Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan
Diluar Kristen” (2B):
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada
Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Bacalah lebih
dulu Bagian 2A
Masih menyorot
paragraf 1 :
“Pada
bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya
cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi
ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”
Namun kali ini akan
melihat secara lebih istimewa, penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh jemaat purba dan
bagaimana hal itu dilakukan sebagai hal yang dikhendaki Kristus. Apakah jemaat
purba ada menunjukan kebedaan ekslusifitas keselamatan hanya pada Yesus
Kristus, sebagaimana diajarkan oleh Kristus, dengan ketakeksklusifan
keselamatan pada agama Kristen, bahwa di luar agama Kristen ada keselamatan?
Dalam Alkitab, kita mendapatkan 2 sumber yang sangat kuat dan
menjadi jiwa penginjilan didalam gerakan orang-orang percaya yang disebut
beragama Kristen, pertama adalah Kisah Para Rasul [yang telah saya
sentuh pada bagian sebelumnya] dan epistel-epistel atau surat-surat Rasul.
Apa yang perlu
menjadi catatan penting, bahwa pemberitaan Injil adalah jiwa jemaat perdana,
mereka pada awalnya sangat kecil dan dianggap
sesat, sehingga penolakannya sangat keras, dan perlu ditegaskan bahwa situasi semacam ini tetap berlangsung hingga kini. Mari kita memperhatikan bagaimana rasul Paulus menyatakan situasi ini:
Pemberitaan
Injil Sejak Mula Dihadang Penolakan
Keras, Agama Kristen Adalah Agama Yang Dinilai Sebagai Agama Yang mengajarkan
Kebodohan
1Korintus
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus
yang
disalibkan: untuk orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan untuk
orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Perhatikan baik-baik, bahwa pemberitaan injil oleh gereja perdana dan oleh orang-orang yang disebut [beragama] Kristen, tak hanya menjangkau orang-orang Yahudi, tetapi menjangkau orang-orang bukan Yahudi.
Juga, harus dicamkan,
bahwa pemberitaan Injil, bukan
berisikan bagaimana membangun moralitas yang baik atau bagaimana
membangun manusia yang berkarakter atau bagaimana memenuhi kebenaran-kebenaran
Taurat, sebab jika demikian, maka kemungkinan para pendengar berita Injil berkonflik dengan pemberitaan
Injil oleh para rasul atau agama Kristen, tidak akan mengalami resistensi yang
begitu besar: batu sandungan. Perhatikan, yang menjadi batu sandungan bukan
orang-orang Kristen atau agama Kristen atau para rasul- para misionarisnya
tetapi pada apa yang menjadi isi berita Injil: Yesus Kristus yang disalibkan.
Pemberitaan Injil adalah jiwa Kristus dan juga jiwa agama Kristen sejak
mulanya.
Pemberitaan Injil
yang bersentralkan pada satu-satunya pusat pemberitaan Yesus Kristus dan karya keselamatannya,
secara penuh disadari oleh para rasul akan menghadapi resistensi dan ancaman bahaya. Dalam hal ini tak ada sedikitpun
diupayakan modifikasi atau membangun kompromi pada isi pemberitaan injil agar
lebih elok pada pemandangan manusia-manusia atau agama-agama lain, sehingga memudahkan
mereka untuk menjadi orang-orang atau para penganut agama Kristen. Para rasul memberitakan Injil yang
isinya pasti akan dicemooh, mencemooh Yesus dan karya penebusannya:
1Korintus
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi
mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan
itu adalah kekuatan Allah.
Pemberitaan Injil
adalah penting, bukan karena keyakinan pada Kristus adalah superioritas
terhadap agama-agama lain. Malahan sebaliknya, ajaran Kristen sejak semula memiliki popularitas yang, luar biasa minim
dan penentangannya. Penting, karena, tanpa menerima dan percaya kepada Yesus-
pusat dan satu-satunya isi pemberitaan Injil,
maka kebinasaan adalah konsekuensinya. Ini adalah hal yang sama
sebagaimana telah diungkapkan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus sendiri.
[lihatlah dan bacalah jika berkenan pada
renungan harian pagi “mymorning dew” Hal Itu
Terjadi Pada Pihak Tuhan, setelah akhir artikel bagian ini]
Memberitakan Injil
yang berisikan Yesus Kristus yang disalibkan hanya membuat para pemberita Injil adalah orang-orang
bodoh:
1Korintus
4:10 Kami
bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah,
tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
Ini
adalah kondisi yang sama dengan Kristus. Bukankah Kristus pun dinilai bodoh?
Matius
27:39-40 (39) Orang-orang yang lewat
di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan
kepala,(40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan
mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau
Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
Yesus menjadi terlihat begitu bodohnya, karena satu hal: keputusan dirinya sendiri untuk harus mengalami olok-olok dan mati dalam sengasara dahsyat di Yerusalem:
Matius
20:17-19 (17) Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil
kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan (18)
Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.(19) Dan
mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari
ketiga Ia akan dibangkitkan."
Bahkan
diolok-olok atau dihina adalah salah
satu yang ditetapkan Yesus harus terjadi bagi dirinya, sebagai salah satu
bentuk penghinaan dan penghujatan yang harus dialaminya sebelum dia sendiri
menetapkan dirinya akan dibangkitkan pada hari ketiga.
Itu
sebabnya, Ia tidak turun dari Salib itu. Sekalipun ia memiliki kuasa, seperti
dikatakannya:“Atau kausangka, bahwa
Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih
dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku[Mat 26:53]?” Mengapa tak
dilakukannya? Karena memang bukan saja dikehendaki oleh Yesus, namun juga oleh
Bapa, sebagaimana diutarakannya:“Jika
begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang
mengatakan, bahwa harus terjadi demikian [Mat 26:54]?"
Yesus
yang nampak bodoh atau bahkan menjadi terlihat sangat dungu, sebab dia yang
sanggup mengadakan mujizat-mujizat
bahkan dapat membangkitkan orang mati [Lukas 7:13-15] dan bahkan melakukannya pada orang mati yang mayatnya sudah membusuk
beberapa hari [Yohanes 11:17-44], kini terlihat tanpa kuasa, hal demikian hanya terjadi oleh
satu hal atau untuk satu tujuan: merupakan dan pemenuhan kehendak Bapa dan penetapan oleh
Bapa sejak sebelum dunia diciptakan, dan itu ditulis oleh para nabi: “Akan tetapi semua ini terjadi
supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi” [Matius 26:56].
Maka memang,
memberitakan Yesus selain Yesus yang dihina-hina dan dihujat sejak semulanya
adalah sebuah kesukaran teramat besar. Menutupi realita ini sama dengan melawan
Bapa di sorga!
Dan pastilah, tak
terelakan, pemberitaan Injil yang
berisikan Yesus Kristus yang disalibkan pasti akan terlihat sangat
bodoh. Kepercayaan atau keberimanan yang bodoh bagi siapapun yang menolak
Kristus, untuk mengatakan bahwa
pengolok-olokan Yesus dan penyaliban dia secara sangat terhina adalah
kehendak Bapa?? Para nabi telah menubuatkanya?? Dan kebodohan dan
penghinaan terhadap Yesus menegaskan
kebodohannya dalam pandangan manusia:
Matius
27:41-42 (41)Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan
tua-tua mengolok-olokkan Dia dan
mereka berkata: (42) Orang lain Ia
selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari
salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya.
Bagaimana
mungkin orang beragama Kristen begitu percaya dengan Juruselamat yang bahkan
tak kuasa untuk membebaskan dirinya dari hinaan?
Atau, bagaimana mungkin pemberitaan
Injil, melulu mengenai Kristus dan salib; mengenai keselamatan hanya di dalam
dia; mengenai tanpa dia maka kebinasaan adalah keniscayaan. Tuhan yang seperti
apakah itu?
Sekali lagi adalah
sulit untuk menentang hal sukar dan kelam ini dan dikatakan sebagai sumber
keselamatan? Oleh sebab Kristus telah menyatakan itu adalah kehendaknya beserta
kehendak Bapa. Jika demikian, apalagi alasan untuk tak menyatakan Kristus dan karya penebusannya adalah sentral
dan satu-satunya kebenaran dalam pemberitaan Injil?
Mengapa Ia harus
mendahului kebangkitannya pada hari ketiga, dengan penghinaan. Bukan dalam
sebuah kematian yang bermartabat? Mati
dalam eksekusi seorang penjahat, disandingkan dengan para penjahat? Bagaimana
bisa Allah mempredestinasikan kematiannya jauh dari kemuliaan-Nya? Tetapi,
bagaimanapun, Kitab suci yang sama, yang memberitakan kehinaan Yesus yang
demikian, juga memberitakan kebangkitan Yesus dari kematian, tepat sebagaimana
Ia sudah menentukannya untuk terjadi. Mengapa tak mempercayainya juga?? Karena
itu adalah sebuah kebodohan yang amat dungu untuk dipercayai oleh manusia manapun. Sentralitas dan absolutitas Injil
pada Yesus dan karyanya adalah hal yang sangat sukar bagi manusia manapun,
untuk membangun pemikiran yang positif atas predestinasi yang demikian dungu. Bukankah anda berpikir
bahwa predestinasi demikian adalah sebuah kedunguan? Apa yang ada katakan dungu
adalah apa yang Yesus sendiri ucapkan dan dicatat oleh injil-injil!
Agama Kristen perdana
adalah agama Kristen yang mengajarkan
hal-hal bodoh di hadapan manusia. Boleh dikatakan, pemberitaan Injil
oleh agama Kristen pada jemaat purba adalah sebuah kebodohan kelas wahid, tidak
tahu apa obat yang dapat membuat seseorang dapat menerima berita baik yang
berisikan mengenai seseorang yang sejak di bumi telah diolok-olok oleh rakyat
banyak. Ini sebuah kesukaran, memberitakan Injil sebagaimana yang Yesus
maksudkan. Tetapi, obatnya ada, dan itu hanya ada pada dan dari Allah:
1
Korintus 2:7-8,10,12,14,16 (7)Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat
Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum
dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.(8)
Tidak ada
dari penguasa dunia ini yang mengenalnya,
sebab kalau sekiranya mereka
mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.... (10) Karena
kepada kita Allah telah menyatakannya oleh
Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah.... (12) Kita
tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang
dikaruniakan Allah kepada kita.... (14) Tetapi manusia
duniawi tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;
dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara
rohani.... (16) Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga
ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami
memiliki pikiran Kristus.
Pemberitaan Injil
yang bersentralkan pada Yesus Kristus beserta karya penebusannya melalui
penghinaan, penghujatan dan penyaliban layaknya seorang bandit, dengan demikian:
[] tak bisa dikatakan
:
-Pemberitaan
Injil itu tak dapat bernilai tinggi
selama-lamanya, sebab dibatasi zaman dan konteks waktu serta peradaban.
-Pemberitaan Yesus dan karya keselamatan tidak bisa dijadikan hal tertinggi, sebab hanya
akan membuat orang banyak menjauhi kekristenan dan kasih Bapa [bagaimana bisa mengatakan Bapa itu kasih tetapi membiarkan utusan-Nya atau Anak-Nya harus menderita, disalibkan dan mati??]. Faktanya,
penerimaan iman kepada Kristus yang bodoh itu bukan bergantung pada manusia,
tetapi hanya jika Allah menyatakan melalui
Roh kepada manusia.
-Keuniversalan
kebenaran keselamatan hanya pada Yesus
dalam karya salibnya dibatasi oleh; era, budaya, dinamika sosiologi, dan
judaisme yang kala itu sangat kuat mengurung kekristenan awal. Sebab harus dicamkan, Allah
adalah perancang kedatangan Yesus dan
karya keselamatan Allah kepada manusia yang dikehendakinya sejak di kekekalan, yang dirancang didalam dan dikerjakan oleh Yesus Kristus.
[] tak
bisa diukur berdasarkan nilai dan
pertimbangan manusia:
-Yesus
sendiri menyatakan, bahwa itu adalah ketetapan Bapa di kekekalan sebelum dunia ada, bukan dirinya sendiri,
sehingga dengan demikian, berita Yesus yang disalibkan dengan didahului penghinaan dan penderitaan hebat, tidak bisa dikatakan sebagai
kepentingan peristiwa sejarah penyelamatan oleh Allah di dunia semata, yang
terkurung di dalam sejarah dan memiliki keterpisahan dengan
manusia-manusia moderen di sepanjang
masa kini serta yang akan datang.
-Rasul
Paulus sendiri mengatakan, bahwa obat
atas masalah krusial dan mematikan [batu sandungan] dalam memberitakan Yesus yang bodoh dan
dungu dalam karyanya, adalah Roh Tuhan sendiri. Untuk dapat memahami apa yang
Kristus lakukan adalah memiliki pikiran Kristus, dan untuk dapat memiliki
pikiran Kristus, hanya jika Allah telah menyatakannya melalui Roh. Masalahnya bukan
pada bagaimana anda lebih menekankan moralitas dan pembangunan manusia yang
baik dan mengsekunderkan Yesus. Injil Bapa, bukan injil moralitas dan injil
perbuatan baik, tapi Kristus yang dikecam dunia sebagai bodoh dan di dalam dia saja ada keselamatan dan diluar dirinya adalah kebinasaa.
-Yesus
yang datang dengan karya penebusannya yang harus melalui cemooh, penderitaan
dan penyaliban, bukan hal temporer dalam pemberitaan injil, namun hal yang bersifat kekal di sepanjang zaman dunia ini, sebab
merupakan rencana Allah yang telah ditetapkan di dalam kekekalan untuk terjadi di dunia. Sehingga
dengan demikian menjadi rahasia karena tak ada satupun manusia yang dilibatkan.
Tidak dilibatkan karena rencana itu dibuat Allah bahkan sebelum penciptaan dunia beserta isinya berlangsung: “yang
kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan.“ Yesus dan
karyanya bernilai kekekalan, berlangsung di dunia temporer namun bersumber dari
kekekalan dan berdampak pada kekekalan. Tak main-main dan berhati-hatilah dengan sangat dalam, kala anda atau siapapun mereduksi hal ini, sebagai belaka sejarah yang dapat mengalami keusangan dan dengan demikian bukan jantung iman yang mulia serta bernilai pada kekekalan.
Rasul
Petrus juga memperlihatkan secara terus-terang, problem pemberitaan Injil yang
bersentralkan hanya pada Yesus dan karyanya:
1Petrus
2:7 (7)Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi
batu sentuhan dan suatu batu sandungan."(8)
Mereka
tersandung padanya, karena mereka tidak taat
kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Yesus
dengan segala dirinya dan dengan segala sabdanya yang kerap membuat para
murid apalagi orang-orang menjadi sangat dibingungkan dan sangat diberatkan
untuk menerimanya, oleh kata-katanya sendiri seperti ucapan mengenai
predestinasinya sendiri, bahwa di harus mati dalam kebodohan selain
penderitaan. Memang bagi yang menolak dia menjadi batu yang telah dibuang dan menjadi batu sentuhan dan
sandungan.
Yesus adalah batu
sandungan dalam pemberitaan Injil kepada semua manusia. Ini
sebuah pernyataan dan fakta yang
menegaskan bahwa siapapun manusia tak
akan pernah bisa menjadi percaya atau beriman kepadanya oleh dirinya sendiri
dan daya dirinya sendiri, selain menjadi tersandung sebagai sebuah finalitas.
Yesus menjadi sentral masalah [BATU SANDUNGAN] bagi orang-orang mau beriman kepadanya. Mereka
tidak taat pada firman Allah agar beriman kepadanya, dengan demikian, disebabkan oleh diri Yesus
sendiri yang sukar untuk diterima. Seperti orang Yahudi, tadi di atas, yang
berkata: jika engkau turun dari salib, kami akan percaya [ Mat 27:42 Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya
sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib
itu dan kami akan percaya kepada-Nya.], inilah finalitas setiap manusia
ketika berhadapan dengan fakta Yesus yang begitu dungunya harus mati dalam cara
yang sangat menista diri seorang utusan Allah??
Lalu,
apakah obat dari masalah yang merupakan finalitas tanpa ada satu saja
kemungkinan adanya resolusi pada diri manusia? Mari kita melihat apa yang
dikatakan oleh Rasul Petrus:
1Petrus 2:9-10
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu,
yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya,
yang dahulu tidak dikasihani
tetapi yang sekarang telah beroleh
belas kasihan.
Sama
seperti pada penjelasan rasul Paulus, maka penjelasan rasul Petrus bersumber dari Allah, agar manusia
dapat percaya pada pemberitaan bodoh itu, agar manusia dapat lepas dari
finalitasnya yang tak berdaya untuk percaya kepada Kristus yang menjadi cemooh
masyarakat, utusan Allah tetapi mati dalam cara yang sangat nista dan
memalukan.Allah yang bertindak adalah obat terhadap batu sandungan itu.
Apakah itu “bersumber
dari Allah”? Jawabnya:
-Allah
Memilih
-Allah
Memanggil Keluar Dari Kegelapan
-Allah
Membawa Kepadada Terang-Nya yang ajaib
-Allah
menjadikannya umat Allah
-Allah
mengasihaninya
Sehingga
kita melihat, bahwa baik Kristus dan agama Kristen yang disebarkan oleh para
rasul adalah sama. Tak ada perbedaan, baik Yesus dan para rasul perintis apa yang disebut dunia sebagai agama Kristen, bukan saja sama-sama menekankan
sentralitas diri Yesus dan karyanya sebagai bukan saja eksklusif dalam fakta
biblikal, bahwa hanya Yesus yang diperkenan Allah sebagai
jalan kebenaran dan keselamatan, namun juga sama-sama memakukan eksklusifitas biblikal pada
bagaimana seseorang itu dapat percaya pada sentralitas dan absolutitas Yesus
yang sejak mulanya dicemooh dalam penistaan yang sangat keji: “Jika
engkau turun dari salib itu kami akan percaya,” hanya jika Allah bertindak!
Posisi
Yesus dalam agama Kristen yang diajarkan oleh para rasul adalah sangat mulia
dan sebuah ketunggalan dalam pemberitaan yang harus disampaikan kepada semua
bangsa. Tak ada istilah atau gagasan sebagaimana dikatakan dan diajarkan oleh
pendeta Dr.Erastus Sabdono: Keselamatan
versi Yesus dan agama Kristen berbeda; pada Yesus tak ada di luar
dirinya, pada agama Kristen ada di luar Kristen. Ini dipakukan dalam sebuah
ketakmungkinan untuk ditarik: bahwa hanya Allah yang dapat membuat seseorang
menjadi beriman kepada Yesus. Ini adalah faktor termulia mengapa baik pada
agama Kristen dan Yesus Kristus tak ada pola lain keselamatan, sebab Allah
sendiri bertindak membawa orang untuk beriman kepada Kristus dengan memanggil
orang tersebut dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Epistel atau surat
para pendiri agama Kristen, yaitu para rasul, dengan tegas menyatakannya.
Para
rasul dengan tekun dan penuh semangat memberitakan injil yang berisikan Yesus
yang menderita dalam kehinaan itu,bukan saja kepada orang-orang Yahudi tetapi
juga kepada orang-orang Yunani yang memiliki ratusan dewa:
Kisah
Para Rasul 18:1 (1) Kemudian Paulus meninggalkan Atena,
lalu pergi ke Korintus.(2) Di Korintus ia berjumpa dengan
seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari
Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.(3)
Dan
karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan
mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.(4)
Dan
setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi
dan orang-orang Yunani.(5) Ketika Silas dan
Timotius datang dari Makedonia, Paulus
dengan sepenuhnya dapat memberitakan
firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
Paulus
memberitakan Injil yang berisikan perkabaran siapakah Yesus, dia adalah Mesias, di rumah
ibadat Yahudi, jelas dengan cepat akan
mencuatkan kebencian terliar yang bersemayam di dalam diri orang-orang tak
percaya itu. Bukankah Yesus sang Mesias dimata orang-orang Yahudi adalah
pelanggar Sabat [dalam sejumlah kesempatan Yesus dinilai melanggar Sabat dan Ia
dengan sangat tegas menentang praktik Sabat ala orang Yahudi: Matius 12:1-2,
Lukas 14:1-6; Yesus bahkan pada dasarnya membawa penyembahan Allah yang tak
lagi berdasarkan pada hukum Taurat: Yohanes 4:20-24] sementara Paulus
memberitakannya di bait suci pada hari Sabat. Betapa itu dipandang sebagai
penistaan oleh orang-orang Yahudi dan inilah hasilnya:
Kisah Para
Rasul 18:6 orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat
Kisah Para Rasul 18:6
“....ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
"Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak
bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
Paulus pergi kepada bangsa-bangsa lain, non Yahudi, untuk memberitakan Injil. Inilah denyut nadi iman gereja perdana dan jantung kehidupan agama Kristen!
Apa yang diberitakan oleh Paulus adalah Injil sejati. Injil sejati pasti memberitakan kebenaran sebagaimana Yesus sendiri. Jika Paulus berusaha meyakinkan bahwa Yesus adalah Mesias sebagai satu-satunya kebenaran keselamatan dalam pemberitaan Injil, maka itu bersumber dari diri Kristus sendiri:
Yohanes
4:25-26 Jawab perempuan
itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;
apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." (26)
Kata Yesus
kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan
engkau."
Dan
perempuan Samaria [ Yohanes 4:9] itu telah menjadi pemberita Injil sejati,
memberitakan siapakah Yesus:
Yohanes
4:39 Dan banyak orang Samaria dari
kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala
sesuatu yang telah kuperbuat."
Orang
Samaria memberitakan Injil, sementara orang-orang Yahudi menolaknya!?
Dan
lihatlah hal terindah ini didalam pemberitaan Injil Yesus Kristus ini:
Yohanes
4:40-42 (40)Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka
meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di
situ dua hari lamanya.(41) Dan lebih
banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, (42) dan
mereka berkata kepada perempuan itu:
"Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Ini
sungguh menggembirakan mengingat bahwa Samaria dianggap jauh lebih rendah daripada Israel, sehingga
sekaligus menyedihkan. Mereka menyambut Yesus bukan sekedar Guru, sekedar Nabi,
sekedar orang hebat, tetapi JURUSELAMAT DUNIA. Bahkan untuk saat ini, ada saja
orang Kristen yang lebih buruk dibandingkan dengan orang Samaria, tak percaya
Yesus Juruselamat dunia, katanya lagi, agama Kristen beda. Sejak kapankah agama Kristen lebih mulia daripada
Yesus dan sejak kapankah agama Kristen menaklukan ketetapan Allah yang dibuat
sebelum dunia dijadikan. Bahkan sejak kapankah agama Kristen dapat menentang
kebenaran Yesus sehingga berkata kalau agama Kristen mengakui ada keselamatan
di luar Kristen. Agama Kristen yang
bertuhankan siapakah yang sedang diusungkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono?
Sementara para perintis kebenaran Tuhan yang disebut agama Kristen, tak
sedikitpun menorehkannya di dalam kitab
suci, kebenaran semacam itu, yang menista diri Yesus beserta segala sabddanya.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(2C):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada
TUHAN
“mymorning dew” Hal Itu
Terjadi Pada Pihak Tuhan, - 9 halaman, pada lembar ke 9 tertulis halaman 10, seharusnya halaman 9
Hal Itu Terjadi Pada Pihak Tuhan -hal 5/9 |
Hal Itu Terjadi Pada Pihak Tuhan -hal 6/9 |
Hal Itu Terjadi Pada Pihak Tuhan -hal 7/9 |
No comments:
Post a Comment