Tinjauan
Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)
“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh:
Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 2C
Paragraf
2 tertulis demikian:
Pertama
harus dipahami bahwa keselamatan bagi orang percaya atau yang menerima Tuhan Yesus yang disebut
sebagai umat pilihan, tidaklah sama dengan keselamatan
bagi mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus atau yang tidak menerima
Tuhan Yesus yang disebut sebagai bukan umat pilihan. Keselamatan bagi orang
percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat 5:48; Rom
8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa sendiri.
Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai kesempurnaan tersebut
(Yoh 1:12-13).
Ini
adalah paragraf yang berupa pernyataan terbuka dari apa yang disebutnya
sebagai “ pola keselamatan berbeda atau lain” [yang sudah sejak bagian pertama
dikemukakannya, untuk melihatnya secara cepat, bacalah “Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian1A-1U].
Apakah
benar, Yesus Kristus mengajarkan demikian? Apakah benar agama Kristen yang diberitakan oleh para rasul secara akbar
mengajarkan ada keselamatan bagi orang yang tak percaya? Apakah Alkitabmu bersabda padamu bahwa Yesus bukan
penentu global keselamatan umat manusia, sehingga tak perlu memberitakan Injil
kepada yang belum pernah mendengarkan?
Mari
kita dengarkan lebih dulu, sabda Sang
Hakim [Yohanes 5:22] Yesus Kristus:
Matius 24:14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan
di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Ini
adalah nubuat yang diucapkan oleh Yesus
sendiri, bagian dari serangkaian peristiwa-peristiwa akan datang, tanda mendahului kedatangan Dia dan Kesudahan Dunia yang telah dipredestinasikannya akan terjadi
dalam sebuah kepastian [Matius 24:13]. Tanda-tanda kedatangan Dia yang kedua
kali, ditautkan dengan pemberitaan Injil ke seluruh dunia, kepada seluruh bangsa.
Bahkan, itu merupakan keharusan yang absolut agar kesudahan dunia ini tiba: “sesudah itu [sesudah Injil Kerajaan
diberitakan ke seluruh dunia] barulah
tiba kesudahannya.”
Ketika
kita membaca Roma 10:17-18
Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya:
"Suara mereka sampai ke seluruh
dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."
Kita
harus diingatkan pada nubuat Yesus sendiri mengenai pemberitaan Injil hingga kepada segenap bangsa yang ada
di dunia ini.
Selanjutnya,
Injil Markus memberikan catatan yang penting juga mengenai hal ini:
Markus 13:10 Tetapi Injil
harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.
Ketika
kita membaca Roma 16:26-27, kitapun akan diingatkan akan sabda Yesus itu
tetapi
yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi,
telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan
iman--bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus:
segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikian
juga kala membaca Kolose 1:6
yang
sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah
dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu
kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
Kolose
1:23
Sebab
itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan
jangan mau digeser dari pengharapan
Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di
bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Dan
Kisah Para Rasul memiliki catatan sabda Yesus yang berisikan perintah
memberitakan Injil yang tak kalah istimewanya:
Kisah Para
Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Membaca
Roma 10:8, kita pun akan diingatkan dengan sabda Yesus itu
Tetapi
apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu
dan di dalam hatimu." Itulah firman
iman, yang kami beritakan.
Injil
Lukas memiliki catatan yang sangat unik,
Yesus memberikan sabda perintah pemberitaan Injil saat Ia menampakan dirinya kepada para murid
setelah kebangkitannya:
Lukas 24:46-47
Kata-Nya kepada mereka: "Ada
tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang
mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan
Aku
akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini
sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."
Teks
Injil Lukas ini memiliki poin-poin begitu mulia dan ilahi terkait pemberitaan
Injil kepada segala bangsa:
1.
Yesus tampil secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka dan menyampaikan Salam Damai Sejahtera [
Lukas 24:36]
2.
Para murid mengira Yesus adalah hantu
sehingga mereka takut [Lukas 24:37]
3.
Yesus membuktikan bahwa dirinya bukan hantu, dengan menunjukan tangan dan
kakinya, sambil berkata: “Lihatlah
tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah
Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya,
seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” [Lukas 24:39-40]
4.Yesus
menanyakan kepada para murid apakah ada makanan, dan diberikan kepadanya sepotong ikan goreng yang
disantap oleh Yesus tepat di depan mata mereka [Lukas 24:41-43]. Yesus yang
sungguh-sungguh berdaging dan bertulang itu memang benar bukan hantu, dia makan
yang dapat dinikmatinya sebagaimana tubuh manusia dapat menikmatinya,
5.Yesus kemudian bersabda: Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
[ayat 44]
Semua
poin ini memperlihatkan satu hal, bahwa pemberitaan Injil ke seluruh bangsa adalah hal yang melibatkan Anak, Bapa dan Roh Kudus. Pemberitaan Injil sebagai hal yang
tertulis atau telah ditetapkan sebelumnya oleh
Bapa, hanya dapat berlangsung jika apa yang Bapa janjikan untuk
diberikan, dikirimkan oleh Anak, yaitu Roh Kudus kepada para murid. Bahwa
pemberitaan Injil bukan perkara daging, bukan perkara doktrinal, bukan perkara
superioritas kebenaran, namun kehendak Bapa
atas bola dunia ini, sehingga pemberitaan Injil harus membawa kehendak
Bapa yang menyertai para pemberita, berupa: “diperlengkapi dengan kekuasaan
dari tempat tinggi.” Pemberitaan Injil adalah misi sorga bukan misi duniawi, sehingga para pemberita injil adalah orang-orang yang diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi di dalam memberitakan kebenaran siapakah Yesus Kristus dan mengapa hanya di dalam dia tersedia keselamatan yang dari Allah.
Pemberitaan
Injil kepada seluruh bangsa harus dipandang dari sudut pandang Bapa,
sebab Dialah yang menetapkan hal itu, pemberitaan kabar baik yaitu diri Kristus yang telah disalibkan, mati dan
telah bangkit kembali, itulah kabar baik itu, dan itulah yang telah ditetapkan
oleh Bapa :“Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati
pada hari yang ketiga [ayat 46],” dan datangnya Yesus kepada para murid setelah kebangkitan
dengan menunjukan tangan dan kakinya, meminta mereka untuk merabanya, menyatakan dirinya berdaging dan bertulang, adalah hal terindah untuk dialami sebab itu adalah hal termahal dan termulia, berdiri di hadapannya dan merabanya secara langsung untuk merasakan dalam sentuhan bagaimana sebuah nubuat
tergenapi. Menjadikan pemberitaan Injil kepada segala bangsa memiliki dasar terkokoh dan termulia.
Pemberitaan
Injil kepada seluruh bangsa, dengan demikian, tidak dapat dipandang dalam
konteks pemahaman “seluruh bangsa” yang dikenal oleh dunia saat itu, oleh sebab
pemberitaan Injil bahwa Kristus yang telah menderita dan mati disalibkan itu, kemudian telah bangkit pada hari ketiga, sebagai satu-satunya keselamatan,adalah ketetapan dan kehendak Bapa di sorga. Pemberitaan injil dilakukan dengan memperlengkapi
mereka dengan Kuasa Dari Tempat Tinggi, dalam hal itu ada pelibatan total Roh Kudus di dalam diri para pemberita injil. Sementara kita mengetahui pada bagian sebelumnya, Roh Kudus bekerja
dalam skala bola dunia ini, bukan dalam
skala dunia yang dikenali kala itu.
Tentu
saja Allah di tempat kekekalannya sebagai
pencipta alam semesta tak mengenal apa
itu dunia
era saat itu, bagi Allah segalanya adalah ciptaan-Nya dan bagi-Nya
segala bangsa harus menjadi target pemberitaan Injil. Dalam Allah tak ada
fragmentasi apapun menyangkut ruang dan waktu. Ia mengatasi itu semua. Dia
dapat di dalam waktu dan ruang sebagaimana Ia berada di atas waktu dan ruang itu sendiri. Fokus dan
sentralnya adalah Allah kala memandang segenap aspek pemberitaan Injil, bukan
hal-hal sejarah, ruang dan waktu. Bahwa sampai kini, saat saya menulis dan anda
membaca, Roh Kudus masih bekerja mengarsiteki pemberitaan Injil bagi seluruh
bangsa, bahkan hingga segala sesuatunya genap seperti yang dikehendaki Bapa.
Sehingga
bagi Bapa, Anak dan Roh Kudus, tak ada sama sekali keselamatan bagi mereka yang tak percaya, yang berbeda. Dan ingat,
pemberitaan Injil bagi seluruh bangsa adalah penentu bagi tibanya kesudahan segala sesuatu!
Apa
yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, dengan demikian, secara vulgar
menista apa yang menjadi ketetapan Bapa. Ia melupakan atau meremehkan bahwa
pemberitaan Injil adalah ketetapan Bapa dan Bapa sendiri berjanji kepada Anak
akan Roh Kudus yang memperlengkapi para murid untuk pemberitaan Injil kepada
seluruh bangsa. Para murid utama boleh berlalu
dan telah menjadi sejarah, namun Roh Kudus tak akan pernah menjadi
sejarah dan Ia akan terus bekerja sesuai dengan kehendak Bapa, memperlengkapi
orang-orang percaya yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada segala
bangsa. Pemberitaan Injil yang kita baca dalam Kisah Para Rasul memiliki nilai
kekekalan oleh karena penyelenggaraannya
melibatkan Bapa, Anak dan Roh Kudus. Anak yang diberitakan itu, kini berada di
dalam kerajaan Sorganya:
Lukas
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Dan
setelah itu Roh Kudus turun atau datang kepada para murid sebagaimana dikatakan
oleh Yesus:
Kisah Para
Rasul 1:8
Tetapi kamu
akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kisah
Para Rasul 2:1-11
Ketika
tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba
turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi
seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari
segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah
orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul
itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu
berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa
kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang
Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea
dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut
agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Roh Kudus adalah aktor utama pemberitaan Injil di
dalam diri setiap para murid untuk
menjangkau segala bangsa. Generasi pencurahan Roh Kudus ini boleh berlalu,
namun Roh Kudus Sang Aktor Pemberitaan Injil tinggal tetap dalam mengarsiteki
pemberitaan Injil agar sampai ke segenap bangsa, dalam artian segala bangsa dalam bola dunia ini. Roh
Kuduslah aktor utama sehingga genapnya pemberitaan Injil itu memiliki kepastian
sebelum kesudahan itu tiba. Bukan pada manusia-manusia Kristennya atau para
misionaris Injil itu.
Sehingga
sekalipun memang pada konteks dunia itu,
dapat dikatakan pemberitaan injil telah
berlangsung dan menjangkau dunia bahkan sekitar tahun 70 Masehi – pada dunia yang
dikenali kala itu, namun segala bangsa dan ke ujung
dunia harus dipahami dalam perspektif Bapa yang tak dikurung oleh sejarah,
tempat dan waktu. Dia mahahadir, dan dimana Dia mahahadir di dunia ini,
disitulah kehendaknya harus genap!
Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono“Keselamatan Diluar Kristen” (2E):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi
Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment