F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kehidupan Orang Percaya. Show all posts
Showing posts with label Kehidupan Orang Percaya. Show all posts

0 Menyambut Masa Tua, Walau Kini Masih Muda, Sehat & Gagah (2 selesai)



Oleh:Robert Morgan

Menjadi Tua Penuh Kasih Karunia:
Usia Tua Kita Pada Dasarnya adalah Puncak atau Klimaks Penutup Menara yang Telah Kita Dirikan Sepanjang Kehidupan Kita
Twin Tower WTC Construction-wirednewyork

Seseorang pernah berkata begini,”Semakin anda menjadi lebih tua, semakin anda menjadi seperti tempat yang akan anda tuju.” Dr. Paul Tournier mengungkapnya dalam cara yang lebih lunak. “Karakteristik-karakteristik dasar individual akan meningkat dan menguat seiring usia,” ujarnya.

Usia tua kita pada dasarnya adalah puncak atau klimaks penutup menara yang telah kita dirikan sepanjang kehidupan kita. Menara Salomo telah cacat oleh kecerobohan rohani dan berkompromi. Salomo terlalu sibuk dengan emas dan perempuan-perempuannya untuk mampu memberikan perhatian kepada Tuhannya. Salomo telah mendapatkan seluruh dunia, dan kehilangan jiwanya. Andrew Bonar, seorang tokoh besar Kristen, kerap mengingat kata-kata ayahnya untuknya: Andrew! Berdoalah agar kita dapat senantiasa berpakaian baik hingga kesudahan!

0 Menyambut Masa Tua, Walau Kini Masih Muda, Sehat & Gagah (1)



Oleh:Robert Morgan

Menjadi Tua Penuh Kasih Karunia: Lubang-Lubang Di Sepanjang Jalan yang Dilalui
Takut akan TUHAN itu suci,
tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,
lebih indah dari pada emas,
bahkan dari pada banyak emas tua;
dan lebih manis dari pada madu,
bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu,
dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.- Mazmur 19:9-11

Menjadi tua penuh kasih karunia adalah tesis yang hendak menyatakan bahwa hari-hari terbaik orang Kristen adalah selalu atau senantiasa berada di hadapan- Nya. Tubuhku boleh saja menua, itu pasti, mengalami keausan dan kemerosotan, tetapi hanya untuk dibangkitkan pada satu hari yang sedang mendekat segera dalam kemuliaan. Sementara roh-roh kita bertumbuh semakin muda dan semakin  lebih kuat. 2Korintus 4:16 berkata bagi kita, “karena itu jangan kehilangan semangat. Walaupun secara tubuh fisik kita sedang semakin kehilangan daya dukung kehidupannya, namun tubuh rohani kita sedang diperbarui dari hari ke hari.” Dan Amsal4:18 berkata bagi kita “jalan orang benar berjalan seperti matahari terbit, semakin lebih cerah dan lebih cerah…” (TEV).

Mazmur 92 berkata “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.”

Dan dalam Yesaya 46, Tuhan berjanji “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”

Kita sedang diberikan contoh-contoh dalam Alkitab orang-orang yang tetap bersinar dan kokoh dalam usia-usia emas mereka, mendapati mereka dalam tahun-tahun paling akhir hidup mereka dalam keadaan yang paling produktif bagi kerajaan Allah. Kita memiliki teladan orang-orang seperti Kaleb dalam Perjanjian Lama; dan dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus yang memiliki hari-hari akhir kehidupannya telah didapati sebagai orang yang tak dapat ditindas, pekerja keras, meluangkan banyak sekali waktu untuk belajar, membaca dan menulis, dan bermurah hati. Tetapi ada satu nas mengenai menjadi tua dalam Alkitab yang kelihatannya melampaui semua yang lainnya. Saya telah menemukan satu bab dalam Alkitab yang menggambarkan proses menjadi tua dalam terminologi-terminologi yang sangat melankolik dan sangat mengerikan. Dengarkanlah cara Pengkhotbah12 menggambarkan proses menjadi  tua:

0 Orang-Orang Percaya Adalah Mahakarya Allah


Oleh: P.A.

Poeima- Karya Cipta Allah

Tahukah Anda?
Jika anda ada didalam Kristus oleh kasih karunia melalui iman: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (Efesus 2:8-9), tahukah anda apa yang Allah katakan mengenai anda dalam Efesus 2:10? Anda adalah “karya cipta”-Nya, “mahakarya” Allah, yang telah diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, yang telah Allah persiapkan sebelumnya sehingga kita sepatutnyalah berjalan di dalam pekerjaan-pekerjaan baik tersebut.’ Kata Yunani untuk karya cipta tangan adalah poiema yang memberikan kepada perbendaharaan kosa kata Inggris: poem dan poetry. Poeima bermakna “sesuatu yang telah dibuat” dan dalam konteks adalah sesuatu yang telah dibuat oleh Allah sendiri. Sebagai sebuah ciptaan baru yang telah diciptakan dalam cara yang penuh keahlian dan penuh dengan seni/keindahan dalam Kristus Yesus: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2Korintus 5:17), pernahkan anda merenungkan akan hidup barumu sebagai sebuah karya dari “penulis (poetry) ilahi?”

0 Penjelasan Yesus Mengenai Problem Dosa Pada Diri Manusia


Oleh: Martin Simamora

“Aku Berkata Kepadamu, Sesungguhnya Setiap Orang yang Berbuat Dosa, Adalah Hamba Dosa”
Kredit: Bible Yoda-Pinterest

Penjelasan Yesus Mengenai Problem Dosa
Pada umumnya orang akan memandang bahwa  berubah menjadi orang baik atau berubah menjadi orang yang meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, perubahan itu terletak pada dirinya sendiri apakah mau berubah atau tidak, sehingga problem dosa dalam penanggulangannya hanya membutuhkan perjuangan jiwa manusia untuk menaklukan dosa sebagai sebuah sentral penanggulangan dosa atau problem kejahatan. Dengan kata lain, menjadi orang baik dalam konteks meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang bersumber dari kemauan diri manusia tersebut akan menjadi semacam tindakan yang akan memproses jiwa untuk menjadi suci atau mulia. Pada pandangan ini, meletakan problem dosa, semata pada lingkup problem karakter atau moral yang sedang kelam atau hitam, sehingga untuk mengatasinya, manusia itu harus terlebih dahulu mengalami kesadaran diri atau pencerahan jiwa akan keadaannya yang jahat itu, agar mau melangkah dan berjuang menuju perubahan hingga menjadi berkarakter atau bermoral baik dan mulia. Jadi memang semata problem diri manusia yang bersumber pada diri manusia yang dapat dikuasai dan dikendalikan berdasarkan otoritas yang sesungguhnya ada di dalam diri manusia itu sendiri, asalkan ia mau bersungguh-sungguh memperjuangkan perubahan signifikan tersebut.

Tetapi pandangan ini menjadi sangat bertolak belakang kala diperhadapkan secara frontal dengan penjelasan Yesus mengenai problem dosa pada diri manusia. Ketika Yesus Kristus menjelaskannya, maka problem dosa dengan segala rupa/wujud dan modus operandinya, bagi-Nya bukan sebuah problem yang dapat begitu saja diatasi dan dikendalikan manusia, asalkan saja ia mau melakukannya. Bagi Yesus, problem dosa tidak dapat ditinjau pada semata problem yang dapat diatasi oleh kemauan atau kehendak manusia untuk berubah. Mengapa demikian? Sebab dosa telah diintroduksikan oleh Yesus sebagai sebuah entitas kuasa yang memiliki semacam pemerintahan dan otoritas yang begitu kokoh  dan absolut atas jiwa-jiwa manusia yang mengakibatkan daya dan otoritas kehendak atau kemauan diri seorang manusia tak memiliki sedikitpun daya pukul untuk melumpuhkan kuasa dosa itu pada dirinya sendiri, sehingga kemauan atau kehendak diri sendiri dapat bekerja efektif menaklukannya. Dalam hal ini, konsekuensi lebih jauhnya,  sementara manusia memang dapat membangun perubahan karakter atau memiliki perbuatan-perbuatan baik menjadi, namun tak berkolerasi positif dengan akan memberikan manusia itu kuasa kemenangan diri atas kuasa pemerintahan dosa. Bahkan uniknya, terkait realitas ini, Yesus menempatkan dirinya sebagai satu-satunya yang berkuasa atas diri manusia untuk memerdekakannya dari problem tak tertanggulangi manusia. Perhatikan  penjelasan Yesus berikut ini dalam injil Yohanes:

Yohanes 8:34-36 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

0 Bisakah Aku?

Oleh: Martin Simamora

Berjalan di Dunia dengan Segala Realitanya dan Tetap Beriman Kepada Tuhan dengan Segenap Kedaulatannya



Kalau anda melihat dunia sekitarmu, apa yang akan anda katakan dalam sebuah kalimat singkat untuk menyatakannya? Apakah anda akan dan tetap berkata seperti ini:

-Tuhan Mahakuasa (Kejadian 17:1)
-Tuhan Mahatinggi (Kejadian 14:18)
-Tuhan Panjiku (Keluaran 17:16)
-Tuhan Gembalaku (Mazmur 23)
-Tuhan Keadilan  kita (Yeremia 23:6)
-Tuhan Pengudusku (Keluaran 31:13)
-Tuhan Menyediakan (Kejadian 22:14)
-Tuhan Damai Sejahtera (Hakim-Hakim 6:24)

Atau, sebaliknyakah? Sehingga akan berkata sebaliknya atas setiap pernyataan tersebut karena Ia yang disebut Tuhan dengan gelar-gelarnya tersebut bukan sama sekali sebuah  eksistensi yang otentik, atau kalaupuan benar demikian, itu masa lalu saja, atau sebaik-baiknya Ia tidak selalu demikian.

Berjalan di dunia  dengan segala realitanya bisa memahitkan jiwa sepahit-pahitnya hingga beriman kepada Tuhan, bagaikan sebuah kegilaan yang menindas jiwa. Seperti membangun dunia utopia di dunia yang realitanya lebih kuat menunjukan bahwa eksistensi Tuhan itu tidak Mahakuasa dan tidak Mahatinggi, sehingga bisa dipastikan jika Ia bukan segala-galanya dan satu-satunya yang dapat dijadikanTuhan, tetapi setiap manusia harus menunjukan kualitas dirinya sebagai tuhan-tuhan atas dirinya sendiri, demi keselamatan dan keamanan dirinya sendiri selama di dunia ini. Ini sebuah kehidupan dimana realita semakin lama akan semakin memojokan hingga tersudutkan di sudut-sudut super lancip. Oleh realita semacam ini:

0 Benarkah Ia Gembala yang Baik Namun Bukan Gembala yang Berkuasa Penuh?

Oleh: Martin Simamora


Ia Gembala yang Bukan Saja Baik, Tetapi Berkuasa Penuh Untuk Menggembalakanmu Melalui Liang Lahat Menuju Rumah Bapa. Kamu Bisa Berdasarkan Perjuanganmu?

Ketika kita membaca sabda Yesus yang berbunyi demikian:
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."- Yohanes 10:4-5

maka, siapapun akan mengernyitkan dahinya pada kebenaran sabda Yesus yang berkata bahwa semua… mengikut dia. Siapapun pasti meragukannya sebab ketika bercermin pada diri sendiri dan pada saudara-saudari Kristen lainnya, secara alamiah semua akan memindahkan penggembalaan oleh Yesus kepada penggembalaan diri sendiri yang memang bisa saja bebal, badung atau bahkan punya masa lalu brengsek seperti: pemabuk, pembunuh atau bahkan seorang pembunuh bayaran. Ketika mendengar sabda yang sedemikian absolutnya itu, siapapun akan mempertanyakan Yesus, seperti ini: sungguhkah engkau tak benar-benar mengerti bahwa semua manusia tidak senaif domba-domba yang mendengarkan suara gembalanya? Tidakkah engkau tahu bahwa manusia itu punya kehendak bebas yang akan menuntun mereka untuk menggerutu, memberontak dan menganggap engkau gembala yang kuno, berwawasan sempit sebab senantiasa menilai diri sendiri sebagai kebenaran  tunggal yang harus kudengar, kutaati, kuikuti sementara yang lain, diluar dirimu adalah suara-suara penggembalaan yang menyesatkan! Sebagaimana Ia sendiri  mengatakannnya:

Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;- Yohanes 10:8,10-11

Anda percaya Ia –Yesus adalah Gembala yang baik? Sungguh percaya? Anda percaya bahwa mendengarkan sabda Yesus dan kebenaran Yesus adalah mendengarkan kebenaran dan bukan sebuah dusta atau dongeng dan janji gombal di siang bolong? Jika ya dan  benar-benar percaya, maka saya mau bertanya, apakah anda percaya dengan sabda Yesus yang berbunyi:

0 Mengenali Tujuan Hidup Bagi Sesama & Tuhan

Oleh: Martin Simamora

Bercita-Citalah Setinggi Awan di Langit Untuk Melahirkan Karya-Karya Terbaik Bagi Sesama Manusia & Bagi Tuhan

Apakah tujuan hidupmu sebagai seorang yang telah ditebus oleh Kristus  dalam kasih karunia Allah dari belenggu maut dan perhambaan kuasa kehendak dosa?

Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?- Roma 6:15-16

Kehidupan di dunia ini, sementara kejahatan dapat merajalela, ternyata lebih besar dan lebih agung daripada yang anda sangkakan atau yang mungkin untuk anda pikiran? Bahkan lebih besar daripada apa yang dapat anda persembahkan berdasarkan kekuatan anda sendiri, itu oleh karena Kristus! Ketika rasul Paulus menuliskan “Jadi bagaimana? Apakah kita  akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat,….? Ini, “jadi bagaimana” adalah sebuah pertanyaan yang memiliki kedalaman dan keluasan gabungan 7 samudera di dunia ini, bahwa di dalam kasih karunia anda memiliki produktivitas-produktivitas yang begitu kaya yang masih perlu digali-perlu dieksploitasi didalam diri ini sebagai orang-orang yang hidup dalam kasih karunia untuk dihasilkan dan diwujudkan kepada sesama manusia dan kepada Tuhan. Ya… kepada sesama manusia, seharusnya, orang-orang kasih karunia adalah manusia-manusia unggulan. Rasul Paulus membahasakannya dalam sebuah kesakralan yang melampaui keluhuran moralitas yang dapat diraih manusia dengan menuliskan “karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat.” Ada sebuah kualitas kehidupan orang-orang kasih karunia yang begitu unggul yang keunggulannya tidak lagi dapat dibicarakan dalam tatar “berada di bawah hukum Taurat” oleh sebab manusia-manusia kasih karunia adalah manusia yang hidup berdasarkan kehidupan berhambakan hidup, bukan berhambakan dosa.

Tujuan hidup didalam  kasih karunia bukan lagi berkubangan pada hal-hal yang tak membawa kemajuan dan pertumbuhan hidup sebab pada faktanya hidup di dalam kasih karunia berhambakan pada ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran, sampai menutup mata ini di dunia ini.

0 Kerja Atau Karya Roh Kudus (2)



Oleh: Henry Clarence Thiessen



Bacalah  lebih dulu  bagian 1
3.Hubungannya Dengan Orang Percaya
Pelayanan Roh Kudus terhadap orang percaya dapat secara ringkas dinyatakan dalam sejumlah kondisi. Sejumlah doktrin ini akan ditinjau secara lebih utuh pada bab-bab selanjutnya. Kita pertama-tama meninjau doktrin-doktrin yang berkaitan dengan keselamatan, kemudian doktrin-doktrin yang berkaitan dengan hidup orang Kristen.

A.Kerja Roh  Pada Keselamatan
1.Dia melahirkan-kembali, hanya melalui pelayanan Roh sehingga seseorang dilahirkan kembali (Yohanes 3:3-8), karena Roh yang memberikan hidup (Yohanes 6:63). Paulus berbicara “pembaruan oleh Roh Kudus” (Timotius 3:5).

2.Dia tinggal berdiam dalam diri orang percaya. Sangat lekat bertaut dengan pelayanan melahirkan kembali, adalah pelayanan Roh ini: tinggal berdiam dalam diri orang percaya. Terkait dengan kedatangan Sang Penghibur, Kristus berkata, “Engkau mengenal Dia karena Dia tinggal diam bersamamu, dan akan ada di dalammu” (Yohanes 14:17). Begitu penting berdiam atau tinggalnya Roh, bahwa jika seseorang tidak memiliki dia, dia bukan milik Kristus (Roma 8:9). Pada skandal yang memecah belah gereja Korintus, Paulus berkata, “Roh Allah tinggal di dalammu” (1Kor 3:16; bandingkan dengan 6:19). Tinggal berdiamnya Roh menjamin kebangkitan orang percaya (Roma 8:11).

0 Kerja Atau Karya Roh Kudus (1)



Oleh: Henry Clarence Thiessen


Tepat sebagaimana kerja atau karya Kristus adalah penting dalam penuntasan keselamatan, demikian juga kerja Roh Kudus. Keilahian dan kepribadian Roh Kudus. Keilahian pada Roh Kudus  dilekatkan padanya berdasarkan fakta atribut-atribut keilahian yang selazimnya pada Allah, melingkupinya, dan bahwa karya-karya yang  ilahi diselenggarakan olehnya, dan  oleh relasinya dengan  Anak Allah dan Bapa. Roh Kudus adalah seorang pribadi. Kata-kata ganti pribadi dikenakan pada Roh Kudus. Dia melakukan tindakan-tindakan personal. Ditautkan dalam sebuah cara personal dengan Anak Allah dan Bapa (Tritunggal). Mempertimbangkan keilahiannya dan ke-pribadi-annya, kita bergerak  menuju apa yang dikerjakannya. Walau tujuan utama kita pada poin ini untuk mengklarifikasi karyanya sehubungan dengan keselamatan dan pengalaman orang Kristen, kita juga harus melihat kerja atau karyanya dalam hubungannya dengan dunia ini, dengan Kitab suci, dan dengan Kristus.


1.Hubungannya Dengan Dunia
A.Dalam Penciptaan dan Pemeliharaan
Sangat menarik bahwa penciptaan dilekatkan kepada semua Tritunggal: Bapa, Anak, Roh Kudus. Bapa dalam Wahyu 4:11, Anak dalam Yohanes 1:3, dan Roh Kudus dalam Kejadian 1:2, mendemonstrasikan keterlibatan aktif Roh Kudus dalam penciptaan. Elihu berkata kepada Ayub, “Roh Allah telah menciptakanku, dan nafas Yang Mahakuasa memberikanku hidup” (Ayub 33:4), dan Ayub menjawab Bildab,”Oleh nafasnya [Roh] langit dicerahkan” (Ayub 26:13). Pemazmur menunjukan karya Roh dalam penciptaan, “Oleh firman Tuhan langit telah diciptakan, dan oleh nafas [Roh] dari mulutnya diciptakan semua penghuni langit”(Mazmur 33:6). Roh tidak hanya terlibat dalam penciptaan tetapi dalam pemeliharaan. Kedua hal ini disebutkan dalam Mazmur 104:30 “Engkau mengerahkan Roh-Mu, mereka tercipta; dan Engkau mengerahkan Roh-Mu memperbarui permukaan tanah.” Yesaya 40:7 menunjukan keterlibatan aktif sang Roh.”rumput mengering, bunga melayu, ketika  nafas [Roh] dari Tuhan dihembuskan ke atasnya.” Dalam mendiskusikan seluruh hal kebesaran aktivitas-aktivitas providensia dan kreatif Allah, Yesaya bertanya, “Siapakah yang telah mengarahkan Roh Tuhan, atau sebagai penasihatnya telah memberitahukan-Nya?” (Yes 40:13).Terlihat nyata bahwa ekspresi-ekspresi semacam Rohnya (nafas), Roh (nafas) dari mulutnya, Roh (nafas) Tuhan, Roh Anak-Nya, dan Roh Yesus, semua merujukan pada Roh Kudus, pribadi ketiga  pada Tritunggal (Ayub 26:13; Mazmur 33:6; Yesaya 40:7; Gal 4:6; Kisah Para Rasul 16:7).

0 Resiko Itu Baik (1)



Oleh: Pastor Emeritus [Bethlehem Baptist Church] Dr. John Piper


Lebih baik kehilangan nyawamu, daripada menyia-nyiakannya

Bab 1:Makna Tertinggi Hidup
Hampir segala sesuatu yang harus saya katakan dirangkumkan dalam  kata-kata Paulus yang sepenuh jiwa kepada gereja di Filipi:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. – Filipi 1:20-21

Andai kata anda dapat  meminta Paulus untuk mengatakan kepadamu apakah tujuan tertinggi hidup ini-hidupnya atau setiap  hidup yang tak sia-sia-saya berpendapat inilah apa yang akan diucapkannnya. Menghormati Kristus, mengagungkan Kristus, melakukan segala-galanya bagi Kristus. Itulah yang telah menjadi makna hidup Paulus. Ini jugalah yang seharusnya menjadi makna hidup kita. Dan Paulus  mendoakanya, agar itu juga menjadi makna kematiannya juga. Kita hidup dan kita mati untuk sebesar-besarnya Kristus.

Alam semesta telah diciptakan untuk ini—mengagungkan Kristus. Paulus berkata banyak akan hal ini dalam Kolose 1:16: “Segala sesuatu telah diciptakan melalui dia dan untuk  dia.” Untuk dia. Benar sekali, untuk kemuliaannya. Untuk pengagumannya, penghargaan, takjub, pujian, kepercayaan, kepatuhan, ketundukan, penyembahan. Makna atau tujuan hidup adalah global. Itu mencakup semua orang di dunia ini. Mengapa Allah memanggil Paulus dan menjadikan dia—dan ribuan seperti dia—seorang utusan injil bagi bangsa-bangsa? Dia menjawab, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya” (Roma 1:5). Taat kepada nama Yesus.

0 II RAJA 20:1-11



Oleh:Pdt. Budi Asali, M.Div

credit:  foxnews.com
2Raja 20:1-11 - “(1) Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’ (2) Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: (3) ‘Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu.’ Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (4) Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: (5) ‘Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umatKu: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. (6) Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hambaKu.’ (7) Kemudian berkatalah Yesaya: ‘Ambillah sebuah kue ara!’ Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia. (8) Sebelum itu Hizkia telah berkata kepada Yesaya: ‘Apakah yang akan menjadi tanda bahwa TUHAN akan menyembuhkan aku dan bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN pada hari yang ketiga?’ (9) Yesaya menjawab: ‘Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?’ (10) Hizkia berkata: ‘Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.’ (11) Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuatNyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”.


I) Hizkia sakit dan hampir mati.
1) Hizkia sakit berat dan hampir mati (ay 1a).
Ay 1: “Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’”.

Kalau dilihat dalam 2Raja-raja ini, baru saja Hizkia selesai dengan problem perang melawan Sanherib, raja Asyur (2Raja 18-19), maka sekarang ia terkena penyakit yang membahayakan jiwanya.

0 Naik Ke Surga, Duduk Disebelah Kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa



Oleh: Pdt.Budi Asali, M.Div


1) ‘Naik Ke Surga’.
a) Yesus naik ke surga secara jasmani 40 hari setelah kebangkitanNya (Kis 1:9 Luk 24:51).


b) Fungsi kenaikan Yesus ke surga:
1. Menunjukkan bahwa misinya untuk menebus dosa manusia sudah selesai.
Yoh 17:4-5“(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada”.


Yesus diutus ke dunia untuk menebus / membereskan dosa manusia. Andaikata pada waktu Ia naik ke surga itu ternyata penebusan itu belum selesai Ia kerjakan, maka pasti Ia disuruh kembali. Bahwa ternyata Ia tidak disuruh kembali dan bahkan diterima untuk duduk di sebelah kanan Bapa menunjukkan bahwa penebusan yang Ia lakukan memang sudah selesai.

0 Janganlah Kamu Menyangka! (2)



Oleh: Martin Simamora

Janganlah Kamu Menyangka! (2)


Bacalah lebih dulu Bagian 1

Siapakah Yesus? Pertanyaan ini seharusnya merekah tanpa dapat dicegah oleh sebab hal yang terdasar : Yesus melakukan  lebih dari sekedar koreksi pemahaman namun juga berfirman kala berkata “ tetapi Aku berkata kepadamu” dengan sebuah kandungan yang menitahkan apa yang seharusnya dipahami dan dilakukan terkait firman yang sudah sejak lama telah dititahkan oleh Allah. Sebetulnya ini adalah momentum paling  menyolok yang menyingkapkan keilahian Kristus yang tak pernah surut bahkan didalam kemanusiaannya; Anak Manusia -(Ini tak bisa dimaknai sebagai manusia fana belaka, namun juga  sebagai “Yohanes 1:1.” Bandingkan dengan Matius 8:20, Matius 12:8, Matius 12:32, Matius 12:40)- bertitah didalam dia berfirman kepada orang banyak. Keilahian Yesus pada dasarnya tak pernah mengalami reduksi kala Sang Firman mengambil rupa manusia (Ibrani 2:17, Galatia 4:4, Roma 8:3, Yoh 1:14) dan bukti tercemerlangnya bukan pada mujizat-mujizat spektakuler itu sendiri- (perlu dicamkan bahwa setiap mujizatnya pun lahir dari firmannya atau ketika Sang Firman atau Anak  yang menitahkan sesuatu agar terlaksana, misal: Yoh 2:7-11, Yoh 4:50, Luk 5:4, Markus 1:25, Mat 8:13, Lukas 7:14, Matius 8:26, Matius 8:32, Mat 9:2,6-7, Mat 9:22,24-25, Mat 9:28-29, Luk 8:46,48, Luk 13:12-13)-namun kala Dia berfirman bahkan melakukan koreksi atas pemahaman firman, sebab Dia sendiri adalah Sang Firman yang berfirman. Demikianlah Yesus adanya, sehingga Dia dapat berkata tanpa sedikitpun keraguan atas perkataan Yesus “tetapi Aku berkata kepadamu” terhadap firman yang telah diterima oleh bangsa Yahudi. Sehingga Dia dapat juga berkata “haruslah kamu sempurna seperti Bapamu sempurna.”
Jika anda tahu Siapakah Yesus, maka anda akan memahami bahwa Yesus tidak sama sekali hendak berkata bahwa itu (Matius 5:20, Matius 5:21-48) dipahami sebagai syarat-syarat agar anda masuk Sorga. Sebab yang pertama-tama penting diingat sebelum kita memasuki penjelasan adalah: ketika Firman menjadi manusia maka Dia mengetahui ketakberdayaanmu yang memerlukan penyelamatanNya (bandingkan dengan Ibrani 2:17, Ibarani 2:18,Ibrani 4:15).


Jika anda tahu Siapakah Yesus, maka anda juga seharusnya akan memahami bahwa Yesus tidak sedang membuat anda  memiliki kemerdekaan  yang membuat anda  bagaikan anak yang tak mengenal Bapa  atau memiliki hubungan dengan Bapa. Yesus tidak menginginkan anda seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tadi yang  tak memiliki pengertian rohani atau tandus dalam relasi dengan Tuhan,namun menilai diri kaya rohani sebab sukses memenuhi atau menggenapinya.  Yesus  sekalipun mengetahui kelemahan-kelemahan manusiawi manusia tidak memberikan ruang kenormalan untukmu berdosa.

0 Janganlah Kamu Menyangka!


Oleh: Martin Simamora

Janganlah Kamu Menyangka!


Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.- Matius 5:17


Do not think that I have come to abolish the Law or the Prophets; I have not come to abolish them but to fulfill them- NIV
Think not that I am come to destroy the law, or the prophets: I am not come to destroy, but to fulfil.- KJ


Ada hal teramat penting, yang harus anda dan saya ketahui, terkait relasi diri Yesus dengan hukum Taurat atau kitab para nabi yang  kala itu memang menjadi  standard kebenaran yang diterima atau diakui. Nampak jelas secara bersamaan telah terbangun opini bahwa Yesus dan hukum Taurat atau kitab para nabi adalah dua hal yang berkontradiksi atau Yesus meniadakannya atau sedang mengadakan pengajaran asing (bandingkan dengan Markus 1:27, Matius 12:6-8, Kisah Para Rasul 17:19). Begitulah pandangan yang ada dan terlihat begitu kuat sehingga Yesus berkata “Janganlah kamu menyangka.” Itu hal pertama. Namun masih ada hal kedua yang memperlihatkan bahwa sebetulnya relasi antara Yesus dan hukum Taurat adalah sebuah relasi yang  yang sekaligus menunjukan bahwa diri Yesus adalah satu-satunya! Dalam hal apa? Dalam hal, Dia satu-satunya yang dapat secara sempurna menggenapinya atau dia saja secara individual berkapasitas untuk menyelesaikan apa yang dikehendaki oleh Taurat atau kitab para nabi itu. Dua hal sekaligus telah diluruskan oleh Yesus terkait dirinya dan hukum Taurat atau kitab para nabi.


Ketika kita membaca Matius 5 tanpa menghargai penjelasan Yesus, maka memang sukar untuk mendengarkan penjelasanNya. Sebagaimana yang terjadi dengan Nikodemus, begitu sukar untuk memahami perkataan Yesus yang berbunyi: “sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.-Yohanes 3:3" 


Nikodemus gagal memahami makna rohani penjelasan Yesus  (Yohanes 3:4-9) terkait bagaimana dilahirkan kembali sehingga masuk ke dalam kerajaan Sorga. Maka pada Matius 5 pun Yesus kembali menyingkapkan realita yang terjadi pada orang banyak (Matius 5:1) yang sama sekali tak memahami makna rohani dari setiap firmannya. Mendengar namun tak mengerti secara benar:


Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah kehidupan yang miskin pengertian dan kehidupan rohani yang sejati. Mereka terperangkap dalam kehidupan religius yang kaya secara lahiriah namun tandus dalam relasinya  dengan Pemberi Firman. Sebuah akar permusuhan yang mematikan antara mereka dengan Yesus Kristus.

0 Selamat Menyambut dan Memasuki Tahun 2015



Oleh : Martin Simamora

Selamat Menyambut dan Memasuki Tahun 2015
"Ketika Kristus Berdoa Bagi Masa Depanmu"



Sebentar lagi, dalam hitungan jam, jika Tuhan berkenan maka saya dan anda akan memasuki tahun baru  entah dalam keadaan sehat atau sakit dan entah apapun juga keadaanmu. Saya katakan demikian sebab juga ada mereka yang  memasuki tahun baru dalam keadaan perang, dalam pelarian atau pengungsian akibat perang atau kelaparan, atau dalam kesedihan dan duka yang mendalam. Pada kesempatan ini saya  ingin menyatakan turut bersimpati dan berduka  kepada setiap keluarga yang berduka karena anggota keluarganya mengalami musibah dalam jatuhnya pesawat AirAsia, penerbangan Surabaya-Singapura, biarlah kasih Tuhan kiranya mendekap setiap hati yang berduka. Dan bagi setiap orang Kristen atau keluarga Kristen hendaklah setiap dari kita memandang ke belakang- apa yang telah terjadi untuk  tetap mengucap syukur dalam segala hal, ya dalam segala hal termasuk keadaan yang menyedihkan bukan saja menggembirakan dan termasuk keadaan sukar bukan saja keadaan mudah atau menyenangkan (renungkanlah 1 Tesalonika 5:18, Efesus 5:20), dan juga hendaklah setiap kita memandang masa depan dengan senantiasa melibatkan Tuhan dalam segala yang direncanakan sebab kita tak tahu sama sekali apa yang akan terjadi pada esok hari dan pada diri kita sendiri; kita sama sekali tak berkuasa atau tak memiliki kendali apapun akan masa depan bahkan pada hidup diri sendiri (bandingkan dengan Yakobus 4:13-15, Amsal 20:24, Amsal 37:23, Yeremia 10:23).


Masa lalu dan masa depan, dalam kedua hal tersebut kita tidak memiliki kuasa dan kendali apapun itu sebabnya  kepada masa lalu yang telah dilalui atas apapun juga kita diperintahkan untuk mengucap syukur dan kepada masa depan yang belum dilalui kita diperintahkan untuk melibatkan Tuhan. Jika kita tidak melibatkan Tuhan  dalam setiap hal yang hendak kita lakukan maka kita adalah manusia-manusia sombong atau congkak (Yakobus 4:16, Amsal 27:1), dan itu adalah sebuah dosa (Yakobus 4:17).

0 Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Oleh: Dr. John Frame


Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Sekilas pandang terlihat  janggal bahwa sebuah konferensi tentang pelayanan-pelayanan belas kasihan harus mencakup pembicaraan aborsi, tetapi dipikir-pikir kemudian, itu merupakan kombinasi yang luar biasa  tepat. Belas kasihan dalam kitab suci diarahkan utamanya pada mereka seperti para janda dan anak-anak yatim piatu yang tak dapat menolong diri mereka sendiri, yang tidak memiliki kekuatan efektif dalam masyarakat untuk membela urusan mereka sendiri. Siapa, kemudian, yang  merupakan obyek-obyek yang  lebih  pantas daripada bayi-bayi yang masih berada di dalam kandungan? Bayi-bayi ini tidak berdosa (berdosa didalam Adam, tetapi secara legal  tanpa kesalahan) yang secara literal memang tak berdaya, yang tidak dapat  berbicara atau bertindak  membela dirinya sendiri. Namun banyak dari bayi-bayi dalam kandungan ini mengalami serangan ganas pada hari ini oleh kekuatan-kekuatan masyarakat dominan: diajarkan dalam sistem pendidikan, media, pemerintah termasuk pengadilan-pengadilan yang seharusnya dapat dituntut untuk adil. Bahkan  pemikiran paling etis dalam masyarakat moderen pun melawan bayi-bayi yang belum dilahirkan ini.

Dan bagian yang paling mengerikan  pada perihal ini adalah, bahwa anak-anak ini mengalami serangan dari para ibu kandungnya sendiri. Ibu adalah garis pertahanan terakhir si anak. Jika ibu meninggalkan anaknya, siapa yang akan menolong? Siapa yang sungguh-sungguh menolong? Mazmur 27:10 memberikan jawaban: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” Yesaya mengatakan dalam horor mengenai kemungkinan bahwa seorang ibu mungkin melupakan anaknya. Tetapi melalui Yesaya, Tuhan berkata, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Tuhan adalah penolong bagi orang miskin, suami bagi para janda, Ayah bagi yang tak berayah. Dia peduli pada mereka yang  tidak dipedulikan dunia. Dan Tuhan memanggil umatnya menjadi agen-agen-Nya: ”belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yesaya 1:17). Bayi yang masih di dalam kandungan ibu mewakili kemanusiaan dalam wujudnya  yang paling tak berdaya. Dalam ancaman serangan yang tak berbelas kasihan. Mereka  memiliki, dengan demikian,  sebuah klaim unik pada belas kasihan umat Tuhan.

0 Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Oleh: Dr. John Frame

Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.- 2 Petrus 3:18



Khotbah ini datang dari hati dalam sebuah cara yang spesial, karena, setelah banyak pembicaraan dengan Tuhan dan menelisik firmannya, itulah yang  saya pikir apa yang paling perlu untuk didengarkan, pada hari ini. Ini tidak harus menjadi area kebutuhan  kita  yang terbesar, tetapi ini memang ada diantara subyek-subyek yang saya pikir, saya dapat  menggumulinya dan memberikan manfaat, inilah yang terlihat paling keras  berteriak meminta perhatian kita.

Subyek itulah yang disumarikan dalam ayat terakhir dari teks kita ini: “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18).

Orang Kristen bertumbuh, itulah subyeknya; itulah kebutuhan kita. Bayi-bayi manis dan menggemaskan dalam banyak hal. Tetapi jika seseorang tetap seorang bayi selama 10 tahun, 20 tahun, sesuatu yang sangat salah sedang terjadi. Kita akan mendapatkan bahwa di dalam “bayi” itu sesuatu yang sangat menyedihkan, sesuatu yang sangat abnormal.

0 Kejatuhan Orang Percaya



Oleh: Dr. R.C. Sproul

Kejatuhan  Orang Percaya


Kita mungkin hidup dalam sebuah budaya yang percaya bahwa setiap orang akan diselamatkan, bahwa kita “dibenarkan oleh kematian” dan yang perlu anda lakukan  untuk pergi ke sorga adalah mati, tetapi firman Tuhan secara pasti tidak memberikan kepada kita kenyamanan hebat semacam ini untuk dipercayai. Sebuah pembacaan Perjanjian Baru yang  seksama dan tulus memperlihatkan bahwa Rasul-Rasul telah diyakinkan bahwa tak seorangpun dapat pergi ke sorga  kecuali mereka percaya kepada Kristus saja demi keselamatan mereka:


Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Roma 10:9-10 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Mengacu pada sejarah, orang-orang Kristen Injili pada umumnya sepakat pada poin ini. Posisi mereka menjadi berbeda kala pada posisi soal keamanan keselamatan. Orang yang bersepakat bahwa hanya mereka yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan telah mengalami ketaksepakatan pada apakah setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dapat kehilangan keselamatannya.

0 Kelegaan Pada Doa Yesus



Oleh: Dr. R.C. Sproul

Kelegaan Pada Doa Yesus


Sebagai pelayan yang ditahbiskan, saya memiliki pengalaman  menjelajahi firman-firman Tuhan dengan sejumlah orang untuk membantu mereka melihat apa yang Tuhan  pasti katakan mengenai beragam subyek.


Selama bertahun-tahun, salah satu pertanyaan yang paling umum yang telah ditanyakan kepadaku, berkaitan dengan makna karya Kristus bagi keamanan keselamatan orang percaya. Perjanjian Baru memberikan kita banyak kategori untuk memahami bahwa  mereka yang sungguh-sungguh telah diselamatkan akan dipelihara/dijagai tetap bertahan (persevere) oleh Tuhan. Ada kategori justifikasi, yang mengatakan kepada kita bahwa kita telah menerima kebenaran yang dikerjakan oleh dan dimiliki oleh Kristus pada diri kita sendiri sehingga memiliki kebenaran yang sekualitas dengan Kristus manakala kita beriman kepada Yesus, sehingga kita memiliki kesempurnaan Allah pada diri kita ( 2 Korintus 5:21, Roma 3:21-22) dan dengan demikian  berdamai dengan Allah—bukan sebuah  gencatan senjata yang dapat dirusak oleh provokasi yang terkecil sekalipun, tetapi sebuah damai kekal dimana Tuhan tidak pernah mengacungkan tangan menentang kita kembali :


Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
NIV Therefore, since we have been justified through faith, we have peace with God through our Lord Jesus Christ,
KJV Therefore being justified by faith, we have peace with God through our Lord Jesus Christ:

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9