Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam
Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-2)”
Bacalah
terlebih dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-1)”
Dalam pemerintahan hukum
Taurat maka penghakiman dilangsungkan berdasarkan hukum tersebut namun
keputusan hakim berdasarkan tindakan Allah untuk tidak memperhitungkan
kebenaran hukum Taurat pada setiap manusia yang padanya telah diikatkan-Nya
kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. Maka pada kasus Daud inilah yang terjadi:
Dan
Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau
tidak akan mati.- 2 Samuel 12:13
Ini
adalah tindakan kasih setia Tuhan yang
berupa: menariknya keluar dari kebinasaan yang telah ditetapkan-Nya bagi setiap
manusia yang melanggar ketetapan kudus-Nya dalam hukum Taurat, sebagaimana yang
sangat disadari Daud:
Lalu
Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan:
"Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.- 2
Samuel 12:5
Kemudian
berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!- 2 Samuel 12:7
Ada 2 hal yang
berlangsung dan dinyatakan di sini:
Pertama:
kebinasaan manusia secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat diuraikan
dari natur manusia dihadapan hukum Taurat: binasa karena satu dosa terhadap
kehendak kudus hukum Taurat
Kedua:
Tindakan Kasih Karunia Allah secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat
diuraikan dari ketakberdayaan manusia untuk melarikan diri atau menamengi
dirinya dari konsekuensi pelanggaran terhadap taurat, yaitu kebinasaan dengan
perbuatan-perbuatan baik setelahnya, karena natur kerja hukum Taurat itu segera
membawa si pelanggar pada kebinasaan dalam dosa.
Perhatikan ini:
Imamat
18:20 Dan janganlah engkau bersetubuh dengan isteri sesamamu, sehingga engkau
menjadi najis dengan dia.
Imamat
18:4-5 Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku
dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu. Sesungguhnya
kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku
dan peraturan-Ku. Orang yang
melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.
Jadi
tidak ada sedikit saja ruang untuk
kesalahan atau untuk kemanusiaan atau untuk bertobat berdasarkan perbuatan diri
sehingga dapat “hidup karena bertobat.” Hidup yang dibicarakan di sini adalah “hidup
karena berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku.” Sebuah kehidupan yang
begitu berbeda dengan kehidupan yang dimiliki bangsa-bangsa lain yang sekalipun
hidup namun tak pernah memiliki kehidupan dari Allah: “Kamu harus berpegang
pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku.”
Jika
melanggar, maka tak memiliki kehidupan dari Tuhan, atau hidup tanpa memiliki
kehidupan Tuhan. Posisi ini menjadi dasar bagi kebinasaan tanpa ruang
pertobatan sebab, pada dasarnya, sekali sebuah pelanggaran terjadi, manusia itu
terhempas lepas dari kehidupan. Itu sebabnya ditegaskan kepada Musa:
Imamat
18:2-4 Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Akulah
TUHAN, Allahmu. Janganlah
kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah
Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah
kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku
membawa kamu; janganlah kamu hidup
menurut kebiasaan mereka. Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus
berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu.
Ada
kehidupan lain yang dapat dijumpai di banyak bangsa-bangsa lain; ada
nilai-nilai lain yang dapat dijumpai di banyak bangsa-bangsa lain; ada
kebenaran-kebenaran lain dan bahkan peradaban-peradaban yang jauh lebih tinggi bahkan daripada yang dapat dihasilkan oleh Israel, namun
dalam kesemuanya itu: TUHAN
tidak pernah hadir dan memberikan
kehidupan sebagaimana kepada Israel. Hal ini bukan sebuah keangkuhan spiritual
Israel atau sebuah pemaksaan kebenaran oleh sekeping bangsa bernama Israel,
karena pada dasarnya bangsa ini pun begitu asing dengan kebenaran semacam ini,
bahwa sedemikian tunggalnyakah kebenaran dan cara kehadiran-Nya itu sehingga
harus keluar peringatan-peringatan untuk tidak mengambil kebenaran-kebenaran
atau kebiasaan-kebiasan dari bangsa-bangsa lain.
Perhatikanlah hal-hal
ini:
▬Janganlah kamu berbuat seperti yang
diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu
▬ janganlah kamu berbuat seperti yang
diperbuat orang di tanah Kanaan
▬ janganlah kamu hidup menurut kebiasaan
mereka
Dalam
semua larangan tersebut, bukan kemudian
hendak menyatakan:”berbuatlah seperti
yang diperbuat nenek moyangmu,” atau “berbuatlah
seperti yang biasa dilakukan oleh bangsamu.” Tidak demikian, dan ini
bukan mengenai superioritas satu
manusia atau satu ras beserta segala produk budayanya terhadap manusia atau ras-ras bangsa lainnya,
karena
TUHAN pun sama sekali tak memuji budaya Israel atau kebiasaan
Israel atau spiritulisme leluhur bangsa
tersebut, tetapi inilah yang diminta-Nya untuk dilakukan:
▬ Kamu harus
lakukan peraturan-Ku
▬ harus
berpegang pada ketetapan-Ku
▬
hidup menurut
semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu
Yang
ada, kalau saya meminjam terminologi budaya, hanya “budaya” Tuhan yang
sama sekali tak dijumpai baik di dalam Israel atau di antara bangsa-bangsa di
dunia ini, karena beginilah TUHAN
berkata: “harus melakukan peraturan-Ku,” “harus
berpegang pada ketetapan-Ku,” “hidup menurut semuanya itu.” Pada akhirnya
itu bukan soal budaya Tuhan tetapi TUHAN yang memerintah tanpa ada ruang bagi
manusia untuk melakukan modifikasi atau pelunakan atau penyelasarasan dengan
kemajuan zaman atau peradaban dengan
menegaskan: agar Israel harus hidup MENURUT SEMUANYA ITU. Mengapa bisa IA
berkata demikian? Karena IA adalah TUHAN! Ada yang lain selain Dia? Tentu saja
tak ada, sebab dalam hal ini TUHAN tak mengakui apapun juga kehadirannya pada
bangsa-bangsa lain selain pada Israel dalam sebuah wujud: “melakukannya maka hidup.” Semua
bangsa di dunia ini pada dasarnya telah dihakimi tak memiliki kehidupan dan kebenaran. Tak ada
kehadiran-Nya yang dapat memberikan hidup selain dalam cara-Nya seperti ini.
Dan
memang IA hanya dapat dijumpai pada bangsa yang mana IA menyatakan dirinya
sementara ada begitu banyak bangsa lain di dunia ini dengan berbagai
kebenarannya:
►Mazmur
103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
►Mazmur
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa
kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
►Ulangan
6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa!
Tak akan ada Tuhan yang lain dengan
perbedaan kebenaran dan kebenaran yang
variatif. Sejak semula Israel diingatkan akan ini: “TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa!” Tak akan ada bentuk-bentuk lain pada kebenaran yang datang
dari Tuhan selain yang telah diperkenalkan-Nya
pada Israel. Itu bahkan bukan berdasarkan kebudayaan atau nilai atau
spiritualitas Israel, sebab itu pun tak diakui oleh TUHAN. Isunya bukan sebatas
keeksklusifan yang absolut tetapi bagaimana agar manusia mengenal bahwa
kebenaran-Nya itu esa dan tak ada keragaman kebenaran yang pernah
dianugerahkan-Nya kepada dunia ini, sekalipun Israel dapat melihat ada
berbagai keragaman nilai dan kebenaran di luar Israel.
Perhatikan
ini:
►Ulangan
6:1-4 Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN,
Allahmu, untuk dilakukan di negeri,
ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,
supaya
seumur hidupmu engkau dan anak cucumu
takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada
segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya
lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel!
Lakukanlah itu dengan setia, supaya
baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan
TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah
susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN
itu esa!
Dinyatakan pada kehidupan di tengah-tengah bangsa lain,
harus berpegang teguh pada peraturan dan
perintah TUHAN, bukan peraturan dan perintah nenek moyang mereka atau bahkan mengadopsi
kebenaran peraturan dan ketetapan dari bangsa lain. Ini ditutup dengan TUHAN itu esa! Jadi tidak akan dijumpai
TUHAN yang lain pada bangsa-bangsa lain. Esa di sini bukan sekedar TUHAN itu
SATU tetapi yang jauh lebih penting
lagi: kebenaran-Nya itu esa, mengatasi dan menghakimi kebenaran apapun juga
yang ada
pada bangsa-bangsa lain. Jika tidak dilakukan, maka: binasa!
Bukan Israel Yang
Menunjukan Kepada Dunia, Siapakah Allah Yang Benar Itu, Tetapi DIA Sendiri Yang
Menunjukan Siapakah Diri-Nya Sendiri
Terpenting
karena pada dasarnya, Israel sendiri hidup dalam kematian akibat
ketakberdayaannya terhadap pemenuhan: melakukan semuanya secara setia maka hidup.
Kita sudah melihat sebelumnya bahwa hanya karena TUHAN bertindak maka Daud dan
keturunannya tetap hidup berdasarkan pelepasan dirinya dari kebinasaan
berdasarkan keputusan kasih karunia-Nya. Hukum Taurat sendiri tak akan pernah
membuat Israel lestari dan kemudian menjadikan bangsa itu dapat membuktikan atau menunjukan siapakah Allah yang benar
itu, sebagaimana
yang diajarkan oleh pdt. Dr. Erastus Sabdono.
Dalam
epistel Roma, realitas ini, yaitu ketakberdayaan Israel atau lebih tepat lagi
harus dikatakan: Israel dipilih bukan untuk menunjukan siapakah Allah yang benar itu.
Karena, jika demikian, maka tidak akan
pernah dibutuhkan kedatangan Mesias untuk menyatakan Allah yang esa itu,
sebagaimana yang telah dinyatakan Mesias itu:
►Yohanes
10:30-31 Aku dan Bapa adalah satu."
Sekali
lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
►Yohanes
14:6-8 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu
mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia
dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus
kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah
cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku
bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu
kepada kami.
Israel
gagal dan tak pernah sama sekali berhasil untuk dapat menunjukan siapakah Allah yang benar
itu:
►Yohanes
6:37-40 Bapa
yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah
mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan
firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia
yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci,
sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau
datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Hanya
Allah sendiri yang dapat menunjukan kepada manusia: siapakah Allah yang benar
itu. Allah sendiri telah mengirimkan
utusan-Nya untuk menunjukan siapakah Allah yang benar itu. Mereka gagal dan
tak pernah berhasil pada diri mereka sendiri:
►Kamu tidak
pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat
►kamu tidak
percaya kepada Dia yang diutus-Nya
►kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab
Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup
itu
Israel
semenjak era Musa, bahkan tak pernah dapat berhasil menunjukan kepada
bangsa-bangsa lain siapakah satu-satunya Tuhan itu, tetapi DIA sendiri yang
menyatakan dirinya kepada bangsa-bangsa lain baik dalam peristiwa kelam ataupun
peristiwa yang mulia, seperti:
▬Mazmur46:6-10 Bangsa-bangsa
ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun
hancur. TUHAN
semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah,
pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang
menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah,
menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api! "Diamlah
dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa,
ditinggikan di bumi!"
Pada
dasarnya dalam Israel dapat memperkenalkan SIAPAKAH ALLAH bukan sebagaimana
Yesus dapat memperkenalkan SIAPAKAH BAPA-NYA. Perhatikan hal berikut ini:
▬Mazmur
105:1-3 Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya
di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya,
bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah
di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari
TUHAN!
Apa
yang dapat dilakukan Israel, hanya
memperkenalkan perbuatan-Nya sementara mereka sendiri harus mempercakapkan
segala perbuatan-Nya yang ajaib, karena mereka sendiri tetap harus secara setia
mengejar pengenalan akan Tuhan:
▬Mazmur
105:5-7Ingatlah
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Ny dan
penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub,
orang-orang pilihan-Nya! Dialah TUHAN,
Allah kita, di
seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.
Dalam
Israel memperkenalkan perbuatan-perbuatanTuhan diantara bangsa-bangsa, harus dicamkan bahwa tidak
pernah ada kebenaran-kebenaran lain diantara bangsa-bangsa lain di bumi ini
yang diakui oleh Tuhan: “Dialah TUHAN, Allah kita, diseluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.”
Jadi TUHAN tidak pernah melakukan
berbagai perbuatan sehingga pada bangsa-bangsa lain ada perbuatan yang
terlepas dari diri-Nya sebagai satu-satunya sumber kehidupan dan sumber
keselamatan, sebagaimana telah dinyatakannya kepada sebuah bangsa mungil di
dunia ini, Israel.
Apakah itu “diseluruh bumi berlaku penghukuman-Nya?” Yaitu: barangsiapa
yang berpegang pada peraturan-Ku dan ketetapan-Ku akan hidup! Kalau
anda bertanya, apakah terdapat kehadiran Tuhan dalam bangsa-bangsa lain beserta
kebenaran-kebenaran spiritualnya? Jawabnya memang ada, tetapi senantiasa
berwujud KE-ESA-AN dalam kebenaran-Nya atau tidak ada varian-varian kebenaran
dan bagaimana keselamatan dari-Nya dapat berlangsung. Jika berbicara ke-esa-an
maka ini lebih agung daripada keabsolutan, sebab jika berbicara ESA maka sebetulnya, apapun yang dikatakan
sebagai kebenaran-kebenaran lain, sama sekali tak diakui atau tak eksis
dihadapan-Nya. Apapun juga yang tak keluar dari diri-Nya yang satu-satunya itu
maka itu adalah kebinasaan, pada dasarnya.
KE-ESA-AN
DIRINYA juga pasti bermakna KETUNGGALAN KEBENARANNYA yang berlaku di seluruh bumi dalam
cara-Nya diantara bangsa-bangsa dunia:
▬Mazmur
105:8-19 Ia ingat untuk
selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang
diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak;
diadakan-Nya
hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel,
firman-Nya:
"Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang
ditentukan bagimu." Ketika jumlah mereka tidak seberapa,
sedikit saja, dan mereka orang-orang asing di sana, dan mengembara dari bangsa yang satu
ke bangsa yang lain, dari kerajaan yang satu ke suku bangsa yang lain,
Ia
tidak membiarkan seorangpun memeras mereka, raja-raja dihukum-Nya oleh karena
mereka: Jangan
mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada
nabi-nabi-Ku! Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan
makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf,
yang dijual menjadi budak. Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu,
lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap,
dan janji TUHAN membenarkannya.
▬Mazmur
105:24-45 TUHAN
membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat dari
pada para lawannya; diubah-Nya
hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk
memperdayakan hamba-hamba-Nya. Diutus-Nya
Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; keduanya mengadakan tanda-tanda-Nya di
antara mereka, dan mujizat-mujizat di tanah Ham: dikirim-Nya
kegelapan, maka hari menjadi gelap, tetapi
mereka memberontak terhadap firman-Nya; diubah-Nya
air mereka menjadi darah, dan dimatikan-Nya ikan-ikan mereka. Katak-katak
berkeriapan di negeri mereka, bahkan di kamar-kamar raja mereka; Ia berfirman, maka
datanglah lalat pikat, dan nyamuk-nyamuk di
seluruh daerah mereka; dicurahkan-Nya
hujan es ganti hujan mereka, dan api yang
menyala-nyala di negeri mereka; dirubuhkan-Nya
pohon anggur dan pohon ara mereka, dan ditumbangkan-Nya pohon di daerah
mereka; Ia
berfirman, maka datanglah belalang dan belalang
pelompat tidak terbilang banyaknya, yang memakan segala
tumbuh-tumbuhan di negeri mereka, dan memakan hasil tanah mereka; dibunuh-Nya semua anak sulung
di negeri mereka, mula segala kegagahan mereka: Dituntun-Nya mereka keluar membawa perak
dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir. Orang
Mesir bersukacita, ketika mereka keluar, sebab orang-orang Mesir itu ditimpa
ketakutan terhadap mereka. Dibentangkan-Nya awan menjadi tudung, dan
api untuk menerangi malam. Mereka meminta, maka didatangkan-Nya
burung puyuh, dan dengan roti dari langit dikenyangkan-Nya mereka. Dibuka-Nya gunung
batu,
maka terpancarlah air, lalu mengalir di padang-padang kering seperti sungai;
sebab
Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, akan Abraham, hamba-Nya. Dituntun-Nya
umat-Nya keluar dengan kegirangan dan orang-orang
pilihan-Nya dengan sorak-sorai. Diberikan-Nya kepada mereka negeri-negeri
bangsa-bangsa, sehingga mereka memiliki hasil jerih payah suku-suku bangsa,
agar
supaya mereka tetap mengikuti ketetapan-Nya, dan memegang segala pengajaran-Nya.
Haleluya!
Apakah
yang dapat dilakukan oleh Israel hanyalah memberitakan perbuatan Allah yang
bertindak dan DALAM IA BERTINDAK IA MEMPERKENALKAN DIRINYA DIANTARA
BANGSA-BANGSA BAHWA DIALAH SATU-SATUNYA KEBENARAN.
Bahkan
pada dasarnya, Israel tak mengerti perbuatan-perbuatan Allah tersebut:
▬Mazmur
106:2 Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN,
memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
Mengapa pemazmur berkata “siapakah yang dapat memberitahukan
keperkasaan TUHAN?” Karena sebetulnya dalam TUHAN memperkenalkan dirinya
pada bangsa ini, pun mereka sendiri harus
senatiasa membutuhkan belas kasih Tuhan agar memperoleh keselamatan
dari Tuhan. Mereka tak sanggup untuk
menunjukan siapakah Allah yang benar itu,
sebagaimana sangka pdt.Dr. Erastus
Sabdono, karena mereka sendiri
adalah manusia-manusia kebinasaan di hadapan Allah. Jika bukan karena Allah
mengingat janji-Nya dan Allah
tidak memiliki maksud khusus untuk
menunjukan kemuliaan-Nya atas orang-orang dan bangsa pilihan-Nya
sendiri, maka mereka musnah dari permukaan bumi ini.
Perhatikan
hal berikut ini:
▬Mazmur
106:4-8 Siapakah
yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN,
memperdengarkan
segala pujian kepada-Nya? supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang
pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku
bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri. Kami
dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, telah berbuat
fasik. Nenek
moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak
ingat besarnya kasih setia-Mu, tetapi mereka
memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau.
Namun
diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk
memperkenalkan keperkasaan-Nya.
Eksistensi
Israel bukan berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat, tetapi pada kasih karunia
Allah yang menyelamatkan mereka didalam mereka sendiri telah berbuat dosa,
telah bersalah dan telah berbuat fasik. Bahkan dalam pelepasan mereka dari Mesir, bangsa ini telah berdosa
dihadapan Tuhan,namun berdasarkan maksud-Nya, sekalipun demikian, IA tetap
menyeberangkan mereka untuk melintasi laut Tebarau! Untuk apa? Untuk memperkenalkan
keperkasaan-Nya.
Dapat dikatakan, bahwa amanat agung bagi
Israel adalah memberitakan bahwa keselamatan itu terjadi berdasarkan kasih karunia Allah, yaitu:
keselamatan itu terjadi atas mereka sementara mereka sendiri dalam posisi DIRI memberontak pada Allah dalam Allah menyelamatkan mereka! Itu sebabnya dalam era
pemerintahan hukum Taurat, kebenaran keselamatan berdasarkan kasih karunia
tidak pernah menjadi dibatalkan, dan itu sudah kita lihat pada Daud dan
Batsyeba serta Yedija atau Salomo, yang jika bukan karena kasih karunia Allah,
pasti sudah dibinasakan.
Perhatikan
baik-baik. Pemberitaan siapakah Allah yang benar itu oleh Israel, bukan dalam
fakta mereka adalah bangsa atau manusia-manusia yang suci pada akhirnya. Bukan,
tetapi dalam pembangkangan demi pembangkangan yang dalam pemberontakan itu
TUHAN menunjukan diri-Nya- siapakah Dia:
▬Mazmur
106:9-14 Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk
memperkenalkan keperkasaan-Nya. Demikian diselamatkan-Nya mereka dari
tangan pembenci, ditebus-Nya mereka dari tangan musuh; air
menutupi para lawan mereka, seorangpun dari pada mereka tiada tinggal. Ketika
itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian
kepada-Nya. Tetapi segera mereka melupakan
perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; mereka
dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
Dalam begitu dekatnya Tuhan-perbuatan-perbuatan dahsyat-Nya-dengan
manusia-manusia itu, tak sama sekali membuat bangsa ini bisa lebih baik
daripada pasukan-pasukan Mesir yang dibinasakan
Allah dalam laut Teberau. Sekalipun mereka menjadi percaya kepada Tuhan yang
membebaskan mereka, tetapi mereka begitu gampang dan ringannya untuk melupakan
perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya. Coba lihat saja, era
kini, pada pendeta, hamba Tuhan, umat, yang begitu mudah untuk melupakan
kebenaran pada Yesus dan mengalihkan dirinya pada kebenaran yang ada pada dunia
ini, atas nama kemajuan peradaban dan atas nama pluralitas dan toleransi
kebenaran. Atau, coba lihat diri sendiri, betapa gampangnya setelah melakukan
renungan pribadi atas firman Tuhan, keluar sebentar saja dari jam itu seberapa
awetkah dirimu di sepanjang hari itu untuk senantiasa terikat pada apa yang
baru saja saya atau anda aminkan
dalam jam renungan sebelumnya? Seberapa setianya anda para pendeta, pengkhotbah, para guru teologia
untuk senantiasa meminta nasihat pada Tuhan pemilik kebenaran sebelum mulutmu
memuntahkan pengajaran dan teori atau paradigma atau kritik menentang kebenaran
dalam Alkitab? Atau tidak pernahkah?! Kepada siapakah nasihat kaukejar untuk
menyeldiki-Nya? Pada jam-jam doamukah atau pada buku-buku teologia
tebal yang mengikuti perkembangan zaman atau
berhala-berhala intelektualitas yang
begitu tangkas menguliti Yesus
sebagai tak boleh sama sekali dijadikan acuan permanen dalam kehidupan beriman. Lihatlah dirimu dan
lihatlah tanganmu, bercerminlah dan bertanyalah pada dirmu sudah sesempurna
apakah dirimu menjadi tuhan atas TUHAN?
Israel
pada faktanya tidak pernah bisa diandalkan untuk memiliki integeritas dan
kredibilitas untuk menunjukan secara eksklusif siapakah Allah sebenarnya
sebagaimana Yesus. Karena Israel sanggup menukarkan kemuliaan Allah dengan
kemuliaan dunia ini:
▬Mazmur
106:19-22 Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung
tuangan; mereka menukar Kemuliaan mereka
dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput. Mereka
melupakan
Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal
yang besar di Mesir: perbuatan-perbuatan ajaib di tanah
Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
Israel
bahkan pernah memiliki pengajaran teologi PATUNG LEMBU untuk menggantikan teologi TUHAN saja yang
membebaskan mereka dari Mesir dan DIA saja kebenaran bangsa itu.
Berapa
banyak pendeta atau hamba Tuhan atau orang percaya yang kini menganut teologi
PATUNG LEMBU atau kebenaran yang lahir dari pemikiran dan nilai diri sendiri
yang menghakimi Tuhan!
Apakah
anda sedang hidup dalam teologi PATUNG LEMBU atau hidup dalam teologi yang bersembah
sujud pada kebenaran ALLAH yang esa itu?
Tentu saja dalam hal ini bukan sedang
menista kemampuan manusia untuk berpikir apalagi berdialetikan.
Tetapi
pernahkah terpikir bahwa ketika kita mengakui Allah itu ESA maka sebetulnya tak
ada ruang untuk berdialetika, perhatikan ini:
▬Yeremia
2:11-13 pernahkah
suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya
bukan allah? Tetapi
umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna.
Tertegunlah
atas hal itu, hai langit, menggigil
dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab
dua kali umat-Ku berbuat jahat:
mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi
mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
Jika
DIA ESA maka hanya DIA sumber air yang hidup dan tidak ada yang lain! Israel
dalam hal ini berkali-kali hidup dalam teologi PATUNG LEMBU atau mereka hidup
berdasarkan kebenaran dari dirinya sendiri: peraturannya dan ketetapannya
sendiri, bukan lagi peraturan-Ku dan ketetapan-Ku.
Hukum
Taurat tak pernah melestarikan Israel sehingga bangsa ini awet eksistensinya
demi kelahiran Mesias. Juga tak pernah bangsa
ini hingga kesudahan zaman akan menunjukan siapakah Allah sebenarnya
berdasarkan hukum Taurat. Sebaliknya hanya Allah dan satu-satunya
utusan-Nya yaitu satu-satunya Anak yang
dikirimkan ke dunia untuk menyatakan siapakah Allah yang esa itu dan apakah kehendak-Nya.
Bersambung
ke bagian 6.G-3
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform the cross
[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment