Mulai Dengan Badai
Hingga Menginjili Para Filsuf
Oleh:Martin Simamora
Injil harus disampaikan kepada segala mahkluk atau segenap manusia! Jadi tak peduli apakah itu orang biasa atau luar biasa; apakah itu orang yang dimuliakan atau belaka jelata yang begitu bau busuk karena mandi dengan sabun adalah sebuah kemewahan hidup. Dan injil harus disampaikan dan diberitakan sebagaimana apa adanya. Beritanya harus sama, entah kepada orang biasa atau orang mulia; orang dengan intelektual pada umumnya, atau kepada para pemikir yang luar biasa cerdas, para filsuf.
Bagaimana dengan gereja
masa kini dan orang-orang Kristen masa kini? Orang –orang Kristen masa kini
pada era lampau [ apa yang saya maksudkan Kristen masa kini, adalah era orang-orang Kristen yang tak lagi
berjumpa dengan Yesus semasa di bumi, seperti saya dan anda], tetap diperintahkan untuk memberitakan injil kepada
semua mahluk. Seorang malaikat dari sorga menegaskan agar
proklamasi salib Kristus harus bergerak menjangkau orang banyak sebagai
sebuah misi sorgawi:
Kisah
Para Rasul 5:19-20 Tetapi waktu malam seorang
malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar,
katanya: Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.
[firman
hidup: Yohanes 1:1,4,14]
Pemberitaan Injil
adalah amanat agung yang bukan hanya sekedar perintah tanpa kuasa penuh kedaulatan
dan kuasa penuh otoritas atas segala kuasa ancaman atau penghalang apapun juga. Apapun yang berupaya
menjegal amanat agung ini, akan berhadapan dengan kehendak Allah:
Kisah
Para Rasul 12:5-11, Demikianlah Petrus
ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada
Allah. Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah
seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar
dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya:
"Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu
kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah
sepatumu!" Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya:
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" Lalu ia mengikuti malaikat itu
ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu
sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka
melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke
kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di
luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu
meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata:
"Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku
dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."………..
(24)
Maka
firman Tuhan makin tersebar
dan makin banyak didengar orang.
Ketika Kristus datang
ke dunia dan mati bagi penebusan dosa manusia, itu bukan peristiwa
yang boleh dianggap sepi atau
diperlakukan sebagai sebuah peristiwa lampau dan kuno. Lebih daripada itu, apa
yang harus dicamkan di dalam benak setiap orang yang mengaku Kristen, adalah:
Yesus adalah kasih Allah yang terbesar yang mendatangkan 2 hal sekaligus:
berkat dan kutuk yaitu keselamatan kekal dan kebinasaan kekal:
Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam
dosamu."
1Korintus
1:18 (18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka
yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Allah.
Para pemberita injil [sudah seharusnya] sangat paham di dalam segenap jiwanya, bahwa ini bukan pemberitaan berdasarkan kehendak manusia atau atas nama superioritas agama atau keyakinan bentukan manusia, namun merupakan kehendak Allah itu sendiri.
Keterlibatan sorga di sepanjang sejarah pemberitaan Injil dalam segala
bentuknya, mulai dari pemberitaan yang
sangat pribadi hingga pemberitaan yang menjangkau ke suku-suku pedalaman, hingga kepada para filsuf, demi
proklamasi salib, pasti akan nampak sebagai
sebuah kenyataan yang tak dapat
dihentikan. Sebaliknya, kesaksian-kesaksian yang luar biasa akan menunjukan
betapa Allah begitu sentral memegang kendali di dalam setiap situasi yang
melingkupi misi perkabaran injil itu, di dalam
marabahaya pemberitaan injil tak akan terkandaskan:
Kisah
Para Rasul 27:23-24 Karena tadi malam
seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau
harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua
orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena
engkau.
Manusia-manusia boleh
membuat kesalahan yang fatal dan berdampak bagi Injil. Kesalahan-kesalahan yang
dapat mendatangkan prahara bagi para pemberita injil secara tak main-main:
Kisah
Para Rasul 27:14-22 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau
itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut". Kapal itu
dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah
saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Kemudian kami hanyut sampai ke
pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami
dapat menguasai sekoci kapal itu. Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas
kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan
tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan
membiarkan kapal itu terapung-apung saja. Karena kami sangat hebat
diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai
membuang muatan kapal ke laut. Dan pada hari yang ketiga mereka membuang
alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. Setelah beberapa hari lamanya
baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang
dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami
untuk dapat menyelamatkan diri kami. Dan karena mereka beberapa lamanya tidak
makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya
nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti
terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam
kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang
akan binasa, kecuali kapal ini.
Namun itu semua, tak akan menggagalkan pemberitaan salib Kristus ke semua manusia di manapun dan kemanapun para pemberita itu harus pergi!
Pemberitaan injil
adalah sebuah pelayanan yang datang dari sorga, sebuah pelayanan yang
dilahirkan oleh Kristus dan karya penyelamatannya yang begitu sempurna dan
mulia. Itulah dasarnya. Sebagaimana kekalnya Ia, maka tak ada satu manusiapun
yang dapat mereduksi atau memadamkan kehendak Allah ini. Mengapa? Karena Allah
pasti akan mengirimkan malaikat-Nya untuk menyertai dan membukakan segala
penghalang, apapun bentuknya.
Pemberitaan injil
adalah sebuah pelayanan yang datang dari sorga, maka tak terelakan para
pemberitanya ada di dalam genggaman-Nya. Manusia boleh menyepelekan pelayanan
ini; manusia-manusia boleh menilai hal ini sebagai pelayanan orang-orang yang
tidak ada kerjaan [saya berharap jangan ada
satupun mereka yang terjun ke dalam dunia pelayanan pemberitaan injil sebagai
sebuah opsi lain atas kegagalan hidupnya, sebab itu hanya akan melahirkan
pelayanan setengah hati dan tak pernah memberikan yang terbaik dari apa yang
Allah sematkan di dalam dirinya]. Mengapa saya katakan demikian? Karena
kehidupan seorang penginjil pada dasarnya adalah kehidupan bersama dengan Tuhan.
Kesendirian adalah sebuah hal yang tak terelakan dalam kehidupan seorang
penginjil, baik karena risiko pengucilan hingga risiko medan penginjilan yang
sewaktu-waktu dapat merengut nyawanya, dan orang terdekat sekalipun hanya akan
dapat berbelasungkawa. Perhatikan hal berikut ini:
2Timotius
2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti
seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
Kisah
Para Rasul 21:27 Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang
Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka
menghasut rakyat dan menangkap dia, sambil berteriak:
"Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar
semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat
ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan
menajiskan tempat suci ini!" Sebab mereka telah melihat Trofimus dari
Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka,
bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. Maka
gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan
menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang
Bait Allah itu ditutup. Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia,
sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar. Kepala
pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan
maju mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan
prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. Kepala pasukan itu
mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai,
lalu bertanya siapakah dia dan apakah yang telah diperbuatnya.
Pemberitaan Injil
Kristus dapat melahirkan bukan saja penderitaan dan maut, namun sebuah
penolakan yang sangat tragis. Pernahkah anda ditolak dan dibenci setinggi
langit oleh sukumu sendiri, misalkan atau andaikan saja saya seorang Batak
dibenci oleh segenap orang sesuku saya. Paulus
mengalami hal itu!
Perhatikan hal
berikut ini:
Kisah
Para Rasul 22:1-3 Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang
hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri. Ketika
orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam
bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka. Ia berkata: Aku
adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di
tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di
bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku
menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu
ini.
Dan lihatlah respon
masyarakat Yahudi kala itu terhadap penjelasan Paulus, penjelasan yang
disampaikan di dalam bahasa ibu suku kelahirannya:
Kisah
Para Rasul 22:22 Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada
perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka
mulai berteriak, katanya: "Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!"
Dalam segala
tantangannya sebagai pemberita injil, seperti yang dialami Paulus, maka
penekanan yang hendak dilambungkan sedemikian tingginya bukan terutama pada
penderitaannya, namun pada bagaimana Allah sebagai penampuk kepentingan tunggal
atas pemberitaan salib, begitu kokoh memelihara para pemberita Injil
dalam realita kehidupan yang sepahit apapun. Sepahit apapun, setragis apapun
realitanya, proklamasi salib harus dikumandangkan. Tak ada yang dapat
menghentikanku. Itu semangat penginjilan Paulus. Semangat luar biasa ini
tergurat begitu dalam pada paparan perjalanan pemberitaan injilnya:
2 Korintus
2:22-31 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang
Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga
keturunan Abraham! Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang
gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam
penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku
disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga
kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam
kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku
aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak
orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota,
bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak
saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali
aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan
tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku
sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa
lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah
hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah
atas kelemahanku. Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai
selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak
berdusta.
Apakah petaka-petaka
ini adalah sebuah celaka bagi Paulus? Tidak! Sebab ia berkata:
1Korintus
9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Sebetulnya, baik dulu
dan sekarang pun, akan sangat sukar untuk memahami dan menerima sepenuhnya akan
apa yang begitu diyakini oleh seorang pemberita Injil, sehingga ia menjalani
kehidupan yang sama sekali berbeda dengan pada umumnya manusia memandang kehidupan dan pengejaran yang harus diraih oleh seorang manusia. Cita-cita Paulus
sebagai manusia adalah memberitakan injil Kristus. Kalau tidak, celaka!
Pun demikian dengan semua rasul lainnya! Mereka membawa isterinya masing-masing, keluarga mereka sepenuhnya hidup bagi proklamasi salib:
1Korintus 9:5 Tidakkah kami
mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami,
seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
Pernahkah anda
membayangkan memiliki sebuah cita-cita
yang sedemikian hebatnya mengusai segenap keberadaan hidupmu? Gelisah
kalau belum tercapai dan cemas luar biasa kalau terlihat begitu banyak hambatan
yang menantang penggenapan? Kalau pun anda memiliki cita-cita yang demikian, apakah itu?
Apakah memberitakan
Injil?
Pada Paulus, kita
belajar sesuatu yang harus membuat kita berhenti sejenak dari apa yang sedang
kita kerjakan dan sedang kita kejar untuk diraih, sekalipun itu adalah hal yang dibawa dalam doa secara tekun, dan pengharapan tak putus. Apakah itu? Pedulikah anda dengan apa yang dipedulikan oleh Allahmu?
Bahwa Allah begitu peduli agar apa yang telah diberikan Anak-Nya di dunia ini
agar dikabarkan oleh saya dan anda juga?
Renungkanlah dan bergeraklah, wujudkanlah dalam kehidupanmu, sesederhana apapun sebagai sebuah permulaan!
Berjumpa
Dengan Dan Memberitakan Injil Kepada Para Filsuf
Jika anda menakar
pemberitaan injil adalah sesuatu yang kuno dan tak realistis di zaman modern yang
begitu kaya dengan filsafat dan pemikiran-pemikiran modern yang menelurkan
peradaban-peradaban lebih maju, maka lihatlah bagaimana proklamasi salib Kritus
bergerak maju memasuki zaman pencerahan pemikiran:
Kisah
Para Rasul 17:16-17 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat
sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala. Karena itu di rumah
ibadat ia bertukar pikiran
dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar
setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
Kisah
Para Rasul 17:18 Dan juga beberapa ahli
pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada
yang berkata: "Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata:
"Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia
memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
Apakah hati saya dan
anda akan bersedih melihat kotamu penuh dengan rupa-rupa penentangan kebenaran dari Allah dalam
Kristus? Atau, anda akan berpikir: “ah…. Biasalah,
jangan terlalu diseriusin firman itu, bisa gila nanti. Yang penting saling mengasihi sesama manusia, soal masuk sorga atau
neraka, kan nanti, bukan sekarang. Jangan sok benar dan sok sucilah?!”
Begitukan???
Perhatikan, pemikiran
semacam tadi tak akan anda jumpai pada bagian manapun di dalam Alkitab.
Apalagi Sabda Kristus!
Jika, anda percaya
Kristus adalah Tuhan dan hidup, maka AWAS! Berhati hatilah dengan pemikiranmu
yang sedemikian, sebab Kristus yang di sorga saja mengirimkan
malaikat-malaikat-Nya untuk memastikan pemberitaan Injil terlaksana. Memang hanya
ada 2 pilihan: dimusuhi manusia atau
menjadi musuh Allah. Jika anda sungguh
murid Kristus maka anda bukan saja menyetujui amanat agung Yesus Kristus, namun melakukannya juga, atau
setidak-tidaknya, jadilah bagian pekabaran injil itu di segala level dan di
segala wujudnya.
Pekabaran Injil juga
berarti memberitakan salib kepada segala kebenaran-kebenaran yang datang dari
dunia ini. Memberitakan injil kepada para filsuf? Terpikirkah ini menjadi
medan penjangkauan gereja anda? Atau kalaupun tidak, setidak-tidaknya dirimu
sendiri? Tak usah pusingkan apakah gerejamu mendukung atau tidak! Pemberitaan
injil tak membutuhkan dukungan gereja sebagai penentu apakah menginjili atau tidak! Kalau gereja tak sudi, maka bergeraklah berdasarkan kehendak Kristus bagimu sebagai murid-Nya!
Jangan berdiam, tetapi bergerak sebagai orang-orang yang terlatih dan terdidik
sebagai pemberita injil. Tantangannya,
anda harus terdidik dan terlatih dalam pengetahuan injil dan pemberitaan injil,
kalau tidak anda malah dapat menjadi penyesat!
Tak heran Yesus
memerintahkan agar para orang percaya harus diajarkan segala sesuatu untuk
dilakukan sebagaimana yang telah disampaikan oleh Yesus kepada para murid
utama:
Matius
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu.
Dan, Paulus berjumpa
dengan orang-orang hebat ini, para filsuf dari aliran Epikuros dan Stoa. Saya
tak akan memberikan penjelasan yang
khusus pada aliran-aliran filsafat ini. Namun saya akan mengutip saja penjelasan Gill:
Then
certain philosophers of the Epicureans,.... These were so
called from Epicurus, the son of Neocles, who was born 342 years before Christ, and taught philosophy at Athens, in his
garden; the principal tenets of which were, that the world was not made by
any deity, or with any design, but came into its being and form, through a
fortuitous concourse of atoms, of various sizes and magnitude,
which met, and jumbled, and cemented together, and so formed the world; and
that the world is not governed by the providence of God; for though he did not
deny the being of God, yet he thought it below his notice, and beneath his
majesty to concern himself with its affairs; and also, that the chief happiness
of men lies in pleasure. His followers were called "Epicureans"; of
which there have been two sorts; the one were called the strict or rigid
"Epicureans", who placed all happiness in the pleasure of the mind,
arising from the practice of moral virtue, and which is thought by some to be
the true principle of "Epicureans"; the other were called the loose,
or the remiss Epicureans, who understood their master in the gross sense, and
placed all their happiness in the pleasure of the body, in brutal and sensual
pleasure, in living a voluptuous life, in eating and drinking, &c. and this
is the common notion imbibed of an Epicurean.
And
of the Stoics: the author of this sect was Zeno, whose
followers were so called from the Greek word "Stoa", which signifies
a portico, or piazza, under which Zeno used to walk, and teach his philosophy,
and where great numbers of disciples attended him, who from hence were called
"Stoics": their chief tenets were, that there is but one
God, and that the world was made by him, and is governed by fate; that
happiness lies in virtue, and virtue has its own reward in itself; that
all virtues are linked together, and all vices are equal; that a wise and good
man is destitute of all passion, and uneasiness of mind, is always the same,
and always joyful, and ever happy in the greatest torture, pain being no real
evil; that the soul lives after the body, and that the world will be destroyed
by fire. Now the philosophers of these two sects
Secara sederhana dan
ringkas, filsafat aliran Epikuros memiliki keyakinan bahwa dunia ini tidak diciptakan oleh sebuah
ketuhanan yang bagaimanapun, atau tanpa rancangan ilahi, tetapi mewujud dan
membentuk, melalui sebuah pergerakan atom-atom yang membentuk sesuatu dan itu
berlangsung sebagai sebuah kebetulan atau acak.
Sementara itu, filsafat
aliran Stoa memiliki keyakinan bahwa hanya ada satu Allah dan bahwa dunia ini telah diciptakan olehnya, dan
dunia ini diperintah oleh takdir; bahwa
kebahagian terletak didalam kebajikan atau perbuatan-perbuatan bermoral mulia, dan perbuatan-perbuatan
bermoral mulia itu memiliki upahnya sendiri didalam kebajikan itu sendiri....”
Dan apa yang terjadi
kala Paulus memberitakan proklamasi salib? Maka Paulus dituding sebagai si
omong kosong atau si pembual belaka!!
Apa yang dapat kita
pelajari adalah, Paulus sama sekali tak mengubah pemberitaan salib dengan cara
yang bagaimanapun. Apakah akan diterima atau ditolak; apakah akan dicap sebagai
pembual atau pemberita kebenaran, ia tak
berkepentingan menakarnya dengan hikmat manusianya. Ia tahu bahwa hikmat
manusia memang akan menyia-nyiakan
pemberitaan salib dengan menudingnya sebagai sebuah kebodohan:
1Korintus
1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya,
maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan
pemberitaan Injil.
1Korintus
1:17-18 (17) Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk
memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib
Kristus jangan menjadi sia-sia. (18) Sebab pemberitaan tentang salib memang
adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Saya dan anda bukan
Paulus. Itu benar, tetapi semoga anda memang murid Sang Kristus yang telah
mengutus Paulus dan menghendakinya untuk memberitakan dirinya kepada semua
manusia. Semua! Saya percaya bahwa saya adalah murid Sang Kristus, karena itu
saya percaya dengan berita Salib yang menjadi kebodohan bagi banyak orang.
Karena itu didalam segala keberadaanku, pemberitaan kebenaran Kristus harus
menjadi warna hidupku. Entah itu secara pribadi atau menuliskan perkabaran
kebenaran Kristus melalui blog. Sebuah upaya yang sangat murah, sebab media
blogspot, gratis. Apa yang diperlukan adalah melatih diri dan memperlengkapi
diri sehingga layak dan pantas untuk menuntun kebenaran kepada orang lain dan
menarik orang lain dari kesalahan dan kesesatan. Jika anda percaya Roh Kudus
ada di dalammu dan percaya bahwa Ia berdaulat atas dirimu dan penyelenggaraan
perkabaran Injil, dalam wujud yang tersederhana sekalipun, maka itulah dasar terkokoh bagimu untuk mulai
bergerak! Jika anda menilai dirimu tidak
memiliki dasar untuk menginjili, mulailah dengan belajar dari sumber yang benar
dan dalam cara yang benar.
Kalau Kristus begitu
terlibat dalam pemberitaan injil dengan mengutus malaikat-malaikatnya? Lalu
apakah dasar bagimu untuk menganggap sepi pemberitaan Injil itu? Jika gereja
anda memiliki departemen penginjilan dan semoga benar-benar hidup, terlibatlah
dan jadikanlah penginjilan adalah kehidupan
utama gereja dan setiap diri orang percaya, sehingga memang nama-Nya akan
dimuliakan oleh segenap bangsa dan segenap lidah!
Filipi
2:9-11 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
SOLI DEO GLORIA
No comments:
Post a Comment