Atribut-Atribut Kedaulatan Pemerintahan Tuhan :
Otoritas
A.Konsep Otoritas Ilahi
1.Tuhan
memiliki hak untuk mengendali semua hal, hak untuk dipatuhi
2.Kendali didasarkan pada kepemilikan atas semua hal
Ulangan 10:14 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang
empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan
segala isinya;
Ayub 41:11 Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan
tetap selamat? Apa yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku.
Mazmur 24:1-4 Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi
serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang
mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai. Siapakah
yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya
yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak
menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Yesaya 45:9-11 Celakalah orang yang berbantah dengan
Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata
kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah
dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!" Celakalah orang yang berkata
kepada ayahnya: "Apakah yang kauperanakkan?" dan kepada ibunya:
"Apakah yang kaulahirkan?" Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus,
Allah dan Pembentuk Israel: "Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku
mengenai anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat
tangan-Ku?
Matius 20:1-16 Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti
seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk
kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah
sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan
pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di
pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang
pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas
dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira
pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu
katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata
mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka:
Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada
mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai
dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah
mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima
masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu,
sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing
satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan
itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau
menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung
panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara,
aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat
sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang
yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan
milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku
murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."