Oleh : Charles H Spurgeon
[Bagian 1]... tetapi ketakutan telah mendesak diri mereka; dan oleh karena itulah mereka telah membangunkannya, mengucapkan kata-kata yang tidak ramah dan tidak kasih: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38)… Haruskah Dia dituding dengan tudingan yang tak berperasaan , bahwa Yesus membiarkan murid-murid-Nya yang setia binasa kala Dia memiliki kuasa untuk melepaskan mereka? Sayangnya kita juga telah melakukan kesalahan dengan melontarkan tudingan-tudingan semacam itu!
Kapal menerjang badai di Laut Bering Credit : NOAA |
II. Tetapi perhatikan disini, PERBEDAAN ANTARA SANG GURU DAN MURID-MURIDNYA; karena meskipun Yesus dalam sebuah ketenangan yang hebat, para murid ada dalam badai yang hebat. Disini kita melihat kegagalan para murid. Mereka seperti halnya kita, dan kita sering kali seperti halnya mereka.
Mereka telah memberikan jalan untuk takut. Merekat sangat takut kapal itu akan tenggelam, dan bahwa mereka semua akan binasa. Sehingga hal ini menghasilkan rasa takut, mereka telah melupakan alasan-alasan kokoh untuk berani yaitu yang sedang terbaring sangat dekat dengan mereka; karena, kebenarannya, mereka memang aman. Kristus ada turut dalam kapal, dan jika kapal ini tenggelam, Dia pun akan tenggelam bersama-sama dengan mereka.
Pelaut yang tidak mengenal Tuhan bersikap berani selama badai dimana Caesar ada dalam kapal yang diterpa angin
badai (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 27, ditambahkan oleh editor Anchor);
dan bukankah seharusnya para murid
merasa aman dengan Yesus yang ada
beserta mereka didalam kapal? Jangan takut, kamu membawa Yesus dan seluruh keberadaannya!
Yesus telah datang untuk melakukan
sebuah pekerjaan, dan murid-murid-Nya mungkin sudah tahu bahwa Dia tidak
akan mati dengan pekerjaan yang belum dituntaskan. Dapatkah mereka tidak
mempercayai Dia? Mereka telah melihat
Yesus melipatgandakan roti dan ikan, dan mengusir setan-setan, dan
menyembuhkan segala macam sakit-penyakit; tidak dapatkah mereka mempercayai
Yesus untuk menenangkan badai? Ketakpercayaan yang tak berdasar!
Beriman kepada Tuhan memang benar perlu bijak, tetapi meragukan Tuhan adalah irasional. Merupakan kebodohan dan absurditas yang sangat payah untuk mempertanyakan kasih yang maha kuasa.
Dan murid-murid menjadi begitu tidak bijaknya dengan apa yang mereka lakukan pada sang Guru yang sedang membutuhkan istirahat. Yesus sedang sangat keletihan, dangat membutuhkan tidur, tetapi mereka bergegas membangunkannya dalam cara yang agak kasar dan tak sopan. Mereka berupaya untuk tidak segera membangunkannya, tetapi ketakutan telah mendesak diri mereka; dan oleh karena itulah mereka telah membangunkannya, mengucapkan kata-kata yang tidak ramah dan tidak kasih: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38).
Malulah pada bibir-bibir yang menanyakan sebuah pertanyaan kasar! Tidakkah mereka merenungkan untuk mengecam hebat diri mereka sendiri? Yesus tidak pernah melemparkan kepada mereka perkataan-perkataan kasar semacam itu; dan; lebih jauh lagi, tidak terlihat dalam diri mereka untuk memangil Yesus “Guru,”dan kemudian memohon kepadanya, ”Engkau tidak peduli kalau kita binasa?”Haruskah Dia dituding dengan tudingan yang tak berperasaan , bahwa Yesus membiarkan murid-murid-Nya yang setia binasa kala Dia memiliki kuasa untuk melepaskan mereka? Sayangnya kita juga telah melakukan kesalahan dengan melontarkan tudingan-tudingan semacam itu!
Saya pikir, saya ada mengenal beberapa murid Kristus yang kelihatannya meragukan hikmat atau kasih Tuhan mereka. Mereka memang tidak benar-benar mengatakan bahwa Tuhan telah melakukan kesalahan, tetapi mereka mengatakan bahwa Tuhan telah bergerak dalam sebuah cara yang misterius; mereka tidak benar-benar mengeluh bahwa Tuhan tidak baik kepada mereka, tetapi mereka telah berbisik bahwa mereka tidak dapat menerima penyelesaian-penyelesaian-Nya dengan kasih-Nya yang tak terbatas. Oh…, Yesus telah bertahan dengan begitu banyak ketakpercayaan kita! Semoga gambaran ini menolong kita untuk melihat kelemahan-kelemahan kita, dan semoga Tuhan kekasih kita menyingkirkan kelemahan-kelemahan tersebut!
Bersambung ke Bagian 3 - selesai
Jesus Asleep On A Pillow | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment