“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh:
Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 3P-1
Pada epistel-epistel
para rasul pun demikian, tak pernah terjadi diajarkan perbuatan baik atau
perjuangan-perjuangan memperkenankan diri sebagai sebuah jalan keselamatan, tak
pernah dan apalagi sebuah jalan
keselamatan yang lain, tanpa Sang Kristus. Cukup sang diri ini yang berupaya.
Namun demikian,
pendeta Dr. Erastus Sabdono telah menghadirkan rasul Paulus sebagai rasul yang
mengajarkan bahwa jalan keselamatan itu adalah perbuatan baik atau mengupayakan
diri sendiri layak dihadapan Allah, dan bahkan tanpa Sang Kristus. Nampak pada paragraf
22 “Keselamatan Di Luar Kristen-03”:
Dalam
hal ini kita bisa mengerti mengapa Paulus
mengatakan bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor
5:9-10; 1Kor 9:27). Berusaha
berkenan kepada Bapa sama dengan berusaha sempurna seperti Bapa. Inilah
orang-orang yang menghargai perkataan Tuhan Yesus. Inilah orang-orang yang
melakukan perintah Tuhan Yesus (Yoh 14:15, 21, 23, 24 dan lain-lain). Perintah
Tuhan bukan hanya melakukan hukum-hukum tetapi yang bersedia menghargai
perkataan Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Bapa atau berusaha berkenan
kepada-Nya (Mat 7:24-29). Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah
orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna
seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.
Saya akan memulai
dengan 1 Korintus 9:27:
Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan
Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Apakah 1 Korintus
9:27 sedang mengajarkan supaya manusia Kristen berusaha berkenan kepada Allah, berusaha sempurna
seperti Bapa? Sebagai dasar keselamatan?
Maka satu pertanyaan
penting harus dimunculkan. Apakah jantung iman epistel ini? Perhatikan deklarasi
Paulus berikut ini:
1Korintus
1:17-18 (17) Sebab
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk
memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan
hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi
sia-sia. (18) Sebab
pemberitaan
tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan
Allah.
Sementara saya dan
anda sedang membaca sebuah surat, surat seorang rasul Kristus, sangat penting
untuk memahami maksud tertinggi yang
sedang ingin disampaikannya di dalam setiap goresan suratnya tersebut.
Jika
cermat, maka rasul Paulus baru saja menyampaikan sebuah proklamasi salib. Bahkan
Paulus memperkenalkan dirinya sebagai utusan Kristus untuk memberitakan berita Injil bagi semua manusia. Bagi
sebagian pendengarnya, berita Injil yang
adalah pemberitaan tentang Salib merupakan kebodohan. Paulus menyatakan, mereka
yang menganggap pemberitaan tentang
salib sebagai kebodohan adalah mereka yang akan binasa. Sementara
untuk mereka yang menganggap pemberitaan
Injil yang adalah pemberitaan salib merupakan kekuatan Allah, adalah mereka yang diselamatkan!
Apakah
dasar bagi Paulus untuk mengatakan bahwa satu pihak manusia akan binasa dan
satu pihak manusia lainnya diselamatkan? Hanya satu: penerimaan proklamasi
salib! Apa yang harus dicamkan, rasul Paulus memang memaksudkannya demikian,
tanpa sebuah penjelasan-penjelasan bersayap, seolah apa yang dinyatakan tadi
semata jargon.
Rasul
Paulus sangat memahami, bahwa pengutusan
dirinya oleh Kristus adalah sebuah pengutusan yang membawa pikiran dan maksud
Allah, sementara ia sendiri dapat memahami bahwa proklamasi salib yang semacam
ini dapat dinilai sebagai sebuah kebodohan.
Saat ia berkata:
“untuk
memberitakan Injil, dan itupun bukan dengan hikmat perkataan
manusia supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia”
Dapatkah
anda memahami hikmat manusia dapat menyia-nyiakan salib Kristus? Seperti
Kristus menyatakan Bapa menyembunyikan pengenalan siapakah Ia
sesungguhnya, dari kebijaksanaan dan kepandaian manusia!
Ketika hikmat manusia digunakan untuk memahami proklamasi salib, maka inilah yang terjadi:
1
Korintus 1:19 Karena ada tertulis: "Aku akan
membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan
Kulenyapkan." [bandingkan dengan Yesaya 29:14]
1Korintus
1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah
pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah
telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
Allah telah mendeklarasikan bahwa karya salib Kristus tak terjamahkan oleh hikmat dunia ini. Pemikiran-pemikiran manusia akan senantiasa gagal untuk memahami: bagaimana bisa, apakah seseorang itu akan binasa atau diselamatkan berdasarkan penerimaan berita salib?
Bagaimana bisa karya
salib Kristus saja sudah menyelamatkan?
Konflik
akan sangat tajam bagi manusia untuk memahami proklamasi Injil:
1Korintus
1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh
hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan
pemberitaan Injil.
Mempercayakan keselamatan diri kepada seseorang yang telah
mati di salib pada jarak yang begitu jauh kebelakang? Memberitakan keselamatan
bagi saya berdasarkan tindakan seseorang menyerahkan dirinya untuk mati pada salib dalam cara yang menggenaskan [bacalah artikel ini, untuk memahami mengapa menggenaskan],dan
menjadi dasar keselamatan bagi saya kalau menerima dan dasar kebinasaan bagi
orang yang menolaknya? Hanya berdasarkan itu saja kebinasaan dan keselamatan
itu? Itulah “kebodohan pemberitaan Injil.”
Peristiwa
masa lampau dan oleh seorang manusia,
pada kematiannya pada salib, menjadi jantung proklamasi Injil? Semacam ini :
Galatia
1:3-4 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya
karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang
ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
Peristiwa
masa lampau menentukan aku, keselamatanku atau kebinasaanku saat ini?
Tetapi
memang proklamasi pemberitaan salib
adalah jantung epistel Korintus secara keseluruhan:
1Korintus
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan
Bukan
memberitakan apapun juga terkait
keselamatan; bukan memberitakan apa yang harus dilakukan agar selamat, atau
sebuah panduan pada sejumlah jalan keselamatan lainnya, diluar satu-satunya
jalan keselamatan: Kristus yang disalibkan!
Bagi
masyarakat yang jauh lebih maju ketimbang era Kristus, maka pemberitaan semacam
ini memang menggelikan, bahkan sungguh tolol untuk mempercayainya begitu saja:
“untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk
orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan” – 1 Kor 1:23
Bagaimana
bisa keselamatan datang dari cara yang begitu hina pada seseorang, lalu menjadi
dasar keselamatan yang pasti bagi yang
menerima dan menjadi dasar kebinasaan bagi yang menolaknya?
Hikmat
manusia tak akan dapat menerima hikmat Allah, dan tak ada ruang pertemuan bagi
keduanya, selain hikmat manusia harus
dalam kerelaan masuk ke dalam kebodohan cara keselamatan yang datang dari Allah:
1Korintus
2:16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati
Dia?"
Itu
adalah keputusan Allah dalam pikiran dan
kehendaknya, sebelum dunia ini dijadikan:
1Kor
2:7 Tetapi yang kami beritakan
ialah hikmat Allah yang
tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan
Allah bagi kemuliaan kita.
Apakah
yang tersembunyi
dan rahasia adalah hikmat Allah. Tetapi apakah
maksudnya dengan “hikmat Allah” :
1Kor
2:8 Tidak
ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau
sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Tepat
seperti yang diucapkan oleh Yesus sendiri:
Matius
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi
Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Matius
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Matius
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku
oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak
seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya.
Rasul
Paulus menegaskan kebenaran yang pada
mulanya telah disampaikan oleh Kristus bahwa dirinya adalah hikmat Allah yang
tersembunyi dan rahasia, yaitu bahwa Kristus adalah keselamatan yang dirancangkan
Allah, ditetapkan Allah dan dikehendaki Allah, tetap berlaku hingga era yang
jauh lebih maju dan melewati era pelayanan Kristus di muka bumi di dalam sejarah.
Hikmat manusia tak akan dapat memahami hikmat Allah
semacam ini:
1Korintus
1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh
Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus
kita.
“Oleh
Dia kamu berada dalam Kristus Yesus.” Oleh Bapa
kamu berada di dalam Kristus Yesus. Bukankah ini kesaksian Yesus
sendiri:
Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Yohanes
6:38-39 Sebab Aku telah turun dari sorga
bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang
telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu
supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Epistel
Korintus pada hakikatnya adalah surat yang berisikan keselamatan hanya di dalam
Kristus oleh kasih karunia yang datang dari Bapa! Kita berjumpa dengan Injil di
dalam epistel ini, sehingga tak mengherankan Paulus berkata: “Ia diutus oleh Kristus untuk memberitakan pemberitaan
Salib yang melahirkan keselamatan bagi yang menerimanya.”
Rasul
Paulus diutus oleh Kristus, maka mulutnya hanya boleh menyaksikan apa yang
dikehendaki Kristus baginya untuk disampaikan. Sebuah keselarasan sempurna pada
karya Roh Kudus dalam pelayanan para rasul itu sendiri:
Yohanes
16:13-14 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata
dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah
yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan
datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa
yang diterimanya dari pada-Ku.
Sebagai
rasul Kristus, Paulus tidak akan memberitakan selain dari apa yang telah
diajarkan oleh Kristus. Dan Roh Kudus memastikan Paulus untuk tidak
memberitakan Injil yang lain selain daripada apa yang telah disampaikan Kristus
sebagai sebuah kehendak Bapa. Roh Kudus sendiri hanya akan memimpin setiap
orang percaya kedalam seluruh kebenaran yang bersumber dari dan bersentral pada
Yesus Kristus, sebab Yesus telah berkata bahwa Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Mengapa
Paulus berkata “bukan dengan hikmat perkataan?” Karena Roh Kudus yang memimpin
pelayanan pemberitaan Injil para rasul itu sendiri, hanya memberitakan kepadamu
apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Ini
adalah sebuah kebenaran prinsipil yang tak dapat digoncangkan oleh dunia,
bahkan di dalam apa yang dikenal sebagai amanat agung, prinsip ini dilecutkan
sebagai sebuah hal yang harus dilaksanakan:
Matius
28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Tak
ada ruang bagi himat manusia untuk mengatasi problem-problem teks atau
toleransi pada ajaran-ajaran Yesus semacam ini:
Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, harus dimaknai
sebagaimana Yesus memaknainya:
Yohanes
8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan
mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak
mungkin kamu datang."
Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam
dosamu."
Yesus
tak memberikan sebuah ruang pertemuan bagi hikmat manusia dengan hikmat Allah
yang hadir dan beroperasi di dalam dirinya sendiri. Dan hal-hal inilah yang
menjadi jantung pemberitaan Paulus.
Sekarang
apakah rasul Paulus, kemudian, pada 1Korintus
9:27 sedang mengajarkan sesuatu yang berbeda daripada apa yang telah
diajarkan Kristus? Harus dicamkan pandangan Paulus sendiri mengenai Injil yang
tak bersumber dari Yesus Kristus:
Galatia 1:8 Tetapi sekalipun
kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah
dia.
Galatia 1:9 Seperti yang telah kami
katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah
kamu terima, terkutuklah
dia.
Jika
Kristus telah menyatakan bahwa Roh Kudus tidak akan mengatakan apapun dari
dirinya sendiri, tetapi apa yang telah disampaikan Kristus kepada-Nya, maka
memang seorang malaikat dari sorga sudah begitu pantas untuk menjadi terkutuk!
Sebab tak ada seorang malaikat pun pernah sekejap saja lebih tinggi daripada
Roh Kudus, sehingga dapat memberitakan injil yang bertentangan dengan pemberitaan oleh Roh Kudus itu sendiri!
Pertama-tama
harus dipahami, bahwa sekalipun Paulus tidak melontarkan pengutukan ini, maka
orang-orang semacam ini telah begitu
terkutuknya oleh sabda Yesus sendiri:
Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam
dosamu."
Sedikit
saja pemberitaan Injil itu tak selaras dengan proklamasi pemberitaan salib-sebuah wujud peraguan atas
perkataan Yesus, maka “kamu akan mati dalam dosamu” sudah merupakan kutuk yang
memiliki otoritas jauh lebih hebat daripada Paulus sendiri.
Sehingga
harus dicamkan 1 Korintus 9:27 tidak dapat sama sekali menjadi dasar untuk mengajarkan adanya
keselamatan lain bagi orang-orang yang
tak menerima atau tak beriman kepada Kristus, sebagaimana dikumandangkan oleh
pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Lalu apakah maksud
1 Korintus 9:27?
Teks
firman ini berbunyi:
Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak.
Ini
adalah bagian akhir dari sebuah bagian yang jauh lebih panjang lagi, dari apa yang terlihat.
Untuk menjawab apakah yang dimaksud a.dengan melatih dan menguasai tubuh seluruhnya dan b. jangan aku sendiri ditolak, harus
melihat penjelasan Paulus pada ayat-ayat
sebelumnya.
Namun,
saya hendak memberitahukan kepada para pembaca budiman, teks ini pada seluruh maksudnya bukan dalam relasi diri Paulus dengan
Allah, namun relasi Paulus dengan khalayak umum yang menjadi target pemberitaan
Injilnya yang begitu masif atau ekstensif, dan intensif. Sehingga jangan aku sendiri ditolak, terletak pada relasi dirinya dengan para
pendengar injilnya. Ada satu hal yang mencuat dalam pemberitaan injil yang dilakukan oleh Paulus: integeritas dirinya. Ia tak menginginkan injil yang diberitakannya
diterima, namun ia sendiri tidak diterima oleh para pendengar injil.
Pembelaan Rasul Paulus
Terhadap Para Pengeritiknya
Apa yang dikutip oleh pendeta Dr. Erastus
Sabdono, tak lain tak bukan
penggalan akhir dari pembelaan rasul Paulus terhadap pengeritiknya.
Ini bukan kritik yang seadanya, sebab Paulus harus membuka pembelaannya dengan
siapakah dirinya!
Perhatikan
hal berikut ini:
1Korintus
9:1-2 Bukankah
aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?
Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan? Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah
rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul.
Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
Ada
yang menolak diri rasul Paulus! Siapakah? Tuhan? Bukan!
Paulus
mengajukan sebuah dasar yang bersifat ilahi yang meneguhkan kerasulannya: Aku
telah melihat Yesus [1Kisah Para Rasul 9:3-5]! Sebuah peristiwa yang melibatkan
saksi-saksi, termasuk bagaimana Yesus sendiri mengutusnya untuk memberitakan Injil, sebagaimana dengan para
rasul yang sejak mula adalah murid-murid Kristus [ayat 7-18].
Paulus
juga menunjukan bahwa sebagai rasul yang diutus oleh Kristus, ia adalah rasul
yang memiliki buah-buah kerasulannya, yaitu orang-orang percaya oleh
pemberitaan injil olehnya. Bahkan, Paulus mengatakan “hidupmu di dalam Tuhan”
adalah meterai kerasulanku!
Disamping
ada jemaat yang menerima dan mengakui
kerasulannya, ada juga orang-orang yang
menyatakan secara terbuka dan terang-terangan, Ia bukan rasul! Mereka
menganggap rendah kerasulan Paulus, sehingga
demikian juga pada otoritasnya!
Dan
atas situasi yang harus diatasi olehnya ini, maka rasul Paulus memberikan
pembelaan yang berisikan pemaparan pelaksanaan pelayanan dan kehidupan
pelayanan yang diselenggarakannya sebagai seorang rasul:
Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.- 1 Korintus 9:3
Para
pengeritik ini adalah mereka yang
menolak Paulus, menolak kerasulan dirinya, sementara Kristus adalah pelantik
dan penyelenggara kerasulan Paulus. Sehingga
pada semua isi pembelaan Paulus berikutnya, sama sekali relasi dirinya
dengan manusia, bukan dengan Allah!
Pembelaan Paulus adalah penjelasan bagaimana Ia sendiri berupaya semaksimal mungkin
didalam pemberitaan Injil itu agar dirinya sendiri diterima oleh para
pendengarnya. Mereka yang menolak Paulus,
menolak kerasulannya dan menolak untuk mengakui dirinya sebagai rasul.
Ini sebuah problem yang serius bagi seorang pemberita injil sekalipun pemberitaannya diterima.
Namun
apakah penolakan kerasulan Paulus
dikarenakan hal-hal yang memalukan padanya? Paulus menyingkapkannya di dalam
suratnya ini:
1Korintus
9:4-27 (4) Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?
(5) Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam
perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara
Tuhan dan Kefas?(6) Atau hanya aku dan Barnabas sajakah
yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?(7) Siapakah
yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang
menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang
menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?(8) Apa
yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat
juga berkata-kata demikian?(9) Sebab dalam hukum Musa ada
tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang
mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?(10) Atau
kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak
harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan
untuk memperoleh bagiannya.(11) Jadi, jika kami telah menaburkan benih
rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi
dari pada kamu?(12) Kalau orang
lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami
mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu.
Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan
rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.(13) Tidak tahukah kamu,
bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya
dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat
bahagian mereka dari mezbah itu?(14) Demikian
pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup
dari pemberitaan Injil itu.(15) Tetapi aku tidak pernah
mempergunakan satupun dari hak-hak itu.
Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun diperlakukan juga demikian. Sebab
aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan
siapapun juga!(16) Karena jika aku memberitakan
Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah
aku, jika aku tidak memberitakan Injil.(17) Kalau andaikata
aku melakukannya
menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi
karena aku melakukannya bukan menurut
kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan
yang ditanggungkan kepadaku.(18) Kalau demikian apakah upahku?
Upahku ialah ini: bahwa aku boleh
memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku
sebagai pemberita Injil.
(19)Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang,
aku menjadikan diriku hamba dari semua orang,
supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. (20) Demikianlah bagi
orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan
orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang
hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun
aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya
aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.(21)
Bagi
orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang
yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun
aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di
bawah hukum Taurat.(22) Bagi orang-orang yang
lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan
mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang
dari antara mereka.(23) Segala
sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat
bagian dalamnya. (24) Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan
semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat
hadiah? Karena itu larilah begitu
rupa, sehingga kamu memperolehnya!(25) Tiap-tiap
orang yang turut mengambil bagian
dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana,
tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.(26) Sebab itu aku
tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.(27)
Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
jangan aku
sendiri ditolak.
Inilah
pembelaan Paulus itu terhadap para pengeritiknya yaitu yang MENOLAK DIRINYA DAN KERASULANNYA.
Pembelaannya pada dasarnya
memiliki 2 pilar:
■Mengenai
penghidupan seorang pemberita Injil
■Pemberitaan
Injil yang dilakukannya adalah bagaikan orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan dalam gelanggang olah raga untuk memperoleh mahkota abadi.
Secara
sangat ringkas, dapat ditegaskan bahwa aku melatih tubuhkan dan menguasainya
seluruhnya, erat sekali dengan bagaimana menjadi pemenang dalam gelanggang
pertandingan sehingga memperoleh hadiah: mahkota abadi. Jadi tidak terkait
dengan bagaimana harus berusaha berkenan kepada Allah.
Apa
yang ditekankan oleh Paulus bagaimana ia sebagai manusia berupaya keras atau
melatih dirinya untuk menjadi hamba bagi semua orang, sekalipun ia adalah orang
merdeka! Bagi Paulus, pemberitaan Injil adalah sebuah pertandingan yang digelar Allah secara resmi
dengan hadiah-hadiah, namun juga Paulus mengatakan bahwa pemberitaan Injil
adalah jiwa yang Allah letakan didalam dirinya sebagai orang yang telah diutus
Kristus dan melihat Yesus, sehingga Ia berkata: “Sebab itu adalah
keharusan bagiku. Celakalah aku, jika
aku tidak memberitakan Injil.”
Pertandingan
yang dilakukan Paulus memang memerlukan penguasaan diri sebaik-baiknya. Tapi
harus dicamkan, ini bukan penguasaan diri dalam makna kekuatan manusia untuk
menghasilkan orang-orang percaya, namun
terkait erat dengan bagaimana Paulus memiliki strategi-strategi dalam
memberitakan Injil. Itu sebabnya Ia meminjam olahraga tinju untuk menyampaikan
maksudnya: “aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”
Apakah
aplikasi dari “melatih tubuh dan menguasasi sepenuhnya” dan “supaya sesudah memberitkan injil kepada
orang lain, jangan aku sendiri ditolak?”
Perhatikan
2 poin berikut ini untuk membantu memahaminya:
■Bagi
orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat
aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di
bawah hukum Taurat
■Bagi
orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang
yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun
aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus
Apa
tujuannya? Supaya ia dapat memberitakan Injil ke semua kalangan manusia: apakah
orang-orang Yahudi atau bukan
orang-orang Yahudi.
Apakah
yang menjadi target dari strategi semacam ini? Agar Ia, Paulus dapat diterima
tanpa perlu mencemarkan kebenaran sejati dalam proklamasi salib. Dalam hal ini, Paulus berkata:” supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang
dari antara mereka.”
Bagaimana
dapat memberitakan Injil tanpa ditolak adalah dasar bagi Paulus untuk melakukan
strategi-strategi bagaikan seorang pelari dan seorang petinju. Sebagaimana olah ragawan melatih
dirinya, maka Paulus melatih dirinya agar sebagai penginjil, Ia dapat masuk ke
dalam berbagai macam gelanggang pertandingan: apakah gelanggang yang dipenuhi
dengan kebenaran-kebenaran hukum Taurat, ataukah gelanggang yang dipenuhi
dengan hidup tanpa pengenalan hukum-hukum
Tuhan? Pada 2 gelanggang pekabaran injil
ini, Paulus
memiliki pengharapan besar agar dapat memenangkan beberapa orang dari antara
mereka. Paulus tahu sekali bahwa Ia bukan penentu berapa orang yang
dapat dimenangkan sehingga meninggalkan gelanggang-gelanggang dunia itu dan
masuk kedalam keselamatan hanya oleh Kristus Yesus saja.
Jadi
sungguh fatal bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk menggunakan bagian akhir
pembelaan Paulus terhadap orang-orang yang menolak kerasulannya, sebagai dasar
untuk mengajarkan bahwa orang harus berjuang untuk berkenan kepada Bapa
berdasarkan usahanya sendiri. Pengajaran yang berdasarkan hikmat manusia semacam ini, telah menyia-nyiakan
pemberitaan salib.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-2):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment