Oleh: Martin Simamora
Natal
Setelah Kesunyian Sabda Yang Panjang:
Sang
Firman Berinkarnasi Menjadi Manusia Membawa Terang Manusia
400 Tahun Kesunyian
Firman
Selama 400 tahun
(diperkirakan) Allah tak berfirman sama sekali kepada bangsa Yahudi
diperhitungkan semenjak peringatan terakhir-Nya sebagaimana yang dicatat dalam
Kitab Maleakhi:” Sesungguhnya
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar
dan dahsyat itu. Maka
ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak
kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.”
(Malaekhi 4:5-6). Era peringatan Malaekahi, sekitar tahun 430 Sebelum Masehi,
bangsa Yahudi baru saja pulang dari pembuangan Babel (sebagai para pedagang,
bukan sebagai gembala). Saart itu kerajaan Medo-Persian masih menduduki Israel,
dan bait suci telah dibangun kembali. Baik hukum dan keimamatan Harun telah
dipulihkan, dan bangsa Yahudi telah membuang semua berhalanya. Akan tetapi
peringatan Malaekhi tersebut bukan tanpa sebab. Orang-orang Yahudi berlaku
semena-mena terhadap isterinya, menikahi perempuan-perempuan penyembah berhala
dan tidak memberikan persepuluhan, para
imam mengabaikan bait suci dan tidak mengajarkan jalan-jalan Tuhan. Singkatnya,
orang-orang Yahudi tidak menghormati Allah.
Tahun 333 Sebelum
Masehi,Israel jatuh kedalam pendudukan Yunani, dan tahun 323 Sebelum Masehi,
jatuh kedalam pendudukan Mesir. Orang-orang Yahudi secara umum diperlakukan
baik dalam pendudukan-pendudukan tersebut, dan mereka mengdopsi bahasa Yunani
dan banyak kebiasaan Yunani, dan budayanya, dan di Mesir, Perjanjian Lama
diterjemahkan kedalam bahasa Yunani. Terjemahan ini, disebut Septuaginta, dan
dipergunakan secara luas, dan kerap dikutip dalam Perjanjian Baru..
Hukum dan keimamatan
Yahudi masih berlangsung cukup memadai hingga Antiokhos Yang Agung dari Syria
menduduki Israel pada tahun 204 Sebelum Masehi. Ia dan penerusnya, Antiokhos
dari Epifanes, menganiaya orang-orang Yahudi dan memperdagangkan keimamatan,
dan pada tahun 171 Sebelum Masehi, Epifanes menghancurkan kesakralan Ruang
Mahakudus yang mengakibatkan perlawanan atau pemberontakan oleh Yudas Makabe
yang masih turunan Harun, dan pada tahun 165 Sebelum Masehi, Israel berhasil
memiliki kembali Yerusalem dan menyucikan bait suci. Akan tetapi peperangan
terus berlangsung antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Syria sampai Roma
menduduki Israel pada tahun 63 Sebelum Masehi dan pada saat itulah Pompey
memasuki Ruang Mahakudus (ini sebuah
pelanggaran tak terampuni karena hanya Imam Besar yang telah terlebih dahulu
memenuhi tuntutan hukum taurat-seperti ia harus mempersembahkan kurban bagi
pengudusan dirinya sendiri lebih dahulu-untuk melakukan pelayanan keimamatannya),
dan sekali lagi mengejutkan dan rasa sakit hati yang mendalam bagi orang-orang
Yahudi. Pada tahun 47 Sebelum Masehi, Caesar mengangkat Antipater, keturunan
Esau, sebagai Prokurator/Wali Negeri Yudea, dan Antipater kemudian menunjuk dua
puteranya sebagai raja-raja atas Galilea dan Yudea.