Oleh: Martin Simamora
Akankah Yang
Murtad Kembali Kepada-Nya, Ataukah Dilepaskan-Nya Karena Itu Pilihan Manusia?
Menurut anda, bagaimanakah Tuhan memandang sebuah
kemurtadan itu berlangsung? Mari kita melihat pada era nabi Yeremia yang
melihat dan menjadi lidah bagi Tuhan yang memperingati umat-Nya: kerajaan
Israel dan kerajaan Yehuda, seperti ini:
Yeremia
3:1-5 Firman-Nya: "Jika seseorang
menceraikan isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri
orang lain, akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu?
Bukankah negeri itu sudah tetap cemar? Engkau
telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah
firman TUHAN. Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di
manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan engkau duduk
menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau telah
mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu. Sebab itu dirus hujan
tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi
perempuan sundal, engkau tidak mengenal malu. Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku! Engkaulah kawanku sejak
kecil! Untuk selama-lamanyakah Ia akan murka atau menaruh dendam untuk
seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-dapatnya melakukan
kejahatan."
Bagi Allah,
kemurtadan bukan sekedar ketidaksetiaan atau ketidaktaatan tetapi sebuah
kehidupan rohani yang perilakunya tak bedanya dengan seorang yang pergi ke banyak pelacur atau banyak kekasih: “Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih
dan mau kembali kepada-Ku?”Ini adalah ungkapan kepedihan hati Tuhan yang
begitu mendalam karena IA sendirilah yang telah merangkaikan sebuah ikatan
kasih mesra yang begitu mulia: “Bukankah baru saja engkau memanggil Aku:Bapaku! Engkaulah
kawanku sejak kecil!” Umat-Nya tahu sekali bahwa Tuhan tidak akan murka
atau menaruh dendam untuk seterusnya? Tetapi apakah karena demikian, lantas
hidup menumpuk dosa: “Untuk selamanyakah Ia akan murka atau menaruh dendam
untuk seterusnya?Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-sedapatnya melakukan
kejahatan,”Kemurtadan adalah
sebuah kehidupan yang menyalahgunakan kasih karunia Allah dan memandang remeh,
betapa menjijikan perilaku itu bagi-Nya sekalipun dalam kasih karunia. Dapat
dimengerti jika rasul Paulus kemudian memberikan peringatan yang sama kerasnya:
Roma
6:1-2Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di
dalamnya?
Roma
6:15-16 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada
di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah
kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai
hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati,
baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang
memimpin kamu kepada kebenaran?
Kehidupan dalam kasih
karunia, pada dasarnya, merupakan kehidupan dalam percintaan atau kasih Tuhan.
Sangat menakjubkan bahwa hal ini sudah begitu kuat mencuat dalam era yang kita
kenal sebagai era memerintahnya hukum Taurat, sebagaimana Tuhan nyatakan
melalui nabi Yeremia:
Yeremia
2:1-3 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: Pergilah memberitahukan kepada
penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku
teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau
menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri
yang tiada tetaburannya. Ketika itu Israel
kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran
dari hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka menimpa
mereka, demikianlah firman TUHAN.
Hidup dalam kasih
karunia-Nya adalah sebuah kehidupan dalam kasih setia Tuhan yang mana IA sendiri
memiliki ingatan dalam kekalan-Nya akan kasih manusia-manusia yang fana itu kepada-Nya;
senantiasa menjadi ingatan bagi Tuhan bagaimana kekasih-Nya itu mengikuti-Nya
di padang gurun sekalipun kehidupan perjalanan mereka atau buah-buah jasmani
dalam kehidupan mereka selama perjalanan itu begitu gersangnya: “bagaimana engkau mengikuti Aku
di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.” Ini adalah kekinian dan
bukan kekunoan dalam mengikuti Tuhan; ini bukanlah sebuah ilusi tetapi realitas
sejati dalam mengikut Tuhan.
Nabi Habakuk pernah
berkata demikian:
Habakuk
3:17-19 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil
pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan
makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam
kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah
yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti
kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan.
Dengan permainan kecapi).
Yesus Sang
Kristus/Sang Mesias terkait mengikut-Nya, berkata demikian:
Matius
8:19-22 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru,
aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata
kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi
Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Seorang
lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: "Tuhan,
izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan
orang-orang mati mereka."
Mengikut Tuhan itu
sendiri adalah sebuah kehidupan dengan-Nya sementara anda memiliki kehidupan di dunia ini.
Kehidupanmu saat ini bukanlah kehidupan itu sendiri, tetapi yang merupakan
kehidupanmu adalah kehidupan yang mengikut Tuhan. Itulah kekudusan seorang
manusia yang mengikut Tuhan: “Ketika itu
Israel Kudus.”
Kemurtadan adalah
kehidupan yang meninggalkan Tuhan.
Manusia Murtad Dalam Tangan Tuhan Yang Berdaulat
Tetapi kemurtadan itu
sendiri tak senantiasa bertautan-sebagai faktor pemicu- dengan apakah seseorang itu mengalami
penderitaan atau tekanan hidup atau kesusahan di dunia ini yang kemudian menggoyahkannya untuk undur sajalah dari Tuhan, sebaliknya juga dapat terjadi pada saat begitu
berbahagia:
Yeremia
2:7-9 Aku
telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan
segala yang baik dari padanya. Tetapi
segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu
buat menjadi kekejian. Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka
terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang
tidak berguna. Sebab itu Aku akan berbantah lagi dengan kamu, demikianlah
firman TUHAN, dan dengan anak cucumu Aku akan berbantah.
Dalam saat yang begitu berbahagia atau pada saat
kehidupan umat Tuhan itu begitu ranumnya, mereka justru tak lagi memiliki
kebergantungan kepada Tuhan. Mereka mengandalkan kekuatan dan hikmat mereka,
untuk menentukan masa depan mereka, dalam sebuah cara yang begitu menghina
Tuhan: “para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN?” Mereka telah
kehilangan kegairahan untuk mencari Tuhan sebagaimana dahulu kesengsaraan dunia
ini adalah keseharian mereka. Sangat sukar dan mungkin anda akan berkata pada
dirimu bahwa hal ini akan begitu sukar untuk terjadi, karena aku memperhatikan hukum
[Torah atau Taurat] Tuhan, jadi mana mungkin aku dapat jatuh ke dalam
kemurtadan. Tetapi, sekalipun secara lahiriah demikian, namun tidak di mata
Tuhan. Anda bisa saja memang masih
berkhotbah atau mengkhotbahkan firman, bahkan begitu gencar memperingatkan
orang-orang Kristen lain, namun hati-hati dan awasilah diri kita sendiri, sebab
jangan-jangan, bagi Tuhan, dalam anda masih memperhatikan kehidupanmu untuk
selaras dengan firman-Nya, bagi-Nya anda tidak pernah mengenal-Nya!
Kemurtadan dengan
demikian, bukan sekedar sebuah kehidupan yang secara kasat mata meninggalkan
Tuhan, tetapi sebuah kehidupan yang sekalipun sangat berjubahkan dengan
firman-Nya namun hatinya tak pernah sama sekali mengenal-Nya. Dengan kata lain,
ia melaksanakan kebenaran itu bukan didalam diri yang memiliki atau mengenali
apakah kehendak atau maksud Tuhan dalam firman yang anda atau saya lakukan.
Umat Tuhan, di era
nabi Yeremia, sekalipun mereka masih memiliki
para imam, para gembala dan para nabi, namun begitu jauh dari pengenalan akan kehendak Tuhan. Mereka
memiliki hukum Taurat dan masih melakukan ketetapan-ketetapan-Nya, namun inilah
yang terjadi dalam pandangan Tuhan:
Yeremia
2:10-13 Menyeberang sajalah ke tanah pesisir orang Kitim dan lihatlah; suruhlah
orang ke Kedar dan perhatikanlah dengan sungguh-sungguh! Lihatlah apakah ada
terjadi yang seperti ini: pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun
itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa
yang tidak berguna. Tertegunlah atas hal itu, hai langit,
menggigil dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab dua kali
umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup,
untuk menggali
kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat
menahan air.
Perhatikan sekali
lagi: mereka masih memiliki para imam, para gembala dan para nabi, dan tentu
saja hukum Taurat dan melaksanakannya,
tetapi mereka tak pernah mengenal DIA! Mereka sekalipun memiliki hukum Taurat namun para imam tidak lagi bertanya
dimanakah TUHAN? Rakyat Israel masih
memiliki hukum Taurat namun bagi Tuhan,
vonisnya jelas, tidak mengenal-Nya dalam mereka melakukan Taurat. Para nabi,
karena juga tidak mengenali lagi Tuhannya, sudah bernubuat semaunya sebab takut
akan Tuhan sudah tak ada lagi, maka demi
Baallah mereka bernubuat. Kalau anda seseorang yang memiliki karunia
untuk bernubuat, pernahkah sungguh-sungguh dalam jiwa yang gentar dan memandang
kepada Tuhan yang kudus itu, bertanya atau memeriksa diri sendiri,demi nama siapakah aku bernubuat? Begitulah
realitas bangsa yang disebut-Nya sendiri, hingga kemurtadan itu berlangsung,
umat-Nya: “Sebab dua kali umat-Ku berbuat
jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam
bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.”
Para gembala, para imam, para nabi dan dengan demikian menurun kepada umat,
tidak lagi menyumberkan kebenaran dan kehidupannya kepada Tuhan, tetapi kepada
kebenaran yang dibangun berdasarkan
hikmat dan perjuangan diri sendiri; mereka menggantikan Tuhan sumber air hidup
dengan menggali kolam bagi mereka
sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tak dapat menahan air.” Para imam, para
gembala, para nabi dan juga jemaat telah menukarkan Tuhan sumber air yang hidup
dengan kolam yang bocor yang tak dapat
menahan air; mereka menggantikan
kebenaran dan jalan hidup Tuhan dengan kebenaran dan jalan hidup dunia
yang sama sekali tak menyelamatkan. Hari-hari ini pun demikian. Ada
pendeta-pendeta yang menggantikan kemuliaan Tuhan dan kebenaran Tuhan dengan
kemuliaan dan kebenaran dirinya; menggantikan Tuhan sumber air hidup dengan
upaya membuat kolam air yang pasti bocor,
sebab tak berdaya untuk menjadi jalan
yang mendatangkan kehidupan dari Tuhan. Sekarang ada pendeta yang mengajarkan:
untuk berjuang memilih hidup di dalam
Adam ketimbang memilih hidup di dalam Yesus berdasarkan kebenaran dalam Alkitab
yang sama sekali tak mengajarkan perihal demikian. Inipun sebuah kemurtadan
yang sedang dilakukan oleh seorang pendeta; ada juga pendeta yang begitu lancang
berkata bahwa Yesus bukanlah kebenaran dan kehidupan bagi semua manusia- bahwa
ada kebenaran-kebenaran tersendiri dan Yesus bukan sebuah kebenaran mutlak dan absolut.
Itupun pengajaran pendeta yang sedang menggantikan Tuhan sumber air hidup
dengan kolam air yang bocor.
Bukankah Yesus
sendiri berkata:
Yohanes
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Yohanes
4:13-14 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa
minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan
Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Yohanes
6:35 Kata Yesus kepada mereka:
"Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar
lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Jika ada pendeta yang
mengajarkan ada keselamatan di luar Kristen atau pengajaran Yesus Kristus
adalah pengajaran kategorial dan tidak berkusa mutlak atas kehidupan segala
manusia yang beragam itu, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta.Dr.Erastus
Sabdono, maka ia sendiri tak bedanya dengan kehidupan para imam yang tak lagi mengenal Tuhan
sekalipun mereka memiliki atau menerima firman.
Ini adalah akar kehidupan murtad yang bukan saja berlangsung pada diri sang
gembala yang telah mendurhaka kepada Tuhan, tetapi demikian jugalah yang
terjadi pada jemaatnya. Jemaatnya sekalipun memiliki Kitab Suci dan
menyelidikinya dan berjuang melakukannya, namun
pada dasarnya tidak mengenal-Nya. Ketimbang mereka menerima air hidup
dari Tuhan yang membawa mereka kepada kehidupan kekal, mereka memilih untuk
membuat kolam bocor yang tak berdaya untuk memberikan kelegaan jiwa sampai
selama-lamanya.
Konsekuensi fatal
dari kehidupan jemaat yang dipimpin oleh para pemimpin yang telah menukarkan
Tuhan Air Yang Hidup dengan kolam bocor yang tak dapat menahan air, adalah:
sebuah kehidupan yang kian lama bukan saja luncas atau membelok dari maksud
Allah, namun pada akhirnya akan menjadi jemaat yang dipimpin oleh pemimpin yang
menciptakan kebenaran-kebenaran sendiri, atau menuliskan sabda-sabda atau
kitab-kitab kebenarannya sendiri, atau menantikan penghakiman dalam
kebenarannya sendiri sebab telah mengangkat dirinya menjadi hakim bukan saja
atas jemaatnya tetapi atas Tuhan!
Bagaimanakah
Nasib Manusia Murtad? Masihkah Tuhan
Mengharapkannya?
Faktanya, Tuhan masih
mengharapkan manusia murtad itu untuk kembali, namun sama sekali tak berdaya untuk kembali.
Perhatikan ini:
Yeremia
3:6-11 TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah engkau
melihat apa yang dilakukan Israel,
perempuan murtad itu, bagaimana dia
naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang
rimbun untuk bersundal di sana? Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia
akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh
Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia. Dilihatnya,
bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu,
dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak
setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal. Dengan
sundalnya yang sembrono itu maka ia mencemarkan negeri dan berzinah dengan
menyembah batu dan kayu. Juga dengan semuanya ini Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak
setia itu, tidak kembali kepada-Ku dengan tulus hatinya, tetapi
dengan pura-pura, demikianlah firman TUHAN." Dan TUHAN berfirman kepadaku: "Israel,
perempuan murtad itu, membuktikan dirinya
lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu.
Bukan saja tak
berdaya untuk kembali, tetapi bahkan pemimpin jemaat yang murtad bahkan bisa mengangkat
dirinya sendiri setingi-tingginya sebagai lebih benar daripada jemaat yang
lain. Dalam kasus yang terjadi pada era nabi Yeremia:”Israel, perempuan murtad
itu, membuktikan dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu.”
Namun demikian, dalam
realitas yang begitu menjijikan itu, Tuhan masih mengharapkannya kembali:
Yeremia
6:12-13 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara,
katakanlah: Kembalilah,
hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku
tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini
murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk
selama-lamanya. Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa
engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada
orang-orang asing di bawah setiap pohon yang rimbun, dan tidak mendengarkan
suara-Ku, demikianlah firman TUHAN."
Manusia murtad dalam
tangan Tuhan, dikehendaki-Nya untuk kembali, asalkan mengakui kesalahannya. Tak
dimintanya untuk mempersembahkan kurban
hewan dan darah hewan, hanya mengakui kesalahan bahwa engkau telah
mendurhaka terhadap TUHAN. Bahwa engkau
lebih menghidupi kebenaran-kebenaran menurut suaramu dan bukan apa yang menjadi
kehendakmu. Akuilah perbuatan durhakamu, yaitu menyerongkan kebenaran-Nya
sehingga telah menggantikan Tuhan dengan kebenaran-kebenaran yang pada dasarnya
adalah patung-patung atau berhala-hala yang begitu menjijikan Tuhan.
Bahkan kemurtadan
bukan harus merupakan tindakan tidak setia kepada Tuhan dalam iman, sehingga
pindah keyakinan atau iman atau agama, bukan juga harus berupa berkubang dalam dosa yang
memang begitu menjijikan sekalipun masih mengaku Kristen, tetapi sebagaimana dalam
kasus Yehuda dan Israel, bahkan dasar atau akar kemurtadan mereka, adalah:
tidak mendengarkan suara Tuhan. Mereka tidak lagi tunduk kepada kebenaran dan
maksud Tuhan, sekalipun: memiliki hukum Taurat, masih ada para imam, para nabi
dan para gembala, sebab telah menggantikan atau menukarkan suara atau kehendak Tuhan
atas hukum Taurat-Nya sendiri dengan suara dan kehendak diri sendiri, sehingga
sekalipun memiliki kebenaran-Nya namun mereka menyembah diri mereka sendiri
sebagai berhala-berhala yang menjijikan di mata Tuhan.
Harus diketahui
secara seksama, bahwa ketika Allah meminta mereka kembali, pada dasarnya mereka
telah diceraikan oleh Tuhan karena murtadnya itu:
Yeremia
3:8 Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel,
perempuan murtad itu, dan
memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak
setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal.
Ini menunjukan bahwa
kemurtadan begitu membahayakan relasi
seorang anak Tuhan dengan Tuhannya, karena dalam hal ini Tuhan begitu jijiknya
memandangnya sehingga IA menceraikannya. Tetapi harus diingat bahwa ini bukan
kesudahan atau tujuan final Tuhan terhadap kekasih-Nya yang sedang berzinah
itu. IA mengharapkan agar menjadi peringatan bagi anak-anak-Nya yang lain.
Tetapi sebagaimana manusia murtad tak berdaya untuk kembali lagi kepada Tuhan,
maka peringatan pun tidak dapat menyadarkan anak-anak-Nya yang lain dari
perzinahan: “namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak
takut, melainkan ia juga pergi bersundal.
Inilah ketakberdayaan
total manusia untuk bangkit dari keberdosaannya dan kemudian berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat sehingga dapat kembali kepada Tuhan.
Jika demikian,
masihkah Tuhan tidak juga membuangnya?
Perhatikan sabda
Tuhan berikut ini:
Yeremia
3:14-22 Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena
Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap
kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku
akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku;
mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian. Apabila pada
masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah
firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian
TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang;
orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. Pada waktu itu
Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana,
demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah
menurut kedegilan hatinya yang jahat. Pada masa itu kaum
Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari
negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik
pusaka. Tadinya
pikir-Ku: "Sungguh Aku mau menempatkan engkau di tengah-tengah anak-anak-Ku
dan memberikan kepadamu negeri yang indah, milik pusaka yang paling permai dari
bangsa-bangsa. Pikir-Ku, engkau akan memanggil Aku:
Bapaku, dan tidak akan berbalik dari mengikuti Aku. Tetapi
sesungguhnya, seperti seorang isteri tidak setia terhadap temannya, demikianlah
kamu tidak setia terhadap Aku, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN. Dengar!
Di atas bukit-bukit gundul kedengaran tangis memohon-mohon dari anak-anak
Israel, sebab mereka telah memilih jalan yang sesat, dan telah melupakan TUHAN,
Allah mereka. Kembalilah, hai
anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu."
"Inilah kami, kami datang kepada-Mu, sebab Engkaulah TUHAN, Allah kami.
Kehendak Tuhan:
jangan pernah sekali saja umat-Nya murtad; realitasnya:kekasih-Nya murtad. Lalu
apakah yang Tuhan lakukan: menuntutnya lebih keras untuk berjuang setia?
Bagaimana agar kehendak-Nya tidak gagal? Maka inilah yang dinyatakan Tuhan
untuk mengatasi mereka yang telah memilih jalan yang sesat ketimbang jalan
Tuhan: “kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau
dari murtadmu.”
►Dalam
Tuhan menyembuhkan itu atau dalam Tuhan tidak menuntut apapun agar mereka
sembuh dari kemurtadan mereka, tanggungjawab dan mengenal apakah kesalahan
mereka dan mengenal apakah yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan,
adalah bagian yang tak terpisahkan dalam penyembuhan tersebut. Perhatikanlah
hal berikut ini:
Yeremia
4:1-4 Jika
engkau mau kembali, hai Israel, demikianlah firman TUHAN, kembalilah
engkau kepada-Ku; dan jika engkau mau menjauhkan dewa-dewamu yang menjijikkan,
tidak usahlah engkau melarikan diri dari hadapan-Ku! Dan jika engkau bersumpah
dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!,
maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di
dalam Dia." Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada
penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di
tempat duri tumbuh. Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan
hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan
murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang
memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"
►Dalam
Tuhan menyembuhkan itu atau dalam Tuhan tidak menuntut apapun agar mereka sembuh dari kemurtadan mereka, bukannya Tuhan
tidak menegakkan kekudusan kasih-Nya atas mereka,
sebaliknya itu ditunjukan-Nya namun dengan sebuah peringatan Tuhan bagi yang
mau disembuhkannya akan mendahuluinya:
Yeremia
4:5-12 Beritahukanlah di Yehuda dan
kabarkanlah di Yerusalem: Tiuplah sangkakala di dalam negeri,
berserulah keras-keras: "Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota
yang berkubu!" Angkatlah panji-panji ke arah Sion! Cepat-cepatlah
kamu mengungsi, jangan tinggal diam! Sebab Aku mendatangkan
malapetaka dari utara dan kehancuran yang besar. Singa telah bangkit dari belukar, pemusnah bangsa-bangsa telah
berangkat, telah keluar dari tempatnya untuk membuat negerimu menjadi tandus; kota-kotamu akan
dijadikan puing, tidak ada yang mendiaminya. Oleh karena itu
lilitkanlah kain kabung, menangis dan
merataplah; sebab murka TUHAN yang menyala-nyala tidak surut
dari pada kita. Pada waktu itu, demikianlah firman
TUHAN, raja dan para pemuka akan kehilangan semangat; para imam akan tertegun dan para nabi akan
tercengang-cengang, sambil berkata: Ah, Tuhan ALLAH, sungguh, Engkau
telah sangat memperdayakan bangsa ini dan penduduk Yerusalem, dengan
mengatakan: Damai kiranya ada padamu, padahal pedang telah mengancam nyawa
kami!" Pada masa itu akan dikatakan kepada bangsa ini dan kepada penduduk
Yerusalem: "Angin panas dari bukit-bukit gundul di padang gurun bertiup ke
arah puteri umat-Ku; bukan untuk menampi dan bukan untuk membersihkan, melainkan
angin yang keras datang atas perintah-Ku. Sekarang Aku sendiri akan menjatuhkan hukuman atas mereka."
Ini
adalah bagaimana Tuhan memanggil umat-Nya yang murtad; ini adalah bagaimana
Tuhan menegakan kebenaran dan kekudusan kasih-Nya; Ini adalah bagaimana Tuhan
membersihkan hati umat kekasih-Nya.
Namun
dalam semua itu, apa yang harus diperhatikan, penghukuman Tuhan tidak bertujuan
membinasakan umat-Nya, tetapi membinasakan kemakmurannya:
Cepat-cepatlah
kamu mengungsi, jangan tinggal diam! Sebab Aku mendatangkan
malapetaka dari utara dan kehancuran yang besar. Singa telah bangkit dari belukar, pemusnah bangsa-bangsa telah
berangkat, telah keluar dari tempatnya untuk membuat negerimu menjadi tandus; kota-kotamu akan
dijadikan puing, tidak ada yang mendiaminya
Sebab
penghukuman yang sedemikian keras itu
bertujuan untuk membersihkan hati mereka:
Yeremia
4:14-16 Bersihkanlah
hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan!
Berapa lama lagi tinggal di dalam hatimu
rancangan-rancang kedurjanaanmu? Dengar! Orang memberitahukan dari Dan,
mengabarkan malapetaka dari pegunungan Efraim. Peringatkanlah
kepada bangsa-bangsa: Sungguh ia datang! Kabarkanlah di Yerusalem:
"Pengepung datang dari negeri yang jauh, memperdengarkan suaranya terhadap
kota-kota Yehuda.
Bangsa
yang para imamnya, para gembalanya, para nabinya dan para jemaatnya yang tak
lagi mengenal Tuhan sekalipun memiliki hukum Taurat; yang tak mengenal Tuhan
sekalipun para nabinya masih bernubuat, harus belajar dalam cara yang begitu
keras dan menyakitkan untuk kembali dapat mengenal Tuhan.
Perhatikan,
bahwa kasih karunia Tuhan bagi para manusia murtad ini bukan tanpa sebuah
didikan yang bukan saja memulihkan
perilakunya tetapi juga merestorasi hati jemaat Tuhan:
Sunatlah dirimu
bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu,
hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan
menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena
perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"
Hati
sebagai sumber kejahatan dan kemurtadan mereka adalah hal yang dikehendaki
Tuhan untuk disembuhkan, sehingga mereka sanggup melakukan apa yang pada
dasarnya tak ada satupun manusia yang berdaya melakukannya: “menyunat
diri sendiri bagi TUHAN, dan menjauhkan kulit khatan hati sendiri.”
Hati adalah problem
krusial bagi manusia. Tanpa perubahan hati maka hukuman yang sekeras apapun tak
akan mendatangkan perubahan. Dalam penghukuman yang dirancangkan dan
dilancarkan oleh Tuhan, jelas terlihat ketakberdayaan total atau kebusukan hati
manusia itu. Perhatikanlah ini:
Yeremia
5:1-10 Lintasilah jalan-jalan Yerusalem, lihatlah baik-baik dan camkanlah! Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah kamu dapat
menemui seseorang, apakah ada yang melakukan keadilan dan yang mencari
kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu. Sekalipun mereka berkata:
"Demi TUHAN yang hidup," namun mereka bersumpah palsu. Ya TUHAN,
tidakkah mata-Mu terarah kepada kebenaran? Engkau memukul mereka, tetapi mereka
tidak kesakitan; Engkau meremukkan mereka, tetapi mereka tidak mau menerima
hajaran. Mereka mengeraskan kepalanya lebih dari pada batu, dan mereka tidak
mau bertobat. Lalu aku berpikir: "Itu hanya orang-orang kecil; mereka
adalah orang-orang bodoh, sebab mereka tidak mengetahui jalan TUHAN, hukum
Allah mereka. Baiklah aku pergi kepada orang-orang besar, dan berbicara kepada
mereka, sebab merekalah yang mengetahui jalan TUHAN, hukum Allah mereka."
Tetapi merekapun semuanya telah mematahkan kuk, telah memutuskan tali-tali
pengikat. Sebab itu singa dari hutan akan memukul mati mereka, dan serigala
dari padang yang kersang akan merusakkan mereka. Macan tutul akan mengintai di
pinggir kota-kota mereka, setiap orang yang ke luar akan diterkam. Sebab
pelanggaran mereka amat banyak, dan kesesatannya besar sekali. Bagaimana,
kalau begitu, dapatkah Aku mengampuni engkau? Anak-anakmu telah
meninggalkan Aku, dan bersumpah demi yang bukan allah. Setelah Aku
mengenyangkan mereka, mereka berzinah dan bertemu ke rumah persundalan. Mereka
adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang, masing-masing meringkik
menginginkan isteri sesamanya. Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini?,
demikianlah firman TUHAN. Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa
yang seperti ini? Naiklah ke kebun
anggurnya yang bertangga-tangga, rusakkanlah,
tetapi jangan membuatnya habis lenyap. Buanglah carang-carang pokok anggurnya,
sebab semuanya itu bukan kepunyaan TUHAN!
Perhatikan! Baik
orang kecil atau orang besar dan baik
mereka yang mengenal jalan Tuhan
maupun yang tak mengenal jalan
Tuhan, sama saja. Karena para pemimpin telah memberikan teladan yang jahat bagi jemaat. Dalam hal ini
gembala punya peran begitu penting dalam kehidupan jemaat, apakah akan setia
kepada Tuhan Air Hidup atau menukarnya dengan kolam bocor yang tak dapat menahan air;
menggantikan kemuliaan Tuhan dengan kemuliaan para berhala?
Hai para gembala atau
para pendeta, awasilah ajaranmu dan jangan serongkan kebenaran-Nya demi otakmu
dan berhala kebenaranmu. Ini adalah kepedulian Tuhan yang tak main-main: “Aku
akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku,”-Yeremia
3.
Ketika Tuhan
bersabda: “Naiklah ke kebun anggurnya yang bertangga-tangga, rusaklah, tetapi jangan
membuatnya habis lenyap,” maka itu menunjukan kehebatan penghukuman Tuhan yang menimpa umat-Nya sendiri bahwa kerusakan
yang menimpa umat-Nya dahsyat, namun dalam hal itu tak akan pernah menjadi
kebinasaan total. Bukan karena ada yang
lebih baik daripada yang lain, tetapi pada yang disebut umat-Nya, tidak semua
benar-benar merupakan milik kepunyaan-Nya. Yang dirusakan atau dibinasakan hanya mereka yang bukan kepunyaan Tuhan. Dengan demikian
kepunyaan Tuhan dalam penghukuman-Nya benar-benar diselamatkan berdasarkan kasih
karunia saja. Mengapa? Sekali lagi perhatikan realitas ini:” Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah kamu dapat
menemui seseorang, apakah ada yang melakukan keadilan dan yang mencari
kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu. Sekalipun mereka berkata:
"Demi TUHAN yang hidup," namun mereka bersumpah palsu. Ya TUHAN,
tidakkah mata-Mu terarah kepada kebenaran? Engkau memukul mereka, tetapi mereka
tidak kesakitan; Engkau meremukkan mereka, tetapi mereka tidak mau menerima
hajaran. Mereka mengeraskan kepalanya lebih dari pada batu, dan mereka tidak
mau bertobat. Lalu aku berpikir: "Itu hanya orang-orang kecil; mereka
adalah orang-orang bodoh, sebab mereka tidak mengetahui jalan TUHAN, hukum
Allah mereka. Baiklah aku pergi kepada orang-orang besar, dan berbicara kepada
mereka, sebab merekalah yang mengetahui jalan TUHAN, hukum Allah mereka."
Tetapi merekapun semuanya telah mematahkan kuk, telah memutuskan tali-tali
pengikat. Sebab itu singa dari hutan akan memukul mati mereka, dan serigala
dari padang yang kersang akan merusakkan mereka. Macan tutul akan mengintai di
pinggir kota-kota mereka, setiap orang yang ke luar akan diterkam. Sebab
pelanggaran mereka amat banyak, dan kesesatannya besar sekali.” Pada
dasarnya, tidak ada dasar bagi Tuhan untuk mengampuni mereka dalam perilaku
demikian. Itu sebabnya Ia berkata:” Bagaimana, kalau begitu, dapatkah Aku mengampuni engkau?
Anak-anakmu telah meninggalkan Aku, dan bersumpah demi yang bukan allah.
Setelah Aku mengenyangkan mereka, mereka berzinah dan bertemu ke rumah
persundalan. Mereka adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang,
masing-masing meringkik menginginkan isteri sesamanya. Masakan Aku tidak menghukum mereka karena
semuanya ini?.” Keselamatan
yang selamat, semata berdasarkan kasih karunia-Nya karena jelas di mata-Nya tak
satupun yang layak.
Itu sebabnya, sekali
lagi saya tegaskan, kasih karunia bukanlah gula-gula dari Tuhan sehingga kamu bisa
tetap tidur nyenyak dalam gelimangan dosa. Ingat, yang dikehendaki-Nya atasmu
adalah mengasihi-Nya, bukan mengasihi dosa! Camkanlah perkataan Yesus ini:
Yohanes
14:15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku.
Yohanes
14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan
diam bersama-sama dengan dia.
Melakukan perintahnya
berdasarkan mengenal-Nya; menaati
kehendak-Nya didalam persekutuanmu dengan Bapa dan Anak, itulah air
kehidupan yang memberikan kesegaran bagimu dan saya untuk menuruti kehendak-Nya
itu. Hidup yang tidak menyembah berhala-berhala kebenaran dunia ini. Inilah
jaminan bagi saya dan anda untuk setia dan sehingga tidak murtad. Dalam
Yeremia, tadi dikatakan, jika sungguh milik-Nya maka tidak dirusakan; pada
Yesus jika kita sungguh ranting yang berada di dalam Yesus atau Sang Pokok
Anggur maka kita dapat berbuah dan memuliakan Tuhan:
Yohanes
15:4-5 Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
Tetapi, sebagaimana
yang dinyatakan nabi Yeremia juga, Yesus juga berkata jikalau kamu atau saya
bukanlah milik atau yang tertanam pada
Yesus Sang Pokok Anggur, maka kamu atau sayapun akan dipotong dan
dibinasakan-Nya:
Yohanes
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting
yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Ini
harus dipahami sebagaimana Yesus menjelaskan mengenai memiliki hidup atau tak
memiliki hidup:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Tuhan dalam murka-Nya
atas umat-Nya yang sedang murtad itu, tak akan membinasakannya namun akan
menyisakan mereka yang benar-benar milik kepunyaan-Nya:
Yeremia
5:17-18 Mereka akan memakan habis hasil tuaianmu dan makananmu, akan memakan
habis anak-anakmu lelaki dan perempuan, akan memakan habis kambing dombamu dan
lembu sapimu, akan memakan habis pohon anggurmu dan pohon aramu, akan
menghancurkan dengan pedang kota-kotamu yang berkubu, yang kauandalkan." Tetapi
pada waktu itupun juga, demikianlah firman TUHAN, Aku tidak akan membuat kamu habis lenyap.
Ini
tepat sebagaimana yang Allah lakukan kala Israel murtad dalam era nabi Yesaya:
Yesaya
1:5-9 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu
yang bertambah murtad? Seluruh
kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak
ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak
dibalut dan tidak ditaruh minyak. Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu
habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu.
Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing. Puteri Sion
tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun
mentimun dan seperti kota yang terkepung. Seandainya TUHAN semesta alam tidak
meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan
sama seperti Gomora.
Tetapi satu hal harus
ditegaskan, kebenaran semacam ini tidak
membuat prosesnya menjadi begitu mudah, sehingga disimpulkan bahwa murtad
adalah perkara ringan atau remeh karena di dalam kasih karunia-Nya. Tidak sama sekali, sebab penghukumannya mematikan walau
tidak membinasakan. Manusia murtad yang sedang dibersihkan hatinya agar kembali
kepada-Nya sebagai yang sungguh-sungguh mengenal maksud-Nya dalam kasih-Nya dan
kudus-Nya, harus melalui jalan yang jatuh dan bangun. Tetapi yang berangkali menjadi pertanyaan bagi
saya dan anda, kalau demikian, untuk apakah semua ini dilakukan-Nya?
Perhatikanlah
ini:
Yeremia
5:19-25 Dan apabila kamu nanti bertanya-tanya: Untuk apakah TUHAN, Allah kita,
melakukan segala hal ini atas kita?, maka engkau akan menjawab mereka: Seperti
kamu meninggalkan Aku dan memperhambakan diri kepada allah asing di negerimu,
demikianlah kamu akan memperhambakan diri kepada orang-orang asing di suatu
negeri yang bukan negerimu." Beritahukanlah ini di antara kaum keturunan
Yakub, kabarkanlah itu di Yehuda dengan mengatakan: Dengarkanlah
ini, hai bangsa yang tolol dan yang tidak mempunyai pikiran, yang mempunyai
mata, tetapi tidak melihat, yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar! Masakan
kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar
terhadap Aku? Bukankah Aku yang membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi
laut, sebagai perhinggaan tetap yang tidak dapat dilampauinya? Biarpun ia
bergelora, ia tidak sanggup, biarpun gelombang-gelombangnya ribut, mereka tidak
dapat melampauinya! Tetapi bangsa ini mempunyai hati yang selalu melawan dan
memberontak; mereka telah menyimpang dan menghilang. Mereka tidak berkata dalam
hatinya: Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada
waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang
menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen. Kesalahanmu
menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.
Tujuannya agar
umat-Nya kembali mengenal kebenaran-Nya, kemuliaan-Nya dan kekudusan-Nya yang menyala-nyala, bukan kebenaran versi para imam, para
nabi dan para gembala yang pada dasarnya melawan Tuhan. Bukan perkara gampang
untuk membersihkan manusia agar kemanusiaannya dapat mengenal dan menyerahkan
diri kepada Tuhan didalam pengenalan secara benar dan sesuai kehendak-Nya.
Problemnya tak semua yang adalah umat, benar-benar umat-Nya sekalipun semua
memiliki hukum Taurat; tak semua yang adalah gembala atau para pemimpin umat
adalah kepunyaan-Nya. Inilah yang juga menjadi problem yang akan dibereskan-Nya
melalui cara yang begitu keras ini:
Yeremia
5:26-29 Sesungguhnya,
di antara umat-Ku terdapat orang-orang fasik yang memasang jaringnya;
seperti penangkap burung mereka memasang perangkapnya, mereka menangkap manusia.
Seperti sangkar menjadi penuh dengan burung-burung, demikianlah rumah mereka
menjadi penuh dengan tipu; itulah sebabnya mereka menjadi orang besar dan kaya,
orang gemuk dan gendut. Di samping itu mereka membiarkan berlalu
kejahatan-kejahatan, tidak mengindahkan hukum, tidak memenangkan perkara anak
yatim, dan tidak membela hak orang miskin. Masakan Aku tidak menghukum mereka karena
semuanya ini?, demikianlah firman TUHAN. Masakan Aku tidak membalas
dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?"
Itu sebabnya,
penghukuman pada kebun anggurnya
sekalipun mendatangkan kerusakan hebat, tidak akan membinasakannya secara
keseluruhan. Siapa yang dibinasakan hanyalah orang-orang fasik atau yang bukan sungguh-sungguh miliknya
sekalipun sungguh-sungguh memiliki dan melakukan hukum Taurat dan sekalipun
sejak kecil memanggil-Nya Bapa!
Perhatikanlah wahai
para pendeta atau para gembala, awasilah mulutmu, awasilah pengajaranmu, dan
awasilah otakmu yang pintar itu, agar jangan sampai menjadi lawan Tuhan
sehingga pada akhirnya dibinasakan-Nya:
Yeremia
5:30-31 Kedahsyatan dan kengerian terjadi di negeri ini: Para
nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila
datang kesudahannya?
Jika demikian adanya,
maka dalam realitasnya, kita akan menjumpai orang-orang yang tuli terhadap
kebenaran dan nasihat-nasihat apalagi teguran dan peringatan, sudah begitu
sekarat untuk dapat disembuhkan begitu saja:
Yeremia
6:9-10 Beginilah
firman TUHAN semesta alam: "Petiklah habis-habisan sisa-sisa orang Israel
seperti pokok anggur dipetik habis-habisan. Kembalilah seperti pemetik buah
anggur dengan tanganmu mencari-cari buah pada ranting-rantingnya." Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka
mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat
mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak
menyukainya!
Inilah yang dialami
nabi Yeremia ketika hendak menyampaikan kebenaran kepada umat Tuhan yang lebih
memandang para imam, para gembala dan para nabi
sebagai lebih berhikmat dan lebih benar, kendati di mata Tuhan, mereka
telah menggantikan kemulian Tuhan air hidup dengn kemuliaan diri yang berusaha membangun kolam
bocor yang tak dapat menahan air!
Para imam atau
pemimpin jemaat yang sama sekali tak berdiri di dalam kehendak Tuhan lebih
didengarkan sekalipun itu tipu muslihat maut, yang konteksnya dapat
bermacam-macam, untuk kasus di era Yeremia, ini yang terjadi:
Yeremia
6:13-14 Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka,
semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu.
Sesungguhnya,
dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung,
baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu.
Dalam hal itupun
mereka tak merasa bersalah dan malu sedikit saja:
Yeremia
6:15-17 Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi
mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu
mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung
jatuh pada waktu Aku menghukum mereka, firman TUHAN." Beginilah firman
TUHAN: "Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah
jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan
demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau
menempuhnya! Juga aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga,
firman-Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala! Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau memperhatikannya!
Siapa yang sanggup
melayani manusia-manusia murtad semacam ini? Bebal dan keras kepala. Bahkan
begitu menggelikan jika masih dikatakan ada pengharapan bagi mereka untuk
diterima oleh Tuhan.
Yeremia pun tak kuat,
sebab bangsa itu melihat bahwa
peringatan-peringatan nabi Yeremia ini belum juga mewujud. Yeremia mengalami
masa-masa berat dalam pelayanan kenabiannya dalam melayani umat yang murtad. Pernahkah terbayang untuk
melayani orang percaya yang murtad? Itu adalah sebuah kegilaan bagi manusia!
Perhatikan keluh-kesah Yeremia ini:
Yeremia
17:14-15 Juga aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-Ku:
Perhatikanlah bunyi sangkakala! Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau
memperhatikannya! Sesungguhnya, mereka berkata kepadaku: "Di
manakah firman TUHAN itu? Biarlah ia sampai!"
Katanya,
Tuhan akan menghukum kami, tetapi mana? Sampai sekarang tak jua terjadi.
Yeremia dalam
frustrasi dan tekanan jiwa yang menggunung, tak terpancing untuk berteriak
kepada Tuhan: Tuhan segeralah timpakan malapetakamu atas manusia-manusia murtad
itu. Sebaliknya, inilah yang dilakukannya:
Yeremia
17:16 Namun tidak pernah aku mendesak kepada-Mu untuk mendatangkan
malapetaka, aku tidak mengingini hari bencana! Engkaulah yang
mengetahui apa yang keluar dari bibirku, semuanya terpampang di hadapan
mata-Mu.
Bagi Yeremia,
sekalipun kemurtadan adalah sebuah kekejian yang harus dihukum dengan dahsyat,
tetapi ia pun tak memandang dirinya layak untuk memintakan penghukuman, sebab
ia pun tak memandang dirinya lebih baik dari mereka yang sedang dibawah
penghukuman Tuhan:
Yeremia
17:17-18 Janganlah Engkau menjadi kedahsyatan bagiku, Engkaulah perlindunganku pada
hari malapetaka. Biarlah orang-orang yang mengejar aku
menjadi malu, tetapi janganlah aku ini menjadi malu; biarlah mereka terkejut,
tetapi janganlah aku ini terkejut! Buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan
hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda.
Yeremia
tidak mengingini hari bencana namun sekaligus tunduk kepada kehendak dan titah
Tuhan yang memerintah dirinya. Dalam hal itupun ia menyatakan bahwa Tuhanlah
perlindungan pada hari malapetaka, sebab tak ada satupun manusia yang dapat
luput pada hari malapetaka atas negeri
yang sedang dihukum dimana ia berada. Yeremia tunduk pada Tuhan dan
memahami sekali kekudusan Tuhannya dan memahami bagaimana peremehan atas
peringatan Tuhan adalah kekejian yang begitu memadai untuk menambah kedahsyatan
murka-Nya, sehingga ia berkata: buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan
hancurkanlah mereka dengan kehancuran ganda.
Kondisi hati orang
yang murtad itu memang mustahil bagi
manusia untuk dipulihkan, itupun digambarkan Yeremia dalam cara yang begitu
grafis:
Yesaya
17:1,9 Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena
besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan
pada tanduk-tanduk mezbah mereka. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada
segala sesuatu, hatinya
sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Inilah hati
manusia-manusia murtad. Jika demikian darimanakah datangnya pengharapan untuk
perubahan itu, sehingga dapat kembali kepada Tuhan dengan hati yang bersunat?
Beginilah Tuhan
menunjukan kepada Yeremia, bagaimana Ia memulihkan orang-orang kepunyaan-Nya
yang sedang murtad:
Yeremia
18:1-6 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: Pergilah dengan
segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan
perkataan-perkataan-Ku kepadamu. Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan
kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila
bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka
tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang
baik pada pemandangannya. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: Masakan
Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum
Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang
periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Kepada Yeremia, IA
menunjukan dirinyalah yang sanggup dan berkuasa penuh untuk memastikan umat-Nya
tak binasa sama sekali dalam kemurtadannya; bahwa IA berkusa penuh atas hati
umatnya yang begitu liciknya mengendalikan
kehendaknya dan kebebasan diri seorang manusia. Tak ada kelicikan hati manusia
murtad yang dapat menggagalkan maksud-Nya sebab beginilah IA memperlakukan
umat-Nya yang murtad itu: “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari
tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya
kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”
Proses semacam ini jauh dari menyenangkan tetapi begitu menyakitkan untuk
dijalani dalam kehidupan.
Seperti
itulah Tuhan akan bertindak atas orang
murtad sekalipun dari mulutnya keluar
pernyataan: Tak ada gunanya! Sebab kami hendak berkelakukan mengikuti rencana kami
sendiri dan masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang
jahat:
Yeremia
18:11-12 Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem:
Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka
terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu
masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah
tingkah langkahmu dan perbuatanmu! Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya!
Sebab kami hendak berkelakuan mengikuti rencana kami sendiri dan
masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang jahat."
Bagaimana dengan anda
dan juga saya? Barangkali tidak sejahat itu, tetapi bilamana seseorang
menggantikan kebenaran Tuhan Sang Air Hidup bagi manusia dengan kebenaran yang
dibangun sendiri dengan membangun kolam air yang bocor, maka itu adalah
kemurtadan yang sama mengerikannya!
Jadi periksalah diri
ini dan awasilah pengajaranmu sendiri, jangan sampai engkau sendiri murtad dan
membawa begitu banyak umat Tuhan masuk kedalam kemurtadan yang engkau bangun di dalam engkau pendeta atau
gembala atas jemaat-Nya.
Bersambung ke bagian 2 ” Murtad Yang Membinasakan Tanpa Kesempatan Kedua- Ibrani 6:6”
Amin
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
Artikel
ini sangat erat berkaitan dengan:
No comments:
Post a Comment