F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Predestinasi dan Penginjilan. Show all posts
Showing posts with label Predestinasi dan Penginjilan. Show all posts

1 Katakanlah Kepada Kami Dengan Kuasa Manakah Engkau Melakukan Hal-Hal Itu?

 

Apakah Ia Datang Dari Sorga: Sang Kristus & Kuasanya

Oleh: Blogger Martin Simamora


Apakah yang paling menarik perhatian para imam-imam, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi terhadap diri Yesus Kristus? Apakah moralitasnya, karakternya dan kesuciannya? Pada faktanya tidak, bahkan kalau kita mengamati pada injil, secara umum hampir begitu sukar kita menemukan dialog-dialog atau pengajaran-pengajaran Yesus baik bersifat hanya bagi para murid dan atau bagi masyarakat umum yang berisikan materi ajar yang bersifat bagaimana memiliki hidup yang suci berdasarkan pembangunan hidup taat terhadap kebenaran-kebenaran kitab suci. Apa yang ditemukan justru mengenai siapakah dirinya, kuasanya, tujuan kedatangannya dan bagaimana ia dan kuasanya adalah hal yang tak terpisahkan sebab merupakan sabda ilahi dalam wujud yang akan menyingkapkan jati diri dan kemuliaan diri Sang Mesias. Jadi memang pada akhirnya, oleh sebab kesentralan diri Yesus juga turut menampilkan kuasa dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari eksistensinya, maka pertanyaan perihal ini memang harus dikemukakan oleh orang-orang yang paling berotoritas:

 

Lukas 20:1-2 Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ, dan mereka berkata kepada Yesus: "Katakanlah kepada kami dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu, dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Mu!"

Sementara Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah, pertanyaan yang dikemukakan mengenai dengan kuasa manakah? Nampak jelas bahwa kehidupan Yesus begitu diamati dan begitu diukur dan hasilnya mengejutkan mereka sebab manusia satu ini begitu kental dan begitu mudah dalam memperagakan kuasa-kuasa yang tak terpahami dan terselami bahkan Bait Allah tak dapat menolaknya untuk ia dapat mengajar orang banyak.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g6- Selesai)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g5


Yesus bukan saja menunjukan siapakah dia, namun apa yang juga begitu pentingnya bagi dunia ini, yaitu menunjukan bagaimanakah keadaan manusia itu di hadapan Allah. Tak satupun manusia yang dapat menunjukan kehakikatannya adalah mahkluk-mahkluk mati terhadap kehendak dan menggenapi kudus Allah. Manusia tak memiliki suara-suara didalam jiwanya sendiri untuk memerintahkan pada dirinya dalam kuasa penuh: datangilah Yesus dan ikutilah dia, apapun juga yang dikehendakinya. Yesus juga menunjukan ketakberdayaan manusia itu untuk mendengar dan melakukan; untuk menaati dan bertekun di dalam ketaatannya, sebab tak ada kehidupan pada jiwanya yang sehakikat dengan kehendak Allah. Begitu jauh dan begitu dalamnya ketakterjangkauan jiwa manusia itu untuk menyambut perintah-Nya, sekalipun Sang Kerajaan Allah begitu dekat, yang berbunyi: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya-Matius 7:13.” Tragedi manusia yang dianggap abstrak, kini begitu otentik. Kejatuhan Adam yang dikatakan menjalari seluruh generasi manusia:

Roma 5:12,14 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang

Memang dipertontonkan begitu keras oleh Yesus dalam khotbah-Nya di bukit.


Memang benar, semua manusia setelah Adam tidak berbuat dosa sebagaimana Adam telah lakukan, tetapi tegas dinyatakan bahwa dosa bukan sekedar soal perbuatan yang melanggar ketetapan Allah,tetapi momentum berkuasanya maut atas segenap manusia. Maut mencengkram semua manusia. Itu sebabnya dalam epistel Ibrani, kematian Yesus begitu bertaut dengan problem abadi bagi manusia yang mustahil ditanggulanginya: “maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut-Ibrani 2:14, atau dalam  ucapan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yoh 5:24.”

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g5)

Oleh: Martin Simamora


kredit: thewealthfountain.com
Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g4

Wujud kebedaan [Matius 7:28-29] Yesus dengan ahli-ahli Taurat lainnya adalah penekanan satu-satunya pada kesempurnaan Bapa didalam maksud dan didalam pewujudan maksud Bapa itu yang bersemayam di dalam diri Kristus (kehendak diri Kristus, sejatinya tak pernah eksis oleh sebab kehendak Bapa yang memerintah absolut), berlangsung sempurna dan berdaulat yang terpancar dari perkataan [Yohanes 12:49] dan berbagai pewujudan di dalam tindakan-tindakan [Yohanes 4:34, 6:38, 8:29, 17:4] olehnya. Dengan demikian Yesus kala berada di bumi, bukan sekedar Guru yang mengajarkan kitab suci atau seorang nabi yang mensyi’arkan agama, seolah ia adalah murid dari seorang  atau salah satu nabi besar. Kala Ia berkata, semacam ini: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,” maka jelas Yesus sedang mengunjukan dirinya adalah Yang Berkuasa  bukan saja melakukan tetapi menyelesaikan atau menuntaskan pekerjaan Allah atau apa yang hanya berkuasa untuk dilakukan Allah. “Menyelesaikan pekerjaan-Nya,” dengan demikian adalah ke-Tuhan-annya, tanpa perlu berkata: “lihat Aku ini Tuhan.” Karena Allah pada hakikatnya bukan Allah yang  hanya  bercakap atau berbicara, tetapi berfirman (dengan demikian berfirman itu tak terpisahkan dengan kuasa untuk menggenapi apa yang dikehendaki firman itu sendiri) atau  bekerja mewujudkan segala ketetapan-ketetapan-Nya. Yesus dengan demikian, berdasarkan perbuatan dan perkataannya dengan demikian menunjukan ke-siapa-an dirinya dihadapan semua manusia. Tak ada sedikitpun kejengahan bagi dirinya sendiri untuk menuturkan perihal dirinya dalam kemuliaan dan kemartabatan Allah Sang Pencipta Langit Bumi, seperti ini: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga - Yohanes 5:17.” Tak ada satu saja ruang penghakiman yang bisa dimunculkan baginya.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g4)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g3

Sekarang, Yesus secara sangat tajam memandang kepada mereka yang telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat 7:9-11." 


Ini adalah sebuah pengajaran  yang menakjubkan pada 2 realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,” sebuah relasi di dalam kematian, yang menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah. Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari bagaikananjing dan babi terhadap mutiara dan barang kudus menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua: Yesus mengajarkan bahwa  fondasi hubungan anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah  percaya atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah  Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun yang  terbaik dari-Nya untuk diterima oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga


Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga” adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g3)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g2

“Pohon” Yesus Kristus sejak mula dalam pengajarannya di bukit, sudah menunjukan penghakiman beserta penghukumannya yang begitu tajam terhadap semua “pohon” kebenaran yang berasal dari dunia,  kesemuanya itu berasal dari  bawah dan, bagi Yesus, hanya dirinya dan pengajarannya yang berasal dari atas. Sang Kristus,dengan demikian, menyatakan bahwa dia adalah Tuan atas segala perkataannya, bahwa Ia adalah Tuhan atas segenap perkataannya -berkuasa untuk mengajar/memerintahkan apa yang dikatakannya sebagai yang secara sempurna ia sendiri menggenapinya, berkuasa untuk menghakiman segala apapun yang berada diluar dirinya dan menolak kebenarannya dalam cara yang sesantun sekalipun.

Dalam hal tersebut, kesempurnaan hukum atau kehendak Allah yang kudus tak lagi dijumpai dan terletak dalam huruf-huruf  hukum Taurat dan kitab-kitab nabi [Yohanes 5:39-40], tetapi pada diri  Yesus sebagai penggenap dan perkataan Yesus yang adalah hukum dan kehendak Allah kudus yang sempurna- perkataannya adalah firman yang tertulis itu sendiri [ Yohanes 5:46-47]. Sehingga,  firman  kehendak Allah yang sempurna dan kudus itu kini hadir atau menghadirkan dirinya dihadapan  para manusia sebagai Dia yang secara langsung bersabda. Sang Kudus dihadapan semua manusia yang berdosa. Inilah dia Sang Kristus kala hadir atau datang ke dunia ini, inilah dia adanya kala mengajar dan menghakiman segala sesuatu di dalam pengajarannya di bukit kala itu.


Kehadiran Allah, yang megah, di puncak gunung Sinai, sekarang terjadi kembali, tetapi tidak perlu ada yang mati seketika sehingga meregang nyawa karena mendekat kepada Allah [Keluaran 19:9-12] yang sedang meyabdakan segenap hukum dan segenap kehendak-Nya yang kudus berkat Sang Firman yang datang mengambil wujud manusia yang membungkus segenap kemuliaan-Nya dalam tubuh daging yang dirajut oleh Roh Kudus [Ibrani: 1:6,10:5; Mat 1:18; Luk 1:35] di dalam kandungan ibu-Nya, Maria.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g2)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g1

Ketika Allah disebut atau dipanggil sebagai Bapa, itu bukan sebuah pendekatan atau belaka cara pandang manusia terhadap Allah, bahwa Ia begitu dekat dalam sebuah jeritan harapan manusia untuk melihat-Nya demikian [yang mana ini sebuah hal yang begitu tersembunyi di kedalaman perut bumi, bagi jiwa manusia untuk sampai memandang Allah demikian, jika bukan sebuah mujizat!], menurut penilaian atau pengimanan jiwa manusia saja. Bukan, ini bukan soal emosional, soal psikologis, soal kasih yang berteriak dari bumi untuk membuka sorga! Tetapi, karena Yesus membawa masuk dan menyelenggarakan sebuah relasi dan kesatuan yang mustahil untuk dialami oleh manusia berdasarkan upaya manusia [bacalah Yohanes 6:37-38; Yohanes 5:20] :

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu- Yoh 15:9


Perhatikan baik-baik, menjadi percaya atau beriman kepada Yesus Kristus dengan demikian disebut oleh Kristus, itu, bukanlah sebuah religiusitas atau spiritualitas yang dibangun berdasarkan teks-teks suci yang secara luar biasa dipelihara oleh Sang Empunya Firman, tetapi oleh sebuah kasih Allah dan tindakan kasih Allah. Kitab Suci  tanpa “Allah yang mengasihimu dan mengajakmu tinggal di dalam Kasih-Nya yang berasal dari Sorga dan lahir dari Bapa,” maka anda bagaikan orang buta dan tuli, bahkan dapat menjadi begitu bodohnya. Tanpa memiliki Kristus, Alkitab hanyalah buku yang menghantarkanmu dalam sebuah kepastian ke  neraka abadi! Dengarkanlah dia yang berkata:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan, usaha keras manusia dalam ikhtiar terkudusnyapun tak melahirkan hidup yang didambakannya: hidup kekal bersama Allah yang menciptakannya: “menyelidiki Kitab-kitab Suci… menyangka mempunyai hidup yang kekal.”

Apakah bukti tertinggi ketakberdayaan manusia terhadap keselamatannya sendiri? Bahkan untuk sekedar menghakimi sesama saja, manusia tak ada  yang melakukannya sebagai yang tak bersalah. Semua bersalah, semua berdosa, bahkan kepekatan dosa manusia terdemonstrasikan kala manusia melakukan penghakiman, sebagaimana Yesus menunjukan:

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g1)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3f           

Bagi Yesus, Ia harus menyatakan dirinya adalah kebenaran tunggal. Ini bukan soal membangun hegemoni kebenaran yang kemudian berlaku begitu represif atau menindas kebenaran-kebenaran lainnya yang ada di bumi. Mengapa demikian? Karena bagi Yesus dan sebagaimana juga  kesaksian injil meneruskannya, tidak satu apapun, di dunia ini,  yang bahkan dapat disebut setitik terang kebenaran. Yesus dideklarasikan sebagai satu-satunya terang saat masuk ke dalam dunia ini, dengan kata lain, di dalam dunia ini, apa yang ada adalah kegelapan atau tak memiliki kehidupan:

Yohanes 1:5,9 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Yesus pada hakikatnya, menyatakan dirinya adalah Pelita atau Terang  tubuh manusia yang pada hakikatnya dikuasai kegelapan. Semua manusia memerlukan pelita tubuh itu yaitu diri sang Kristus sendiri:

Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


Yesus memberitakan realita semua manusia: “semua berjalan dalam kegelapan.” Yesus memberitakan kabar baiknya: “akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.” Bagi Yesus, apapun juga yang dihidupi manusia, termasuk keyakinan-keyakinan, kebenaran-kebenaran dan norma-norma atau moral-moral luhur, sekalipun luhur untuk dihidupi, dalam hal itu sekalipun, tak akan memiliki dan menghasilkan kuasa untuk melepaskan manusia dari kegelapan yang sedang Yesus maksudkan. Dengan demikian “terang manusia” di sini, bukanlah semacam pencerahan jiwa atau kebangkitan moralitas manusia untuk beranjak keluar dari kejahatan dan kekelaman  hati manusia, sebab dalam hal itu sekalipun, tak akan berkuasa mengeluarkan manusia dari problem kegelapan yang Yesus sedang  maksudkan.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3f)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3e

Apa yang luar biasa pada Yesus Kristus saat ia sedang memvonis para ahli taurat dan orang-orang farisi, dan pada akhirnya semua orang, itu tak dilakukakannya sebagai yang hanya tunduk pada segala ketentuan hukum Taurat,atau bahkan hanya menggenapi dan sedang  melakukan koreksi demi koreksi, namun dilakukannya sebagai sosok yang sedang bersabda sebagaimana Allah sendiri yang bersabda. Perhatikan pola semacam ini:

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita…Tetapi Aku berkata kepadamu- Matius 5:21-22; 33-34;38-39;43-44”


Sehingga Yesus seketika dan tanpa dapat ditahan oleh apapun sudah meletakan dirinya di atas segala guru,di atas segala kebenaran dan di atas segala interpretasi. Ia mengakhiri segala macam potensi kebenaran apapapun di luar dirinya kala berkata semacam ini: “tetapi Aku berkata kepadamu.” Ini mengakhiri semua bias kebenaran di dunia ini, tak hanya melucuti otoritas pengajaran para guru Yahudi, tetapi meletakan dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan hidup. Sabda semacam ini menunjukan kematian manusia  yang  tak hanya legalistik namun terutama pada kerinduan dan kuasa jiwa untuk melakukan kehendak Bapa. Kematian yang tak dapat dikoreksi oleh kitab hukum itu sendiri sebab memang hendak menunjukan ketakberdayaan manusia dan manusia Yesus saja sang Penggenapnya[ ayat 17-20]. Hanya manusia Yesus yang dapat memenuhi tuntutan hukum semacam ini ”Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka- ayat 27-29”


Itulah kehendak Bapa di sorga,  kehendak-Nya sangat sempurna. Bagi Yesus tak pernah akan ada yang dapat disebut nabi-nabi kudus dari Allah, setelah kehadirannya di dunia ini, jika tak dapat mengajar dan melakukan  sebagaimana dirinya!

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3e)


 Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3d                

A.Pohon tidak baik pertama: para ahli Taurat dan orang-orang farisi


Ada apakah dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Apakah kejahatan mereka sebagai sebuah pohon di mata Sang Kristus? Kita akan melihat sebuah penghakiman Kristus terhadap pohon ini, Yesus memulaikannya dengan dirinya sendiri sebagai pohon yang baik ,atau  tepatnya jauh begitu sempurna, sebelum akhirnya Ia memvonis pohon yang merupakan para ahli Taurat dan orang-orang farisi:

Matius 5:17-19 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.(18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.(19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.


Mengapa Yesus berkata kepada mereka “janganlah kamu menyangka?” Jelas sekali Ia sedang mengoreksi sesuatu  yang tidak selaras dengan maksud kedatangannya dan dengan segala apa yang telah dilakukan dan diajarkannya. Ada  hal yang Yesus harus tegaskan untuk jangan pernah berpikiran sebagaimana yang ada di dalam benak mereka.


Sembari menyimpan satu pertanyaan paling krusial: Adakah satu saja diantara orang  Yahudi itu yang dapat menduduki satu posisi di dalam kerajaan Sorga, sekalipun paling rendah  karena pemenuhannya atas ketentuan hukum Taurat? 

Apakah penghakiman Yesus dalam hal ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3d)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3c

Ketika siapapun membaca Matius 7:24-29, sebagaimana dikutipkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagai salah satu kontruksi pengajarannya yang membukakan pintu untuk keluarnya pengajaran semacam ini “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar” [paragraf 21] maka harus dicamkan bahwa Yesus sedang mendasarkan pengajarannya pada fundamental tunggal: memiliki kehidupan Kristus sehingga memiliki kuasa untuk hidup berbuah. Kelihatan membosankan, bukankah, mendengarkan “pohon dan buahnya?” Saya   berharap jangan, sebab hal ini adalah jiwa atau kehidupan dari sorga yang dibawa oleh Yesus kala Ia lahir ke dunia ini. Mari terlebih dahulu membaca ini:

Matius 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik

Matius 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Ketika Yesus membicarakan Matius 7:24-29, dan kemudian oleh pendeta Erastus diajarkan sebagai  manusia harus berusaha berkenan kepada Allah agar digarap [bahkan untuk digarap saja, manusia itu harus berjuang untuk berkilau agar menjadi titik perhatian Tuhan yang bernilai untuk diperhatikan], maka Yesus sama sekali tidak demikian. Ketika perbuatan-perbuatan baik tidak juga dihasilkan oleh sebuah pohon, maka  bagi Yesus yang harus disalahkan adalah pohonnya. Pohonnya yang diperiksa, bukan cabang! Mengapa demikian, bukankah Yesus pada Yohanes 15 menunjukan problem ada pada cabang yang  tidak berada didalam Kristus?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia [3]


Hingar bingar natal , Penolakan Kabar Injil & Kebisuan Yang Dari Allah

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2       

Akan menjadi Natal yang keberapakah bagimu, pada Desember ini? Pernahkah anda berpikir dan bertanya kepada dirimu sendiri, keyakinan apakah yang sedang kuanut dan kujalani ini? Kristus, siapakah dia dan mengapa kelahirannya begitu penting sehingga gereja dan setiap orang beriman merayakannya? Tahukah aku, apa yang sesungguhnya yang sedang kupercayai?

Sementara Natal akan dihingar-bingarkan oleh pesta-pora  atau ‘gala sale’ atau berlomba membangun pohon natal terbesar, termegah dan terindah, atau santa claus yang akan begitu memesona anak-anak, ketimbang Kristus?

Nampaknya kita memerlukan sebuah kebisuan untuk mengerti apakah kehendak Allah sesungguhnya di dalam  peristiwa natal. Apakah dan siapakah yang seharusnya disaksikan oleh gereja pada peristiwa natal? Apakah masih sama dengan apa yang diinginkan Allah sedia kala, atau jangan-jangan, natal-natal kita kini sungguh asing dan bahkan tanpa sebuah kebangunan rohani dan pengobaran dedikasi bagi Kristus, bahwa saya dan anda adalah abdi Kristus.  Zakharia, seorang  imam keturunan Harun dan benar tak bercacat dihadapan Tuhan, pun harus dibisukan karena dirinya telah dihingar bingarkan oleh pemikiran-pemikirannya dan hasrat-hasratnya sendiri, bukan Tuhan.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3c)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3b dan bagian 3Q-1


Kita masih belum beranjak dari paragraf akhir dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03”, untuk melanjutkan teks-teks firman yang digunakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam mengajarkan: “bahwa berusaha berkenan kepada Bapa adalah sebuah jalan keselamatan, bahkan bagi yang tak beriman kepada Yesus Kristus” atau dengan kata lain, perbuatan-perbuatan baik merupakan bagian untuk membangun dan memiliki relasi dengan Bapa itu sendiri. Manusialah yang menjadi pembangun atau konstruktornya, bukan Bapa sebagaimana kita telah tinjau pada bagian-bagian sebelumnya. Sangat menarik saat pendeta Erastus menyentuh Yohanes 14:23-24, sebab teks ini justru menekankan sebuah relasi yang mustahil untuk dilakukan atau diupayakan oleh manusia, mari kita membacanya:

(23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.(24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Sang Mesias memulai pengajarannya dengan  apakah seorang itu memiliki relasi atau tidak, dengan berkata “jika seseorang mengasihi Aku” dan “barangsiapa tidak mengasihi Aku.


Hanya ada satu yang harus terjadi: mengasihi Kristus atau tidak sama sekali. Jika mengasihi Kristus maka kehidupan ilahi berlangsung pada kehidupan alamimu di dalam  kehidupanmu yang masih berbalutkan tubuh daging: menuruti firman-Nya. Penurutan anda kepada firman  pun masih bertaut kepada Yesus yang sudah tidak lagi di bumi ini, yang sudah begitu lama meninggalkan dunia ini. Bagaimana mungkin, perkataan-Nya pada Yohanes 14:23-24 masih merupakan kebenaran selama-lamanya?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia [2]


Ketika Kristus Kausingkirkan Dari  Takhta Keberimananku

Oleh: Martin Simamora


Bacalah sebelumnya bagian 1

Atas nama kebebasan berpikir dan atas nama kemanusiaan itu sendiri, maka siapapun berhak untuk memperlakukan Yesus sebagai Dia yang BUKAN lagi bertakhta didalam kehidupanku, pada segala aspeknya. Inilah sebuah  penolakan penuhanan akan dirinya bahkan oleh seorang yang mengaku masih Kristen. Bahwa Dia  bukan lagi adalah sang empunyaku, aku-ku adalah milik-Nya.


Saya hanya akan menuliskan sebuah hal yang singkat saja, sebagai sebuah perenungan yang teramat serius di  menjelang pengenangan akan kasih Allah yang begitu akbar [Yoh 3:16]. Dan saya  teringat akan sebuah catatan maha penting di dalam Kisah Para Rasul, pada sebuah peristiwa terbuka atau diketahui oleh  publik :

Kisah Para Rasul 3:12-23 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.

Ada 2 hal yang tak mungkin lagi dialami oleh anda dan saya:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora

-

Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3a

Sang Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang berteologia bagaikan seorang guru  kitab suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang kepunyaan Bapa  [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya. Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa, tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang  dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya  satu pihak yang berkehendak mencintai atau mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri  pada dia yang dikasihi, membuahkan : “akan menuruti segala perintahku.”


Inilah kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa mengandung pemaksaan atau  hal yang legalistik?

0 Kamulah Saksi-Saksi-Ku Hingga Ke Ujung Dunia:

"Satu-Satunya Atau Munafiklah Untuk selama-lamanya"
Oleh: Martin Simamora


Bagi para malaikat sorga, kelahiran Sang Kristus adalah sebuah kegirangan yang tak terbayangkan atau terpahami bagi umat manusia, bahkan sukar  untuk dirasionalkan apakah pentingnya, bayi itu bagi dunia? Tetapi jelas, sorga merayakannya! Mari kita melihat aktivitas mahluk-mahluk sorgawi itu, yang sekonyong-konyong menyeruak atmosfir bumi:

Lukas 2:8-10 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:


Lukas 2:13-14 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Tentu saja, sementara para malaikat begitu percaya bahwa Sang Mesias adalah kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan menjadi damai sejahtera di bumi, terkhusus bagi manusia yang berkenan baginya, ada juga orang-orang  mengaku Kristen dan mengaku pendeta atau mengaku gembala-gembala atas para domba-domba milik Kristus, namun tak akan sesukacita dan sepercaya para malaikat itu sendiri. Sementara para malaikat percaya bahwa Sang Mesias adalah satu-satunya yang merupakan kemuliaan Allah dan satu-satunya yang menjadi damai sejahtera  di bumi, terkhusus bagi manusia yang berkenan kepada-Nya. Menerima dan datang kepada-Nya.


Sebuah problem yang menjadi akar lahirnya keberimanan kepada Kristus yang tak lagi sebagaimana yang dikehendaki Allah. Tentu saja, setitik pemupusan kegemilangan Kristus segera akan membuat keberimanan dalam Kristus jatuh ke dalam sebuah relativitas pada segenap aspek Kristus. Hal yang sama sekali tak ada di dalam deklarasi Allah.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1

Didalam semua injil dan juga pada keseluruhan pengajaran Yesus Kristus yang diteruskan oleh  para rasul [Matius 28:20], akan senantiasa dijumpai perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang merupakan sabda Sang Kristus untuk dilakukan. Untuk ditaati dan dilakukan oleh siapa? Hanya oleh mereka  yang memiliki relasi. Penekanan ini penting, sepenting bagaimana Yesus sendiri senantiasa melandaskan setiap perintah-perintah-Nya pada sebuah fondasi tunggal yang dibangun-Nya sendiri: Dirinya sendiri. Mengapa demikian? Pertama-tama dan satu-satunya: karena Yesus sendiri menyatakan bahwa di luar dirinya tak ada apapun yang dapat diperbuat oleh seorang manusia sekalipun mengaku murid Kristus [Yohanes 15:5,8].


Jadi, kita,segera, akan melihat bahwa setiap orang yang mengikut Yesus sudah sepatutnya mengarahkan telinga dan perbuatannya kepada apa yang dikehendaki Kristus, di dalam setiap perintahnya pasti berdiam kehendak Bapa[Yohanes 12:49-50]. Saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Yohanes 14:15,21,23,24  yang diperlakukan sebagai sebuah usaha manusia beriman untuk berkenan pada kekuatannya sendiri dan mengisolasi  berusaha berkenan sebagai tanpa keterhubungan dengan Kristus sehingga menjadi dasar bagi yang tak beriman kepada Kristus dapat masuk ke dalam kekekalan hidup [bukan penghukuman]: “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang.”


Apakah Yesus pada Yohanes 14:15,21,23,24 memang mengajarkan sebagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono imani dan ajarkan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-2)

Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1    

Sudah disingkapkan, bahwa 1Korintus 9:27 merupakan bagian dari pembelaan diri Paulus terhadap para pengeritiknya, mereka yang menolak diri Paulus dan menolak kerasulan  Paulus. Sementara Paulus menyatakan bahwa kerasulannya datang dari Yesus Kristus yang mengutusnya untuk memberitakan Yesus  itu sendiri, bukan sama sekali soal melatih tubuh sedemikian rupa agar berkenan dan sempurna di hadapan Bapa, sehingga setelah memberitakan Injil jangan ditolak Bapa. Bukan itu sama sekali. Sekarang, apakah 2 Korintus 5:9-10, juga berbicara hal yang sama? Bahwa jalan keselamatan itu,dengan demikian, adalah usaha diri anak-anak Allah atau siapapun juga manusia itu untuk dapat berkenan dan menjadi sempurna sebagaimana Bapa, sebab itu adalah jalan keselamatan? Sehingga, dengan demikian, keselamatan bukan bersumber dari kasih karunia yang menyelamatkan dan memelihara keselamatan itu hingga genap terwujud.

Mari, kita memperhatikan 2 Korintus 5:9-10:

(9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Apa yang sangat terlarang  pada teks  firman ini adalah mengabaikan apa yang menjadi dasar bagi Paulus untuk  menuliskan: “sebab itu juga kami berusaha.” Kebenaran apakah yang telah dimiliki oleh orang percaya sehingga Paulus berkata “sebab itu juga kami berusaha”, menjadi sangat penting untuk diketahui pertama-tama, dan pada ayat-ayat terdekat atau sebelumnya, sudah menunjukan maksudnya:

0 Pemberitaan Injil Kepada Semua Manusia

Mulai Dengan Badai Hingga Menginjili Para Filsuf

Oleh:Martin Simamora



Injil harus disampaikan kepada segala mahkluk atau segenap manusia! Jadi tak peduli apakah itu orang biasa atau luar biasa; apakah itu orang yang dimuliakan atau belaka jelata yang begitu bau busuk karena mandi dengan sabun adalah sebuah kemewahan hidup. Dan injil harus disampaikan dan diberitakan sebagaimana  apa adanya. Beritanya harus sama, entah kepada orang biasa atau orang mulia; orang dengan intelektual pada umumnya, atau kepada para pemikir yang luar biasa cerdas, para filsuf.

Bagaimana dengan gereja masa kini dan orang-orang Kristen masa kini? Orang –orang Kristen masa kini pada era lampau [ apa yang saya maksudkan Kristen masa kini, adalah  era orang-orang Kristen yang tak lagi berjumpa dengan Yesus semasa di bumi, seperti saya dan anda], tetap  diperintahkan untuk memberitakan injil kepada semua mahluk. Seorang malaikat dari sorga menegaskan  agar  proklamasi salib Kristus harus bergerak menjangkau orang banyak sebagai sebuah misi sorgawi:

Kisah Para Rasul 5:19-20 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.
[firman hidup: Yohanes 1:1,4,14]

Pemberitaan Injil adalah amanat agung yang bukan hanya sekedar perintah tanpa kuasa penuh kedaulatan dan kuasa penuh otoritas atas segala kuasa ancaman atau penghalang apapun juga. Apapun yang berupaya menjegal amanat agung ini, akan berhadapan dengan kehendak Allah:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 

Pada epistel-epistel para rasul pun demikian, tak pernah terjadi diajarkan perbuatan baik atau perjuangan-perjuangan memperkenankan diri sebagai sebuah jalan keselamatan, tak pernah dan apalagi  sebuah jalan keselamatan yang lain, tanpa Sang Kristus. Cukup sang  diri ini yang berupaya.

Namun demikian, pendeta Dr. Erastus Sabdono telah menghadirkan rasul Paulus sebagai rasul yang mengajarkan bahwa jalan keselamatan itu adalah perbuatan baik atau mengupayakan diri sendiri layak dihadapan Allah, dan bahkan tanpa Sang Kristus. Nampak pada paragraf  22 “Keselamatan Di Luar Kristen-03”:

Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor 5:9-10; 1Kor 9:27). Berusaha berkenan kepada Bapa sama dengan berusaha sempurna seperti Bapa. Inilah orang-orang yang menghargai perkataan Tuhan Yesus. Inilah orang-orang yang melakukan perintah Tuhan Yesus (Yoh 14:15, 21, 23, 24 dan lain-lain). Perintah Tuhan bukan hanya melakukan hukum-hukum tetapi yang bersedia menghargai perkataan Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Bapa atau berusaha berkenan kepada-Nya (Mat 7:24-29). Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.

Saya akan memulai dengan 1 Korintus 9:27:
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Apakah 1 Korintus 9:27 sedang mengajarkan supaya manusia Kristen berusaha berkenan kepada Allah, berusaha sempurna seperti Bapa? Sebagai dasar keselamatan?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9