F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2i)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

"menabur benih di atas tanah kering di musim kemarau panjang" - thehindu.com
Bacalah lebih dulu bagian 2H
Oleh: Martin Simamora

Oleh sebab itu dapat juga ditegaskan bahwa “sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” pada Roma 8:23, bukan sama sekali menyatakan bahwa seorang percaya ketika  beriman kepada Kristus tak serta merta menjadi  seorang anak, harus melalui sebuah proses perjuangan hidup  yang tidak mudah namun penuh kesukaran untuk membuktikan diri bahwa dia pantas untuk dilantik atau diangkat sebagai anak. Roma 8:23  jelas berbicara “pengangkatan sebagai anak” adalah “pembebasan tubuh.” Bagian ini, hanya dapat dipahami secara sempurna dengan memahami penjelasan Paulus sebelumnya:
Roma 8:18-19 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Penderitaan zaman sekarang atau penderitaan yang memang kekhasan dunia kita yang dialami segenap mahluk, pun tetap  dirasakan oleh anak-anak Allah. Anak-anak Allah dan penderitaan dunia, bukanlah pasangan yang  serasi apalagi indah. Menjadi anak-anak Allah mengandung sebuah ekspektasi pewujudan kehidupan dalam dunia Bapa, bukan dunia dunia ini. Namun hal  itulah untuk saat ini merupakan realitanya. Untuk saat ini, sebab memang bukan dunia ini pasangan bagi anak-anak Allah. Setiap anak-anak Allah menantikan realita ke-anak-an Allah-nya terwujud penuh. Perhatikan,  kehidupan orang percaya dalam  ayat 18-19 adalah kehidupan yang sudah anak-anak Allah, bukan belum. Pembebasan tubuh kita adalah berkaitan dengan penderitaan yang dialami oleh anak-anak Allah sementara masih di dunia ini; tubuh yang masih menjadi budak kebinasaan sementara  orang-orang percaya itu telah dilahirkan Allah menjadi anak-anak-Nya:
Roma 8:21-23 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Ini, sepenuhnya tentang penderitaan yang masih harus dialami oleh anak-anak Allah selama masih di dunia ini. Menantikan pengangkatan sebagai  anak adalah menantikan pembebasan dari tubuh yang takluk pada kebinasaan. Ini berbicara  kelemahan tubuh sementara kita adalah anak-anak Allah. Pasti dan harus anak-anak Allah, sebab inilah dasar bagi Roh untuk melayani orang-orang percaya yang  masih harus mengalami berbagai kelemahan-kelemahan yang belum dibebaskan dari dirinya sementara orang percaya itu sendiri sudah menjadi milik Allah atau anak-anak Allah. Perhatikan bagaimana kelemahan-kelemahan itulah yang ditanggulangi oleh Roh, sebab anak-anak Allah belum merdeka dari kelemahan-kelemahan jiwa yang berbalutkan tubuh yang takluk pada kebinasaan:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2H)


 
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora

Ilutsrasi: Kerusuhan di Baltimore 27/4/2015 - Newsweek

Bacalah lebih dulu bagian 2G

Apa yang jauh lebih buruk lagi pada paragraf 4, adalah pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono, yaitu: “Orang percaya tidak mengerti dan tidak sadar bahwa mereka memiliki karunia sulung roh, yaitu kemampuan untuk menjadi manusia Allah (Rom 8:23; 1 Tim 6:11).”  Dua kesalahan fatalnya adalah:

a. menyatakan penerima karunia tidak mengerti dan tidak sadar, siapakah  yang salah? Pemberi karunia atau penerimanya? Sebuah kebenaran tunggal mengenai bagaimana seseorang dapat beriman kepada keselamatan yang dari Allah itu dan menjadi anak-anak Allah, harus pertama-tama dipegang kokoh untuk memahami perihal ini:

Yohanes 1: 12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Menyandingkannya dengan Roma, maka kemudian pertanyaannya: apakah Roma 8:23 sedang berbicara mengenai diperlukannya kemampuan pada manusia untuk mengerti dan sadar? Dengan kata lain: darimanakah datangnya mengerti” dan “sadar” itu? Dari manusiakah atau sesuatu yang harus dilakukan oleh Tuhan agar manusia mengerti dan menyadarinya di dalam perjalanan kehidupannya sebagai orang-orang beriman?

Memahami kebenaran ini adalah penting, agar memahami bahwa kuasa yang diberikan kepada orang percaya bekerja secara independen dan tak bergantung pada ketakberdayaan atau mengandalkan kinerja manusia [yang diindikasikan dengan “diperanakan dari dari Allah, bukan dari darah dan daging”] untuk mendatangkan berbagai kebaikan dan kekokohan orang-orang beriman dalam keamanan keselamatan dan pada segenap janji yang menjadi bagian milik orang-orang beriman itu. Mengenai perihal ini, bacalah bagian 2E.  Saya akan mengulas perihal ini, dari perspektif Alkitab, bahwa Allah yang menyelamatkan manusia secara sempurna dan berkesinambungan di sepanjang kehidupan orang percaya, bukan, manusia juga harus menyelamatkan dirinya sendiri agar sempurna keselamatan dari Allah itu.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2G)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora         



Bacalah lebih dulu bagian 2F

Paragraf 4 adalah jenis yang dipenuhi dengan penyesatan dan penggelapan informasi dan kebenaran, tepat pada apa yang disaksikan oleh Alkitab itu sendiri. Sebuah bentuk penggelapan informasi yang tak kepalang tanggung. Sebelum saya memperhadapkan  secara langsung dengan apa yang dinyarakan oleh Alkitab, mari membaca paragraf ini terlebih dahulu:
Kesalahan banyak orang Kristen selama ini adalah memahami keselamatan secara tidak tepat, menyamakan keselamatan bagi umat pilihan sama dengan keselamatan bagi mereka yang bukan umat pilihan. Kesalahan ini mengakibatkan sesuatu yang sangat fatal. Pengajaran mengenai keselamatan menjadi kacau dan orang percaya tidak menemukan tanggung jawab dan panggilannya untuk menjadi umat pilihan yang dipanggil, untuk hidup secara luar biasa (Mat 5:20). Orang percaya tidak mengerti dan tidak sadar bahwa mereka memiliki karunia sulung roh, yaitu kemampuan untuk menjadi manusia Allah (Rom 8:23; 1 Tim 6:11). Ketidak-tahuan dan ketidak-sadaran ini membawa banyak orang Kristen menjadi manusia “biasa-biasa saja”.

Kesalahan banyak orang Kristen selama ini? Selama ini, sejak kapankah pendeta Dr.Erastus Sabdono sukses mengidentifikasi kesalahan banyak orang Kristen, sehingga bisa menyatakan sebuah kesimpulan  semacam ini. Sebetulnya, perihal ini, pun sudah saya jelaskan dan tunjukan sebagai sebuah kesalahan teramat fatal oleh pendeta Erastus, anda dapat melihatnya dalam “ Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono Bagian 1,” atau dapat secara langsung mulai mempelajari penjelasan sanggahan saya pada bagian 1B.

Pada kesempatan kali ini, saya akan  memberikan penekanan –penekanan istimewa, sebagaimana Yesus memang menekankannya, bagaimana keselamatan itu bagi manusia di dunia ini. Adakah, Yesus membuat pembedaan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2F)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2E

Tinjauan pada pragraf 3 ini, sesungguhnya telah saya jawab tuntas pada bagian 1, anda dapat membaca perihal yang diangkat pada pragraf ini di dalam “Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr Erastus Sabdono” atau langsung membacanya pada bagian1D, dan juga bagian IL. Sekalipun begitu jelas dan gamblang bahwa penulis Epistel Roma tak memiliki intensi sebagaimana yang disangkakannya:
Keselamatan bagi umat pilihan adalah dikembalikan kepada rancangan semula. Tetapi bagi mereka yang bukan umat pilihan keselamatan bukanlah upaya mengembalikan kepada rancangan semula, karena mereka tidak memiliki fasilitas yang membuat mereka mampu untuk itu. Itulah sebabnya mereka tidak dituntut untuk sempurna, namun demikian mereka juga harus berbuat baik, sebab perbuatan baik mereka akan menentukan keselamatan mereka (Rom 2:7-10; 6-16).

Apakah benar, perbuatan baik menentukan keselamatan orang-orang bukan pilihan/non beriman kepada Kristus, dan memang diajarkan di dalam epistel atau Surat Roma? Apakah demikian yang hendak diungkapkan oleh rasul Paulus? Mari kita melihatnya secara langsung, apakah yang sedang ditunjukan oleh Paulus:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2E)

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2E)
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”


Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 2D

Sekarang saya akan menyorot bagian selanjutnya pada paragraph 2:
Keselamatan bagi orang percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat 5:48; Rom 8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa sendiri. Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai kesempurnaan tersebut (Yoh 1:12-13).

Pertanyaan besarnya: apakah benar Yohanes 1:12-13 adalah sebuah fasilitas? Apakah dia sehingga dapat disebut sebagai obyek yang lebih rendah daripada manusia? Apakah memang didalam Yohanes 1:12-13 adalah sebuah benda atau obyek yang dapat digunakan sebagai fasilitas?

Mari kita membaca Yohanes 1:12-13
(12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;(13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen” 
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2C

Paragraf 2 tertulis demikian:
Pertama harus dipahami bahwa keselamatan bagi orang percaya atau yang menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai umat pilihan, tidaklah sama dengan keselamatan bagi mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus atau yang tidak menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai bukan umat pilihan. Keselamatan bagi orang percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat 5:48; Rom 8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa sendiri. Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai kesempurnaan tersebut (Yoh 1:12-13).

Ini adalah paragraf yang berupa pernyataan terbuka dari apa yang disebutnya sebagai “ pola keselamatan berbeda atau lain” [yang sudah sejak bagian pertama dikemukakannya, untuk melihatnya secara cepat, bacalah “Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian1A-1U].

Apakah benar, Yesus Kristus mengajarkan demikian? Apakah benar agama Kristen  yang diberitakan oleh para rasul secara akbar mengajarkan ada keselamatan bagi orang yang tak percaya? Apakah  Alkitabmu bersabda padamu bahwa Yesus bukan penentu global keselamatan umat manusia, sehingga tak perlu memberitakan Injil kepada yang belum pernah mendengarkan?

Mari kita dengarkan lebih dulu, sabda Sang Hakim [Yohanes 5:22] Yesus Kristus:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2C)



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2C)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2B

Kehidupan gereja  dan agama Kristen perdana bahkan tak dapat dipisahkan dari Kristus, pewartaan agama Kristen itu sendiri  adalah pewartaan segala kebenaran yang tunduk kepada  pemuliaan Kristus beserta sabdanya. Kristus senantiasa menjadi pengidentifikasi pada gereja, pada para rasul atau para pewarta Injil atau agama Kristen, dan dikenal dengan segala hal yang telah diajarkan Kristus. Mari kita melihat hal ini pada pernyataan  rasul Yohanes:
1Yohanes 1:1-5  (1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.(4) Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.(5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

Pengajaran agama Kristen oleh rasul Yohanes sepenuhnya bersumber dari dan tunduk pada Yesus Kristus. Sebagaimana yang telah didengarkannya, telah dilihatnya dengan mata sendiri, ia telah berinteraksi  secara jasmani dengan Yesus, sebagaimana oleh semua rasul yang merupakan murid-murid utama dan saksi hidup Kristus, itulah yang mereka sampaikan. Dengan kata lain pengajaran agama Kristen pada jemaat atau gereja yang menjadi tujuan epistel rasul Yohanes ini sepenuhnya tunduk kepada Kristus. Tak pernah memiliki ajaran tersendiri sehingga agama Kristen bisa berbeda pendapat dengan Kristus, pada eksklusifitas jalan keselamatan hanya pada Kristus sebagaimana telah diklaim sendiri oleh Kristus [Yoh 14:6,  Yoh 10:9, Yoh 11:25, Yoh 3:16, Yoh 5:21, Yoh 5:26, Yoh 6:39, Wahyu 1:18]. 

0 Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian 1A-1U



Oleh: Martin Simamora

Bagian1A : “Kesempurnaan? Anda baru saja melihat kesempurnaan Yesus:” selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat. Ada 2 aspek kesempurnaan Yesus dalam memenuhi tuntutan taurat:..”


Bagian1B : Tepat ketika  pendeta Erastus Sabdono menyatakan adanya “pola keselamatan berbeda,” maka eksklusivitas keselamatan pada Yesus telah gugur dengan demikian. Orang Kristen dengan demikian  sangat terlarang untuk  mengimani sabda Allah Sang Bapa:Yohanes 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


Bagian1C : Yesus sendiri, pada peristiwa keberimanan seorang non Yahudi ini,  tidak berhenti sampai sekedar memujinya, namun mengaitkannya pada kesudahan orang yang beriman kepada Yesus itu, dan  bagaimana keselamatan di dalam Kristus itu   tidak hilang. Atau tidak juga berhenti ketika Yesus tidak menemukan iman yang hebat pada bangsanya sendiri; keselamatan di dalam Kristus itu nyatanya terus bergerak menjamah bangsa-bangsa lain; bangsa-bangsa  lain itu mengalami keselamatan oleh karena mereka percaya kepada Yesus, bukan karena apa yang telah dilakukan atau apa yang telah dicapainya,

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2B):



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2B):

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”


Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu Bagian 2A
Masih menyorot paragraf 1 :
“Pada bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”
Namun kali ini akan melihat secara lebih istimewa, penyebaran agama Kristen  yang dilakukan oleh jemaat purba dan bagaimana hal itu dilakukan sebagai hal yang dikhendaki Kristus. Apakah jemaat purba ada menunjukan kebedaan ekslusifitas keselamatan hanya pada Yesus Kristus, sebagaimana diajarkan oleh Kristus, dengan ketakeksklusifan keselamatan pada agama Kristen, bahwa di luar agama Kristen ada keselamatan?

Dalam Alkitab, kita mendapatkan 2 sumber yang  sangat kuat dan menjadi jiwa penginjilan didalam gerakan orang-orang percaya  yang disebut  beragama Kristen, pertama adalah Kisah Para Rasul [yang telah saya sentuh pada bagian sebelumnya] dan epistel-epistel atau surat-surat Rasul.


Apa yang perlu menjadi catatan penting, bahwa pemberitaan Injil adalah jiwa jemaat perdana, mereka pada awalnya sangat kecil dan dianggap sesat, sehingga  penolakannya sangat keras, dan perlu ditegaskan bahwa situasi semacam ini tetap berlangsung hingga kini. Mari kita  memperhatikan bagaimana rasul Paulus menyatakan situasi ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A)



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A):
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora

 Bacalah lebih dulu bagian 1U
Paragraf pertama pada bagian 2 “Keselamatan Di Luar Kristen” tertulis  begini:
“Pada bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”

Disepanjang bab1 saya sudah mengeksplisitkan segala sesuatu yang tersembunyi atau tak terus terang untuk diungkapkan dalam wujud penulisan yang lugas. Sejak semula, pada  bagian 1, pendeta Dr.Erastus Sabdono sudah mengangkat gagasan “Pola Lain Keselamatan”, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian1B dan bagian1Q.  Pada  bagian 2 ini, pendeta Erastus lebih menegaskan keberadaan pola lain keselamatan dengan membuat semacam formula yang berbunyi: “tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen.” Mengapa Kristus berbeda dengan Kristen? Apakah dalam pandanganya Kristen memiliki keberimanan pada Kristus yang lain? Sebab  nampak jelas ia  sedang membedakan Kristus, dan membangun sebuah pengajaran  bahwa Kristus  dan agama Kristen adalah dua entitas yang berbeda. Bahwa Agama Kristen  adalah sebuah institusi yang dapat sangat berbeda dengan Kristus  sendiri,dan dalam relasi  yang demikian,  tak perlu  agama Kristen sepenuhnya menyetujui Kristus.

Mana kala Kristus berkata  bahwa keselamatan hanya ada didalam dirinya dan di luar dirinya dan keberimanan kepadanya tak ada keselamatan, maka pada agama Kristen, hal  yang demikian eksklusif itu tak ada! Apakah benar demikian? Apakah benar Alkitab memberitahukan demikian?; apakah benar agama Kristen dan Kristus  memiliki cara pandang yang berbeda? Pada tinjauan Bagian1 T, saya sudah menunjukan bahwa baik Kristus dan agama Kristen yang telah berdiri pada era jemaat perdana, sebagaimana, yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul, sangat bertolak belakang dan mengecam keras ajaran pendeta Erastus Sabdono.

0 Yesus Sang Penguasa Atas Iblis : ± 2000 roh jahat Vs Yesus Kristus



Oleh: Martin Simamora

 

Seperti apakah Yesus menaklukan Iblis? Adakah gambaran didalam Alkitab yang secara vulgar menunjukan hal itu? Dalam hal itu, apakah  penaklukan itu seperti dua kekuatan yang saling berhadap-hadapan, dimana masing-masing memiliki kekuatan untuk saling mengalahkan. Jadi tinggal bagaimana saja strategi masing-masing. Atau adakah, baik pada Yesus dan pihak  bala tentara iblis memiliki elemen-elemen penggentarnya seperti halnya  pada politik dan militer [ atau deterence, lihat di Encyclopedia Britannica].  Mari kita  melihat perihal ini:

Markus 5:1-20
(1) Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. (2) Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.(3) Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, (4) karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.(5) Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.(6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya,(7) dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"(8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"(9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak."(10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.(11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan,(12) lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"(13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.(14) Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.(15) Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.(16) Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.(17) Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.(18) Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. (19) Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"(20) Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Apa yang menarik dan sangat bernilai untuk segera disorot adalah, bagaimana masyarakat setempat dan juga Markus menggambarkan kehebatan roh-roh jahat yang menguasai orang yang kerasukan tersebut. Ini dapat dikatakan sebagai poin-poin penggentar yang dimiliki roh-roh jahat yang berdiam pada diri manusia tersebut:

0 EKSISTENSI “AGAMA ASLI INDONESIA” DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA


אָמֵן׃ ,אֶחָד הָאֱלֹהִים ,הַקֹּדֶשׁ וְרוּחַ וְהַבֵּן הָאָב בְּשֵׁם
ܒ݁ܫܶܡ ܐܰܒ݂ܳܐ ܘܰܒ݂ܪܳܐ ܘܪܽܘܚܳܐ ܕ݁ܩܽܘܕ݂ܫܳܐ ܚܰܕ ܐܰܠܳܗܳܐ ܐܰܡܺܝܢ
بسم الاب والابن و الروح القدس، الاله الواحد،آمين


EKSISTENSI “AGAMA ASLI INDONESIA” DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA*)

Oleh: Bambang Noorsena

*) Disampaikan dalam Sidang Mahkamah Konstitusi dalam rangka “Permohonan Uji Materi Undang-undang Nomor 1/PNPS/ 1965”, di Jakarta, 23 Maret 2010.

Copyright © 2015 Institute For Syriac Culture Studies



I. Pendahuluan

Undang-undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan dan Penyalahgunaan/ Penodaan Agama − terlepas dari maksud untuk menjaga dan melindungi keluhuran nilai-nilai agama − kenyataannya jelas-jelas mengandung diskriminasi terhadap agama-agama tidak resmi, khususnya penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

Penjelasan Pasal 1 undang-undang ini jelas hanya memprioritaskan 6 agama yang diakui pemerintah, sekaligus mendapat bantuan dan perlindungan, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Kongfusius. Sedangkan agama-agama lain, misalnya Yahudi, Sarazustrian, Shinto, Thaoism, sekalipun tidak dilarang tetapi terkesan dinomor duakan, seperti tampak pada rumusan “…dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan ini atau peraturan perundang-undangan lainnya”.

Ada lagi penjelasan Undang-undang ini yang jelas-jelas merendahkan eksistensi aliran kepercayaan yang berbunyi: Terhadap badan/aliran kebatinan, Pemerintah berusaha menyalurkan kearah pandangan yang sehat dan ke arah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ungkapan ini jelas-jelas menempatkan para penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seolah-olah mereka menjadi “objek binaan”, karena karena pandangannya tidak sehat dan tidak mengarah kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

Bahkan dalam Penjelasan Umum angka 2, disebutkan bahwa kelahiran undang-undang ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan “… bahwa pada akhir-akhir ini hampir di seluruh Indonesia timbulnya aliran-aliran dan organisasi-organisasi kebatinan/kepercayaan masyarakat yang bertentangan dengan ajaran-ajaran dan hukum agama”. Terkesan bahwa tolok ukur “ajaran-ajaran dan hukum agama” yang dimaksud di sini adalah agama-agama resmi yang diprioritaskan negara (Penjelasan pasal 1), dan aliran-aliran tidak resmi (termasuk yang muncul dari salah satu agama) harus tunduk pada definisi agama-agama resmi.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1U – Akhir Tinjauan 1)



Oleh: Martin Simamora

credit: westbrook Baptist Church
Bacalah lebih dulu bagian 1T
Sekarang telah tiba pada paragraf terakhir  bagian 1 ini. Pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan atau mengajarkan begini:
Berkenaan dengan tersebut perlu dijelaskan apakah sorga itu. Sorga adalah dunia yang baru (langit dan bumi yang baru), dimana kehidupan yang pernah dirancang oleh Tuhan pada penciptaan semula (Kej 1-2) akan di realisasi. Harus diingat kalau Alkitab menyatakan bahwa apa yang diciptakan Tuhan semua adalah format yang terbaik (Kej 1:31), maka berarti tidak ada format yang lebih baik dari pada itu. Sorga bukanlah alam roh, tetapi alam fisik seperti yang kita kenal sekarang ini. Fasilitas yang digunakan juga adalah alam semesta yang sama ini. Jadi, dunia yang akan datang adalah pengulangan dunia yang pernah dirancang Tuhan. Pengulangan dunia baru ini bukan hanya milik orang-orang Kristen tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan dan yang diperkenan masuk ke dalamnya. Tetapi mereka hanya menjadi anggota masyarakat bukan memerintah bersama Kristus yang adalah Rajanya. Dalam hal ini perbuatan baik merupakan ukuran keselamatan mereka, tetapi keselamatan mereka tidak seperti keselamatan yang dimiliki oleh orang percaya.

Paragraf ini tidak lain tidak bukan adalah penegasan dari apa yang telah dinyatakan pada sejumlah paragraf terdahulu: Ada Pola Lain Keselamatan. Hendak mengatakan secara santun: keselamatan di dalam Yesus tidak absolut sehingga bukan satu-satunya, ada sebuah limitasi keberlakuan keselamatan di dalam Yesus, yaitu terbatas hanya pada yang  beriman saja. Tak ada keberlakuan universal pada konsekuensi akibat penolakan atau ketakpercayaan. Tak ada keberlakukan global pada konsekuensi mematikan semacam ini: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”[Yohanes 3:18]; Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum [Markus 16:16]; Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup [Yohanes 5:24]. Percaya kepada Yesus adalah absolut dan tidak memberi satu ruang alternatif yang bagaimanapun. Percaya atau mati, tidak mempunyai hidup kekal. Ingat, Yesus mengatakan itu pertama dan terutama. Apakah ada cara lain bagi keselamatan? Jelas tak ada Pola Lain Keselamatan sehingga dapat dikatakannya: “dunia baru bukan hanya milik orang-orang Kristen, tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan.” Tentang  tidak ada sama sekali Pola Lain Keselamatan, sudah saya paparkan pada tinjauan bagian 1B dan bagian 1C; bahkan Alkitab saya dan anda, pun mengatakan bahwa hasil penghakiman menurut perbuatan, tidak akan pernah menghasilkan hasil berupa keberkenan Tuhan baginya, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian 1i, bagian 1P . Tidak pernah ada perkenanan berdasarkan perbuatan baik atau tidak ada perkenanan yang dilahirkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan baik; tiada ruang atau kamar lain bagi keselamatan, selain hanya di dalam Kristus. Sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian 1D. Alkitab tidak ada berkata atau menganjurkan gagasan demikian, baik didalam keeksplisitan maupun didalam kesunyiannya.

0 Budak- Budak Allah (2)



 Oleh: Prof. Edwin  Yamauchi

"slave in ancient greek" - facts and details
Bacalah lebih dahulu bagian 1
VIII.Helenistik
Pembebasan budak yang demikian, sangat mirip dengan teks-teks sakral pembebasan budak pada Greek Delphic. Teks-teks ini, yang sangat banyak jumlahnya, telah dinyatakan sebagai bukti oleh Adolph Deismann, tiga puluh lima tahun lalu dalam bukunya Light from the Ancient East sebagai latar belakang yang digunakan oleh Paulus atas gagasan penebusan sebagai sebuah proses pembebasan yang telah dimiliki  melalui pembelian. Deismann menjelaskan:

Diantara ragam cara dimana proses pembebasan  seorang budak dapat berlangsung melalui hukum purba, kita menemukan  ritus formal bermartabat dari sebuah pembelian imajiner budak oleh semacam ketuhanan. Si pemilik budak datang dengan budaknya ke kuil, menjualnya di sana kepada dewa, dan menerima uang pembelian dari  bendahara keuangan kuil, si budak yang sebelumnya telah  membayarkan uang tebusan dengan tabungannya sendiri. Budak itu sekarang bendak kepunyaan dewa itu; akan tetapai, dia bukan seorang budak  kuil itu tetapi seorang yang dipandu atau  dimuridkan oleh dewa itu, dia kini sepenuhnya orang merdeka; paling hebat hanya sedikit kewajiban-kewajiban saleh ke tuannya  yang lama tetap diberlakukan atasnya[9]

Sebuah contoh teks semacam ini telah ditemukan di Delphi, tertanggal dari 200 Sebelum Masehi.

Apollo, sang Pythian telah membeli dari Sosibius Amphissa, untuk kemerdekaan, seorang budak wanita, yang bernama Nicaea, berdasarkan ras, seorang Roma, dengan harga 3 minae perak dan  setengah  mina. Penjual sebelumnya menurut hukum adalah Eumnastus dari Amphissa. Harga yang telah diterimanya. Akan tetapi, si pembeli, Nicaea telah berkomitmen kepada Apollo bagi kemerdekaannya[10]

0 Budak- Budak Allah



Oleh: Prof. Edwin  Yamauchi

 
"kingship in the ancient near east" - bible oddissey
Yehezkel Kaufmann, seorang pakar Alkitab Israel, membuat pernyataan berikut ini dalam bukunya The Religion Of Israel (1960), hal.318:
Imamat 25:39-43, pada sisi lain, pada keseluruhannya menuturkan perbudakan Israel, karena orang-orang Israel adalah “budak-budak YHWH,” yang memiliki ketuhanan yang menyingkirkan penundukan diri  pada para tuan manusia. Konsepsi setinggi dan seketat semacam ini, tak dapat ditemukan sandingannya dimanapun juga dalam dunia purba, akan tetapi, hal itu, dibatasi dalam aplikasinya  pada orang-orang Israel dan tidak mencakup pada orang-orang asing.

Kaufman secara sangat kuat menekankan keunikan  pengalaman anak-anak Israel yang sayangnya terlampau menekankan kasusnya ini dan secara penuh mengabaikan bukti dari budaya-budaya purba lain dari Timur Dekat.

Faktanya, jika seseorang memandang fakta tersebut, maka orang itu akan mengalami kesukaran yang sangat hebat untuk menemukan budaya di Timur Dekat yang tidak memiliki motif “budak Alah.” Kita dapat mengambil sejumlah contoh-contoh yang mewakili hal tersebut.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1T)


Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1S

Pada tinjauan bagian 1R, bagian 1S, dan bagian 1D itu sendiri, sudah menyanggah pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono pada paragraf 14 yang berupaya keras menyatakan bahwa di luar Kristen [beriman kepada Kristus] tetap ada peluang untuk masuk ke dunia baru. Saya sudah menyatakan, bahwa Yesus sudah menutup peluang  bagi keselamatan manusia, di luar kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, sebagaimana pada tinjauan bagian 1L. Namun demikian saya akan tetap menyanggah fantasinya terhadap kebenaran iman Kristen yang bersumber dari diri Kristus. Sebuah fantasi yang menista Yesus Kristus dan segenap sabda kebenarannya. Berikut ini adalah fantasi yang saya maksudkan:

“Hendaknya kita tidak beranggapan bahwa semua orang di luar orang Kristen pasti terbuang ke dalam kegelapan abadi dan tidak diperkenan masuk dunia yang akan datang. Hendaknya kita tidak berpikir salah, seolah-olah hanya orang Kristen yang dapat memperoleh kesempatan tinggal dalam dunia yang akan datang, yang sering dipahami sebagai Sorga. Selama ini banyak orang Kristen berpikir bahwa semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka, ini tidak tepat.”

 
Pada kesempatan ini, karena pandangan fantasi semacam ini [tidak memiliki dasar kebenaran yang bersumber dari Alkitab] pada dasarnya telah dibantah sejak bagian 1A tinjauan pengajarannya, saya akan menghadirkan pandangan para rasul [karena saya telah menyajikan pernyataan Yesus sendiri secara khusus pada banyak bagian-bagian terdahulu]. Apakah para rasul mendukung pandangan pendeta Erastus Sabdono, atau sebaliknya akan menyatakan salah?

0 SALIB AL-MASIH DI MATA PARA PENULIS ARAB-MUSLIM KONTEMPORER




אָמֵן׃ ,אֶחָד הָאֱלֹהִים ,הַקֹּדֶשׁ וְרוּחַ וְהַבֵּן הָאָב בְּשֵׁם
ܒ݁ܫܶܡ ܐܰܒ݂ܳܐ ܘܰܒ݂ܪܳܐ ܘܪܽܘܚܳܐ ܕ݁ܩܽܘܕ݂ܫܳܐ ܚܰܕ ܐܰܠܳܗܳܐ ܐܰܡܺܝܢ
بسم الاب والابن و الروح القدس، الاله الواحد،آمين


v
SALIB AL-MASIH DI MATA PARA PENULIS
ARAB-MUSLIM KONTEMPORER
Oleh: Dr. Bambang Noorsena, S.H., M.A.
Copyright © 2015 Institute For Syriac Culture Studies

The painting depicts Christ’s crucifixion at Golgotha, the ‘Place of the Skulls’ outside Jerusalem. The two criminals are crucified on either side of Christ. Mary and St John stand by the cross, while Mary Magdalene kneels at its foot. Another Mary, the wife of Clopas, lies overwhelmed with grief in the arms of an old woman. Behind them soldiers cast lots for Christ’s garments (John 19: 17-30). There are four known crucifixions by Lastman. This painting is the most monumental of the four.- Rembranthuis


Salib al-Masih dan Thariq al-Alam (Jalan Sengsara)-Nya adalah salah satu “batu sandungan” dalam dialog teologis Kristen-Islam hingga sekarang. Salah satu alasan penolakan Islam atas historisitas penyaliban Yesus, didasarkan atas sebuah ayat dalam al-Qur’an: “wa mâ qatalûhu wa mâ shalabûhu wa lâkin syubbiha lahum (Mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mereka menyalibkannya, melainkan yang disamarkan bagi mereka)” (Q.s. An-Nisa’/4:157). Meskipun ayat ini masih menjadi perdebatan diantara para ahli tafsir al-Qur’an sejak masa klasik, dan tidak pernah tuntas hingga sekarang, akan tetapi berbagai bentuk teori telah dikemukakan untuk menyangkal, atau minimal meragukan historisitas penyaliban Kristus.

Salah satu teori yang sering diajukan hingga zaman kita, yaitu teori penggantian. Dalam teori ini dikemukakan bahwa orang lain telah diserupakan dengan Yesus dan menggantikan-Nya di kayu salib. Meskipun teori ini tidak memuaskan sejak zaman klasik, seperti tampak dari karya Ibn Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi al-Tafsir al-Qur’an, tetapi teori ini tampaknya lebih banyak dianut dalam banyak tafsir tradisional, seperti Tafsir Jalalain, Tafsir Baidhawi, Tafsir Munir, dan banyak tafsir lain dalam bahasa Indonesia.

Teori lain lagi mungkin dapat diikuti di sini sebagai bahan perbandingan, yaitu tafsiran sekte Ahmadiyyah, yang mengakui historisitas penyaliban Yesus, meskipun Yesus hanya pingsan di kayu salib, lalu Ia turun dan pergi ke India. Sebuah kuburan di Punjab, Srinagar, dipercayai sebagai bukti lolosnya Yesus dari penyaliban dan kematian-Nya secara wajar di India, pertama kali diajukan oleh Mirza Ghulam Ahmad, dalam bukunya berbahasa Urdu, Masih Hindustan Mein (Jesus in India).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9