F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 BNN News: Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Sejak Dini


Badan Narkotika Nasional
Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang, Jakarta Timur Indonesia
Phone : (021) 80880011 . SMS/Whatsapp : 081-221-675-675
www.bnn.go.id
Twitter : @INFOBNN - @BNNNewsTV Instagram : lensa_bnn

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (8)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 7
(4)Segala Sesuatu. Ketika Yesus menjelaskan dirinya dan relasinya kepada Allah, maka dirinya akan berada pada posisi yang tidak bisa dijelaskan bahwa ia belaka nabi, guru, raja, imam, dan seorang anak manusia… tanpa mempertimbangkan secara substansial bahwa ia pada saat yang sama memiliki kehakekatan sesubstansi Bapa…yang bahkan harus memaksa siapapun mengecamnya sebagai seorang penghujat. Ketika Yesus menggagaskan kata segala sesuatu maka kapasitasnya (maksudnya kedalaman, ketinggian dan keluasannya) menjadi infinite dalam ia adalah manusia. Coba kita perhatikan ini:

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.- Matius 11:27

Pernyataan di atas kemegahannya dan infinitas tidak terletak semata pada kata “semua” dan “diserahkan”, karena jika demikian bisa saja orang tergoda untuk memberikan semacam penjelasan bahwa kemegahan dan infinitasnya adalah sebuah subordinasi. Jadi walaupun ia mulia namun subordinat. Tetapi itu semua serta merta gugur kala Yesus menunjukan bahwa “diserahkan” disini bukanlah sebuah subordinasi bersifat kelas tetapi relasi kemuliaan diri Yesus yang sedang begitu diagungkan oleh Bapa karena itulah keagungan diri-Nya sendiri. Coba perhatikan ini: tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Kalau kita batasi pada relasi keduanya saja, maka mengenal baik Bapa dan Anak adalah sebuah kemuliaan yang bukan saja sama tetapi tak bisa dirobek atau didivisikan seolah ada semacam kehakekatan yang divisional pada keduanya. Coba sorot pernyataan ini: tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa? Sesukar dan sejauh apakah sehingga Sang Firman yang menjadi manusia hanya mungkin dikenali oleh Bapa? Tetapi memang itulah yang terjadi sebagai sebuah eksistensi sang Kristus:…dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Kita sedang melihat Dia yang sangat dekat tetapi tidak mungkin dikenali oleh manusia tepat sebagaimana tidak ada yang dapat melihat dan mendengar Bapa, selain Yesus: dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Kita tidak melihat ini adalah soal subordinasi tetapi kesehakekatan Anak terhadap Bapa dalam Anak adalah manusia sejati.

Segala sesuatu,dengan demikian, hendak menunjukan sebuah kesehakekatan yang berlangsung dalam diri Anak Manusia Sang Mesias dengan Bapa. Anak Manusia bukanlah sebuah bentuk keilahian ciptaan dan bukanlah keilahian inferior, tetapi absolut dan totalitas sebangun tanpa sedikitpun sebuah kemelesetan. Bahkan terkait ini, kita malah akan mendengarkan sebuah ketakjuban pada wujud dari kesehakekatannya, sebab apa yang akan dikatakan akan menunjukan ketakmungkinan untuk dilakukan oleh keilahian yang inferior terhadap Bapa selain harus sebuah kesehakekatan dalam siapakah Ia. Coba perhatikan ini:

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (7)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 6
Sebuah Catatan Kecil
Saya ingin memberikan satu catatan penting lebih dulu pada bagian ini, sebelum saya meneruskan serial ini. Apa yang diperlihatkan oleh Yesus Sang Mesias, sekali lagi harus senantiasa dicamkan,bukanlah kemuliaan yang diharapkan seharusnya diperlihat. Sebaliknya walau itu adalah milik kehakekatannya, orang-orang tak akan mendapatkan semacam kegemilangan mesianik yang didambakan. Pernah hal ini hendak dikejar untuk direbut bahkan, tetapi bagaimanapun jitunya momentum yang terjadi serta bagaimanapun kuatnya bukti visual telah bersaksi bagi jiwa mereka, tetap saja mereka tak akan menemukan penggenapan lahiriah dambaan, sebab inilah yang terjadi:

Yohanes 6:14-15Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Nabi Yesaya sendiri pernah mendeklarasikan nubuat-nubuat penting yang juga menjadi dasar bagi orang-orang Israel untuk mengenalinya:

Yesaya 52:7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"

Yesaya 52:13Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.

Sebagai seorang mesias yang gilang gemilang pada kesudahannya. Coba kita memperhatikan ini: Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan,juga yang ini “Allahmu itu Raja.” Jika demikian mengapa Yesus menyingkir ke gunung untuk menjauhkan diri dari mereka, sementara hati orang banyak tersebut sudah begitu diteguhkan oleh kesaksian divinitasnya sendiri secara kasat mata dan bahkan setelahnya pun tetap ada semacam monumen yang bersaksi lebih kuat daripada kata-kata itu sendiri, yatu:

Yohanes 6:12-13 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9