Oleh:Martin Simamora
Mengenal Sang Juruselamat Adalah Bukan Saudara Malaikat
Lucifer (Satan) Atau Salah Satu Malaikat Sehingga Tujuan Kedatangannya Agar Menjadi
Teladan Untukmu Menjadi Corpus Delicti
"Anak-Ku Engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"
Pada bagian pertama, telah kita lihat bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang pada
dirinya saja ada penghapusan dosa dan pendamaian sebagai dua hal yang terhakiki
mengapa Yesus harus datang ke dalam dunia ini, sekaligus telah menjadikan diri
sang Kristus sebagai pokok keselamatan bagi setiap orang yang telah menerima
pelayanan keimamatan Kristus yang pelaksanaannya hanya dilakukan satu kali
untuk selama-lamanya, sehingga keimamatan yang dilaksanakannya di kayu salib di
hadapan hadirat Allah dengan mempersembahkan dirinya tak perlu dilakukan
berulang-ulang:
Ibrani
9:1-7 Memang perjanjian yang pertama
juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan
tangan manusia. Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling
depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini
disebut tempat yang kudus. Di belakang
tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha
kudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut
perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu
tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan
loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, dan
di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian.
Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. Demikianlah
caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam
kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk
sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya
sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak
sadar.
Pada
kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, di sini jelas
bahwa imam besar harus melakukannya satu kali setahun. Untuk tujuan apakah?
Untuk menyelesaikan problem pelanggaran-pelanggaran umatnya yang dilakukan
dengan tidak sadar. Tetapi si imam besar sendiri harus memastikan bahwa ia harus
berdiri dihadapan Allah dalam keadaan tak bercela. Perjanjian Lama menyatakan
bahwa penyucian diri dari dosa tidak bisa dilahirkan oleh upaya diri manusia,
tetapi hanya oleh Tuhan sehingga si imam besar dalam masuk ke dalam kemah kedua
sekali setahun dengan membawa darah kurban bagi pengudusan dirinya sendiri.
Jadi inilah ketentuan yang harus dilakukan berulang-ulang, sekaligus menunjukan
bahwa manusia tak mungkin berdaya menguduskan dirinya dalam segala upayanya
bahkan berdasarkan perbuatan dan ketaatan pada hukum Taurat, termasuk dengan
mempersembahkan kurban penebusan dosa semacam ini: “Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang
dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung
kesalahannya sendiri. Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang
tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus
salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan
yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima
pengampunan. Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap
TUHAN." (Imamat 5:17-19), ini tetap akan membuatnya senantiasa terikat
dalam perbudakan kuasa pemerintahan maut
atau tak memerdekakannya sungguh-sungguh, sebab senantiasa harus
dilakukan secara berulang.
Ketika
Yesus Sang Kristus melakukan pelayanan keimamatan dirinya bagi manusia, maka
sebuah perbedaan yang tajam terjadi oleh sebab dalam pelayanan keimamatannya, Ia
jelas tak berada dalam sebuah ketentuan ini: tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk
sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya
sendiri, sebab inilah yang terjadi pada keimamatan Sang Kristus:
Ibrani
9:11-15 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik
yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk
ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam
tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,
tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat
kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan
percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka
disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang
kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena
itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal
yang dijanjikan, sebab Ia telah
mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama
perjanjian yang pertama.
Ini
adalah keimamatan yang bukan saja divinitas dan bukan sekedar dilakukan oleh
seorang imam besar yang tak bernoda dosa berdasarkan kemuliaan taurat, sebab keimamatan Yesus berlangsung dalam
kemegahan yang sebetulnya tak juga mampu dipotret oleh kemuliaan taurat oleh
sebab ini: “Sebab, jika darah domba
jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka
yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah
Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah
yang hidup”. Dengan kata lain keimamatan Kristus ini telah mengakhiri
keimamatan di muka bumi yang berulang-ulang itu dalam konteks kuasa sang imam
besar dan dalam konteks kuasa sang imam besar untuk berkuasa menyucikan hari
nurani! Sebab kurban hewan yang tak bernoda tak berkuasa menguduskan hati
nurani umat dalam ketentuan perjanjian lama.
Sehingga
kita dapat memiliki dasar yang tak terbantahkan bahwa ketika anda membaca: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini” tidak bermaksud mengatakan bahwa Yesus adalah anak biologis
Allah Bapa atau bahkan Yesus adalah sebuah pribadi dalam konsepsi entitas diri
yang sama sekali terpisah dari Bapa sehingga Ia adalah semacam Allah
tersendiri. Bukan itu sama sekali sebab kedatangan Yesus yang dibahasakan oleh
Alkitab :Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakan pada hari ini, adalah Bapa
mengutus Anak sebagai satu-satunya yang berkuasa melakukan pelayanan keimamatan
yang secara tak bercela melaksanakan instruksi (firman) terkait kurban penebus
salah sebagaimana pada kitab Imamat 5:17-19, sehingga penebusan salah tak perlu
berulang-ulang. Mengapa perlu Anak menjadi manusia? Ini terkait bagaimana apa
yang disabdakan Allah harus genap
sebagaimana Ia bersabda. Jadi kalau Ia sedari awal menetapkan penebusan
dari kuasa dosa hanya oleh imam besar di kemah kedua atau ruang maha kudus di
hadirat Allah secara langsung, maka dengan Anak menjadi manusia, maka Anak
Allah itu saat di dunia menggenapkan firman itu secara utuh tanpa semacam
sandiwara.
Karena Itu
Yesus Bukan Malaikat
Dikatakan
demikian, karena isunya tidak sebatas bahwa Anak Allah menjadi manusia itu
dapat juga bermakna malaikat menjadi
manusia sebab malaikat juga disebut juga anak-anak Allah: Ayub 6:1,2:1,38:7.
Isunya adalah siapakah yang mampu menggenapi sabda Allah secara tak bercela selain
Allah sendiri?
Andaikata
Anak Allah di sini adalah malaikat, maka benar sekali Yesus berpotensi untuk
jatuh ke dalam dosa, tetapi Surat Ibrani telah menyatakan bahwa hakekat atau
substansi Yesus Kristus itu walau dapat dibedakan tetapi tidak memiliki
perbedaan, atau bahkan tak bisa dikatakan sejenis dari dua makhluk terpisah,
bukan seperti itu. Surat Ibrani sejak awal telah menjaga hal ini secara amat
berhati-hati, bahwa Yesus bukan Bapa tetapi juga bukan dua pribadi berentitas
tersendiri seperti dua pribadi dengan dua individualitas terpisah baik sedikit
atau total, tetapi begini:
Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud
Allah- Ibrani 1:3
Kemuliaan
malaikat bahkan tak dapat mendekati Allah sehingga ia adalah cahaya kemuliaan
Allah; malaikat bahkan mustahil gambar wujud Allah yang tak dapat dilihat dan
tak dapat didengar suaranya.
Berpijak
pada Ibrani 1:3, mari kita melihat penjelasan Yesus siapakah dirinya dan
relasinya dengan Allah, Bapa:
"Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak.- Yohanes 5:19
Tadi
saya katakan bahwa Bapa dan Anak berbeda tetapi bukan 2 entitas yang
individualistis sebagaimana pribadi dalam konsepsi moderen kini, termasuk dalam
psikologi. Ini juga bukan sebuah keharmonisan dan semacam kekompakan dua yang
berbeda untuk mewujudkan sebuah tujuan, tetapi sebuah kesatuan yang tak bisa
dicari satu kemungkinan seperti apapun untuk menemukan dan melihat satu saja
kemungkinan bahwa sebetulnya Bapa dan Anak adalah 2 yang berbeda secara total
sehingga sebetulnya Yesus benar-benar terpisah dari Bapa setelah diutus atau
keluar dari Bapa. Ketika Yesus berkata: sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak, pada dasarnya ini semua adalalah pekerjaan Allah yang
hanya Allah saja mampu melakukannya. Coba perhatikan ini:
▬
membangkitkan
orang-orang mati dan menghidupkannya (Yohanes 5:21)
▬Bapa
tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu
seluruhnya kepada Anak (Yohanes 5:22)
▬supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa (Yohanes
5:23)
▬barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut
ke dalam hidup. (Yohanes 5:24)
▬orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup
(Yohanes 5:25)
▬seperti
Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak
mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri (Yohanes 5:26)
Yesus menegaskan bahwa ia bukan salah satu
malaikat dalam cara apapun juga, sebab ia tegas berkata: Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah
Anak Manusia- Yohanes 5:27.
Sementara
ada gereja-gereja mengajarkan Yesus adalah saudara malaikat jatuh Lucifer (Satan-
yang sebetulnya Lucifer adalah satan adalah sebuah kekeliruan sebab ayat dan
konteks yang diacukan untuk mengajarkan Lucifer adalah proper name untuk satan
adalah keliru dan lemah,) Yesus menyatakan sebaliknya dalam sebuah kesaksian
diri yang dimeteraikannya:
Kalau
Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
ada yang lain yang
bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang
Aku adalah benar.- Yohanes 5:31-32
Kita
harus menyadari dengan penuh kerendahan diri dan tidak menjadi para pendeta
arogan dan pongah dengan tetap bersikukuh mengajarkan di masa advent kedua ini
bahwa Yesus adalah malaikat-saudara Lucifer, dan karena itu diajarkan oleh para
pendeta bahwa tujuan kedatangannya
adalah menjadi model ketaatan dan keteladanan pada Allah bagi manusia agar mau
menjadi corpus delicti untuk menjadi barang bukti yang membuktikan Lucifer
(maksudnya Satan) bersalah-sebab hingga kini Allah tak memiliki barang bukti
kalau iblis itu layak dihukum. Yesus sendiri tegas menyatakan bahwa Ia adalah
sebagaimana Ia nyatakan dan ajarkan bukan sebagaimana ajaran-ajaran para
pendeta tersebut:
Tetapi
Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes,
yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku
melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang
memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.-Yohanes 5:36
Bapa
yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah
mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,-Yohanes 5:37
Kalau
anda saat ini lebih yakin kalau Yesus adalah malaikat saudaranya si Lucifer
yang sebetulnya berpotensi dosa sehingga pada hakekatnya tidak sekudus dipikir
Yesus (sehingga ajaran dan para pengajar ini lebih tahu daripada Yesus, dengan
kata lain ini adalah para pendeta kurang ajar menyelewengkan ajaran Kitab
Suci), maka pertanyaan saya kepada para pendeta yang sedang membawa jemaatnya
kedalam NATAL HITAM, kepada Yesus yang manakah anda sedang hantarkan jemaatmu?
Apakah anda masih bisa memastikan bahwa anda tidak membawa jemaatmu kedalam
situasi maut seperti ini:
Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.- Yohanes 5:39-40
Kalau
Yesus hanyalah seorang teladan bagimu untuk menjadi corpus delicti dengan
terlebih dahulu mendudukan Yesus hanya kelas malaikat-agar ajaranmu rasional
nampaknya-, maka tentu saja pada malam natal
nanti, perayaanmu bukan untuk memberitakan kebenaran bahwa telah datang Juruselamat
dunia untuk memberikan hidup bagimu.
Surat
Ibrani begitu benderang menyatakan bahwa kelahiran Yesus bukan malaikat yang
mengambil rupa manusia. Perhatikan ini:
Karena
kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan:
"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan
"Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"- Ibrani 1:5
Para
malaikat tahu bahwa Yesus bukanlah kelas malaikat tetapi Yang Mahamulia,
sehingga sebagaimana Bapa harus dihormati oleh segenap penghuni sorga maka
demikian Anak:
Dan
ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua
malaikat Allah harus menyembah Dia."-Ibrani 1:6
Para
malaikat adalah pelayan-pelayan Kristus atau menyembah-Nya sebagaimana terhadap
Bapa:
Dan
tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya
menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."- Ibrani 1:7
Siapakah
Dia yang lahir itu? Malaikat atau Anak Allah yang memerintah sebagaimana hanya
Allah yang berkuasa memerintah? Perhatikan ini:
Tetapi
tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan
selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai
keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi
Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman
sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan,
Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya
itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang
seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti
persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu
tidak berkesudahan." Dan
kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata:
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?"- Ibrani 1:8-13
Ia
bukan Allah kelas dua disamping Allah. Hati-hati! Jika ini yang diajarkan
pendetamu maka anda sedang mengajarkan keduaan Allah dengan mengintroduksikan
Allah kelas utama (Bapa) dan Allah kelas kedua (Anak). Kita memang akan melihat
secara nyata sebuah tatanan yang memerintah dan yang menggenapi yaitu Bapa dan
Anak, namun konteksnya harus dijelaskan dalam kebenaran ini:
Sebab bukan kepada malaikat-malaikat
telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Ada orang
yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan
kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah
kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada
suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini
belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya.- Ibrani
2:5-8
Komparasi
Kristus dalam Ibrani bukan saja terhadap Malaikat, tetapi kepada Musa, Keimatan
Harun, Kurban pada ketentuan perjanjian lama.Ini semua harus dilihat secara
utuh mengapa ditemukan Yesus dibandingkan dengan malaikat.Pembandingan dengan
malaikat, maka kita akan melihat Yesus yang kehilangan kemuliaannya sehingga
sukar untuk melihat ia diperbandingkan dengan Allah sendiri—karena itu dalam
injil hanya Yesus yang menarik relasi langsung dengan Bapa dalam sebuah
kemuliaan yang bukan identik tetapi memang demikian adanya:
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku. Segala
sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku
punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 17:13-15
Anda
sedang melihat relasi Roh Kudus-Bapa dan Anak, relasi yang tak mungkin
dilakukan malaikat. Sementara Yesus berkata demikian ada konsekuensi yang harus
dijalaninya dalam ketaatan ilahi (sebab ini tipe ketaatan sehubungan dengan “Ia
berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu
ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua
yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan
kitab Mazmur."- Lukas 24:44) sehingga sekalipun taat kosa kata manusia,
namun dalam hal ini satu-satunya yang memiliki kuasa (jadi bukan soal punya
determinasi atau kegigihan berjuang manusiawi-sebab ini bukan kelas manusia)
untuk melakukan ketaatan yang dibutuhkan bukan saja di bumi saat ia di dunia
tetapi sementara ia menanti saatnya datang kembali ke dunia ini:
Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.- Matius 5:17-18
Karena
itulah ia perlu mengalami dan menjalani realitas ini: Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah
dari pada, jadi ia masuk kedalam dimensi manusia menjadi manusia yang mampu
turut merasakan kelemahan dan keputusasaan tetapi mengapa ia tak memiliki
potensi dosa, itu hanya dapat ditemukan dalam statement Yesus: satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Jika Yesus berdusta
atau anda meragukan sehingga mengangkat premis: Yesus berpotensi untuk berdosa
tetapi sukses hingga mati, maka anda sebetulnya entah Kristen atau seorang
penipu. Saya katakan penipu sebab Yesus sama sekali tak pernah bersabda bahwa
Ia datang sehubungan Allah punya problem dengan Satan; para rasul pun tidak
pernah mengajarkan, bahkan nabi Musa sekalipun tidak. Maka pertanyaan saya:
sebetulnya siapakah nabimu? Siapakah rasul-rasulmu? Apakah kitab sucimu? Dan apakah
kamu sedang tidak munafik merayakan natal? Atau sedang akan merayakan natal
hitam? Hati-hati, jangan mengucapkan nama Tuhan dan kebenaran sabdanya dengan
sembarangan hingga melawan bukan saja Anak, tetapi Roh Kudus di dunia ini.
Jadi
kalau ditanya, lalu apa yang ditunggu oleh Yesus sehingga tidak datang juga
untuk kedua kalinya, hingga kini? Atau apakah yang mungkin menunda Allah
membinasakan iblis?Apakah terkait corpus delicti yang belum genap bilangannya?
Jawabnya jelas bukan itu sama sekali, tetapi semata-mata karena waktunya ada
secara pasti ditetapkan dan itulah yang akan dinantikan Anak untuk satu tujuan definitif:
segala
sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan
segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak
takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu
telah ditaklukkan kepada-Nya.- Ibrani 2:8
Penutup:
Natal
bukan merayakan hari ulang tahun Yesus. Bukan itu! Sebab Ia adalah kekal
sebagaimana Allah dan tak bermula sebagaimana Allah tak bermula:
Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah.- Yohanes 1:1
Dan
bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?- Yohanes 6:62
Perayaan
natal ada karena Yesus ada dihadirkan sebagai manusia di dunia ini oleh Allah:
Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban
bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.- Ibrani 10:5-6
Di
atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Ibrani 10:8
Dan
karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Selanjutnya setiap imam melakukan
tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang
sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah
mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan
saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh
satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia
kuduskan. Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi
kesaksian kepada kita,- Ibrani 10:10-15
Karena
itu tak ada hubungannya dengan corpus delicti, sehingga ajaran menjadi corpus
delicti atau menjadi barang bukti yang membantu Bapa membuktikan Iblis salah
adalah sebuah pembodohan dan jerat yang menahanmu berjumpa dengan
Juruselamatmu. Jelas saya dan anda harus menjadi terang dan harus hidup dalam
kebenaran sebagai sebuah keniscayaan tebusan Kristus, tetapi itu semua oleh
kuasa Roh Kudus yang menolong saya dan anda mengerjakan keselamatan (yang sudah
diterima sempurna), agar apa? Agar saya dan anda berbuah untuk memuliakan Bapa di hadapan manusia di bumi ini saat ini juga. Sebab tak ada
kehidupan diciptakan tanpa sebuah karya, satupun juga, untuk memuliakan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Solus
Christus
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment