F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Pemberitaan Injil Kepada Semua Manusia

Mulai Dengan Badai Hingga Menginjili Para Filsuf

Oleh:Martin Simamora



Injil harus disampaikan kepada segala mahkluk atau segenap manusia! Jadi tak peduli apakah itu orang biasa atau luar biasa; apakah itu orang yang dimuliakan atau belaka jelata yang begitu bau busuk karena mandi dengan sabun adalah sebuah kemewahan hidup. Dan injil harus disampaikan dan diberitakan sebagaimana  apa adanya. Beritanya harus sama, entah kepada orang biasa atau orang mulia; orang dengan intelektual pada umumnya, atau kepada para pemikir yang luar biasa cerdas, para filsuf.

Bagaimana dengan gereja masa kini dan orang-orang Kristen masa kini? Orang –orang Kristen masa kini pada era lampau [ apa yang saya maksudkan Kristen masa kini, adalah  era orang-orang Kristen yang tak lagi berjumpa dengan Yesus semasa di bumi, seperti saya dan anda], tetap  diperintahkan untuk memberitakan injil kepada semua mahluk. Seorang malaikat dari sorga menegaskan  agar  proklamasi salib Kristus harus bergerak menjangkau orang banyak sebagai sebuah misi sorgawi:

Kisah Para Rasul 5:19-20 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.
[firman hidup: Yohanes 1:1,4,14]

Pemberitaan Injil adalah amanat agung yang bukan hanya sekedar perintah tanpa kuasa penuh kedaulatan dan kuasa penuh otoritas atas segala kuasa ancaman atau penghalang apapun juga. Apapun yang berupaya menjegal amanat agung ini, akan berhadapan dengan kehendak Allah:

Kisah Para Rasul 12:5-11, Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."………..

(24) Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang.


Ketika Kristus datang  ke dunia dan mati bagi  penebusan dosa manusia, itu bukan peristiwa yang boleh dianggap sepi  atau diperlakukan sebagai sebuah peristiwa lampau dan kuno. Lebih daripada itu, apa yang harus dicamkan di dalam benak setiap orang yang mengaku Kristen, adalah: Yesus adalah kasih Allah yang terbesar yang mendatangkan 2 hal sekaligus: berkat dan kutuk yaitu keselamatan kekal dan kebinasaan kekal:

Yohanes 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."


1Korintus 1:18 (18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.


Para pemberita injil [sudah seharusnya] sangat paham di dalam segenap jiwanya, bahwa ini bukan pemberitaan berdasarkan  kehendak manusia atau atas nama superioritas agama atau keyakinan bentukan manusia, namun merupakan kehendak Allah itu sendiri. Keterlibatan sorga di sepanjang sejarah pemberitaan Injil dalam segala bentuknya, mulai dari pemberitaan yang sangat pribadi hingga pemberitaan yang menjangkau ke suku-suku pedalaman, hingga kepada para filsuf, demi proklamasi salib, pasti  akan nampak sebagai sebuah  kenyataan yang tak dapat dihentikan. Sebaliknya, kesaksian-kesaksian yang luar biasa akan menunjukan betapa Allah begitu sentral memegang kendali di dalam setiap situasi yang melingkupi misi perkabaran injil itu, di dalam  marabahaya pemberitaan injil tak akan terkandaskan:

Kisah Para Rasul 27:23-24 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.


Manusia-manusia boleh membuat kesalahan yang fatal dan berdampak bagi Injil. Kesalahan-kesalahan yang dapat mendatangkan prahara bagi para pemberita injil secara tak main-main:

Kisah Para Rasul 27:14-22 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut". Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu. Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja. Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.


Namun itu semua, tak akan menggagalkan pemberitaan salib  Kristus ke semua manusia di manapun  dan kemanapun para pemberita itu harus pergi!


Pemberitaan injil adalah sebuah pelayanan yang datang dari sorga, sebuah pelayanan yang dilahirkan oleh Kristus dan karya penyelamatannya yang begitu sempurna dan mulia. Itulah dasarnya. Sebagaimana kekalnya Ia, maka tak ada satu manusiapun yang dapat mereduksi atau memadamkan kehendak Allah ini. Mengapa? Karena Allah pasti akan mengirimkan malaikat-Nya untuk menyertai dan membukakan segala penghalang, apapun bentuknya.



Pemberitaan injil adalah sebuah pelayanan yang datang dari sorga, maka tak terelakan para pemberitanya ada di dalam genggaman-Nya. Manusia boleh menyepelekan pelayanan ini; manusia-manusia boleh menilai hal ini sebagai pelayanan orang-orang yang tidak ada kerjaan [saya berharap jangan ada satupun mereka yang terjun ke dalam dunia pelayanan pemberitaan injil sebagai sebuah opsi lain atas kegagalan hidupnya, sebab itu hanya akan melahirkan pelayanan setengah hati dan tak pernah memberikan yang terbaik dari apa yang Allah sematkan di dalam dirinya]. Mengapa saya katakan demikian? Karena kehidupan seorang penginjil pada dasarnya adalah kehidupan bersama dengan Tuhan. Kesendirian adalah sebuah hal yang tak terelakan dalam kehidupan seorang penginjil, baik karena risiko pengucilan hingga risiko medan penginjilan yang sewaktu-waktu dapat merengut nyawanya, dan orang terdekat sekalipun hanya akan dapat berbelasungkawa. Perhatikan hal berikut ini:


2Timotius 2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.


Kisah Para Rasul 21:27 Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, sambil berteriak: "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!" Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka, bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. Maka gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup. Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar. Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan maju mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapakah dia dan apakah yang telah diperbuatnya.


Pemberitaan Injil Kristus dapat melahirkan bukan saja penderitaan dan maut, namun sebuah penolakan yang sangat tragis. Pernahkah anda ditolak dan dibenci setinggi langit oleh sukumu sendiri, misalkan atau andaikan saja saya seorang Batak dibenci oleh segenap orang sesuku saya. Paulus  mengalami hal itu!


Perhatikan hal berikut ini:

Kisah Para Rasul 22:1-3 Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri. Ketika orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka. Ia berkata: Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.



Dan lihatlah respon masyarakat Yahudi kala itu terhadap penjelasan Paulus, penjelasan yang disampaikan di dalam bahasa ibu suku kelahirannya:

Kisah Para Rasul 22:22 Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: "Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!"


Dalam segala tantangannya sebagai pemberita injil, seperti yang dialami Paulus, maka penekanan yang hendak dilambungkan sedemikian tingginya bukan terutama pada penderitaannya, namun pada bagaimana Allah sebagai penampuk kepentingan tunggal atas pemberitaan  salib,  begitu kokoh memelihara para pemberita Injil dalam realita kehidupan yang sepahit apapun. Sepahit apapun, setragis apapun realitanya, proklamasi salib harus dikumandangkan. Tak ada yang dapat menghentikanku. Itu semangat penginjilan Paulus. Semangat luar biasa ini tergurat begitu dalam pada paparan perjalanan pemberitaan injilnya:

2 Korintus 2:22-31 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta.



Apakah petaka-petaka ini adalah sebuah celaka bagi Paulus? Tidak! Sebab ia berkata:
1Korintus 9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.


Sebetulnya, baik dulu dan sekarang pun, akan sangat sukar untuk memahami dan menerima sepenuhnya akan apa yang begitu diyakini oleh seorang pemberita Injil, sehingga ia menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda dengan pada umumnya manusia memandang kehidupan dan pengejaran yang harus diraih oleh seorang manusia. Cita-cita Paulus sebagai manusia adalah memberitakan injil Kristus. Kalau tidak, celaka!


Pun demikian dengan semua rasul lainnya! Mereka membawa isterinya masing-masing, keluarga mereka sepenuhnya hidup bagi proklamasi salib:


1Korintus 9:5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?



Pernahkah anda membayangkan memiliki sebuah cita-cita  yang sedemikian hebatnya mengusai segenap keberadaan hidupmu? Gelisah kalau belum tercapai dan cemas luar biasa kalau terlihat begitu banyak hambatan yang menantang penggenapan? Kalau pun anda memiliki cita-cita  yang demikian, apakah itu?


Apakah memberitakan Injil?


Pada Paulus, kita belajar sesuatu yang harus membuat kita berhenti sejenak dari apa yang sedang kita kerjakan dan sedang kita kejar untuk diraih, sekalipun itu adalah hal yang dibawa dalam doa secara tekun, dan pengharapan tak putus. Apakah itu? Pedulikah anda dengan apa yang dipedulikan oleh Allahmu? Bahwa Allah begitu peduli agar apa yang telah diberikan Anak-Nya di dunia ini agar dikabarkan oleh saya dan anda juga?


Renungkanlah dan bergeraklah, wujudkanlah dalam kehidupanmu, sesederhana apapun sebagai sebuah permulaan!





Berjumpa Dengan Dan Memberitakan Injil Kepada Para Filsuf
Jika anda menakar pemberitaan injil adalah sesuatu yang kuno dan tak realistis di zaman modern yang begitu kaya dengan filsafat dan pemikiran-pemikiran modern yang menelurkan peradaban-peradaban lebih maju, maka lihatlah bagaimana proklamasi salib Kritus bergerak maju memasuki zaman pencerahan pemikiran:

Kisah Para Rasul 17:16-17 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala. Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.


Kisah Para Rasul 17:18 Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata: "Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.


Apakah hati saya dan anda akan bersedih melihat kotamu penuh dengan rupa-rupa penentangan kebenaran dari Allah dalam Kristus? Atau, anda akan berpikir: “ah…. Biasalah, jangan  terlalu diseriusin firman itu, bisa gila nanti. Yang penting saling mengasihi sesama manusia, soal masuk sorga atau neraka, kan nanti, bukan sekarang. Jangan sok benar dan sok sucilah?!

Begitukan???


Perhatikan, pemikiran semacam tadi tak akan anda jumpai pada bagian manapun di dalam Alkitab. Apalagi Sabda Kristus!


Jika, anda percaya Kristus adalah Tuhan dan hidup, maka AWAS! Berhati hatilah dengan pemikiranmu yang sedemikian, sebab Kristus yang di sorga saja mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk memastikan pemberitaan Injil terlaksana. Memang hanya ada 2 pilihan: dimusuhi manusia  atau menjadi  musuh Allah. Jika anda sungguh murid Kristus maka anda bukan saja menyetujui amanat agung  Yesus Kristus, namun melakukannya juga, atau setidak-tidaknya, jadilah bagian pekabaran injil itu di segala level dan di segala wujudnya.


Pekabaran Injil juga berarti memberitakan salib kepada segala kebenaran-kebenaran yang datang dari dunia ini. Memberitakan injil kepada para filsuf? Terpikirkah ini menjadi medan penjangkauan gereja anda? Atau kalaupun tidak, setidak-tidaknya dirimu sendiri? Tak usah pusingkan apakah gerejamu mendukung atau tidak! Pemberitaan injil tak membutuhkan dukungan gereja sebagai penentu apakah  menginjili atau tidak! Kalau gereja tak sudi, maka bergeraklah berdasarkan kehendak Kristus bagimu sebagai murid-Nya! Jangan berdiam, tetapi bergerak sebagai orang-orang yang terlatih dan terdidik sebagai pemberita injil. Tantangannya, anda harus terdidik dan terlatih dalam pengetahuan injil dan pemberitaan injil, kalau tidak anda malah dapat menjadi penyesat!


Tak heran Yesus memerintahkan agar para orang percaya harus diajarkan segala sesuatu untuk dilakukan sebagaimana yang telah disampaikan oleh Yesus kepada para murid utama:

Matius 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.


Dan, Paulus berjumpa dengan orang-orang hebat ini, para filsuf dari aliran Epikuros dan Stoa. Saya tak akan memberikan penjelasan yang  khusus pada aliran-aliran filsafat ini. Namun saya akan mengutip saja  penjelasan Gill:

Then certain philosophers of the Epicureans,.... These were so called from Epicurus, the son of Neocles, who was born 342 years before Christ, and taught philosophy at Athens, in his garden; the principal tenets of which were, that the world was not made by any deity, or with any design, but came into its being and form, through a fortuitous concourse of atoms, of various sizes and magnitude, which met, and jumbled, and cemented together, and so formed the world; and that the world is not governed by the providence of God; for though he did not deny the being of God, yet he thought it below his notice, and beneath his majesty to concern himself with its affairs; and also, that the chief happiness of men lies in pleasure. His followers were called "Epicureans"; of which there have been two sorts; the one were called the strict or rigid "Epicureans", who placed all happiness in the pleasure of the mind, arising from the practice of moral virtue, and which is thought by some to be the true principle of "Epicureans"; the other were called the loose, or the remiss Epicureans, who understood their master in the gross sense, and placed all their happiness in the pleasure of the body, in brutal and sensual pleasure, in living a voluptuous life, in eating and drinking, &c. and this is the common notion imbibed of an Epicurean.


And of the Stoics: the author of this sect was Zeno, whose followers were so called from the Greek word "Stoa", which signifies a portico, or piazza, under which Zeno used to walk, and teach his philosophy, and where great numbers of disciples attended him, who from hence were called "Stoics": their chief tenets were, that there is but one God, and that the world was made by him, and is governed by fate; that happiness lies in virtue, and virtue has its own reward in itself; that all virtues are linked together, and all vices are equal; that a wise and good man is destitute of all passion, and uneasiness of mind, is always the same, and always joyful, and ever happy in the greatest torture, pain being no real evil; that the soul lives after the body, and that the world will be destroyed by fire. Now the philosophers of these two sects


Secara sederhana dan ringkas, filsafat aliran Epikuros memiliki keyakinan bahwa dunia ini tidak diciptakan oleh sebuah ketuhanan yang bagaimanapun, atau tanpa rancangan ilahi, tetapi mewujud dan membentuk, melalui sebuah pergerakan atom-atom yang membentuk sesuatu dan itu berlangsung sebagai sebuah kebetulan atau acak.


Sementara itu, filsafat aliran Stoa memiliki keyakinan bahwa hanya ada satu Allah dan bahwa dunia ini telah diciptakan olehnya, dan dunia ini diperintah oleh takdir;  bahwa kebahagian terletak didalam kebajikan atau perbuatan-perbuatan  bermoral mulia, dan perbuatan-perbuatan bermoral mulia itu memiliki upahnya sendiri didalam kebajikan itu sendiri....


Dan apa yang terjadi kala Paulus memberitakan proklamasi salib? Maka Paulus dituding sebagai si omong kosong atau si pembual belaka!!


Apa yang dapat kita pelajari adalah, Paulus sama sekali tak mengubah pemberitaan salib dengan cara yang bagaimanapun. Apakah akan diterima atau ditolak; apakah akan dicap sebagai pembual atau pemberita kebenaran, ia  tak berkepentingan menakarnya dengan hikmat manusianya. Ia tahu bahwa hikmat manusia memang akan menyia-nyiakan  pemberitaan salib dengan menudingnya sebagai sebuah kebodohan:

1Korintus 1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.


1Korintus 1:17-18 (17) Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. (18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.


Saya dan anda bukan Paulus. Itu benar, tetapi semoga anda memang murid Sang Kristus yang telah mengutus Paulus dan menghendakinya untuk memberitakan dirinya kepada semua manusia. Semua! Saya percaya bahwa saya adalah murid Sang Kristus, karena itu saya percaya dengan berita Salib yang menjadi kebodohan bagi banyak orang. Karena itu didalam segala keberadaanku, pemberitaan kebenaran Kristus harus menjadi warna hidupku. Entah itu secara pribadi atau menuliskan perkabaran kebenaran Kristus melalui blog. Sebuah upaya yang sangat murah, sebab media blogspot, gratis. Apa yang diperlukan adalah melatih diri dan memperlengkapi diri sehingga layak dan pantas untuk menuntun kebenaran kepada orang lain dan menarik orang lain dari kesalahan dan kesesatan. Jika anda percaya Roh Kudus ada di dalammu dan percaya bahwa Ia berdaulat atas dirimu dan penyelenggaraan perkabaran Injil, dalam wujud yang tersederhana sekalipun, maka  itulah dasar terkokoh bagimu untuk mulai bergerak! Jika anda  menilai dirimu tidak memiliki dasar untuk menginjili, mulailah dengan belajar dari sumber yang benar dan dalam cara yang benar.


Kalau Kristus begitu terlibat dalam pemberitaan injil dengan mengutus malaikat-malaikatnya? Lalu apakah dasar bagimu untuk menganggap sepi pemberitaan Injil itu? Jika gereja anda memiliki departemen penginjilan dan semoga benar-benar hidup, terlibatlah dan  jadikanlah penginjilan adalah kehidupan utama gereja dan setiap diri orang percaya, sehingga memang nama-Nya akan dimuliakan oleh segenap bangsa dan segenap lidah!


Filipi 2:9-11 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!



SOLI DEO GLORIA

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9