Oleh: Martin Simamora
“Apakah Anda
Sudah Paham Arti Hidup Di Dalam Kristus ? Dan Hidup Di Dalam
Adam ?”
"Ilustrasi" |
Seorang pendeta
menyatakan ini, dalam sebuah grup bertema “Kristen,” di facebook, bahwa kehidupan
seorang Kristen itu harus di dalam Kristus, bukan di dalam Adam. Sekarang, apanya
sih yang membuat pandangan ini berbahaya?
Bukankah itu benar?!
Satu hal yang wajib untuk
diperhatikan bagi siapapun yang membaca atau mendengarkan sebuah pengajaran
baik buku-buku rohani atau pengajaran seorang pendeta dalam media apapun juga,
adalah memeriksanya apakah sesuai dengan Kitab Suci, sekalipun terlihat mirip dengan apa yang pernah kita dengar atau baca, namun benarkah Kitab Suci memaparkannya sebagaimana ujaran atau pengajaran pendeta tersebut. Bahkan
seorang rasul Paulus pun ketika mengajar, dia memastikan bahwa apa yang
disampaikannya itu memang ada tertulis di dalam Kitab Suci. Mari terlebih
dahulu melihat pada Paulus:
1Korintus
15:3- Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang
telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah
dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
Alkitab juga memberikan contoh yang baik dan dapat
menjadi teladan bagi kita, bagaimana jemaat memperhatikan dan meneliti secara
seksama apa saja yang disampaikan oleh para pengajarnya, memeriksa berdasarkan
Kitab Suci, yaitu Tanakh, karena pada waktu itu belum ada apa yang disebut
perjanjian baru:
Kisah
Para Rasul 17:10-12 Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ
menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke
Berea. Setibanya di situ pergilah mereka
ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik
hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu
dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk
mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak
di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara
perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.
Sebaik apapun pada apa
yang menjadi nasihat, dan seluhur apapun ajakan, dorongan, atau nasihat, namun
bila itu terlepas dari kebenaran yang telah disampaikan oleh Yesus Kristus
kepada para rasul-Nya, dan diteruskan oleh para rasul-Nya kepada mereka yang
belum pernah mendengarkan injil, maka pengajaran itu harus dikatakan sebagai
pengajaran yang tak memiliki dasar-dasar kebenaran. Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang
pendeta yang bertujuan untuk mengajak orang Kristen agar tidak hidup di dalam
dosa, namun membangun nasihat itu di atas dasar yang salah. Dasar yang sama
sekali tak diletakan baik oleh Yesus ataupun para rasul.
Hal ini yang menjadi
problem yang sangat serius dalam ajarannya, bahkan mengabaikan siapakah Yesus
dan siapakah Adam, sehingga pengajarannya menjadi: “siapakah yang ingin anda
ikuti? Apakah mengikut Adam ataukah mengikut Kristus? Benarkah Surat Roma,yang
juga menjadi rujukan pendeta tersebut, sedang membicarakan mengikut Adam atau
mengikut Kristus?
Apakah benar, Adam adalah sumber kegelapan itu sendiri yang
kuasa kegelapannya begitu kekal, sebagaimana kuasa hidup bagi manusia-manusia yang bekerja pada
diri Yesus, sehingga menjadi dasar baginya untuk mengatakan: “mengikut Adam”
atau “mengikut Yesus?”
Hal terpenting, dengan demikian, adalah memahami siapakah Yesus Kristus itu sendiri, menurutnya sendiri. Saya akan menyajikannya secara ringkas dengan menyajikan ayat-ayat yang bersisikan kesaksian Yesus sendiri mengenai siapakah dia dan kekuasaan yang dimilikinya, namun sangat mendasar untuk diketahui, sehingga dapat memahami mengapa teologia ini begitu berbahaya.
Siapakah
Yesus Kristus
Menurut Yesus Kristus, dia adalah:
▬Yohanes
5:19-20 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan
kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan
menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada
pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
▬Yohanes
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan
menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya.
▬Yohanes
5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman
itu seluruhnya kepada Anak,
▬Yohanes
5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.
▬Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
▬Yohanes
5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya,
akan hidup.
▬Yohanes
5:26 Sebab
sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga
diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
▬Yohanes
5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua
orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
▬Yohanes
5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi
sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak
menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
▬Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak
pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
▬Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
▬Yohanes
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari
atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
▬Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam
dosamu."
▬Yohanes
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
▬Yohanes
12:23,27 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji
saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (27) Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari
saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
▬Yohanes
14:1-3 Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu
ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
▬Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
▬Yohanes
17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka,
karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
▬Yohanes
17:16 Mereka
bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
▬Yohanes
17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam
Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
▬Markus
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
▬Matius
25:31-33 Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka
seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di
sebelah kiri-Nya.
Selanjutnya, saya,
juga secara ringkas akan menyajikan bagi anda para pembaca budiman, siapakah
Adam, berdasarkan apa yang disaksikan oleh Kitab-Kitab Suci, terutama pada
Kitab Musa Yang Pertama.
Siapakah
Adam
Mengenai Adam, kita hanya dapat mengetahuinya dari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Adam sendiri adalah manusia pertama dan bermakna “manusia.” Perhatikan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci:
►Kejadian
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.
►Kejadian
2:16-17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon
dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
►Kejadian
2:18-23 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Lalu
TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di
udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu
untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia
itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi
nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala
binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak
menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah
membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah
satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan
dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
►Kejadian
3:13 Kemudian
berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah
kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan
aku, maka kumakan."
►Kejadian
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan
Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun
engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
►Keluaran3:17-19 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan
kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau;
dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
semak
duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di
padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan
mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari
situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi
debu."
►Kejadian
3:23-24 Lalu
TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana
ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur
taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala
dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
►Kejadian
5:5 Jadi
Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.
Manusia dikatakan
ciptaan yang hampir sama dengan Allah,
namun bukan sama sekali “allah” karena yang dimaksud dengan hampir sama adalah:
sebagaimana Allah berkuasa atas segala ciptaan-Nya, maka demikian juga manusia
atas semua mahkluk hidup lainnya:
●Mazmur
8:3-9 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang
yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di
bawah kakinya: kambing domba
dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di
udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Ya
TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Sehingga
aspek keilahian yang tetap Tuhan letakan
pada manusia sehingga dikatakan hampir seperti Allah, merupakan kuasa yang semata
meletakan segala buatan tangan-Nya di bawah kaki manusia itu. Tidak sama sekali
Ia sendikit saja dengan kuasanya bisa mendikte atau menekan Allah, selain atas
segala binatang!
Itulah kemuliaan manusia pertama yang bersinar penuh kemilau di bumi terhadap segala ciptaan-Nya:
●Kejadian
1:28 Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap
di bumi."
Wujud bahwa manusia
itu hampir seperti Allah dalam cara yang demikian, bukan karena manusia itu
sendiri, tetapi karena tindakan Allah yang menjadikan manusia itu untuk memiliki
kemampuan intelektual atau berpikir yang sangat luar biasa, mengatasi segala
ciptaan Allah yang lainnya. Kemampuan manusia sebagai mahkluk yang berpikir
bahkan menciptakan nampak jelas pada Kejadian 2 ini:
▒Dibawa-Nyalah semuanya
kepada manusia itu untuk melihat,
bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu
kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia
itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara
dan kepada segala binatang hutan
Manusia adalah mahkluk kreatif,
innovator yang ulung dan mampu
mengembangkan peradabannya, dimulai dengan taxonomi yang pasti masih primitif:
menentukan nama-nama setiap ciptaan di dunia ini. Manusia dengan demikian
diberikan tempat oleh Allah dalam ciptaan-Nya yang sempurna itu untuk mengembangkan
ciptaan-Nya, berdasarkan kuasa yang diberikan-Nya. Itu sebabnya dalam “manusia
hampir seperti Allah” tak pernah membuat ia menjadi allah dalam arti
memiliki kemahaan sebagaimana Allah.
Salah satu bukti
bahwa manusia walau dikatakan “dibuat
hampir seperti Allah” tidak sama sekali membuat manusia memiliki
kemahaan sebagaimana Allah, nampak kala manusia itu diperdaya oleh iblis
melalui muslihatnya melalui seekor binatang melata:
▒Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat,
bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon
itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan
dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia,
dan suaminyapun memakannya.
▒Kejadian 3:9 Tetapi TUHAN Allah
memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Adam atau “manusia”
adalah orang yang paling bertanggungjawab di mata Tuhan sehingga dialah yang
dipanggil pertama kali. Kemampuan manusia yang seperti Allah, karena tidak
menjadikan dia menjadi “Anak Allah” sebagaimana pada Yesus maka Adam tanpa
dapat ditahan segera tergelincir.
Mari kita
membandingkannya dengan Yesus Kristus:
╬Matius 4:1-11 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh
hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba
itu dan berkata kepada-Nya: "Jika
Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya
batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus
menjawab: "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap
firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas
gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia
dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua
itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Pada
Yesus, sebagai Anak Allah, Ia memiliki kemahaan yang tak dimiliki Adam. Apakah
itu? Yesus mahatunduk atau mahasetia sekalipun dalam kelemahan fisik akibat
berpuasa 40 hari 40 malam, sehingga dalam keadaan demikian Ia tak sama sekali
dapat dijungkalkan oleh muslihat Iblis yang memutarbalikan kebenaran firman,
kala iblis, kepada Yesus, berkata: “Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan
terantuk kepada batu." Sebuah situasi yang begitu kontradiksi pada Adam, kala
iblis melalui ular melakukan strategi yang sama persis: “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu
tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat-Kejadian 3:4-5."
Sekarang, sebelum
saya menunjukan keberbahayaan pengajaran pendeta tersebut, saya akan menyajikan
tabel sederhana untuk menunjukan perbedaan antara manusia Adam dengan manusia
Yesus:
PERBANDINGAN MANUSIA ADAM TERHADAP MANUSIA YESUS KRISTUS
Indikator-indikator
|
Manusia
Adam
|
Manusia
Yesus
|
Keberasalan
|
Dunia ini
|
Datang dari Sorga
|
Kuasa
terhadap dosa
|
Takluk pada dosa
|
Menaklukan dosa
|
Relasi
dengan Allah
|
Di usir dari hadapan Allah
|
Satu dengan Allah walau di bumi
|
Kuasa
untuk menaati Allah
|
Tidak memiliki kuasa untuk taat
sekalipun berupaya untuk menaatinya
|
Memiliki Kuasa Ilahi dalam kesatuan: Kehendak Allah dan Kehendaknya tak
terpisahkan
|
Kuasa
terhadap kematian
|
Mati dalam perbudakan kematian
|
Mati untuk menaklukan kematian
dengan bangkit
|
Kuasa
untuk memberikan hidup kepada manusia lainnya
|
Tidak ada
|
ada
|
Kuasa
untuk menaklukan maut
|
Tidak ada
|
Ada
|
Kuasa
hidup kekal
|
Tidak ada
|
Ada, bahkan berkuasa untuk
memberikannya kepada yang percaya dan hidup dalamnya
|
Keselarasan
diri dengan pikiran dan kehendak Allah
|
Tidak ada, sebab lebih mendengarkan
iblis
|
Sempurna tak bercela, sebab tindakan
dan perkataannya bukan kehendaknya tetapi Allah
|
Kuasa
untuk menghakimi manusia
|
Tidak ada, sebab dia sendiri akan
dihakimi oleh Yesus Sang Mesias
|
Ada, sebagaimana Bapa, bahkan Bapa
nanti tidak turut menghakimi, karena telah diserahkan sepenuhnya kepada Anak
|
Kekuasaan
yang diberikan Allah
|
Hampir sama seperti Allah, yaitu
berkuasa atas segala ciptaan-Nya dan kuasa untuk menentukan nama-namanya
|
Kuasa sebagaimana Allah adanya,
sehingga Ia berkusa dan berdaulat penuh atas; dosa atau maut atau kematian
atau kebinasaan atau kegelapan, menghakimi manusia atas dosa,menghakimi iblis
itu sendiri
|
Kekuasaan
atas hari dan penentuan akhir zaman dan kesudahan manusia
|
Tidak ada sama sekali, sebab manusia
itu mati
|
Ada, bahkan Dialah yang akan datang
bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya untuk mengakhiri dunia dalam
kekuasaan maut dan menjatuhkan penghukuman dan menggenapi janji-janji-Nya
kepada setiap domba-domba-Nya
|
Sehingga di sini secara gamblang terlihat
perbedaan manusia Adam terhadap manusia Yesus Kristus.
Teologi
Berbahaya Sebab Tidak Menunjukan Kemutlakan Yesus Sebagai Juruselamat Manusia,
Tetapi Pada Upaya Manusia Untuk Memilih
Mengikuti Adam Atau Mengikuti Yesus
Sehingga ketika seorang pendeta
mengajarkan: mau mengikuti Adam atau mau mengikuti Yesus, sekalipun dalam
semangat yang berupaya menunjukan siapakah yang harus diikuti, dan dan bahwa
setiap orang Kristen harus berjuang menjauhi segala perbuatan dosa, namun
sebuah kesalahan yang amat menista Yesus Kristus telah dilakukannya
Mengapa? Sebab Yesus
tak pernah sejauh itu dari diri manusia-manusia Kristen sejati dalam
perjuangannya untuk hidup dalam kehendak-Nya dan Bapa-nya. Hal kedua, Adam
bukan sama sekali sumber atau aikon
dosa, tetapi Iblis sebagaimana Yesus katakan. Dan tentu saja rasul Paulus tidak
pernah bermaksud sebagaimana yang dimaksudkan oleh pendeta tersebut.
Ketika Adam jatuh
kedalam dosa, itu bukan sebuah peristiwa yang terisolasi dari semua
manusia-manusia lainnya seolah dosa adalah masalah perilaku yang diteladankan
Adam.
Pendeta tersebut
berkata:
●“Adam
dicobai jatuh, Yesus dicobai tidak jatuh. Apakah anda tidak mau ngaku ikut Yesus tetapi terus dalam
kekalahan.”
●
“Apakah anda tidak malu ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan? Itu maksud
saya hidup dalam Kristus adalah hidup yang berkemenangan dalam atas dosa, bukan
kekalahan seperti Ada.”
●
“Anda mau bela Adam, silahkan itu lambang kedagingan. Lambang perbudakan. Ini
yang saya mau tekankan. Anda nggak perlu tanya teologia saya darimana. Ini
jelas dari Alkitab.
Sekalipun pendeta
tersebut memang merujukannya dari Alkitab, sebagaimana anda dapat melihatnya di
sini:
namun,
pada apa yang dikutipnya itu saja, tidak sama sekali sedang menunjukan pada apa
yang hendak dinyatakannya:” Adam dicobai
jatuh, Yesus dicobai tidak jatuh. Apakah anda
tidak mau ngaku ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan.” Saya,
pertama-tama, harus menyatakan secara tegas bahwa Yesus menjadi jalan keselamatan
bagi manusia bukan
dengan cara manusia itu meneladaninya atau mengikut Yesus dalam cara
melakukan penyelarasan diri berdasarkan tindak-tanduk eksternal Yesus yang dapat ditangkap oleh manusia, bukan
meneladani Adam. Itu tak pernah sama sekali menjadi pemberitaan Yesus dan
apalagi Paulus.
Mari terlebih dahulu, kita melihat Surat Roma yang dikutip oleh pendeta tersebut:
▌Roma
5:12- 21Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab
sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas
mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat
oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi
karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena
pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya,
yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang,
yaitu Yesus Kristus. Dan
kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas
satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan
karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan
pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah
berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima
kelimpahan kasih karunia dan anugerah
kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang
itu, yaitu Yesus
Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua
orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua
orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu
orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu
orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat
ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa
bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
supaya,
sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh
kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Pendeta
tersebut memberikan judul di atas ayat
yang dikutipkannya itu: “JIKA ANDA MASIH
HIDUP DI DALAM ADAM ANDA BINASA, JIKA ANDA SUDAH DI DALAM KRISTUS ANDA SELAMAT.”
Pertanyaannya,
apakah pada bagian Surat Roma yang sedang
dikutip oleh pendeta tersebut, rasul Paulus sedang membicarkan keselamatan atau
ketidakbinasaan seorang manusia itu berdasarkan perbuatan atau perjuangan
manusia untuk memilih Yesus? Dengan kata lain, apakah seseorang itu dapat
berada di dalam Kristus karena perjuangannya dengan meneladani perbuatan Yesus,
bukan Adam?
Begitu
sukar untuk dipahami bagaimana pendeta itu dapat membangun
pengajaran “hidup dalam Kristus” berupa aktivitas-aktivitas manusia untuk
meneladani manusia Yesus, dan
meninggalkan perilaku atau bukan meneladani manusia Adam, sebab rasul Paulus tepat pada
bagian yang dikutipnya sendiri telah menyatakan bahwa seseorang dapat berada
dalam Yesus Kristus adalah kasih karunia yang dilimpahkan Allah atas dirinya,
oleh karena satu orang yaitu Yesus Kristus:
●jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya,
yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang,
yaitu Yesus Kristus
●penganugerahan
karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan
pembenaran
●yang telah menerima kelimpahan
kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena
satu orang itu, yaitu
Yesus Kristus
●
kasih
karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Oleh
Yesus Kristus, bukan karena anda atau saya yang
meneladani Yesus Kristus, bukan meneladani Adam, maka dengan demikian anda hidup dalam Kristus. Paulus,
sendiri, menegaskan satu-satunya sebab mengapa anda dan saya dapat hidup dalam
Kristus, itu oleh kasih karunia Allah, bukan karena perjuanganmu. Oleh Allah karena
satu orang, yaitu Yesus
Kristus. Kasih karunia itu datang kepadamu bukan karena pekerjaan dua orang, yaitu anda
dan Yesus yang melakukan kerjasama, tetapi satu orang yang satu-satunya
diperhitungkan Allah sebagai dasar pembenaran yang dilakukan-Nya terhadap
seorang manusia berdosa. “Kasih karunia” bukan sama sekali seperti ini: ”Adam dicobai jatuh, Yesus dicobai tidak
jatuh. Apakah anda tidak mau ngaku ikut
Yesus tetapi terus dalam kekalahan.” Bukan karena anda memilih untuk
mengikut Yesus dan tidak mengikut Adam, maka berdasarkan itulah Allah kemudian
melimpahkan kasih karunia. Ini sungguh asing sebab, pertama-tama dan
satu-satunya, Yesus sendiri tak pernah mengajarkan demikian.
Jikapun Adam ada disinggung, maka konteksnya adalah mengapa keselamatan itu berdasarkan kasih karunia dan bukan berdasarkan pada ketaatan seorang manusia pada hukum Taurat.
Perhatikan bagaimana
Paulus menjelaskannya:
▒Sebab
itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh
dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah
ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum
Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada
zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang
Perhatikan kata-kata atau
kalimat-kalimat luar biasa ini: “zaman Adam,” “Adam,” “dosa telah masuk ke
dalam dunia oleh satu orang,” “dosa itu juga maut,” “maut itu telah menjalar
kepada semua orang,” “karena semua orang telah berbuat dosa,” maka ini semua
menunjukan ketakberdayaan total manusia untuk menaklukan dosa dan apalagi oleh
dirinya sendiri dapat masuk kedalam kasih karunia Allah berdasarkan perbuatan
meneladani Yesus, bukan meneladani Adam. Dalam hal
ini, anda tak perlu meneladani Adam sehingga anda berbuat dosa. Setiap manusia
berdusta bahkan tak pernah karena meneladani Adam. Anda tak perlu diajari
bagaimana berdosa sebab hati dan pikiran manusia begitu pintar merancang
hal-hal jahat.
Bukankah Tuhan
sendiri menyatakan bahwa setiap manusia memang menghendaki atau menyukai
kejahatan bahkan di dalam hatinya, sebagaimana dalam pernyataan ini:
■Kejadian
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan
hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata
■Matius
15:19 Karena dari
hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
■Matius
5:28-29 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di
dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan
buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa,
dari pada tubuhmu dengan utuh
dicampakkan ke dalam neraka.
■Markus
7:21-23 sebab dari
dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua
hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Ingatlah
kembali, Paulus mengatakan dosa adalah maut dan “dosa telah masuk melalui satu
orang,” dan “maut menjalar.” Yesus Sang Mesias berkata: hanya karena memandang dan menginginkan seorang perempuan yang bukan
isterinya maka itu adalah sebuah zina dan hukumannya tegas dan pasti: maut atau
kebinasaan. Itulah yang dimaksud dengan maut menjalar karena dosa, dan dosa
itu masuk melalui satu orang. Sama sekali tak ada membicarakan apakah manusia
itu meneladani Adam sehingga berdosa. Sebaliknya Paulus menjelaskan bagaimana
maut telah menjalar kepada semua manusia karena telah berbuat jahat. Problem
maut yang paling mengerikan adalah: hanya karena sebuah hasrat tersembunyi yang belum
lagi mewujud maka ia telah berdosa dan maut adalah kepastian baginya, tanpa
dapat dikoreksi. Bandingkan dengan pengajaran pendeta tersebut yang menyatakan
hidup dalam Kristus merupakan tindakan manusia untuk meneladani perilaku Yesus
dan bukan perilaku dan tindakan Adam.
Jika berbicara meneladani atau mengikuti maka kebenaran yang diajarkan pendeta tersebut,
itu begitu jauh dari sedikit saja kehendak Yesus: sucilah dan kuduslah mulai
dari tempat yang paling tersembumyi: hatimu atau hasrat-hasratmu. Bagi Yesus,
sedikit saja mencuat hasrat dan belum lagi merupakan tindakan, maka itu adalah
maut. Ingat, bahwa Allah membinasakan manusia dengan air bah global, bukan karena Ia semata melihat dari
sorga ke bola bumi ini pada perbuatan-perbuatan manusia itu, tetapi IA, bahkan, melihat hati semua
manusia , yang berisikan kejahatan semata-mata isi hatinya [Kejadian 6:5].
Tanpa perlu
perbantahan, bahkan Roma 5 yang dikutip pendeta tersebut telah menjelaskan
bagaimana seseorang itu masuk ke dalam kasih karunia Allah:
▬Roma
5:1-2 Sebab itu, kita yang dibenarkan
karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena
Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh
jalan masuk oleh iman kepada kasih
karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Kita
dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, itu
semua oleh Yesus Kristus dalam pengimanan saya dan anda kepada-Nya. Bukan sama
sekali seperti yang diajarkan oleh pendeta tersebut bahwa: ”anda harus
memilih untuk meneladani Yesus Kristus yang berhasil melawan godaan iblis, bukan Adam yang yang gagal
melawan iblis. Bahkan Paulus, sebagaimana Yesus, telah menyatakan
bahwa kita semua sebagaimana natur
Adam itu sendiri, sama sekali tak
berdaya untuk hidup di dalam Kristus.
Yesus
bukan
sekedar manusia [sebagaimana Adam] yang berhasil menaklukan
godaan iblis sehingga ia adalah manusia yang berhasil dihadapan Allah, sementara
Adam gagal, karena Yesus tidak sama dengan Adam. Sementara Yesus datang dari sorga, Sang
Terang Dunia, Sang Penakluk Maut, Sang
Hakim baik atas iblis dan manusia, Adam,
pada sisi lainnya, sama sekali seorang manusia fana saja di
dalam kegagalannya itu.
Perbedaan tajam yang sedemikian telah ditunjukan oleh rasul Paulus kepada jemaat Tuhan di Korintus:
▬1Korintus15:21-24
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia,
demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu
orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati
dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap
orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang
menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba
kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Mengapa
dikatakan bahwa seseorang itu dapat hidup dalam Kristus merupakan kasih
karunia? Karena dalam dosa yang adalah maut, maka semua manusia berdosa itu mati. Jika
semua mati, bagaimana bisa diajarkan oleh seorang pendeta bahwa sekalipun anda
mati anda harus memilih Yesus. Mati dalam hal ini digambarkan oleh Paulus
sebagai persekutuan dengan Adam atau persekutuan dengan maut yang masuk melalui
satu orang bernama “manusia” atau “Adam.” Itu sebabnya, itu merupakan realitas
aktual pada bagaimana sebetulnya wujud ketakberdayaan atau kematian rohani yang
absolut itu. Karena demikian absolutnya kematian itu membelenggu manusia, maka
Paulus kemudian menyatakan: “semua orang akan dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Hanya dalam persekutuan dalam Kristus saja maka
anda dapat dihidupkan kembali. Bagaimana bisa saya pergi mendatangi Kristus
untuk bersekutu dengannya sementara saya masih mati? Beginilah Paulus
menjelaskannya:
▬Roma
5:6-11 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah
seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik
ada orang yang berani mati--.Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika
kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti
akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah
bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah
menerima pendamaian itu.
Bagaimana
saya bisa datang kepada persekutuan Kristus agar dihidupkan-Nya kembali, sementara
masih mati, itu hanya karena tindakan Allah yang menunjukan kasih-Nya pada
kita, bahkan saat masih orang-orang durhaka atau masih dalam perbudakan dosa,
masih belum dibenarkan oleh darah-nya,dan masih belum diperdamaikan dengan
Allah oleh kematian Anak-Nya.
Ini semua selaras dengan apa yang dahulu disabdakan oleh Yesus sendiri:
Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu
telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Sehingga bukan sama
sekali seperti yang diajarkan oleh pendeta tersebut. Sama sekali Alkitab tidak
menunjukan demikian! Yang ada, pendeta tersebut, hanyalah memanipulasi tanpa
memperhatikan apa yang sebetulnya hendak ditekankan dan diangkat oleh rasul
Paulus dalam bagian Surat Roma yang dikutipkannya, apalagi ketika nama Adam
disinggung, bukan sama sekali berbicara apakah orang tersebut meneladani Adam yang merupakan simbol
dosa atau maut, atau meneladani Yesus, oleh setiap orang percaya dan mengalami
kemenangan gemilang, dengan demikian, itulah jalan keselamatan saya dan anda. Tidak sama
sekali, tetapi jalan keselamatan itu diperoleh karena kasih karunia!
Ini bukan membela Adam.
Ini sebuah kecurigaan yang begitu kronis pada diri manusia berdosa namun masih
berpikir dapat mencapai sorga oleh dirinya. Bahkan, tahukah anda, bahkan rasul
Paulus sendiri harus menegaskan, bahwa dia bukan sedang membela “Adam”, tidak
demikian. Dengan mengenal keselamatan berdasarkan kasih karunia semata, bukan
berarti lalu saya dan anda ya..sudah, mau berdosa atau tak berdosa,
nggak masalah tuh.. bukan dan tak pernah.
Perhatikan
pernyatan rasul Paulus ini:
▬Roma
6:1- 11Jika demikian, apakah yang hendak
kita katakan? Bolehkah
kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali
tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah
kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah
kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam
kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita
telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Karena
kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati
lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya
adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati
bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Lalu
apakah keseharian kehidupan seorang yang diselamatkan oleh satu orang yaitu
Yesus Kristus? Beginilah Paulus menasihatkan pada kita:
▬Roma
6:12-13 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang
fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai
sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai
orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Apakah
semangat kehidupan seseorang yang hidup didalam kasih karunia karena Yesus
Kristus? Beginilah Paulus menegaskan bagi kita:
▬Roma
6:15-18 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada
di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah
kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai
hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati,
baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang
memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah
kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan
segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu
telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Sementara
jiwamu sudah diselamatkan-Nya, maka hendaklah tubuh daging yang akan binasa ini
dan membusuk didalam tanah ini, diserahkan pada
kebenaran sehingga bukan melayani godaan dosa, tetapi melayani kehendak Tuhan, berdasarkan
keselamatan yang sudah kuperoleh
dan anda peroleh:
▬Roma
6:19Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama
seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran
dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.
Sementara jiwaku
sudah dikuduskan-Nya dan diselamatkan-Nya, bahkan itu tidak berdasarkan keadaan
tubuh dagingku yang begitu berdosa, namun kehidupan di dalam kebenaran adalah hal yang harus saya
kejar, sehingga menjadi kehidupan utama bagi saya dan anda. Apakah kehidupan dalam kebenaranku sehari-hari, itu adalah: menyerahkan anggota-anggota tubuh ini agar
menjadi hamba kebenaran yang membawa saya kepada pengudusan.
Sehingga ada sebuah keharmonian
antara penyelamatan berdasarkan kasih karunia dengan perilaku keseharian yang
harus dihidupinya dari hari-ke hari dalam natur barunya: diselamatkan oleh
Yesus Kristus.Jadi dalam hal ini tak ada sebuah kepicikan hati dalam kehidupan
keselamatan dalam kasih karunia, namun sebuah keberterusterangan dalam kelemahan
tubuhku dan anda yang harus secara
waktu demi waktu menyerahkannya atau berhambakan pada kebenaran yang membawa
kepada pengudusan.
Pengudusan eksternal
ini, dasarnya adalah pengudusan oleh Yesus Kristus, yaitu setelah saya
dihidupkan kembali dalam kehidupan persekutuanku dengan Yesus Kristus. Sehingga
memang ini bagaikan kehidupan percintaan antara Juruselamatku dengan diriku
yang dicintainya. Setidak-tidaknya bagaimana aku sebagai seorang suami
mengeksternalkan kekudusan pernikahanku dengan membangun kesetiaan terhadap
pasangan, membangun kasih sayang kudus pada isteri dengan terus-menerus
memahaminya dan menuntunnya kepada kehidupan yang semakin mengenal Tuhan agar
menguasai kehidupannya. Pada dasarnya ini bukan teori tetapi sebuah praktik
hidup kudus, karena Dia yang berdiam dalamku adalah kudus. Itu adalah tantangan
dan juga kebahagiaan, dan merasakan bagaimana pedihnya perasaan kala sebagai
yang dikasihinya gagal memberikan cinta terbaiknya dari waktu ke waktu. Pada
akhirnya inilah yang harus diteladani dari rasul Paulus:
▬Filipi
3:9-16dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati
hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus,
yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang
kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya
aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku
telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya,
kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh
Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna,
berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu
akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi
baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai
kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
Marilah semua yang
telah hidup dalam persekutuan dengan Kristus, kita tingkatkan pengertian yang
telah kita capai, kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Semua ini,
hanya terjadi jika saya dan anda telah
dihidupkan kembali di dalam persekutuan dengan Kristus.
1Kor 15:47 Manusia pertama berasal dari
debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
Amin
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment