“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh:
Martin Simamora
Apa
yang jauh lebih buruk lagi pada paragraf 4, adalah pernyataan pendeta Dr.
Erastus Sabdono, yaitu: “Orang percaya tidak mengerti dan tidak sadar
bahwa mereka memiliki karunia sulung
roh, yaitu kemampuan untuk menjadi manusia Allah (Rom 8:23; 1 Tim 6:11).” Dua
kesalahan fatalnya adalah:
a.
menyatakan penerima karunia tidak mengerti dan tidak sadar,
siapakah yang salah? Pemberi karunia
atau penerimanya? Sebuah kebenaran tunggal mengenai bagaimana seseorang dapat
beriman kepada keselamatan yang dari Allah itu dan menjadi anak-anak Allah, harus
pertama-tama dipegang kokoh untuk memahami perihal ini:
Yohanes
1: 12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. orang-orang
yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Menyandingkannya
dengan Roma, maka kemudian pertanyaannya: apakah Roma 8:23 sedang berbicara mengenai diperlukannya
kemampuan pada manusia untuk mengerti dan sadar? Dengan kata lain: darimanakah
datangnya mengerti” dan “sadar” itu? Dari manusiakah atau sesuatu yang harus dilakukan oleh Tuhan agar
manusia mengerti dan menyadarinya di dalam perjalanan kehidupannya sebagai
orang-orang beriman?
Memahami
kebenaran ini adalah penting, agar
memahami bahwa kuasa yang diberikan kepada orang percaya bekerja secara
independen dan tak bergantung pada ketakberdayaan
atau mengandalkan kinerja manusia [yang diindikasikan dengan “diperanakan dari dari Allah, bukan dari
darah dan daging”] untuk mendatangkan berbagai kebaikan dan kekokohan
orang-orang beriman dalam keamanan keselamatan dan pada segenap janji yang
menjadi bagian milik orang-orang beriman itu. Mengenai perihal ini, bacalah bagian 2E. Saya akan mengulas perihal ini, dari perspektif Alkitab, bahwa Allah
yang menyelamatkan manusia secara sempurna dan berkesinambungan di sepanjang
kehidupan orang percaya, bukan, manusia juga harus menyelamatkan dirinya
sendiri agar sempurna keselamatan dari Allah itu.
b.Kemampuan
menjadi manusia Allah? Apakah
1 Timotius 6:11 berbicara mengenai kemampuan menjadi manusia Allah? Apakah
Karunia Sulung berbicara mengenai manusia Allah? Mari kita membaca:
1
Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Apakah teks ini berbicara mengenai KEMAMPUAN MENJADI
manusia Allah? Dan, apakah maksud sesungguhnya
“manusia Allah” itu; apakah maksud Paulus dalam suratnya kepada Timotius? Apakah dia sedang
membicarakan kemampuan menjadi manusia Allah?
Dua kesalahan fatal
ini akan menjadi sorotan utama saya. Mari kita ajukan 2 pertanyaan
[a]
Apakah Penerima Karunia Sulung Roh Tidak
Menyadari Akan Apa Yang Diterimanya?
Pertanyaan penguji utama, untuk menjawabnya, apakah karunia
sulung Roh pada Roma 8:23?
“Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita
yang telah menerima karunia sulung Roh,
kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.”
KJV
dan NIV menuliskan karunia sulung
sebagai “first fruits of The Spirit” atau buah-buah utama Roh
Apakah
penjelasan rasul Paulus terhadap “karunia
sulung” atau “buah-buah utama” Roh, atau dengan kata lain apa sajakah yang dikerjakan atau dilakukan oleh Roh
terhadap orang percaya?
Beginilah
penjelasan Paulus:
1.Pemeliharaan Roh
bagi setiap Orang Percaya melalui doa-doa-Nya kepada Allah
Roma
8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
yang tidak terucapkan.
Ini luar biasa bahkan fantastis,
mengetahui bahwa Roh yang dimiliki oleh orang-orang percaya berdoa bagi kita? Mengapa? Sebab kita adalah
orang-orang yang lemah, orang-orang beriman yang senantiasa memerlukan
pemeliharaan Bapa, dan itu secara sempurna dihadirkan oleh karya Roh di dalam
diri orang percaya. Kelemahan apa yang sedang dibicarakan oleh Paulus? Bahwa
kita tak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa? Tak ada satu manusiapun yang tahu lebih baik selain
Allah itu sendiri. Roh berdoa kepada Allah, untuk kepentingan kita. Ini adalah
syafaat yang luar biasa hebatnya bagi orang percaya oleh Roh.
Kelemahan-kelemahan kita kerap membuat kita tak dapat memastikan, apakah doa
saya dan anda sudah benar atau didengarkan? Ketika Roh yang berdoa bagimu dan
saya, semua itu lenyap, dan kita bisa tenang dan damai dalam percaya penuh pada
pelayanan doa oleh Roh bagi kita, bersyafaat untuk menyampaikan segala keluhan-keluhan kita yang
tak terucapkan itu.
2.Pemeliharaan Roh
bagi setiap Orang Pecaya, melalui
pelayanan syafaat Roh adalah doa yang sempurna sebab selaras dengan kehendak
Allah.
Roma
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Setiap
doa orang percaya, pasti didengarkan Bapa, namun, apakah itu selaras dengan
kehendak Bapa? itu sebuah persoalan teramat serius untuk
diabaikan atau dianggap remeh. Problem
ini hanya teratasi jika saja doa orang
percaya itu secara sempurna selaras dengan kehendak Bapa, apa yang dimintakan
atau dipanjatkan, itu juga yang menjadi
kehendak Bapa. Roh mengatasi
kelemahan ini secara sempurna: “Allah yang menyelidiki hati nurani,
mengetahui maksud Roh itu, bahwa Ia, SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, berdoa untuk
orang-orang kudus.”
Pekerjaan
Roh yang berdoa bagi setiap orang percaya adalah buah-buah utama Roh, karena ini adalah karunia yang dikehendaki Allah
agar Roh berdoa bagi orang-orang kudus, orang-orang percaya.
Jika anda mempertanyakan penjagaan atau pemeliharaan Allah atas perjalanan
kehidupan berimanmu kepada Kristus, didalam dunia yang penuh tantangan dan
kelemahan manusia yang cenderung berdoa sesuai apa maunya, bukan apa maunya
Bapa, maka kebenaran ini adalah jawaban telak. Tetaplah berdoa dan senantiasalah berdoa [I Tes 5:17; Efesus 6:18], dan semakin lama, kita akan belajar mengenal dan tunduk pada kehendak Bapa, bahkan didalam segala hal yang kita panjatkan kepadanya dalam setiap permohonan, permintaan dan pengucapan syukur kita kepada Bapa. Ketika Roh berdoa bagi kita dihadapan Bapa, maka itu adalah karya syafaat Roh yang penuh kuasa yang memahami setiap kebutuhan terdalam dari dalam diri dan apakah yang menjadi kehendak Bapa didalam jawaban-jawaban doa yang kita terima. Berdoa menjadi begitu hidup dan menjadi wilayah kepastian akan pemeliharaan Allah yang melampaui apa yang kita pikirkan dan pintakan.
Apakah ada dasar yang
sangat kokoh bagi setiap orang percaya untuk mempercayai pernyataan Paulus ini?
Ada dan sangat sempurna dasarnya, sebab
yang menjadi dasarnya adalah Kristus
dan sabdanya sendiri:
Yohanes
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan
Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu
Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia
dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan
akan diam di dalam kamu.
KJ
menyebut Penolong yang lain itu
Comforter - Penghibur
NIV
menyebut Penolong yang lain itu Advocate – Pembela bagi seseorang yang
bertindak demi kepentingan yang dibelanya, Ia mewakili kepentingan yang
dibelanya
Untuk
Parakleton yang mendampingi orang-orang percaya, selama-lamanya. Parakleton
atau Penolong ini juga disebut Roh Kebenaran atau Spirit of Truth. Parakleton
ini dinyatakan oleh Yesus:
-tinggal
di dalam diri orang percaya
-orang
percaya mengenal dia
-menyertai
orang percaya
Sebuah
penyertaan yang luar biasa, sebab penyertaannya ada dan berlangsung di
sepanjang zaman dan di sepanjang generasi orang-orang percaya, selama bumi
masih berputar dan langit masih menggantung di atasmu sehingga matahari dapat
terbit dari timur dan terbenam di barat!
Ini
adalah sebuah garansi penyertaan Allah atas setiap orang percaya setelah nanti,
kala
itu, Ia meninggalkan dunia ini beserta orang percaya sendirian, dan
Yesus memastikan bahwa orang-orang
percaya tak ditinggalkannya sendirian: “Aku tidak akan meninggalkan
kamu sebagai yatim piatu,” sementara menantikan Yesus yang pasti akan datang kembali
“[Yohanes 14:18].
Garansi
atau penjaminan pemeliharaan dari Yesus oleh Roh Kudus, bukan saja pada
pemeliharaan itu sendiri, tetapi, juga mencakup pada hidup dari Kristus yang pasti atau aman di dalam
kepemilikan orang percaya:
Yohanes
14:19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu
melihat Aku, sebab Aku hidup dan
kamupun akan hidup.
Pemeliharaan
Bapa atas orang-orang percaya dengan demikian sempurna kepastian dan
keamanannya saat ini juga di dunia, bukan baru akan aman setelah berada di
Sorga, sebab kepastian dan keamanannya bahkan digaransikan pasti tanpa
perlu keraguan, karena Parakleton itu
sendiri: tinggal didalam diri
orang percaya dan menyertai
orang percaya! Seberapa lama? Selama
atau sepanjang kehidupan orang beriman itu di muka bumi ini! Sesetia apakah dan sepasti apakah?
Sangat sempurna tanpa cela, sebab Parakleton itu atau Roh Kebenaran itu tinggal di dalammu dan menyertaimu dan saya,
Ia
tidak diluar dirimu dan saya, tetapi didalammu dan saya sebagai sebuah
kesatuan yang tak terpisahkan
[Roma 8:35].
Dan,
ketika Paulus mengatakan bahwa Roh itu berdoa
untuk kepentingan orang percaya dan dalam kesekehendakan dengan Bapa
secara sempurna, maka ini adalah sebuah
karunia sulung yang luar biasa dari Roh dalam rangka memelihara orang
percaya dan menjaminkan kepastian keselamatan orang percaya yang dipenuhi
ketakberdayaan-ketakberdayaan yang melampaui kemampuan manusia atau mahkluk
ciptaan bumi manapun, dalam sebuah kepastian pemeliharaan tanpa cela:
Roma
8:18-19 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan
zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Senyata
penderitaan yang dialami, maka realita kemuliaan yang akan dinyatakan itu jauh lebih
kuat daripada apapun juga penderitaan atau tantangan melelahkan yang harus dihadapi dan dilalui pada saat ini; realita kemuliaan yang akan datang itu tidak perlu menjadi meredup dan memupus didalam jiwa yang berpengharapan, sekalipun yang dikecap
jiwa dan kulit, pada saat ini, adalah penderitaan-penderitaan atau kesukaran-kesukaran.
Ada
penderitaan zaman sekarang yang dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
dinyatakan kelak kepada kita. Dalam pembandingan demikian, tak ada kelayakan apapun untuk mengalah pada penderitaan itu dan meremehkan nilai kemuliaan bagi anak-anak
Allah itu, tak sepadan matamu untuk diburamkan oleh mengalami derita zaman itu.
Kemuliaan yang akan DINYATAKAN; ada secara pasti sehingga memang sangat
rasional kemuliaan di dalam KE-ANAK-AN kita terhadap Bapa untuk dinantikan
dalam ketekunan, itu sendiri adalah
yang sudah pasti dimiliki namun belum dinyatakan; dan dinantikan
sebagai sebuah kepastian milik, bukan dalam ketidakpastian. Mengapa sebuah
kepastian? Sebab Parakleton itu sendiri
berdiam di dalammu dan menyertaimu selama-lamanya! Parakleton kekal dan berasal
dari Allah, apalagi dasar untuk meragukannya, jika Parakleton sendiri berdiam
di dalammu sebagaimana Yesus telah menyatakannya!
Orang
– orang percaya memiliki kemuliaannya didalam Allah, dan berdiamnya Parakleton
didalam diri orang percaya jelas sebuah kemuliaan tersendiri yang telah
dimiliki sebagai kepastian. Namun sekalipun
demikian, penderitaan adalah keniscayaan selama di bumi ini, apakah dengan
demikian kenyataannya, kita sebagai orang percaya tak mempercayainya karena tak sesuai dengan kenyataannya?
Roma
8:24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.
Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana
orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Keselamatan
yang telah kita miliki adalah dalam pengharapan. Tetapi “pengharapan” muncul
didalam teks ini, bukan dalam makna belum dimiliki. Sudah
dimiliki, tetapi realitas penuh keselamatan yang SUDAH dimiliki itu masih dinantikan. Ini, situasi semacam, ini bisa mengakibatkan
keputusasaan dan frustasi penantian
untuk penyingkapan pada apa yang sudah dimiliki.
Apa yang dimintakan pada setiap
orang percaya untuk dilakukan, dalam situasi menantikan penyingkapan apa yang
telah dimilikinya? Harus
bertekun. Sekali lagi, bertekun
disini bukan dalam konteks atau makna agar keselamatan itu menjadi dimiliki,
namun sama dengan konteks diselamatkan dalam pengharapan, berkait dengan penantian untuk mengalami penyingkapan pada apa
[keselamatan] yang sudah dimiliki secara aman, pun, harus
ditekankan, pada “bertekun”, bukan agar sah untuk diselamatkan pada
akhirnya; perhatikan ini:
Roma
8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa
yang tidak kita lihat, kita menantikannya
dengan tekun.
Roma
8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari
semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya
Tekun menunjukan kepada kesetiaan
dalam menantikan apa yang akan disingkapkan pada diri orang percaya, sementara
pada kenyataannya penderitaan tetap menjadi bagian dirimu dan saya dalam
keseharian. Bahkan pada hal yang teramat natural: menjadi
lelah, menjadi tua, mengalami sakit dan
penyakit, mengalami keputusasaan, membutuhkan
pertolongan dari orang lain yang juga sama-sama terbatas, dan lain
sebagainya:
Roma
8:23 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh
dan sama-sama
merasa sakit bersalin.
Sebuah
penderitaan jiwa dan jasmani yang konstan akan menjadi cirri semua
manusia di dunia ini, termasuk
pada orang percaya. Sebab tubuh jasmani orang percaya dan orang tak
percaya, sama saja.
Apakah
dasar bagi saya dan anda untuk dapat bertekun dan sukses hingga kesudahannya?
Apakah dasar bagi perjuanganmu didalam
hidupmu ini sebagai orang percaya agar
putus asamu tidak meluncur
menjadi putus hubungan dengan Kristus; apakah dasar kekuatan bagi perjuangan hidupmu yang bisa mengalami
kegagalan-kegagalan tidak meluncur menjadi penyerahan pengharapan secara total selama-lamanya; apakah dasar
kekuatanmu agar kebimbangan imanmu tidak meluncur menjadi kehancuran iman yang fatalistik?
Jawaban atas pertanyaan ini, akan
menjadi pembeda yang membedakan orang percaya dan tidak percaya kepada Yesus, didalam sama-sama
mengalami penderitaan jiwa dan jasmani, dalam cara yang begitu mulia dan agung!
Apakah?
Apa/ Dirimukah? Hikmatmukah? Kehebatanmu untuk berkomitmen berdoa selama
sebulan dalam jam-jam tertentu atau doa puasamu dengan segenap janji-janji yang tak pernah bisa kamu penuhi dalam ketakbercelaan? Itukah?
Pendetamukah,
nabimukah, rasulmukah, dedikasimukah? Apakah sumber dan dasar kekuatan bertekun
itu ada pada dirimu sendiri dan pada dasar kekuatanmu sendiri?
Begini jawaban dan penjelasan rasul Paulus:
-Roh
membantu kita dalam kelemahan kita
-Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan
-
Ia,
sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus
-Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah
-mereka
yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan
mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya [ Roma
8:26-30]
Jadi,
apakah dasar bagi setiap orang percaya untuk secara pasti dan aman melalui perjalanan iman di dalam dunia yang
bermasalah ini sehingga secara aman dan pasti, pada akhirnya akan mengalami
penyingkapan pada apa yang pasti telah
dimilikinya: dimuliakan? Jawabnya: penjaminan Allah sendiri
dalam perjuangan kehidupan manusia-manusia beriman
untuk hidup sebagai orang beriman di dalam dunia yang penuh tantangan dan
problem!! Dan itu merupakan pengalaman yang dapat dirasakan,diketahui,
dan aktual, sebab Roh membantu kita untuk merasakan dan
mengetahui atau mengenali bagaimana Allah menyertai dan menolongnya; ini bukan
pengalaman yang berdasarkan pengalaman jiwa, tetapi pengalaman bagaimana
Tuhan terlibat mejagai orang-orang beriman dalam segala problem, masalah,
penderitaan bahkan kemalangan-kemalangan:
Roma
8:28 Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
Sehingga,
Paulus dalam Surat Roma menyatakan, bahwa saya dan anda dapat MENGETAHUI. Jadi tak ada
dasar sama sekali bagi pendeta Erastus
untuk berkata sebaliknya, sebab Allah sendiri yang menjaminkannya: Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan yang
mengasihi Dia. Kunci mengapa saya dan anda dapat mengetahui adalah ; ALLAH
YANG TURUT BEKERJA bagi kita yang
percaya!
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(2i):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment