Oleh : Charles H Spurgeon
Apapun yang terjadi, Dia telah menyerahkannya kedalam tangan sang Pemelihara agung; dan apakah lagi yang lebih dibutuhkan? Jika seorang penjaga telah ditempatkan untuk menjaga rumahku, jika aku tidak dapat mempercayai dia untuk menjaga?“Lemparkanlah bebanmu kepada Tuhan (Maz 55:22)…Disini, mari kita teladani Yesus. Milikilah keyakinan diri seperti anak kecil kepada Bapa yang agung. Yesus telah beristirahat di buritan kapal, memilih sebuah bantal, sepenuhnya membaringkan diri diatas bantal, dan tidur; dan sekalipun kapal itu dipenuhi dengan air, dan diombang-ambingkan sedemikian hebatnya. Yesus tetap tidur. Tidak ada yang dapat merusak damai pada jiwa yang tenang
Di buritan perahu itu, Yesus sedang tidur dengan kepala-Nya di atas bantal. Pengikut-pengikut-Nya membangunkan Dia. Mereka berkata, "Bapak Guru, apakah Bapak tidak peduli, kita celaka?" Yesus bangun, lalu membentak angin itu, dan berkata kepada danau, "Diam, tenanglah!" Angin pun reda, dan danau menjadi sangat tenang. –Markus 4:38-39
Yesus membawa murid-murid berserta-Nya naik kedalam sebuah kapal untuk mengajarkan sebuah pengajaran praktis. Adalah sebuah hal tersendiri untuk menyampaikan kepada orang-orang mengenai kesatuan kita dengan mereka (murid-murid), dan tentang bagaimana mereka seharusnya menjalankan iman mereka dalam saat yang berbahaya, dan mengenai keamanan mereka yang nyata dalam bahaya yang terlihat nyata, tetapi adalah hal lainnya lagi, dan hal yang jauh lebih baik, untuk turut masuk kedalam kapal bersama dengan mereka untuk merasakan teror badai dan kemudian bangun dan menghardik angin badai dan berkata kepada laut, “Damai, jadilah tenang.” Yesus telah memberikan semacam pelajaran Taman Kanak-Kanak kepada murid-murid-Nya, dan ini adalah sebuah khotbah dalam perbuatan, dimana kebenaran telah dibuat menjadi terlihat nyata dihadapan murid-murid. Pengajaran semacam ini telah menghasilkan sebuah efek yang mengagumkan terhadap kehidupan mereka.
Semoga kita mendapatkan pelajaran dari peristiwa ini!
Dalam teks kita ada dua ketenangan besar; pertama
adalah, ketenangan didalam hati sang Juru
selamat, dan kedua adalah, ketenangan yang telah Dia ciptakan dengan
sebuah kata kepada angin badai yang sedang mengguncangkan laut.
I. DIDALAM TUHAN TERDAPAT SEBUAH KETENANGAN BESAR,
dan itu sebabnya sebegitu cepatnya sebuah ketenangan besar meliputi Dia; karena
apa yang ada didalam Tuhan keluar dari Tuhan. Karena ada sebuah ketenangan
dalam Kristus untuk dirinya sendiri, ada sebuah
ketenangan yang mengikuti keluar untuk orang-orang lain. Betapa
menakjubkannya ketenangan yang ada
didalam diri Yesus! “ Dia ada dibagian belakang kapal, tertidur pulas diatas
sebuah bantal.”
Yesus memiliki kepercayaan sempurna kepada Tuhan, bahwa semuanya baik-baik saja. Ombak-ombak mungkin mengaum, angin-angin
mungkin mengamuk, tetapi Yesus sama
sekali tidak terusik ketenangannya oleh kedahsyatan ombak dan angin. Dia telah mengetahui bahwa perairan
tersebut ada didalam tangan Bapa-Nya,
dan setiap angin adalah hembusan udara
dari mulut Bapa-Nya (coba bandingkan-- untuk mendapatkan pedoman bahwa Bapa berkuasa atas apapun di dunia /alam semesta ini--dengan membaca Ayub 37:2-13, Maz 147:17-18, Maz 104:4, Ayub 38:1-7 dan juga sebaiknya keseluruhan 38 &39, Maz 33:6-9, Maz 24:1-2, Maz 89:11, Wahyu 4:11, Kolose 1:16, Maz 65:9-10, Maz 147: 7-9, Yeremia 10:13, Maz 104: 21-30, Matius 5:44-45, Matius 6:28-32, Matius 10:29-31, Amsal 8:22-31, Keluaran 19:16-20, Maz 97:1-6, Ulangan 11:10-12,Keluaran 15:3-12, Keluaran 23:28, Yosua 10:11-14, 2 Samuel 22:17-18, Kejadian 1:24-31, Matius 2:1-2 & 9-11, Yohanes 2:1-11, Lukas 19:39-40, Lukas 23:44-47, Matius 27:50-54, Yesaya 13:9-13, Yoel 2:30-32, Amos 8:7-9, Matius 24:29-31, Wahyu 6:12-13, Wahyu 8:12, Wahyu 21:1-22:5); dan dengan demikian
dia tidak terganggu; bukan itu , yang benar adalah Dia bahkan tidak memiliki sebuah pikiran untuk berhati-hati,
Dia merasa sedemikian nyamannya sama
seperti pada sebuah hari yang cerah.
Hati dan pikirannya merdeka dari setiap jenis
keberhati-hatian, karena itulah ditengah-tengah badai yang sedang
menggelora Dia secara sengaja membaringkan dirinya, dan telah tertidur pulas
seperti seorang anak yang keletihan.
Yesus pergi ke bagian belakang kapal,
tempat yang paling mungkin untuk mengalami luka yang parah; Yesus mengambil
sebuah bantal, dan menempatkannya dibawah
kepalanya, dan dengan niat yang kokoh dia merebahkan dirinya untuk
tidur. Ini adalah tindakannya sendiri dan
melakukan tindakan tidur dalam badai; Dia tidak memiliki hal apapun untuk membuatnya terjaga,
sedemikian murni dan sempurna kepercayaan-Nya kepada Bapa yang hebat. Betapa ini adalah sebuah contoh bagi
kita! Kita tidak memiliki setengah kepercayaan kepada Tuhan yang seharusnya kita miliki, bahkan tidak
yang terbaik dari diri kita. Tuhan berhak mendapatkan kepercayaan tanpa kekang
dari diri kita, kepercayaan kita yang
tanpa perlu Tanya, kebergantungan
kita yang tanpa bimbang. OH..., hal itulah
yang harus kita berlakukan kepada Dia
sebagaimana sang Juru selamat telah melakukannya!
Terdapat juga perpaduan iman-Nya kepada Bapa sebuah keyakinan yang manis dalam ke-Anakan-Nya. Yesus tidak
meragukan bahwa bahwa Dia adalah Anak dari Yang Maha Tinggi. Saya mungkin tidak
mempertanyakan kuasa Tuhan untuk membebaskanku, tetapi saya mungkin terkadang
mempertanyakan hakku untuk mengharapkan kelepasan; dan jika ini yang terjadi,
maka kenyamananku lenyap. Tuhan kita sudah lama telah
mendengarkan kata yang berbunyi,” Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat 3:17);” Yesus telah
sedemikian hidup dan berjalan bersama dengan Tuhan yang bersaksi dalam dirinya secara terus-menerus,
sehingga Dia tidak mempertanyakan kasih Bapa terhadap Dia sebagai Putera-Nya
sendiri.” Terguncang di buaian dalam
lambung kapal,” Bapa-Nya mengamati dirinya,--apa yang dapat dilakukan seorang anak selain
lebih baik pergi tidur dalam sebuah posisi yang bahagia? Dan seperti itulah
Dia. Yesus tidak memiliki keraguan apapun yang
semacam ini.
Anda dan saya, juga, menginginkan sebuah jaminan yang lebih penuh atas ke-anak-an kita jika
kita mau mendapatkan damai yang lebih
besar dari Tuhan. Iblis mengetahui hal ini, dan oleh karena itulah iblis akan datang
kepada kita dengan anjuran yang menghasut, “Jika engkau adalah anak Tuhan.”
Jika kita memiliki roh adopsi (diangkat
oleh Bapa menjadi anak Tuhan melalui Yesus Kristus : Efesus 1:5-6, Galatia 4:5-7, 1 Yohanes 3:2, Yohanes 1:12, Galatia 3:26, 1 Yohanes 3:1, Roma 8:14-19, Yohanes 1:13, Filipi 2:15, Ibrani 2:13 - Ibrani 2:16- Galatia 3:29,1 Yohanes 3:10, Ibrani 12:6, Ibrani 12:7, Ibrani 12:9, Galatia 4:4-5 -editor Anchor of Life Fellowship) dalam diri kita,
kita pasti akan seketika itu juga mengusir pendakwa itu, dengan memperhadapkan
Saksi yang ada didalam diri kita terhadap pertanyaan si Iblis yang datang dari
luar. Kemudian kita pasti dipenuhi dengan ketenangan besar, karena kita
memiliki keyakinan diri didalam Bapa kita, dan jaminan atas ke-anak-an kita.
Kemudian Dia memiliki sebuah cara yang manis— Yesus kita yang terberkati ini— menyerahkan semuanya kepada Tuhan . Dia tidak
menggunakan jam, Dia tidak
menjadi resah; tetapi dia pergi tidur. Apapun yang terjadi, Dia
telah menyerahkannya kedalam tangan
sang Pemelihara agung; dan apakah
lagi yang lebih dibutuhkan? Jika seorang penjaga telah ditempatkan untuk
menjaga rumahku, jika aku tidak dapat mempercayai dia untuk menjaga? “Lemparkanlah
bebanmu kepada Tuhan (Maz 55:22);” tetapi jika engkau telah
melakukannya, maka tinggalkanlah
semuanya itu pada Tuhan, dan jangan
pernah mencoba untuk membawanya sendiri.
Hal itu akan menjadi sebuah
olokan bagi Tuhan, memiliki nama Tuhan, tetapi dalam dunia nyata tidak memiliki
nama Tuhan. Letakanlah semua kuatir, bahkan seperti yang Yesus telah lakukan ketika dia dalam tenang
pergi ke bagian belakang kapal, dan diam-diam mengambil sebuah bantal dan tidur.
Tetapi aku--pikirku-- mendengar seseorang berkata, “Aku dapat melakukan hal itu jika semua hal sepenuhnya aku sendiri yang urus.”
Ya, berangkali kamu dapat;dan tetap saja kamu tidak dapat menyerahkan semua
bebanmu dalam merawat anak-anak. Tetapi Yesusmu telah mempercayakan kepada Bapa semua
orang yang mengasihinya ? Jika kapal itu karam, apakah yang akan terjadi pada
Petrus? Apakah yang dapat terjadi pada “murid yang Yesus kasihi”?
Yesus memperhitungkan dengan kasih sayang
yang
hebat atas smereka yang telah Dia pilih dan telah Dia panggil, dan yang telah ada bersama-sama dengan dia didalam
dalam pencobaan-Nya, namun demikian Dia begitu sangat yakinnya untuk
meninggalkan mereka semua didalam pemelihraan Bapa-Nya, dan pergi tidur.
Kamu menjawab,”Ya, tetapi masih ada
orang-orang pada lingkar yang lebih lebar lagi, melihat apa yang akan
terjadi padaku, dan kepada apa yang telah Yesus lakukan dimana aku terhubungkan. Saya berkewajiban untuk
menjaganya, apakah aku akan dapat
melakukanya atau tidak. “Jika itu masalahmu, maka, ini upaya yang lebih
besar daripada apa yang telah Yesus lakukan? Apakah kamu lupa bahwa “terdapat
juga bersama dengan Dia banyak
kapal-kapal kecil lainya”?
Ketika badai menghempas kapalmu, kapal-kapal kecil mereka bahkan lebih lagi dalam bahaya; dan
Yesus peduli dengan mereka semua. Namun
sekalipun demikian, Dia pergi tidur,
karena Dia telah menyerahkan mereka kedalam tangan pemeliharaan Bapa-Nya bahkan dalam pemeliharaan dan
perlindungan kemurahan dan simpati-Nya. Kita, saudara-saudaraku, yang jauh
lebih lemah daripada Yesus, pasti akan menemukan kekuatan dalam melakukan hal
yang sama.
Menyerahkan semua hal kepada Bapa-Nya, Yesus telah melakukan hal paling bijaksana yang mungkin. Dia telah melakukan tepat pada saat yang memang diperlukan. “Mengapa,” katamu, “Dia pergi tidur!” Itu adalah hal terbaik yang dapat Yesus lakukan; dan terkadang itu adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Kristus lelah dan letih, Yesus tidur, dan merupakan hal yang baik untuk tidur, Kerap kali ketika kita menjadi risau dan kuatir, kita mesti memuliakan Tuhan lebih jauh lagi daripada cuma tidur secara hurufiah. Memuliakan Tuhan dengan tidur tidak terlampau sulit sebagaimana beberapa mungkin pikirkan; setidaknya, bagi Yesus itu adalah alami.
Disini kamu kuatir, sedih, berbeban berat; dokter memberikan resep bagimu; obatnya tidak mendatangkan kesembuhan utuh, tetapi oh! Jika kamu masuk kedalam damai dengan Tuhan, dan pergi tidur, kamu akan bangun jauh lebih disegarkan yang dapat kamu
bayangkan daripada oleh obat apapun. Tidur yang
Tuhan berikan kepada kekasih-Nya benar-benar sejuk-menyegarkan. Carilah
itu sebagaimana Yesus telah mencarinya. Pergilah tidur, saudara, dan kamu lebih
baik mengimitasi Yesus daripada memberikan dirimu semangat yang buram; dan mengkuatirkan orang
lain.
Ada sebuah tidur rohani dimana kita harus meniru Yesus. Betapa sering saya
mengkuatirkan gerejaku dengan otakku yang buruk, sampai saya menyadari, dan
kemudian saya berkata kepada diriku,”Betapa bodohnya kamu ini! Tidak dapatkah
kamu bergantung pada Tuhan? Bukankah persoalan ini lebih merupakan sebuah hal
yang ada di tangan Tuhan daripada
dirimu?” Kemudian saya mengeluarkan beban dalam doa, dan meninggalkannya pada
Tuhan.
Saya katakan,”Di dalam nama Tuhan, hal ini tidak akan pernah mengkuatirkanku
lagi,” dan saya telah meletakan kecemasanku yang mendesak
pada Dia, dan mengakhirinya selama-lamanya. Saya dengan sepenuh hati
melepaskan banyak upaya untuk mengatasi
kekuatiran kedalam pemeliharaan Tuhan, kala setiap sahabatku berkata padaku,”
Bagaimana dengan itu dan ini?” Saya hanya menjawab,”Saya tidak tahu,dan saya
tidak lagi berupaya untuk mengetahuinya.”
Tidak pernah merupakan kesalahan besar dalam hal bagaimanapun dimana saya telah meletakannya didalam penjagaan Ilahi.
Tanganku yang diam telah merupakan kebijaksanaan.”Tetap tenang, dan memandang
keselamatan dari Tuhan,” adalah pedoman atau panduan Tuhan sendiri.
Disini mari kita teladani Yesus.
Milikilah keyakinan diri seperti anak kecil kepada Bapa yang agung, Yesus telah beristirahat di
buritan kapal, memilih sebuah bantal, sepenuhnya membaringkan diri diatas
bantal, dan tidur; dan sekalipun kapal itu dipenuhi dengan air, dan diombang-ambingkan sedemikian hebatnya. Yesus tetap tidur. Tidak ada yang
dapat merusak damai pada jiwa yang tenang.
Setiap awak kapal di geladak terlempar
sana sini, dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan situasi dan upaya mereka telah berada diujung pemahaman mereka untuk mengatasinya; tetapi Yesus tidak juga
pada ujung pemahamannya atau sampai kepada keputusan untuk mengatasi, tidak juga dia
terhuyung-huyung, karena Dia beristirahat dalam kepolosan yang sempurna, dan
kepercayaan diri yang tak terusik. Hatinya bahagia didalam Allah, dan oleh
karena itu Dia tetap tidur terbaring. Oh, adalah anugerah untuk bisa meniru
Dia!
Bersambung ke Bagian 2
Jesus Asleep On A Pillow | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment