN APA-APA YANG TELAH MENJADI
KETETAPAN ALLAH pada kenyataannya tetap saja mengajak para muridnya pergi untuk berdoa!
Matius 26: 37-38 “Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Yesus bahkan mengajak serta Petrus dan 2 anak Zebedeus : Yohanes dan Yakobus (Markus
3:17). Ya... Yesus mengajak Petrus, murid yang
berkali-kali memperlihatkan penentangan terhadap ketetapan Allah yang
dinyatakan Yesus Kristus sendiri. Demikian juga Yohanes dan Yakobus, dua orang yang secara nyata cuku
mudah untuk dikuasai oleh murka yang menyala-nyala, memperlihatkan
ketidakmengertian atas maksud kedatangan Yesus ( Lukas 9:54-55). [Petrus, Yohanes
dan Yakobus dapat dikatakan terlibat
juga dalam sejumlah peristiwa istimewa :
Markus 5:37, Matius 17:1]
Kali ini pun ketiga orang murid ini pun yang Yesus ajak
secara khusus untuk turut berdoa bersama dengan dia.
Mengapa
dan Apakah Yang Yesus Doakan?
Dalam ketetapan
Allah yang harus dia alami dan telah dia
nyatakan dan bahkan telah dia jalani sejauh ini, lantas apa perlunya dia harus
berdoa?
Yesus berkata “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. “ Sebagai manusia maka kesedihan adalah sebuah keniscayaan yang akan dialami oleh manusia menjelang kematian yang akan dihadapi.
Tetapi jelas, sebagaimana Yesus sendiri telah nyatakan, bahwa
kematian yang akan dia alami bukanlah kematian yang biasa. Perjamuan Paskah
yang dipersiapkan oleh para muridnya telah merupakan sebuah bayang-bayang penderitaan yang segera
akan terjadi secara pasti, dan yang
harus dia tanggung; tidakkah dalam perjamuan Paskah, “roti penderitaan” ada
disajikan (Ulangan 16:3) baginya?
Tidakkah kini sang Anak Domba Allah telah teramat dekat untuk disembelih,
dimana pada dirinya semua dosa akan ditimpakan kepada dia.
Teks-teks Perjanjian Lama berikut ini akan membantu untuk memberikan gambaran atau bayangan apa yang sedang dan akan dialami oleh Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang datang untuk menghapus dosa manusia ( Yohanes 1:29)
- Imamat 16:15 “Lalu ia
harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban
penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke
belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang
diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas
tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.”
- Imamat 16:21 “dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.”
Allah HANYA MENYEDIAKAN YESUS sebagai Kurban yang dipersembahkan bagi Allah sendiri, tidak ada yang lain. Allah
sendirilah yang meletakan kedua tangannya ke atas kepala Yesus dan menimpakan
segala kesalahan orang dan segala pelanggaran, apapun juga dosa mereka.
Yesus HARUS menanggung semuanya, dan Allah kemudian
MELEPASKAN ATAU MEMBIARKAN YESUS MENJALANINYA SENDIRIAN. Bapa akan melepaskan Yesus sendirian untuk menanggung
SEMUA dosa BANGSA/ORANG-ORANG PILIHANNYA
DI SELURUH DUNIA; DISELURUH BANGSA-BANGSA! [Namun jelas dalam hal ini Yesus sendiri adalah Imam dan
kurban itu sendiri dan dia menguduskan dirinya dengan darahnya sendiri bukan darah hewan, bahkan
hal ini dilakukan satu kali dan untuk selama-lamanya, sebagaimana Ibrani
9:11-14, Ibrani 10:10,14 gambarkan]
Sehingga dapat dipahami, mengapa Anak Domba Allah itu berkata
“seperti mau mati rasanya,” sebab
setidak-tidaknya dia sangat tahu bahwa
momen-momen penderitaan dahsyat akan dia
alami : menanggung dosa banyak orang-
segala dosa dan menjalaninya sendirian, seperti kambing jantan yang dilepaskan, sendirian
ke padang gurun. Sebuah tempat tandus penuh kesengsaraan dan
kesukaran-kesukaran yang tak terperikan dimana tiada air yang akan menghapus
dahaga akibat sengat matahari menerpa dan membakar tubuhnya tanpa ampun dan tiada perteduhan untuk mengistirahatkan tubuh
dan jiwanya. Bahkan ini pun tak cukup dan tidak pantas untuk menggambarkan
ekspresi “seperti mau mati rasanya.”
Kemanusiaan Yesus dapat merasakan secara sempurna bagaimana Allah akan menimpakan semua dosa ke atas dirinya; bagaimana dia harus menanggungnya sendirian; bagaimana saat dimana dia harus disembelih sebagai kurban penghapus dosa manusia sudah teramat dekat dan nyata. Dan dia menyatakan betapa beratnya yang harus dia alami :Matius 26: 39 “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Mengapa
Yesus yang memprediksikan
bagaimana kematiannya harus berlangsung dan untuk apa kematiannya itu, bahkan menyatakanya
sebagai KETETAPAN ALLAH dapat berkata “Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku
,“ seolah-olah dia tidak melakukannya
sepenuh hati?
Yesus
memberitahukan kepada kita secara terbuka, apa sebenarnya yang sedang dia alami :
Matius 26:41 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Kemanusiaan Yesus
Kristus, tepat sebagaimana kita, bahwa “roh memang
penurut, tetapi daging lemah.” Ketika Yesus berkata “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku ,“ maka
terlihat secara nyata bahwa kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan yang sejati;
bahwa ketakutan, kesedihan, rasa sakit dan penderitaan
yang dia alami adalah nyata, senyata yang
dapat kita rasakan. Kemanusiaan
Yesus Kristus menginginkan agar cawan
itu jika mungkin dapat berlalu.
Dengan kata lain jika memungkinkan, biarlah dia tidak mengalami ini.
Namun kemanusiaan Yesus Kristus tidak menjadi tuan atas Yesus
Kristus;
kemanusiaan Yesus Kristus tidak pernah memegang kendali diri Yesus Kristus.
Sehingga dalam antisipasi penderitaan, kesengsaraan dan kematian yang akan
segera menghampiri dirinya. Yesus
kemudian dapat berdoa secara demikian:
Matius 26:42 “Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Sebuah pergumulan aktual telah dialami oleh Yesus, namun kali ini
Yesus MEMENANGKAN pergumulan ini sehingga
dia dapat berkata “jikalau
cawan ini tidak
mungkin lalu, kecuali apabila aku meminumnya.”
Mengapa tidak mungkin? Sebab sebagaimana Yesus sendiri telah perlihatkan sebelumnya, bahwa hal kelam pekat yang harus menimpa dirinya adalah SEBUAH KETETAPAN ALLAH, dalam hal ini Yesus berkata “jadilah kehendak-Mu!” Yesus tunduk kepada kehendak Bapa; Yesus memang sejak semula memang tak terpisahkan sama sekali dengan ketetapan Allah.
Bahkan kita melihat bahwa “KETETAPAN
ALLAH,” sekalipun melibatkan Yesus, tidak lantas membuat Yesus menjadi robot
atau boneka Allah. Kita telah melihat bagaimana manusia Yesus dalam “kehendaknya”
bergumul namun tunduk, merasakan tekanan dan derita yang tak terkirakan
namun pada akhirnya dapat berkata “jadilah kehendak-Mu.”
Ketetapan Allah memang tidak mungkin dirubah oleh siapapun, namun tidak lantas membuat Kedaulatan Allah ini menjadikan manusia-manusia sebagai robot. Yesus telah memperlihatkan secara sempurna bagaimana dirinya yang merupakan KETETAPAN ALLAH itu sendiri pun bergumul namun pergumulannya tidak pernah mendikte kehidupannya, sama seperti Iblis tidak dapat mendiktekan keinginannya saat mencobai Yesus di padang gurun (Matius 4:1-11,Lukas 4:1-13,)
Yesus menjalani kehendak Bapa untuk meminum cawan
yang harus dia minum; bahwa penderitaan dan kematian yang harus dia jalani
MEMANG SELARAS DENGAN KETETAPAN ALLAH. Bahwa tidak ada yang KELIRU dengan penderitaan
dan kematian diri Yesus; bahwa hal tersebut tidak akan merugikan kemuliaan
Allah; bahwa keselamatan umat Allah BERGANTUNG TOTAL pada penderitaan dan kematian yang harus dia
jalani!
Yesus,
bahkan masih berdoa untuk kali ketiga:
Matius 26:44 “Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.”
Setelah itu, Yesus kembali mendeklarasikan KETETAPAN ALLAH yang harus menimpa dirinya,
sebagaimana yang telah berkali-kali dia kemukakan kepada para muridnya dalam
berbagai kesempatan:
Matius 26:45 “Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.”
Yesus pun
memberikan persiapan terakhir sebab momentumnya
hanya tinggal beberapa langkah kaki saja :
Matius 26:46 “Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Segera setelah Yesus, Anak Domba Allah telah secara aktual
meminum cawan itu- penderitaan dan kematian kini mulai menantikan dirinya:
Matius 26:47-56, “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.”
- “Datanglah Yudas, memberitahukan tanda ini, yang akan kucium, tangkaplah dia!” Kita melihat bahwa Yudas pada akhirnya menggenapi apa yang telah ditetapkan oleh Allah atas dirinya. Dia menggenapinya bukan bagaikan robot, tetapi sebagai seorang penjahat dan penghianat profesional, lengkap dengan masa dan kekuatan pasukan bersenjata. Mengantisipasi adanya kemungkinan perlawanan. Sebuah kejahatan yang dilakukan atas kemaun dan keinginan sendiri telah dibiarkan Yesus untuk dilakukan oleh Yudas. Sebuah lintasan sejarah kelam telah dilihat oleh Allah jauh sebelum semuany ada, telah tercakup dalam ketetapan Allah yang teramat besar dan agung.
- “Salam Rabi," lalu mencium Dia dan "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Yudas bahkan tidak mengenal siapa Yesus sebagaimana yang dikehendaki Bapa; Yudas hanya mengakui Yesus sebatas Rabi; Yudas tidak mengakui Yesus sebagai Mesiasnya!
- Dan Yesus membalas dengan “ Hai teman,” kepada penghianatnya; kepada orang yang menyerahkan dirinya. Yesus tidak menyebut Yudas sebagai muridnya dalam peristiwa penghianatan, tetapi “teman,” sebagai sebuah sindirian atas tindakan penghianatan yang sedang dia lakukan melalui sebuah salam yang berwujud ciuman; yang sedang dia lakukan dalam wujud panggilan Rabi atau Guru!
Ditengah-tengah kemelut mencekam itu, salah seorang murid
Yesus menjadi tak kuasa melihat fakta pahit yang sedang dia saksikan: “seorang dari mereka yang menyertai Yesus... menghunus
pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya,”
dan kita dapat mengetahui bahwa murid tersebut adalah PETRUS, sebagaimana
dicatat dalam Injil Yohanes 18:10.
Sebuah aksi kekerasan menyeruak dalam
proses penangkapan Yesus. Dan itu dilakukan oleh pihak Yesus. Dan Yesus segera
menghentikan aksi heroisme Petrus itu, dengan mengatakan hal yang teramat
fundamental terkait peristiwa ini; apakah Yesus
benar-benar sosok yang sama sebelumnya penuh dengan kuasa dan mujizat.
Hal ini terjawab melalui perkataan Yesus yang teramat gamblang: “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada
Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat
membantu Aku? “
Ini bukan soal apakah Yesus berkuasa atau tidak; bukan soal Tuhan tidak dapat mencegah Yudas untuk berbuat jahat; bukan soal apakah Tuhan tidak dapat mencegah konspirasi jahat. Yesus mengatakan hal yang paling keras dan akan selalu sukar untuk diterima manusia, bahwa hal ini memang harus dibiarkan terjadi sebab ini merupakan ketetapan Allah : “ bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci .“ Ini sama persis dengan ketika Yesus berdoa kepada Bapa, apakah cawan ini boleh berlalu atau tidak, dimana pada akhirnya Yesus berkata “jadilah kehendak-Mu.” Sebab : “tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.“ Itulah penegasan Yesus.
Dampak bagi murid-muridnya? Tepat seperti apa yang Yesus katakan bahwa SEMUA MURID-MURIDNYA AKAN TERGONCANG IMANNYA : “semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.” Juga sebagai sebuah KETETAPAN ALLAH, yang sebelumnya telah mati-matian ditentang oleh Petrus dan semua murid-muridnya. Faktanya, kini semuanya meninggalkan dia dan melarikan diri. Yesus kini sendirian memasuki fase sengsara dan kematiannya.
Bersambung
ke Bagian 14
***
No comments:
Post a Comment