F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)



 Meninjau  Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono

(serial menyambut Natal: Pengantar)


Sederhananya ketika kita membaca  Yohanes 1:14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,” ini dinyatakan sebagai inkarnasi. Harus diketahui bahwa kata inkarnasi tidak terdapat di dalam Alkitab. Kata inkarnasi berasal dari  kata latin in dan caro (daging), bermakna clothed in flesh atau berbalutkan tubuh daging, tindakan mengenakan tubuh daging. Satu-satunya penggunaannya dalam theologia hanya untuk merujukan pada kebelaskasihan ilahi Allah, tindakan penuh kerelaan Anak Allah dalam Ia mengenakan sebuah tubuh manusia. Dalam  doktrin Kristen, inkarnasi secara ringkas dinyatakan bahwa  Yesus Kristus, Anak Allah kekal, telah menjadi seorang manusia. Ini adalah salah satu peristiwa agung yang terjadi dalam sejarah semesta. Peristiwa tanpa tanding. (Prof. Lehman Strauss, LittD, Why God Became Man, Bible.org).

Yohanes 1:14 sendiri dalam bagian Perjanjian Baru telah diperingatkan dan dinyatakan sebagai sebuah peristiwa yang tak dapat begitu saja dipahami dan dijelaskan dari sudut pandang dan common sense atau akal sehat manusia. Jika kita merujuk pada rasul Paulus maka kita akan mendapatkan sebuah catatan yang begitu menunjukan bahwa apa yang disebut sebagai inkarnasi tidak memiliki patron yang bagaimanapun bagi manusia untuk memahaminya:

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."- 1 Timotius 3:16

Ketika rasul Paulus menyatakan agunglah rahasia ibadah kita, maksud rahasia di sini bukan bermaksud sebuah kemisterian  yang esoteris atau terbatas pada kalangan tertentu/tertutup yang berbasiskan pada apapun juga yang mungkin untuk dilakukan manusia untuk membangun pengertian, pemahaman dan ajaran berdasarkan koginisi dan spiritualisme manusia yang berjuang memahami Yesus, tetapi terkait  dengan “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.” Dan sebetulnya kosa kata inkarnasi itu sendiri bukan basis atau dasar untuk memahami Yohanes 1:14 itu sendiri sebab Ia sesungguhnya dalam menjadi manusia lebih besar dari sekedar menjadi manusia sebagaimana rasul Paulus menyatakannya: “diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat.”

Kalau  ditanyakan soal inkarnasi dan kemanusiaan manusia Yesus dalam relasinya terhadap Ia sebelum mengambil rupa manusia- apakah ia tetap dalam keagungan yang sama secara divinitas, maka jawab rasul Paulus tidak ada perubahan kedivinitasan malah dinyatakan bahwa Ia begitu penting untuk menampakan dirinya dalam rupa manusia kepada malaikat-malaikat, walau Ia menjadi manusia bukan untuk menebus malaikat-malaikat. Ini sendiri memang dapat kita saksikan dalam injil-injil bahwa ia memiliki relasi yang begitu istimewa terhadap malaikat-malaikat:

0 NEOTHEISME(3- Selesai)

Oleh: Dr. Norman Geisler


Sebelumnya: Neotheisme (2)
Menggoyahkan Keyakinan dalam Janji-Janji Allah
Salah satu konsekuensi praktikal menjadikan semua prediksi atau nubuat sebagai kondisional atau  bersyarat adalah menggoyahkan keyakinan pada  firman Tuhan. Jika kita tidak dapat menjadi pasti bahwa bahkan Tuhan bisa memenuhi perkataannya sendiri, maka ini menggoyahkan keyakinan kita akan kesetiaan-Nya. Namun demikian, alkitab  menyatakan bahwa kita dapat menerima firman Tuhan tanpa bersyarat. Kadang hal ini dinyatakan secara gamblang dalam konteks memastikan bahwa Ia mengetahui “kesudahan sejak permulaan” (Yesaya 46:10). Dalam konteks ini, Paulus menulis, “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."(2Tim 2:13). Kembali, ia mengingatkan kita bahwa “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” (Rom 11:29). Sebab itulah, dengan memperhatikan dua janji-janji tak bersyarat ini,” Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.” (Roma 9:16).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9