Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi
Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan
Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-6)”
Relasi Yesus terhadap hukum Taurat sebagai dirinya
yang menggenapi sehingga tidak ada
satu bentuk ke-antara-an antara dirinya dengan hukum Taurat, tak hanya:
Matius
5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
yang menunjukan
apakah tujuan kedatangan Yesus itu, bahwa Ia dan firman yang telah dituliskan
oleh para nabi itu, sama sekali tak terpisahkan, tetapi juga, oleh pernyataannya itu, maka kitab-kitab suci
itu sendiri sama sekali tak akan berarti atau belaka pepesan
kosong,jika tanpa penggenapan yang terletak hanya pada dirinya:
Matius
13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin
mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Bahkan
bahwa dirinya adalah satu-satunya penggenap
hukum Taurat, kitab para nabi dan Mazmur, merupakan kebenaran yang
diberitakan kepada banyak orang, sebagai sebuah sentral dan struktur utama
tunggal dalam kebenaran yang harus diberitakan kepada manusia. Dalam hal itu,
Yesus menekankan kebenaran ini adalah soal hidup
atau mati, seorang bahkan dinyatakan murtad atau tidak, berdasarkan penerimaan
dan kesetiaan pada kebenaran
Yesus adalah penggenap tunggal
hukum Taurat dan kitab para nabi:
Matius
13:18-23 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada
setiap orang yang mendengar firman
tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan
merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di
pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya
dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran
dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti,
dan karena
itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang tiga puluh kali lipat."
Yesus
adalah firman tentang kerajaan sorga. Nabi Yohanes Pembaptis menyatakan
kebenaran ini berdasarkan ketetapan nabi Yesaya atas dirinya dan atas siapakah Yesus:
Matius
3:1-Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!
Sesungguhnya
dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya."
Yesus adalah
penggenap segala kebenaran dalam kitab suci, dalam sebuah cara yang menunjukan
bahwa tanpa kedatangan kerajaan Allah sebagai satu-satunya yang menggenapi
kehendak Allah, maka semua itu adalah omong kosong. Para nabi perjanjian lama
dengan demikian hanyalah sebuah mulut penuh dusta kala menyampaikan kebenaran
dan tanpa penggenapan: