“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
"menabur benih di atas tanah kering di musim kemarau panjang" - thehindu.com |
Bacalah lebih
dulu bagian 2H
Oleh: Martin Simamora
Oleh sebab itu dapat
juga ditegaskan bahwa “sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita” pada Roma 8:23, bukan sama sekali menyatakan bahwa seorang percaya ketika beriman kepada Kristus tak serta merta
menjadi seorang anak, harus melalui
sebuah proses perjuangan hidup yang
tidak mudah namun penuh kesukaran untuk membuktikan diri bahwa dia pantas untuk
dilantik atau diangkat sebagai anak. Roma 8:23
jelas berbicara “pengangkatan sebagai anak” adalah “pembebasan tubuh.”
Bagian ini, hanya dapat dipahami secara sempurna dengan memahami penjelasan
Paulus sebelumnya:
Roma
8:18-19 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Penderitaan zaman
sekarang atau penderitaan yang memang kekhasan dunia kita yang dialami segenap
mahluk, pun tetap dirasakan oleh
anak-anak Allah. Anak-anak Allah dan
penderitaan dunia, bukanlah pasangan yang
serasi apalagi indah. Menjadi anak-anak Allah mengandung sebuah
ekspektasi pewujudan kehidupan dalam dunia Bapa, bukan dunia dunia ini. Namun
hal itulah untuk saat ini merupakan
realitanya. Untuk saat ini, sebab memang bukan dunia ini pasangan bagi
anak-anak Allah. Setiap anak-anak Allah menantikan realita ke-anak-an Allah-nya
terwujud penuh. Perhatikan,
kehidupan orang percaya dalam
ayat 18-19 adalah kehidupan yang
sudah anak-anak Allah, bukan belum. Pembebasan
tubuh kita adalah berkaitan dengan penderitaan yang dialami oleh anak-anak
Allah sementara masih di dunia ini; tubuh yang masih menjadi budak kebinasaan
sementara orang-orang percaya itu telah
dilahirkan Allah menjadi anak-anak-Nya:
Roma
8:21-23 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan
dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan
anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi
kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita
sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita.
Ini, sepenuhnya
tentang penderitaan yang masih harus dialami oleh anak-anak Allah selama masih
di dunia ini. Menantikan pengangkatan sebagai
anak adalah menantikan pembebasan dari tubuh yang takluk pada kebinasaan.
Ini berbicara kelemahan tubuh sementara
kita adalah anak-anak Allah. Pasti dan harus anak-anak Allah, sebab inilah
dasar bagi Roh untuk melayani orang-orang percaya yang masih harus mengalami berbagai kelemahan-kelemahan
yang belum dibebaskan dari dirinya sementara orang percaya itu sendiri sudah
menjadi milik Allah atau anak-anak Allah. Perhatikan bagaimana
kelemahan-kelemahan itulah yang ditanggulangi oleh Roh, sebab anak-anak Allah
belum merdeka dari kelemahan-kelemahan jiwa yang berbalutkan tubuh yang takluk
pada kebinasaan:
Roma
8:26 Demikian juga Roh membantu kita
dalam kelemahan kita
Roma
8:27Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk
orang-orang kudus
Roma
8:28 Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah
Orang-orang percaya
itu adalah orang-orang kudus atau anak-anak Allah, namun masih memiliki
kelemahan-kelemahan. Jelas bagi siapapun, jika: Roh membantu kita, Roh berdoa untuk kita, Allah turut
bekerja bagi kita, pastilah kelemahan-kelemahan pada orang-orang kudus atau
anak-anak Allah adalah sesuatu yang serius di dalam perjalanan hidup mereka,
dan pada batasan-batasan tertentu
kelemahan-kelemahan itu bukan sekedar lagi menjadi kelemahan, jika saja Roh
tidak membantu, tidak berdoa dan Allah tidak bekerja bagi kita yang memiliki
kelemahan-kelemahan kita.
Penantian orang-orang
kudus atau anak-anak Allah untuk mengalami penggenapan sempurna sebuah
kehidupan anak-anak Allah yang seharus, adalah penuh resiko dan berpotensi
gagal sangat fatal, jika saja Roh tidak membantu dan berdoa untuk orang-orang
kudus. Itu adalah kehendak Bapa, agar selama penantian penggenapan pengharapan
anak-anak Allah itu tiba maka Roh menjagai mereka selama perjalanan hidup yang
tak mudah dan sukar. Apa yang beresiko tinggi dan berpotensi gagal hebat, telah
berubah menjadi aman sempurna didalam penjagaan Roh di dalam kekekalan-Nya atas
kehidupan orang-orang beriman di dunia, bahkan keamanan dan perlindungan bagi
orang-orang percaya oleh Roh adalah kehendak Bapa. Itulah dasarnya untuk
mengatakan bahwa orang-orang beriman selama di dunia yang penuh berbagai ancaman dan resiko adalah
aman untuk dihadapi dan damai untuk diarungi:
Roma
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Di dunia ini, dengan
demikian, dapatlah kita atau setiap orang-orang kudus atau anak-anak Allah
dapat berkata: Allah di pihak kita!
Roma 8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang
pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan
menghukum mereka?
Roma 8:35 Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Jika adalah kehendak
Bapa, agar Roh membantu dan berdoa bagi
orang-orang kudus, maka memang ini adalah fondasi yang tak bisa diruntuhkan
sekalipun tanah tempat fondasi itu ditanamkan lenyap, sebab fondasinya bukan
berasal dari bumi ini tetapi dari Bapa. Siapakah yang dapat memisahkan kita
dari Kristus? Apakah mungkin kesesakan dapat meneror kita? Apakah penganiayaan
dapat melemahkan iman kita untuk menyangkali Kristus? Apakah kelaparan dapat
membuat kita menghempaskan iman percayanya? Apakah ketelanjangan dapat menyiniskan keberadaan
Tuhan sebagai pemelihara hidup yang setia? Apakah bahaya dan pedang dapat
secara kuat membuat orang percaya berpikir Tuhan tak ada dan tak masalah
menjadi murtad? Anak-anak Allah tetapi mengalami hal-hal itu, mungkinkah?
Mungkin dan semua itu dapat terjadi;
semua manusia memiliki kelemahan-kelemahan pada kekuatan-kekuatan yang
dimilikinya; rasio semua manusia memiliki batasan-batasan kemampuan untuk
menyerap penderitaan sambil tetap percaya bahwa Bapa tetap baik dan akan
memulihkan, tetapi apakah anda sanggup menanggung durasi penantian 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun?
Saya tak tahu akan diri saya dan tak tahu akan dirimu, tetapi ini adalah dasar
terkuat untuk tidak angkuh atau pongah
menolak bagaimana Bapa menetapkan Roh untuk membantu dan berdoa bagi
orang-orang kudus.
Paulus berkata bahwa kita memang memiliki dasar
pengharapan yang berlandaskan pada apa
yang memang telah terbukti dilakukan Bapa bagi kita:
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama
dengan Dia?
Roma 8:34 Kristus Yesus,
yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di
sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita?
Jadi, kita adalah
anak-anak Allah di dunia ini, namun
memiliki kelemahan-kelemahan. Roh membantu kita untuk menjadi tangguh, menjadi
memiliki determinasi untuk menerobos kesukaran hidup, memiliki semangat jiwa
yang trengginas untuk mengarungi badai kehidupan, bukan sebagai orang-orang
yang tak tahu kemana arah hidupnya, tetapi sebagai orang-orang yang tahu bahwa Bapa
menyertai dalam sebuah cara yang sangat dekat dan penuh kuasa. Itu sebabnya saya dan anda aman, bahwa
keputusasaan, kekecewaan, kegagalan-kegagalan atau keberhasilan-keberhasilan,
pesona-pesona dunia tidak akan memisahkanmu dari kasih Kristus. Kelaparan,
kesengsaraan, penganiayaan dan lain-lain tak akan membuatmu berkata Tuhan tidak
kasih. Tentu ini bukan lagi semata
kekuatan jiwa dan kefokusan pikiran
untuk mengerahkan segenap daya untuk tetap bertahan dalam situasi-situasi
demikian demi tetap beriman pada Kristus. Bapa tahu, bukan itu penanggulangan
pada hal beresiko tinggi terhadap
keselamatan dari-Nya, penanggulanganya datang dari Bapa melalui karya
Roh yang ditetapkan Bapa.
[b] Apakah Orang-Orang Percaya Memiliki Kemampuan Menjadi Manusia
Allah?
Pendeta Dr. Erastus Sabdono merujukannya pada epistle
Paulus kepada Timotius:
1Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah,
kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
NIV But you, man of God, flee from all this, and
pursue righteousness, godliness, faith, love, endurance and gentleness.
KJV But thou, O man of God, flee these things; and
follow after righteousness, godliness, faith, love, patience, meekness.
NET But you, as a person dedicated to God, keep away
from all that. Instead pursue righteousness, godliness, faithfulness, love,
endurance, and gentleness.
Apakah Paulus,
sedang berbicara mengenai kemampuan menjadi manusia Allah? Kalau membandingkan bagaimana NIV, KJV dan NET
memaknai “anthrōpe Theou” maka jelas maknanya adalah: manusia yang berasal
dari Allah atau seseorang yang telah didedikasikan atau dikhususkan bagi Tuhan.
Bukan sama sekali berindikasi pada sebuah
keadaan manusia ilahi yang dapat dicapai atau diraih manusia oleh karena
manusia memiliki kemampuan itu.
Dan memang Paulus
ketika berkata kepada Timotius : tetapi
engkau hai manusia Allah, memang sedang bermaksud untuk mengatakan bahwa Timotius adalah
manusia yang berasal dari Allah atau manusia yang telah didedikasikan atau
dikhususkan bagi Tuhan.
Mari kita perhatikan Paulus menasehati Timotius:
jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan- 1 Timotius 6:11
Apakah
yang dimintakan Paulus agar dijauhi
oleh Timotius?
a.Jauhkan
dirimu dari ajaran lain yang tidak menurut perkataan Kristus:
1
Tim 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran
lain dan tidak menurut perkataan
sehat--yakni perkataan Tuhan kita
Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
b.Jauhkan
dirimu dari orang yang berlagak tahu, padahal perkataannya melawan Yesus
Kristus:
1Tim
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal
tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang
menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
c.Jauhkanlah
dirimu dari orang yang menjadikan ibadah sebagai sumber untung:
1Tim
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang
kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah
itu adalah suatu sumber keuntungan.
d.Jauhkanlah
dirimu dari orang-orang yang memiliki dan dirimu sendiri dari keinginan untuk kaya oleh
sebab pesona apa yang dapat dilakukan oleh uang sehingga memburunya dengan cara apapun juga:
1
Tim 6:9-10 Tetapi mereka yang ingin
kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai
nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke
dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai
duka.
Kehidupan-kehidupan
semacam itulah yang harus dijauhi. Tetapi apakah dasar dan apakah tujuan dari
nasihat untuk menjauhi hal-hal itu? Apakah dengan melakukannya maka Timotius
dapat menjadi manusia Tuhan?
Paulus tidak sama
sekali berkata demikian, sebaliknya Ia sedang mengkomparasikan atau memperbandingkan dua macam
kehidupan manusia, Ia terlebih dahulu sudah memberikan gambaran kehidupan
manusia yang harus dijauhi. Kehidupan manusia yang penuh dengan berbagai hawa
nafsu yang sangat merusak diri manusia dan akan menyimpangkan iman orang percaya. Sederhananya, jauhilah kehidupan duniawi itu,
hidupmu bukan untuk melayani berbagai hawa nafsu dunia ini.
Lalu, jika bukan
manusia duniawi atau bukan manusia untuk dunia, lantas, manusia apakah Timotius
itu? Paulus berkata: “Tetapi engkau, sebagai manusia yang telah dikhususkan bagi Allah,
menjauhlah dari semua itu-NET.”
Timotius bukan manusia dunia tetapi manusia Allah atau manusia dari
Allah.
Kebenaran semacam ini
tidaklah baru, jika saja kita tidak melupakan perkataan Yesus dan tidak melawan
perkataan Yesus [1Timotius 6:3] :
Yohanes
15:19 Sekiranya kamu dari dunia,
tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu
bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih
kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Yohanes
17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka,
karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari
dunia.
Yoh 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku
bukan dari dunia ini.
Timotius adalah
manusia Allah dalam makna manusia dari Allah, bukan dari dunia ini sebagaimana Yesus bukan dari dunia ini. Timotius
bukan manusia dari dunia ini oleh sebab telah dipilih oleh Allah dari dunia ini. Inilah yang hendak
dinyatakan Paulus :
1Tim
6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang
benar dan rebutlah hidup
yang kekal. Untuk itulah engkau
telah dipanggil dan telah
engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang
memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di
hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar
itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu:
Inilah kehidupan
Timotius sebagai manusia dari Allah, bukan dari dunia ini; pertandingannya
adalah pertandingan iman, bukan pertandingan di level dunia. Apakah yang harus
diperebutkan oleh Timotius? Yang harus direbut oleh Timotius adalah hidup yang
kekal?! Bagaimana memahami merebut hidup yang kekal itu? Pertama: pertandingan ini hanya dapat diikuti oleh manusia-manusia
yang telah dikhususkan bagi Allah atau sudah menjadi anak-anak Allah [bukan
dunia], sehingga pertandingan ini bukan
merebut sesuatu yang belum dimiliki tetapi pada apa yang telah menjadi
miliknya namun belum nyata; ini senilai
dengan Roma 8:23 yang telah kita ulas, dan memang demikian dengan melihat hal
kedua: “untuk itulah engkau telah
dipanggil”, pertandingan iman untuk merebut hidup kekal, bukan berdasarkan
pada apa yang dapat dilakukan manusia beriman, kedapatan manusia beriman
terletak pada Tuhan yang memanggilnya untuk merebut hidup yang kekal, dan poin ketiga adalah mahkota untuk
memahami bagaimana seseorang percaya itu dapat merebut kehidupan kekal itu:
Allah yang memberikan. Sehingga ada panggilan Allah untuk dapat melakukan
pertandingan itu dan ada Allah yang memberikan kesuksesan.
1Timotius
6:14 Turutilah
perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga
pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya,
Apakah yang tidak
bercacat dan tidak bercela? Pada menuruti perintah “bertandinglah pada
pertandingan iman yang benar” dan “rebutlah hidup yang kekal.” Anda tidak boleh
sedikit saja mengubah orientasi manusia dari Allah atau manusia yang dipilih
Allah dari dunia ini, bahwa satu-satunya kehidupanmu sebagai manusia dari Allah
adalah melakukan "bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar," ini
adalah pertandingan yang penuh semangat dan penuh energi sebab engkau adalah
manusia dari Allah, sumber kekuatanmu berasal dari Allah, itulah sebabnya
engkau dipanggil untuk melakukan pertandingan jenis ini; satu-satunya
pertandingan yang hanya dapat dilakukan oleh manusia dari Allah dengan sebuah
hasil pasti: sukses merebut hidup kekal. Lakukanlah pertandingan itu hingga
kedatangan Yesus [atau Yesus mendatangimu
lebih dulu].
Puncak pertandinganmu
itu, untuk merebut kehidupan kekal, tidak terletak pada pertandinganmu sendiri
bahkan pertandinganmu itu memiliki satu
sumber kehidupan agar pertandinganmu itu berdasar dan rasional untuk dilakukan,
apakah itu?
1Tim
6:14 hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya,
Mengapa pertandingan
imanmu dan merebut hidup kekal hanya
rasional dan pasti untuk dicapai harus bersumber pada Yesus Kristus,
bukan pada dirimu? Mengapa pertandingan iman dan merebut hidup kekal dapat menjadi sebuah pernyataan sia-sia? Perhatikan berikut ini:
1Tim
6:15-16 yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di
atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut,
bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia
dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang
kekal! Amin.
Hidup kekal berarti tidak mengalami maut dan dapat menaklukan
maut. Dapatkah anda merebut hidup kekal dalam konteks seaktual ini? Sementara
Yesus saja satu-satunya yang tidak takluk
kepada maut. Satu-satunya manusia yang dapat merebut hidup kekal dalam cara
menaklukan maut bahkan membinasakan Iblis, hanya Yesus [Bacalah mymorning
dew terkait perihal ini ,seusai artikel ini]. Lalu, bagaimana memahami perintah rebutlah
hidup kekal?
Harus diingat bahwa
melakukannya memerlukan sebuah panggilan
untuk melakukan pertandingan iman dan merebut hidup kekal? Ini memang aktual,
namun juga bukan bersumber padamu dalam merebut hidup kekal, anda membutuhkan
Yesus sebagai penakluk maut dan pemberi hidup itu sendiri. Dalam pertandingan memang harus ada yang
diperebutkan, namun ini adalah PERTANDINGAN IMAN, bukan pertandingan
jasmaniah dan pertandingan daya tahan jiwa, PERTANDINGAN IMAN YANG BENAR. Iman
adalah dasar kehidupan manusia dari Allah, setiap anak Tuhan mengarahkan dirinya untuk apa yang Tuhan kehendaki dan telah disediakan di dalam Yesus:
Ibrani
2:14-15 supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut. dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut.
Paulus, menasihatkan
Timotius agar melakukan pertandingan
iman yang benar dan merebut hidup kekal itu, hingga Yesus MENYATAKAN dirinya.
Mengapa hingga Yesus menyatakan diri, apakah kaitan pertandingan iman dan merebut hidup kekal
dengan Yesus, mengapa Yesus? Sebab, itulah momen Yesus menyatakan keadaan manusia-manusia dari Allah yang masih didalam perhambaan ketakutan akan maut
atau kematian, yang sesungguhnya sudah dibinasakan, namun yang belum nyata bagi manusia –manusia dari Allah itu atau
orang percaya, sebab itu masih
merupakan pengharapan pada apa yang sedang ditunggu-tunggukan pewujudannya. Dan hanya Yesus sang
Pembinasa Iblis yang dapat melakukan.
Jadi PERTANDINGAN
IMAN DAN MEREBUT HIDUP KEKAL adalah berbicara mengenai perjalanan dan perjuangan
hidup sebagai orang beriman agar tidak diserongkan imannya, oleh dunia, dari
pengharapan di dalam Kristus, sehingga tetap memiliki kepastian dalam
kehidupan kekal yang Yesus janjikan:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut
ke dalam hidup.
Menyandingkan 1
Timotius 6:11 dengan Roma 8:23, justru kita melihat bagaimana didalam
pertandingan iman dan merebut hidup kekal secara pasti melibatkan pemeliharaan
oleh Bapa melalui Roh yang membantu dan berdoa bagi orang-orang kudus, sehingga
mereka tidak terpisah dari pengharapan yang ada didalam Kristus dan mengalami
penggenapannya.
Sehingga manusia
Allah, bukan berbicara kemampuan menjadi atau manusia-manusia beriman yang berjuang pada dirinya sehingga layak menjadi atau mencapai sebuah
manusia Allah pada dirinya, namun, sebaliknya, ini adalah manusia dari Allah atau milik
Allah yang tidak lagi bertanding demi pencapaian dunia atau
kegemilangan dunia dengan segala nafsunya, tetapi pada pertandingan iman yang
benar untuk merebut hidup kekal. Merebut hidup kekal, sebab dalam kehidupan orang beriman, akan
menghadapi banyak tantangan, banyak godaan, banyak kelemahan, yang jika tidak
tertanggulangi secara baik maka, manusia-manusia dari Allah ini dapat kandas
dan gagal [ inilah yang ditegaskan pada Timotius,
tadi untuk dijauhi, sebagai manusia dari Allah]. Manusia-manusia
dari Allah, dengan demikian, memerlukan penanggulangan dari Allah,
untuk menjaga pertandingan iman dan perebutan hidup kekal ini sukses, yaitu
Bapa menetapkan Roh membantu dan berdoa bagi orang-orang kudus. Fokus penanggulangan dari Allah bukan
pada ketakpastian hidup kekal itu, tetapi pada penanggulangan keadaan
manusia yang penuh kelemahan, termasuk kelemahan dalam wujud meragukan kebenaran
pengharapan yang sudah dimilikinya di
dalam Kristus. Ini memang juga bermakna sebuah upaya merebut
yang sungguh-sungguh [harus dikatakan
demikian sebab kala tantangan datang maka dasar anda untuk menghadapi realita
tantangan dan kesukaran iman dan hidup adalah iman pada Kristus, menghadapinya
di dalam iman bukan mengedepankan daya kekuatan sendiri, adalah sebuah realita
sukar, untuk melakukannya, sangat membutuhkan kesungguhan dan keseriusan tak
main-main, sebagaimana seseorang atlet melakukan pertandingan yang
sesungguhnya harus mengeluarkan daya dan potensinya, untuk itulah anda dan
saya dipanggil dengan kualifikasi seorang petarung dari Allah, bukankah
demikian?], sebab apa yang
dapat menghalangi atau menggagalkan manusia dari Allah, untuk dapat
sukses merebut hidup kekal itu adalah keraguan,
kebimbangan , keputusasaan dirinya sendiri, sementara hidup kekal sebagai
anak-anak Allah sudah didalam genggaman dan menanti penyataannya. Itulah yang
dilakukan Roh Allah, menanggulanginya selama penantian Yesus datang kembali untuk menyatakannya.
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2J):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
Lampiran "mymorning dew"
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [7] Yohnes 5:28
Posted by Martin Harry Simamora on Sunday, August 30, 2015
No comments:
Post a Comment