Benarkah
Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi
Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari
konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh:
Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu: Bagian 5
Apa yang tersukar
pada diri Yesus dalam pandangan orang banyak adalah peangsosiasian diri-Nya
olehnya sendiri terhadap Bapa, bukanlah sebuah
relasi asosiatif belaka atau bukan relasi yang belaka memiliki hubungan
bersifat eksklusif atau bahkan tidak mungkin untuk semata dikatakan sebuah
hubungan yang begitu kudus. Perhatikan berikut ini:
(3)Yohanes
5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia
melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak.
Kesukaran
terutama pada kesaksian mengenai dirinya sendiri adalah kalah dirinya dan
Bapanya adalah dua pribadi yang tak mungkin memiliki dua hakekat yang berbeda,
sebaliknya sehakekat sehingga apapun yang Bapa kerjakan maka demikian juga
Anak. Jadi bilamana di Sorga Bapa berkehendak mengerjakan segala sesuatu yang
telah dipikirkan, dirancang, dikehendakinya untuk terjadi dalam ruang, waktu
dan materi, maka Anak mengerjakan-Nya. Dalam kesempatan lain, Yesus berkata
begini: “Sebab Aku berkata-kata bukan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus
Aku katakan dan Aku sampaikan Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup
yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang
difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yohanes 12:49-50), dalam sabdanya
ini, ia secara terbuka menyingkapkan bahwa kedudukan dirinya sebagai orang yang
diutus Bapa tidak terbingkai dalam makna seorang yang lebih rendah mewakili dia
yang lebih mulia dan tinggi, karena tak mungkin seorang utusan memiliki
kemuliaan dan keagungan yang sehakekat terhadap Sang Pengutus: “dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku
telah datang ke dalam dunia sebagai
terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam
kegelapan. Dan
jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak
menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang
akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. (Yoh 12:45-48).
Ia
adalah utusan yang adalah Raja yang bertitah dengan sebuah konsekuensi fatal
bilamana menolak dirinya dan tidak menerima perkataannya, yaitu akan dihakimi
oleh firman yang telah dikatakan-Nya. Ini menjelaskan bahwa dia yang diutus dan
dia yang mengutus adalah satu pemerintahan yang sehakekat dengan sebuah tatanan
yang membuat pemerintahan kehendak Allah di sorga telah berlangsung secara
begitu sempurna dan berdaulat penuh dalam pemerintahan sabda dan pekerjaan Anak
di bumi. Ia pada saat yang sama juga berkata bukan datang sebagai yang
menghakimi tetapi untuk menyelamatkan; ia ada berdiri diantara kegelapan dunia
dan penghakiman Allah yang bertakhta dalam sabdanya sendiri, Ia adalah pendamai
sebagai seorang Imam Agung Allah di muka bumi ini.
Kitab
Zakharia, terkait mesias yang raja dan sekaligus imam menuliskan nubuat simbolik yang amat megah bagi segenap manusia segala bangsa:
Zakharia
3:8 Dengarkanlah,
hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu--sungguh
kamu merupakan suatu lambang.
Sebab, sesungguhnya Aku akan
mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang
Tunas.
Zakharia
6:12-13 katakanlah
kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya
dan ia akan mendirikan bait TUHAN.
Dialah
yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya.
Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.
Keimamatan
dan kerajaan sekaligus dalam bait TUHAN dimana damai hanya akan datang dari-Nya
merupakan sebuah kuasa kombinatif yang hanya mungkin melekat pada satu-satunya
mesias.
Mesias
semacam inilah yang telah masuk ke dalam dunia dan telah menunjukan bahwa
Dialah satu-satunya Mesias itu, Mesias yang telah dinanti-nantikan itu:
Matius
21:1-6 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di
Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan
pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan
segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya.
Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan
jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera
mengembalikannya." Hal
itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
Katakanlah
kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan
mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Maka
pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada
mereka.
Nabi
yang dimaksudkan dalam “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi”
adalah nabi Zakharia: Bersorak-soraklah
dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem!
Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan
mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.(Zakharia 9:9).
Sang firman turun
menjadi manusia, sementara di satu sisi memang dikatakan sebagai Allah yang
secara spektakuler membumikan dirinya dalam sebuah cara yang begitu rendah
sehingga dapat diraba, dilihat dan didengar sebagaimana rasul Yohanes secara
begitu tajam menarik keluar pengalaman pribadinya dalam berinteraksi dengan
Sang Firman yang menjadi manusia dan menyimpannya dalam tatanan kata-kata
sangat penting dalam cara sedemikian rupa, sehingga menguntaikan memori-memori
kudus yang dapat disentuh dan diraba oleh panca indera manusia yang membacanya atau mendengarnya, dimulai oleh
mata dan atau telinga dan diuntaikan kembali oleh mulut untuk dicerna oleh otak sehingga teranglah jiwa manusia dalam kehendak Sang
Firman yang telah menjadi manusia:” Apa
yang telah ada sejak semula, yang telah kami
dengar, yang telah kami lihat
dengan mata kami, yang telah kami
saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup
itu telah dinyatakan, dan kami telah
melihatnya dan sekarang kami
bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang
telah dinyatakan kepada kami. Apa yang
telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu
juga, supaya kamupun beroleh persekutuan
dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Dan semuanya ini kami
tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
(1Yohanes 1:1-4), tetapi di saat yang sama dirinya adalah diri yang tak dapat
didekati oleh kehendak manusiawi setiap manusia yang tak memiliki persekutuan
dengan Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Mari kita lihat apa yang terjadi setelah Ia
memasuki Sion dengan sambutan yang begitu gemilang:
Matius
21:12-14 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua
orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar
uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada
mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah
orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan
mereka disembuhkan-Nya.
Yesus sang Mesias
baru saja membongkar Bait Allah yang cemar dengan tangannya sendiri dalam cara
yang menghancurkan tatanan-tatanannya, dan segera setelah itu Ia membangun
sebuah Bait yang baru dan mentahbiskannya sendiri dengan menarik turun dari
Hadirat Bapa-Nya segenap kekudusan dan kemuliaan-Nya sehingga inilah yang
terjadi dalam Bait Allah yang baru saja dibongkar dan dibangunnya kembali: “Maka
datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah
itu dan mereka disembuhkan-Nya”. Bait TUHAN yang dibangunnya adalah
dirinya sendiri dimana pemerintahannya dan keimamatannya ditegakannya. Ini
adalah Bait TUHAN yang tak mungkin dimanipulasi anti-kristus:
Matius
24:15 Jadi
apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman
yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya—
Sehingga Bait TUHAN
di sini, harus dikatakan, adalah Sang Mesias itu sendiri. Itu sebabnya Epistel
atau Surat Kepada Orang-Orang Ibrani ada menuliskan hal sangat penting terkait
siapakah Sang Firman yang telah menjadi manusia terkait Hukum dan Bait Tuhan
sebagai pusat ibadah:
Ibrani
10:5-8 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan
persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh
bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan
kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Di atas Ia berkata: "Korban dan
persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut
hukum Taurat--.
Yesus Sang Mesias
memang mengakhiri Bait TUHAN sebagai pusat Ibadat dan sebagai pusat kedatangan
hadirat Tuhan dalam sebuah cara yang begitu keras dan vulgar dengan satu maksud
memang hendak mengakhiri dan menunjukan bahwa dirinyalah Bait Tuhan itu sendiri:
Yohanes
2:14-15 Dalam
Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan
penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk
dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba
dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja
mereka dibalikkan-Nya.
Kesengitan, kemurkaan
dan kegelisahan yang tak pernah dibayangkan apalagi terbayangkan untuk
direnungkan mungkin dilakukan oleh ia yang memiliki jadwal begitu ketat di bait-bait
suci mengajar, melakukan hal yang paling nista bagi seorang yang dibesarkan
menurut hukum Taurat. Tetapi wibawa Kristus dan tanda-tanda yang menyertainya
terlalu besar untuk merajamnya di tempat begitu saja, selain sebuah pertanyaan
tajam baginya:
Yohanes
2:18 Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan
kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Ini adalah pertanyaan
yang bagaimanapun jawabannya tidak akan pernah merupakan jawaban, tak peduli
senormatif dan bagaimanapun cerdasnya argumen yang hendak diajukan, tak mungkin
membenarkan tindakan yang begitu barbarik dalam takaran dunia etika dunia ini yang tak mungkin mengenali kecemaran, kepalsuan dalam jubah kemilau religiositas, apalagi dosa. Dan
jawaban Yesus melampaui dunia manusia semulia apapun, jawaban Yesus malah
mendudukan dirinya adalah pusat ibadat yang memiliki kuasa memulihkan,
membangkitkan dan membenarkan. Dalam bait TUHAN buatannya, ada kuasa yang
mengatasi ketakberdayaan manusia untuk tak sedetik saja kehilangan pusat ibadat
dan melampaui ketakberdayaan mereka untuk senantiasa dekat dengan-Nya lengkap
dengan segenap kemuliaan-Nya. Perhatikan jawaban Yesus ini: Jawab
Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali." (Yohanes 12:9).
Jawaban Yesus ini,
sungguh mencemaskan. Jawaban Yesus bagi mereka adalah ancaman bagi ibadat
mereka kepada TUHAN dalam jangka waktu yang begitu panjang. Mengancam setiap
ketetapan ibadat mereka berdasarkan hukum Taurat. Itu sebabnya waktu menjadi
pusat kecemasan mereka: Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun
orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
(Yohanes 2:20).
Bagaimana Yesus
adalah Sang Firman menjadi manusia adalah tetap memiliki kesehakekatan dengan
Bapa tanpa sebuah kebelangan tersamar sekalipun, memang menjadi hal yang
senantiasa perburuan manusia sejak dulunya untuk dibuktikan, sayangnya
senantiasa gagal. Pertanyaan semacam ini: "Empat puluh
enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam
tiga hari?" adalah satu diantaranya. Bahkan para muridnya: Kemudian,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh
murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah
akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus (Yohanes
2:22).
Sebab apa yang
dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak merupakan eksistensi kekekalan Yesus
yang tak pernah stop satu momen pun selama di bumi, itu begitu mencengangkan
dan begitu membahayakan untuk begitu saja diperlihatkan melampui tubuhnya
dihadapan manusia:
Yohanes
6:61-62”… "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak
Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Bersambung
ke Bagian7
Soli
Deo Gloria
Solus
Christus
No comments:
Post a Comment