F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1i)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1H
Sekarang kita akan menyorot cahaya firman Tuhan pada paragraf 11, sehingga kita akan melihat secara benderang bagaimana kitab suci menilainya, dan apakah yang diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono selaras, atau bengkok terhadap maksud firman Tuhan yang dikutipnya sebagai dasar pengajarannya? Mari kita membaca paragraf tersebut, dan berfokus terlebih dulu pada bagian yang saya tebalkan:
Kebaikan yang dimiliki orang percaya memang bukan dasar untuk memperoleh keselamatan (Ef 2:8-9). Tetapi kebaikan moral yang semakin sempurna seperti Bapa merupakan ciri dari orang yang benar-benar telah diselamatkan. Orang yang mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus tetapi tidak semakin serupa dengan Dia, berarti tidak hidup dalam keselamatan-Nya. Ingat bukan orang yang memanggil Dia Tuhan yang akan selamat, tetapi yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23). Oleh sebab itu hendaknya kita tidak menganggap murah keselamatan dalam Yesus Kristus. Ada harga yang harus dibayar untuk mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus tersebut, yaitu meninggalkan pola hidup manusia pada umumnya untuk mengenakan hidup baru seperti kehidupan yang dikenakan Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang disebut mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Fil 2:5-13).

Saya akan terlebih dahulu meninjau  pembuka paragraf ini. Pembuka yang menarik, sebab untuk ke sekian kalinya memperlihatkan betapa rancunya pandangan dan pengajaran pendeta Erastus Sabdono mengenai bagaimana keselamatan itu berlangsung. Sebelumnya dia berkata dan mengajarkan berdasarkan Lukas 13:23-24 bahwa orang yang telah percaya harus berjuang melalui pintu yang sesak itu (atau artinya: keselamatan masih harus diperjuangkan), padahal tidak demikian penentuan keselamatan itu (Lukas 13:25-27). Kerancuan itu menajam kala Roma 8:28 diseret paksa untuk menopang pandangannya.
Kembali, kerancuan pengajarannya kian menajam kala Efesus 2:8-9 dibawa masuk untuk mendukung pengajarannya, namun secara gegabah, sebab jelas teks tersebut berlawanan frontal dengan pengajarannya, sebuah kesalahan fatal sebangun saat ia menggunakan Lukas 13:23-24 yang sama sekali tidak mengkomunikasikan gagasan pengajarannya. Jika sebelumnya, pendeta Erastus menyatakan bahwa orang yang telah percaya harus berjuang keras untuk melalui pintu yang sesak itu sebagai proses keselamatan, tepatnya begini dinyatakannya: “Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk menjalani proses keselamatan (Luk 13:23-24)- paragraf 10.”  Maka saat ia menautkan  Efesus 2, maka pertanyaannya: apakah benar Efesus 2:8-9 mendukung gagasan pengajaran  pendeta Erastus tersebut, bahwa keselamatan adalah PROSES yang harus dijalani? Dan, apakah benar Efesus 2:8-9 bertemali dengan kebaikan moral pada diri manusia itu sendiri sebagai yang harus diupayakannya sendiri? Apakah Efesus 2:8:9  mendukung pengajarannya? 

Mari kita meninjaunya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1H)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1G

Sekarang, saya akan meninjau  penutup pada paragraf 10, yaitu: “Proses ini tidak akan dialami oleh mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom 8:28).” Kala “proses ini” adalah “keharusan orang-orang Kristen untuk berjuang keras melalui pintu yang sesak” berdasarkan Lukas 13:23-24, maka sudah jelas,sebagaimana yang telah saya paparkan pada bagian 1F dan 1G, Lukas 13:23-24 itu sendiri, bukanlah sebuah perintah terkait  bagaimana keselamatan harus terjadi pada orang percaya. Bahkan saya sudah menunjukan juga,  bahwa tuan rumah, sama sekali tidak memperhitungkan perjuangan keras itu, sebaliknya apakah tuan rumah mengenal setiap orang itu (Lukas 13:25-27), dan  bukankah tuan rumah, tak peduli seberapa gigihnya mereka berjuang melalui jalan sesak itu, menyebut mereka pelaku-pelaku kejahatan (Lukas 13:27) karena tuan rumah tidak mengenali mereka?! Tak dikenali oleh tuan rumah telah mendefinisikan kemana ujung kehidupan mereka (Lukas 13:28). Sungguh berbeda ketika Yesus juga menyebutkan satu-satunya JALAN yang harus dituju, namun bukan dengan perjuangan keras, namun percaya.

Sehingga menyatakanProses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus ( dengan menautkan Rom 8:28),” merupakan hal yang sangat salah, oleh sebab dua hal pokok: a.proses  berjuang melalui jalan sesak untuk menuju keselamatan sebagaimana Lukas 13:23-24, sama sekali tidak berujung ke keselamatan, dan b. bukan saja,  bukan untuk orang percaya, namun, juga  bukan merupakan cara  atau metoda keselamatan bagi yang tak percaya agar selamat, sebab memang tidak menghasilkan keselamatan (sebab Lukas 13:25-28 menunjukan hanya yang dikenal tuan rumah yang selamat, tak ada hubungan sama sekali dengan seberapa keras dan gigihnya perjuangan itu dilakukan).

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1G)



Oleh:Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1F

Saya masih akan menyorot paragraf 10, khususnya yang dikaitkan  oleh pendeta Erastus dengan Lukas 13:23-24. Saya sudah memaparkan, apa sebetulnya  yang terjadi di dalam Lukas 13:23-24 dan kepada siapakah ditujukan? Apa yang menarik untuk tidak dilewatkan begitu saja, pada paragraf ini, adalah  bagian ini:
Setelah seseorang menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus, maka kebaikan yang dimiliki haruslah kebaikan yang berstandar Kristus. Mereka dikehendaki untuk sempurna seperti Bapa. Itulah sebabnya orang-orang yang disebut sebagai umat pilihan, mereka adalah orang-orang yang harus menjalani hidup lebih berat dan sukar sebab mereka harus diproses melalui pemuridan untuk sempurna seperti Bapa atau memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk menjalani proses keselamatan.” 


Perhatikan sejumlah poin tinjauan saya berikut ini:
(1)Apakah Yesus menuntut adanya sebuah kebaikan yang berstandard Kristus sebagai sebuah kepemilikan yang harus? Dikehendaki seperti Bapa?

Terpenting dari semuanya, siapapun tidak akan menemukan jawabannya pada Lukas 13:23-24, sebagaimana yang telah dikutipkan oleh pengkhotbah, pendeta Dr.Erastus Sabdono yang digunakannya untuk menyokong pandangan dan pengajarannya,  oleh  dua sebab terdasar: a.Teks tersebut bukan ditujukan bagi orang yang telah percaya, dan b.Lukas 13:23-24 pada akhirnya bermuara di samudra “apakah seseorang itu telah dikenal oleh Allah atau tidak,” bukan  sama sekali pada seberapa keras anda berjuang atau sedeterminasi apakah anda memperjuangkan keselamatan itu (bacalah kelanjutannya, bagaimana  hasil akhir perjuangan segenap hati itu pada Lukas 13:25-29), tuan rumah sama sekali tidak memperhitungkan perjuangan keras namun apakah orang tersebut dikenalnya? Saya sudah menjelaskan hal ini pada bagian 1F.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1F)



Oleh:Martin Simamora

Credit: slodive.com
Bacalah lebih dulu bagian 1E
Sekarang, saya akan melanjutkan tinjauan pada paragraf 9 tersebut: “Bagi orang yang mendengar Injil perbuatan baik tidak menyelamatkan sebab keselamatan ditentukan oleh sikapnya terhadap salib (dan keselamatan disini bukan hanya terhindar dari neraka tetapi harus kembali kepada gambar Allah). Setelah seseorang menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus, maka kebaikan yang dimiliki haruslah kebaikan yang berstandar Kristus. Mereka dikehendaki untuk sempurna seperti Bapa. Itulah sebabnya orang-orang yang disebut sebagai umat pilihan, mereka adalah orang-orang yang harus menjalani hidup lebih berat dan sukar sebab mereka harus diproses melalui pemuridan untuk sempurna seperti Bapa atau memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk menjalani proses keselamatan (Luk 13:23-24). Proses ini tidak akan dialami oleh mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom 8:28).


Diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono: “Setelah seseorang menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus, maka kebaikan yang dimiliki haruslah kebaikan yang berstandar Kristus. Mereka dikehendaki untuk sempurna seperti Bapa. Itulah sebabnya orang-orang yang disebut sebagai umat pilihan, mereka adalah orang-orang yang harus menjalani hidup lebih berat dan sukar sebab mereka harus diproses melalui pemuridan untuk sempurna seperti Bapa atau memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk menjalani proses keselamatan (Luk 13:23-24)

Benarkah Lukas 13:23-24 dapat dijadikan dasar atau teks yang ditujukan bagi seorang yang telah menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus, sebagaimana diindikasikan oleh pengkhotbah tersebut?
Mari kita  melihat Lukas 13:23-24  pada konteksnya:
Lukas 13:23-24 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Siapakah yang bertanya kepada Yesus? Tidak dikatakan siapa namanya, namun jelas bukan salah satu dari 12 murid Yesus. Perhatikan  lingkungan atau situasi yang melatari dialog tersebut:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1E)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1D

Paragraf sepuluh: Bagi orang yang mendengar Injil perbuatan baik tidak menyelamatkan sebab keselamatan ditentukan oleh sikapnya terhadap salib (dan keselamatan disini bukan hanya terhindar dari neraka tetapi harus kembali kepada gambar Allah). Setelah seseorang menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus, maka kebaikan yang dimiliki haruslah kebaikan yang berstandar Kristus. Mereka dikehendaki untuk sempurna seperti Bapa. Itulah sebabnya orang-orang yang disebut sebagai umat pilihan, mereka adalah orang-orang yang harus menjalani hidup lebih berat dan sukar sebab mereka harus diproses melalui pemuridan untuk sempurna seperti Bapa atau memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk menjalani proses keselamatan (Luk 13:23-24). Proses ini tidak akan dialami oleh mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom 8:28).


Paragraf  sepuluh, ini merupakan paragraf yang penuh dengan kesalahan fatal; buah-buah alami dari sebuah pohon pengajaran - yang dikatakan oleh  Rasul Paulus - Injil yang lain atau injil yang bukan sama sekali berakar pada KASIH KARUNIA KRISTUS :
Galatia 1:6-9” Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” 


Bandingkan dengan: 2 Korintus 11:3-4:” Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1D)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dahulu bagian1C

Dengan demikian, pernyataan pendeta Erastus Sabdono selanjutnya, pada paragraf 9 tersebut, melanjutkan kesalahannya fatalnya: “Perbuatan baik memang tidak menyelamatkan, tetapi itu hanya berlaku bagi mereka yang mendengar Injil (keselamatan mereka tergantung sikapnya terhadap karya Kristus)”. Pernyataan ini  merupakan penegasan gagasan utama yang diusungnya bahwa ada terdapat keselamatan di luar Kristen yang disokong oleh Kitab suci. Secara berulang ditekankan olehnya, bahwa keselamatan dari Allah yang datang ke dunia, hanya berlaku bagi mereka yang mendengar Injil.  Pada bagian 1B, saya sudah tunjukan bahwa kebenaran yang telah dinyatakan oleh Tuhan, berlaku bagi semua manusia. Tak peduli apakah seseorang itu pernah mendengar atau belum pernah mendengar sama sekali; percaya atau tidak percaya.

Teks-teks semacam ini, tidak bisa anda dan siapapun mengurungnya dan mengatakan hanya berlaku bagi mereka yang mendengar Injil. Perhatikan bagian yang saya beri penekanan dengan menebalkan dan memberikan garis bawah:
Yohanes 3:16              Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kepada siapakah firman ini? Kepada dunia, kepada setiap  manusia di dunia ini. Teks ini mengabaikan atau lebih tepat melampaui lokalitas, kebangsaan dan kekinian era kala itu, ketika Yesus sendiri berkata: “supaya SETIAP orang yang PERCAYA kepada-Nya, tidak binasa.”


Perhatikan! Perbuatan  baik tidak menyelamatkan, bukan hanya ditujukan bagi orang-orang Kristen saja, sebagai kebenaran yang kerjanya hanya pada yang beriman kepada Kristus. Ketika Yesus berkata “supaya setiap orang yang PERCAYA kepada-Nya, TIDAK BINASA,” maka jelas, SETIAP YANG TIDAK PERCAYA: BINASA. Iman kepada Yesus Kristus adalah faktor tunggal; iman kepada Yesus Kristus dituntut oleh Yesus kepada SETIAP manusia di DUNIA, supaya tidak binasa.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1C)



Oleh: Martin Simamora



The centurion of  Capernaum before Christ - Credit: Paulo Veronese 1581-2

Pada  paragraf 9 berikut ini, sementara pendeta Erastus Sabdono membuat pernyataan “semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka” dikatakan olehnya sebagai perumusan manusia berdasarkan sebuah dalih, sebaliknya kita akan menemukan bahwa itu adalah  argumentasi yang sangat salah secara fatal.  Mari, terlebih dahulu, kita membaca paragraf tersebut: 

paragraf 9: Banyak orang Kristen dengan dalih bahwa perbuatan manusia tidak menyelamatkan lalu mulai merumuskan bahwa semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka. Perbuatan baik memang tidak menyelamatkan, tetapi itu hanya berlaku bagi mereka yang mendengar Injil (keselamatan mereka tergantung sikapnya terhadap karya Kristus). Bagi orang yang tidak mendengar Injil, perbuatan baik merupakan ukuran dalam penghakiman nanti. Penghakiman itu akan menjadi ukuran apakah seseorang diperkenan masuk dunia yang akan datang atau binasa di dalam lautan api. Penghakiman terjadi atas manusia sesuai dengan perbuatannya.

Ketika dikatakan: “Banyak orang Kristen dengan dalih bahwa perbuatan manusia tidak menyelamatkan lalu mulai merumuskan bahwa semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka.”  Maka  ada 2 pertanyaan mendasar yang harus dijawab:

(1)Benarkah “perbuatan manusia tidak menyelamatkan” merupakan dalih belaka?
(2)Benarkah “semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka”  merupakan rumusan manusia?

Sekarang kita harus membuka Alkitab kita. Benarkah  Alkitab mendukung dua hal yang sedang dituduhkan tersebut?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1B)



Oleh: Martin Simamora


Anda sangat dianjurkan untuk membaca bagian 1A


Sekarang, mari kita memperhatikan paragraf 6, paragraf 7 dan paragraf 8:
Paragraf 6: Hak istimewa ini tidak terdapat dalam ajaran dan agama manapun. Oleh sebab hak tersebut hanya ada melalui karya salib Kristus, maka tidak akan ada keselamatan di luar Kristus dan di luar Kristen. Tegasnya, tidak ada pemulihan karakter atau gambar diri seperti yang Allah kehendaki sesuai rancangan-Nya semula di luar Kristus dan di luar agama Kristen. Lagi pula di dalam agama manapun tidak ada sosok Yesus yang menjadi prototype yang harus diteladani. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada keselamatan di luar sosok Yesus sebagai “role model” nya. Justru sosok inilah yang menjadi “pokok keselamatan” bagi mereka yang mau taat kepada-Nya (Ibr 5:9).

Paragraf 7:Ketiadaan keselamatan dalam agama lain bukan hanya karena tidak ada penebusan oleh darah Yesus Kristus, tetapi juga karena tidak ada acuan atau standar kesempurnaan karakter yang harus dicapai. Dengan demikian kalau ada orang Kristen yang merasa dan mengaku memiliki penebusan dalam Yesus Kristus tetapi tidak menjadikan Tuhan Yesus sebagai acuan dan standar kesempurnaan moral yang harus dicapai, maka ia tidak memiliki dan mengalami keselamatan yang sejati. Jadi, jangan terkejut kalau suatu hari nanti orang-orang Kristen seperti itu disamakan dengan orang yang tidak mengenal Allah (Mat 24:45-51; 7:21-23).

Paragraf 8: Berkenaan dengan hal tersebut kita tidak boleh menggunakan pola keselamatan untuk orang yang mendengar Injil dengan orang yang tidak mendengar Injil. Pola keselamatan yang ditawarkan kepada orang yang mendengar Injil dan yang tidak mendengar Injil berbeda. Demikian pula dengan kualitas keselamatan yang dimiliki masing-masing. Pengertian keselamatannya pun juga berbeda. Bagi mereka yang mendengar Injil keselamatan ditentukan oleh sikapnya terhadap karya Kristus, tetapi mereka yang tidak mendengar Injil ditentukan oleh kebaikan hati nuraninya (Rom 2:11-16). Moral orang yang tidak mendengar Injil dituntut untuk baik sesuai dengan torat (baik yang tersurat di atas perkamen atau loh batu maupun yang tersurat di dalam hati), tetapi bagi orang yang mendengar Injil dan menerima keselamatan dalam Yesus Kristus, mereka dituntut untuk sempurna seperti Bapa.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1A)



Oleh: Martin Simamora



Pengantar
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, kini saya akan menyajikan sebuah tinjauan terhadap sebuah pengajaran, yaitu pengajaran “Keselamatan Diluar Kristen”  yang dapat juga ditemui dan dibaca di situs Gereja GBI Rhema "GBI RHEMA Church" yang beralamat di Australia. Dalam situs tersebut terdapat 12 bagian (untuk kemudahan, anda dapat membacanya pada tautan ini) mengenai pengajaran tersebut. Tinjauan ini memiliki tujuan tunggal untuk mengetahui apakah Alkitab memang mendukung pengajaran yang hendak menyatakan sebuah kemungkinan adanya keselamatan di luar Kristen? Dengan kata lain apakah pengajaran yang diusung oleh Pdt.Dr Erastus Sabdono tersebut selaras dengan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus dan oleh para rasul  sebagaimana yang tercatat di dalam Alkitab?

Sebelum saya memulainya, terlebih dahulu hendak menyajikan sejumlah refleksi dengan mengutip pandangan  dua teolog Kristen terkait  subyek bahasan kali ini. Dua pandangan ini  merupakan kaca mata kerangka berpikir dalam meninjau pengajaran tersebut.


It is in this discourse that we find the sixth “I AM” statement: “I am the way, the truth, and the life” (John 14:6). This particular statement has three different attributes, two of which we have explored already in the past few days. Yesterday, we saw that Jesus is the source and power of life. This is a clear affirmation of His own deity because any reader of the Bible knows that only God is the source and power of life. The “I AM” statement we find in 14:6 reinforces the fact of Jesus’ equality with God when Jesus claims again to be the Life.


Likewise, we have also seen that Jesus is the only way to the Father. He spoke of this before when He called Himself the Door of the Sheep, and reiterates it again in 14:6 when He calls Himself the Way. This statement was offensive to the pluralistic culture of that day and remains so even in the twenty first century.

Ada di dalam  ulasan berseri ini bahwa kita menemukan  “pernyataan AKU ADALAH” yang keenam: “Aku adalah jalan, kebenaran, dan hidup” (Yohanes 14:6). Pernyataan pokok ini memiliki tiga atribut berbeda, dua diantaranya telah kita eksplorasi dalam beberapa hari lalu. Kemarin, kita telah melihat bahwa Yesus adalah sumber dan kuasa hidup. Ini adalah sebuah afirmasi yang jernih akan keilahiannya karena siapapun pembaca Alkitab mengetahui bahwa hanya Allah  sumber dan kuasa hidup. Pernyataan “AKU ADALAH” yang kita jumpai dalam 14:6 mengokohkan fakta kesetaraan Yesus dengan Allah ketika Yesus mengklaim  menjadi sang Hidup.


Demikian juga, kita telah melihat bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Bapa. Dia telah mengatakan hal ini sebelum saat dia menyebut dirinya sendiri Sang Pintu Domba, dan menyatakannya kembali dalam 14:6 kala dia telah menyebut dirinya sendiri Sang Jalan. Pernyataan ini  telah menyerang budaya pluralistik pada  waktu itu dan bahkan masih tetap demikian dalam abad ke dua puluh satu. 
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9