F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Menyambut Natal 2018 (4-Selesai)

Oleh: Martin Simamora


Natal Setelah Kesunyian Sabda Yang Panjang:
Sang Firman Berinkarnasi Menjadi Manusia Membawa Terang Manusia

Bacalah lebih dulu: Bagian1, Bagian 2, Bagian3

400 Tahun Kesunyian Firman
Selama 400 tahun (diperkirakan) Allah tak berfirman sama sekali kepada bangsa Yahudi diperhitungkan semenjak peringatan terakhir-Nya sebagaimana yang dicatat dalam Kitab Maleakhi:” Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” (Malaekhi 4:5-6). Era peringatan Malaekahi, sekitar tahun 430 Sebelum Masehi, bangsa Yahudi baru saja pulang dari pembuangan Babel (sebagai para pedagang, bukan sebagai gembala). Saart itu kerajaan Medo-Persian masih menduduki Israel, dan bait suci telah dibangun kembali. Baik hukum dan keimamatan Harun telah dipulihkan, dan bangsa Yahudi telah membuang semua berhalanya. Akan tetapi peringatan Malaekhi tersebut bukan tanpa sebab. Orang-orang Yahudi berlaku semena-mena terhadap isterinya, menikahi perempuan-perempuan penyembah berhala dan tidak memberikan  persepuluhan, para imam mengabaikan bait suci dan tidak mengajarkan jalan-jalan Tuhan. Singkatnya, orang-orang Yahudi tidak menghormati Allah.

Tahun 333 Sebelum Masehi,Israel jatuh kedalam pendudukan Yunani, dan tahun 323 Sebelum Masehi, jatuh kedalam pendudukan Mesir. Orang-orang Yahudi secara umum diperlakukan baik dalam pendudukan-pendudukan tersebut, dan mereka mengdopsi bahasa Yunani dan banyak kebiasaan Yunani, dan budayanya, dan di Mesir, Perjanjian Lama diterjemahkan kedalam bahasa Yunani. Terjemahan ini, disebut Septuaginta, dan dipergunakan secara luas, dan kerap dikutip dalam Perjanjian Baru..

Hukum dan keimamatan Yahudi masih berlangsung cukup memadai hingga Antiokhos Yang Agung dari Syria menduduki Israel pada tahun 204 Sebelum Masehi. Ia dan penerusnya, Antiokhos dari Epifanes, menganiaya orang-orang Yahudi dan memperdagangkan keimamatan, dan pada tahun 171 Sebelum Masehi, Epifanes menghancurkan kesakralan Ruang Mahakudus yang mengakibatkan perlawanan atau pemberontakan oleh Yudas Makabe yang masih turunan Harun, dan pada tahun 165 Sebelum Masehi, Israel berhasil memiliki kembali Yerusalem dan menyucikan bait suci. Akan tetapi peperangan terus berlangsung antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Syria sampai Roma menduduki Israel pada tahun 63 Sebelum Masehi dan pada saat itulah Pompey memasuki Ruang Mahakudus (ini sebuah pelanggaran tak terampuni karena hanya Imam Besar yang telah terlebih dahulu memenuhi tuntutan hukum taurat-seperti ia harus mempersembahkan kurban bagi pengudusan dirinya sendiri lebih dahulu-untuk melakukan pelayanan keimamatannya), dan sekali lagi mengejutkan dan rasa sakit hati yang mendalam bagi orang-orang Yahudi. Pada tahun 47 Sebelum Masehi, Caesar mengangkat Antipater, keturunan Esau, sebagai Prokurator/Wali Negeri Yudea, dan Antipater kemudian menunjuk dua puteranya sebagai raja-raja atas Galilea dan Yudea.

0 Menyambut Natal 2018 (3)


Oleh: Martin Simamora
Yesus Kristus Dalam Penantian & Kebenaran Para Nabi Perjanjian Lama:
Siapakah Dia & Semulia Siapakah Otoritasnya?

Bacalah lebih dulu bagian2

Kelahiran Mesias Kedalam Dunia Dalam Pengharapan dan Penantian Para Nabi Perjanjian Lama?
Pertama-tama adalah Yesus sendiri yang menunjukan bahwa kelahiran-Nya adalah hal yang telah diketahui dan dicatat  sebagai sebuah firman suci yang disampaikan Allah melalui perantaraan para nabi-Nya yang kudus. Mari kita membaca penjelasan Yesus mengenai hal ini:

Lukas 10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Pada sejumlah kesempatan yang sangat krusial dalam pengajaran-pengajarannya, Yesus malah meletakan dirinya yang telah datang ke dunia ini sebagai sentral dan berita besar yang disuarakan oleh para nabi dan kitab suci:

Yohanes 5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan Yesus sendiri tidak sekedar menunjukan dirinya berelasi dengan para nabi dan kitab suci dalam tulisan para nabi mengenai perihal yang akan datang namun ia lebih jauh menuturkan mengenai dirinya yang telah ada bersama-sama dengan para nabi tersebut dan berada dalam sejarah dan setiap era para nabi tersebut. Dan ini menjadi momen yang paling sukar bagi para pendengarnya, sebagaimana sejumlah episode berikut ini:
Yohanes 8:56-58 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

Jika Yesus berkata bahwa almarhum Abraham telah mengenal-Nya sejak semula dalam sebuah sejarah purba, lalu siapakah Yesus? Tidak ada manusia yang baru lahir di zaman yang lebih maju dapat berkata:
▬Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita
▬sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.

Ia telah ada sebelum segala sejarah ada, sebelum waktu, ruang dan materi ada! Tetapi ia tak hanya ingin mengatakan bahwa ia adalah makhluk sorgawi ciptaan seperti malaikat atau lebih tinggi daripada malaikat. Bukan! Yesus tak sekedar membicarakan kekekalan semacam itu, tetapi ia membicarakan kekekalan sebagai Yang Mahakuasa: dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa ia memang benar-benar mahakuasa dalam Ia telah menjadi manusia. Perhatikan sabda Yesus yang begitu mencengangkan ini:

Yohanes 8:51- Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."

0 Menyambut Natal 2018 (2)


Oleh:Martin Simamora

Mengenal  Sang Juruselamat Adalah Bukan Saudara Malaikat Lucifer (Satan) Atau Salah Satu Malaikat Sehingga Tujuan Kedatangannya Agar Menjadi Teladan Untukmu Menjadi Corpus Delicti

"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"
Pada bagian pertama, telah kita lihat bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang pada dirinya saja ada penghapusan dosa dan pendamaian sebagai dua hal yang terhakiki mengapa Yesus harus datang ke dalam dunia ini, sekaligus telah menjadikan diri sang Kristus sebagai pokok keselamatan bagi setiap orang yang telah menerima pelayanan keimamatan Kristus yang pelaksanaannya hanya dilakukan satu kali untuk selama-lamanya, sehingga keimamatan yang dilaksanakannya di kayu salib di hadapan hadirat Allah dengan mempersembahkan dirinya tak perlu dilakukan berulang-ulang:

Ibrani 9:1-7  Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.

Pada kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, di sini jelas bahwa imam besar harus melakukannya satu kali setahun. Untuk tujuan apakah? Untuk menyelesaikan problem pelanggaran-pelanggaran umatnya yang dilakukan dengan tidak sadar. Tetapi si imam besar sendiri harus memastikan bahwa ia harus berdiri dihadapan Allah dalam keadaan tak bercela. Perjanjian Lama menyatakan bahwa penyucian diri dari dosa tidak bisa dilahirkan oleh upaya diri manusia, tetapi hanya oleh Tuhan sehingga si imam besar dalam masuk ke dalam kemah kedua sekali setahun dengan membawa darah kurban bagi pengudusan dirinya sendiri. Jadi inilah ketentuan yang harus dilakukan berulang-ulang, sekaligus menunjukan bahwa manusia tak mungkin berdaya menguduskan dirinya dalam segala upayanya bahkan berdasarkan perbuatan dan ketaatan pada hukum Taurat, termasuk dengan mempersembahkan kurban penebusan dosa semacam ini: “Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan. Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN." (Imamat 5:17-19), ini tetap akan membuatnya senantiasa terikat dalam perbudakan kuasa pemerintahan maut  atau tak memerdekakannya sungguh-sungguh, sebab senantiasa harus dilakukan secara berulang.

0 Menyambut Natal 2018



Oleh: Martin Simamora

Mengenal Sang Juruselamat Sebagai Imam Besar Yang Dijanjikan Perjanjian Lama
“Yesus Kristus Imam Besar Agung Yang Pasti Didengar & Menjadi Pokok Keselamatan Bagi Mereka yang Percaya Kepada-Nya”


Siapakah Yesus Kristus & Apakah Tujuannya Datang Kedalam Dunia
Yesus Kristus, pertama-tama, telah diintroduksikan sebagai sosok figur yang jauh lebih unggul daripada semua tokoh-tokoh dan ketentuan keselamatan dalam Perjanjian Lama sebagaimana dapat kita baca pada Ibrani. Mari kita membaca sejumlah cuplikannya:

Terhadap Nabi Musa
Ibrani 3:1-6Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.



Terhadap Keimamatan Perjanjian Lama
Ibrani 4:14-15 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9