F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Bertahan Hingga Kesudahannya. Show all posts
Showing posts with label Bertahan Hingga Kesudahannya. Show all posts

0 Bisakah Aku?

Oleh: Martin Simamora

Berjalan di Dunia dengan Segala Realitanya dan Tetap Beriman Kepada Tuhan dengan Segenap Kedaulatannya



Kalau anda melihat dunia sekitarmu, apa yang akan anda katakan dalam sebuah kalimat singkat untuk menyatakannya? Apakah anda akan dan tetap berkata seperti ini:

-Tuhan Mahakuasa (Kejadian 17:1)
-Tuhan Mahatinggi (Kejadian 14:18)
-Tuhan Panjiku (Keluaran 17:16)
-Tuhan Gembalaku (Mazmur 23)
-Tuhan Keadilan  kita (Yeremia 23:6)
-Tuhan Pengudusku (Keluaran 31:13)
-Tuhan Menyediakan (Kejadian 22:14)
-Tuhan Damai Sejahtera (Hakim-Hakim 6:24)

Atau, sebaliknyakah? Sehingga akan berkata sebaliknya atas setiap pernyataan tersebut karena Ia yang disebut Tuhan dengan gelar-gelarnya tersebut bukan sama sekali sebuah  eksistensi yang otentik, atau kalaupuan benar demikian, itu masa lalu saja, atau sebaik-baiknya Ia tidak selalu demikian.

Berjalan di dunia  dengan segala realitanya bisa memahitkan jiwa sepahit-pahitnya hingga beriman kepada Tuhan, bagaikan sebuah kegilaan yang menindas jiwa. Seperti membangun dunia utopia di dunia yang realitanya lebih kuat menunjukan bahwa eksistensi Tuhan itu tidak Mahakuasa dan tidak Mahatinggi, sehingga bisa dipastikan jika Ia bukan segala-galanya dan satu-satunya yang dapat dijadikanTuhan, tetapi setiap manusia harus menunjukan kualitas dirinya sebagai tuhan-tuhan atas dirinya sendiri, demi keselamatan dan keamanan dirinya sendiri selama di dunia ini. Ini sebuah kehidupan dimana realita semakin lama akan semakin memojokan hingga tersudutkan di sudut-sudut super lancip. Oleh realita semacam ini:

0 Karena Segala Sesuatu Diliputi oleh Kegelapan



Oleh: Martin Simamora

Kala  Konflik dan Darah Begitu Perkasa Melukiskan 
Sejarah  Manusia

Sementara kehidupan itu sendiri tak pernah didambakan sebagai sebuah belantara kebencian apalagi konflik dan darah, tetapi hati manusia begitu percaya dengan operasionalisasi kuasa dan kekerasan sebagai solusi-solusi hidup. Ini bukan pada konsepsi atau gagasan tetapi pada natur jiwa manusia sebagaimana Alkitab menyatakannya:

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”- Kejadian 6:5

semata-mata” di sini menunjukan natur jiwa manusia yang menggembalakan seluruh gerak hidup manusia, bukan hendak menunjukan bahwa tangan manusia detik demi detik hanya menikamkan belati di tangannya ke manusia lainnya. Kita harus memperhatikan bahwa "semata-mata" ditautkan dengan apa yang disebut sebagai kecenderungan hati. Apa yang hati manusia paling cintai dan idolakan di dalam pilihan-pilihan hidupnya, bahwa kitab suci  menyatakan bahwa yang dimiliki hati manusia adalah kecenderungan yang membuahkan kejahatan. 

Jikapun hati nuraninya menegurkan kecenderungan yang jahat itu, sekalipun berbuah kemenangan kebaikan, tetapi itu lahir dari hati yang  berkutub baik dan jahat dalam sebuah "ko eksis yang tentram" dan tak bisa disucikan sama sekali oleh kekuatan dan kehendak manusia agar tak berkutub dua seperti itu.

Itulah sebabnya saat Yesus Sang Mesias datang ke dalam dunia ini, realitas kemanusiaan yang ironis kembali digemakan. Suara purba di Kejadian 6:5 digemakan secara sempurna  oleh Sang Mesias:

Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”- Matius 15:19

Realitas ini universal, tak kecuali pada orang-orang paling dekat dengan kitab suci dan rumah ibadah, membuat, kemudian, agama sebagai hal yang tak kalah menjijikan dengan kejahatan. Dan Yesus tak segan-segan masuk ke tempat suci dengan cambuk bukan dengan kata-kata berlapis religiusitas sebab sudah terlalu nista  tempat itu untuk dikatakan suci, bahkan hanya cambuk saja yang dapat menyucikannya:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.E)



Oleh: Martin Simamora

“Yesus Sang  Mesias, Satu-Satunya Anak Domba Allah Yang  Memberikan Pembebasan Dari Segala Dosa, Karena Hukum Musa Tak Dapat Memberikannya(6.E)”




Pemberitaan Injil Kerajaan Sorga sejak di Yerusalem pada hakikatnya memang pertama-tama memberikan bidikan khusus pada orang-orang Yahudi, sebab  Yesus sendiri secara khusus membidik orang-orang Israel secara khusus pada tempat pertama. Mari kita memperhatikan hal-hal berikut ini:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Lukas 24:26-27 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Kehendak Yesus adalah: agar orang-orang Yahudi percaya bahwa Kitab-Kitab Suci sedang menuliskan tentang dirinya, sebagai sumber kehidupan atau pemberi hidup. Yesus bahkan berkata:”Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” Betapa itu bukan saja sangat penting tetapi Yesus sedang menyatakan bahwa dirinya merupakan kegenapan pada apa yang sedang dinyatakan oleh Kitab-Kitab Suci, termasuk Musa! Pemberitaan ini dinyatakan Yesus sebagai memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebuah pemberitaan yang pada dasarnya merupakan berita dirinya sendiri, sebagaimana juga nabi Yohanes  sedang memberitakan dirinya saat berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”-Yoh 3:2, sebuah peristiwa yang telah dituliskan jauh sebelumnya oleh nabi Yesaya:” Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya-Matius 3:3." Sehingga memang, di sini, Yesus memberitakan dirinya adalah kabar baik itu sendiri, yaitu bahwa benar sesuai Kitab Suci: “Dia yang dinantikan kedatangannya dan telah dituliskan oleh para nabi, termasuk Musa.” Yesus tidak sama sekali mengabarkan kembali kebenaran berdasarkan taat pada hukum Taurat, tetapi malah memperkenalkan dirinya sebagai Sang Penggenap Hukum Taurat itu. Sangat penting untuk diperhatikan, pondasi pemberitaan dirinya adalah: datanglah kepadaku untuk mendapatkan hidup.


Inilah yang diberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat Yahudi, bahwa diri-Nya saja yang dapat memberikan kehidupan, sehingga tidak binasa. Setelah penolakan  bangsa Yahudi dan penyalibannya, hingga kematian dan kebangkitannya, sampai kenaikannya ke sorga, itupun merupakan wujud dan isi pemberitaan injil mulai dari Yerusalem, oleh para rasul Kristus.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.D)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.D)”


Pengajaran Yesus Kristus dalam perumpamaan penggarap anggur  sebagaimana dicatat dalam Matius 21:37-45, dan telah saya sajikan dalam bagian sebelumnya, memang telah menjadi pondasi tunggal bagi pemberitaan injil Kerajaan Allah kepada semua bangsa, agar barangsiapa yang menjadi percaya, selamat. Bukan hanya itu, sebab memiliki pasangannya, sehingga menjadikan perumpamaan itu satu-satunya kebenaran dari mulut Yesus sendiri yang menghakimi bangsa Yahudi sendiri dalam penyelamatan yang hendak dilakukannya, bahwa tak akan pernah ada kebenaran lainnya bagi mereka selain harus mengikut-Nya, sebab Ia telah menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi [Matius 5:17]. Penolakan mereka terhadap Yesus telah menggenapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci- Maz 118:22, bahwa Dialah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan [Matius 21:37-45]. Itu pun telah  menjadi dasar bagi para rasul untuk menghakimi bangsanya sendiri sebagai rasul-rasul Kristus yang telah diperintahkan-Nya untuk menyampaikan segala sesuatu yang telah diajarkan-Nya [Matius 28:20; Lukas 24:44-48], dan demikianlah yang disampaikan oleh rasul Yohanes dan rasul Petrus, ketika mereka diperiksa oleh Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar (Kisah Para Rasul 4:6) dengan sebuah pertanyaan yang begitu tajam: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Rasul Yohanes dan rasul Petrus ditangkap oleh para imam karena mereka memberitakan kebangkitan Yesus, itu telah membangkitkan kemarahan yang begitu besar pada kelompok imam besar, orang-orang Saduki sehingga mereka dengan bantuan kepala pengawal Bait Allah menangkap mereka berdua (Kisah Para Rasul 4:1-2)untuk kemudian dipenjara (ayat 3).


Rasul Yohanes dan rasul Petrus, dengan kuasa  manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak? Apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Petrus memang tidak berdaya sama sekali untuk dilakukan oleh para imam Yahudi, sementara orang tersebut sejauh pemandangan mata mereka: “Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya- Kisah Para Rasul 3:2-10.”

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.C)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.C)”




Jadi,dengan demikian, bagaimana menjelaskan relasi antara hukum Taurat dengan Yesus Kristus?[mengenai perihal ini, telah saya jelaskan pada “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Eratus (1G)”] Apakah salah satu menggenapi yang  lainnya, atau kedua-duanya ko-eksis atau hidup berdampingan satu sama lain? Kembali, rasul Paulus menjelaskannya bagi kita:

Roma8:3-4 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Tidak ada sebuah kehidupan saling berdampingan antara Yesus dan hukum Taurat dengan sebuah pemikiran jikalau ada orang-orang Yahudi yang  berusaha melakukan hukum Taurat termasuk darah anak domba maka mereka akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia yang baru, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono. Perhatikan  sub bagian yang menjadi fokus tinjauan kali ini:



Rasul Paulus menjelaskan, pertama: hukum Taurat tidak mungkin memberikan kehidupan kekal karena manusia tidak berdaya untuk melakukannya, dan kedua: Allah sendiri telah melakukan apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri sebagai satu-satunya yang dapat menggenapi hukum Taurat di dalam keserupaannya dengan kita, yaitu berdaging. Daging yang sama dengan manusia, yang dapat digoda oleh dosa. Hanya saja, Yesus dalam keadaan yang demikian tidak pernah berdosa [Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa]. karena  Ia telah menggenapi  tuntutan hukum Taurat itu bukan saja bagi dirinya tetapi penggenapannya juga bekerja bagi orang yang percaya kepada-Nya.


Apakah dasarnya untuk menyatakan bahwa hukum Taurat itu sama sekali tak dapat menjadi JALAN bahkan untuk sekedar masuk ke dalam dunia yang baru?Satu-satunya jawaban untuk ini, yaitu: karena hukum Taurat tidak mungkin memberikan pada manusia kehidupan oleh kekuatan kemanusiaan atau kedagingan manusia itu sendiri untuk menanggapi kekudusan sebagai jalan dan penentu keselamatan.


Paulus tidak mengada-ada, sebab Yesus Sang Mesias membenarkannya atau Yesuslah sumber pengajarannya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.B)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.B)”


Apakah kesuksesan bangsa Israel untuk mentaati hukum Taurat akan menentukan kesuksesan Allah dalam menghadirkan Mesias melalui bangsa ini? Inilah yang menjadi fokus tinjauan kali ini. Pemikiran sedemikian telah menjiwai pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana yang dinyatakannya  dalam buku “Keselamatan Di Luar Kristen”:

▓“Bila bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan hukum torat, maka sebagai akibatnya rencana Allah atas bangsa itu bisa gagal. Rencana Allah atas Israel adalah mewarisi pengenalan akan Allah dan melahirkan Messias di tengah-tengah bangsa itu. Dalam hal ini kita temukan dalam hidup bangsa Israel terdapat rencana dan pengaturan Allah.Rencana dan pengaturan tersebut dikenakan mutlak atau diberlakukan bagi “umat pilihan Allah.” Berkenaan dengan ini Paulus memakai kata parabasis, bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan transgression.”

Ini merupakan bagian dari pelajaran 6 pada situs Rhema Church Australia, namun tidak turut tersaji, sehingga di sini disajikan dari buku karya pendeta Erastus dengan judul yang sama, dan anda dapat membaca di sini:



Apa yang harus dijawab dalam fokus tinjauan kali ini, adalah: benarkah rencana Allah dapat gagal karena kegagalan Israel untuk hidup dalam atau untuk menaati hukumTaurat, atau dengan kata lain, benarkah Allah begitu bergantung pada perilaku manusia yang kebenarannya berdasarkan pada ketaatan terhadap  hukum Taurat, untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya bagi manusia di dunia ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.A)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.A)”





Senyata apakah Yesus Sang Mesias itu adalah Terang Dunia dan senyata apakah bahwa manusia itu berada di dalam ketakberdayaan atas apa yang hanya Allah bisa mengatasinya sehingga dapat disebut Juruselamat manusia. Dua realitas itu dapat dikerucutkan menjadi: seluas apakah keselamatan yang dikerjakan oleh Sang Mesias itu bagi manusia. Jawaban cepatnya: seluas dan melampaui kayanya terminologi-terminologi dosa yang digambarkan begitu tajam pada sejarah manusia oleh para penulis Kitab-Kitab Suci itu.


Yesus Sang Mesias itu menunjukan hal itu dalam nada-nada yang penuh peringatan dan penuh penegasan akan 2 realitas itu yang secara langsung berkait dengan dirinya sendiri, sebagaimana telah ditunjukannya dalam pernyataan ini:

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Yohanes 12:28-30 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.

Peristiwa Yohanes 12:28-30 adalah momentum  termulia di hadapan orang banyak tepat saat dia menyatakan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini terkait dengan ketakberdayaan manusia dengan mengalami apa yang menjadi ketakberdayaan manusia itu [Yohanes 12:27] untuk pada akhirnya menaklukannya hanya pada dirinya sendiri, secara kokoh di hadapan penguasa dunia tanpa perbantahan. Menjadikan diri Sang Mesias sebagai satu-satunya keselamatan atas penguasaan kuasa dosa yang begitu kaya dengan karya mautnya atas manusia, tepat sebagaimana telah dilukiskan oleh para penulis perjanjian lama. Ia sendiri, bahkan, menyelenggarakan penghakiman atas penguasa dunia ini:

Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Ia memiliki keluasan penanggulangan dosa melampaui keragaman terminologi-terminologi dosa itu sendiri, karena Ia saja yang berkuasa untuk menghakimi bapa segala kuasa untuk perbuatan-perbuatan dosa tersebut, sekaligus menghempaskan takhta penguasa dunia beserta kuasa dosanya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.O- Selesai)

Oleh: Martin Simamora 

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.O-Selesai)





Jikalau seseorang sungguh mengasihi Yesus, maka ia akan sungguh-sungguh memperhatikan perintah-Nya ini:

Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.


Jikalau seorang berkata ia mengasihi Yesus namun telah memperlakukan firman-Nya diluar apa yang dimaksudkan-Nya atau dikehendaki-Nya, maka inilah yang sebenarnya terjadi:

Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.


Seorang yang mengaku mengasih Tuhan dan berdiri dihadapan jemaat Tuhan sebagai seorang guru kebenaran, tentu harus menyadari bahwa lidahnya tidak boleh melahirkan berbagai pengajaran berdasarkan kehendaknya sendiri, selain apa yang menjadi kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam Alkitabmu.


Tepat sebagaimana para rasul yang tak mungkin mengajar atau bahkan melakukan interpretasi sehingga sedemikian rupa menjadi begitu berlawanan dengan maksud Yesus yang dinyatakan oleh Roh Kudus bagi mereka:

Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Tepat sebagaimana Roh Kudus yang tak akan berkata dari dirinya sendiri, selain dari apapun yang telah dikemukakan oleh Yesus sendiri:

Yohanes 16:13-15 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Apakah yang akan diberitakan oleh Roh Kudus berdasarkan apa  yang telah diterimanya dari Sang Mesias itu? Inilah yang diberitakan oleh Roh Kudus tersebut:

Yohanes 16:7-11Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Roh Kudus datang untuk menginsafkan dunia akan dosa- ini adalah sebuah penghakiman oleh Roh Kudus sebab ini terkait dengan “penguasa dunia ini telah dihukum [bandingkan dengan pernyataan Yesus bahwa penghukuman atas penguasa dunia ini terkait dengan apa yang telah dilakukannya di Salib dalam kematian dan kebangkitannya: “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini- Yoh 14:30-31"].

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.N)

Oleh: Martin Simamora  

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.N)



Dosa, bukan sekedar pelanggaran, bukan sekedar perbuatan jahat, bukan sekedar ketaksucian dalam arti yang dapat dipulihkan atau direstorasi dan diluruskan dengan pertobatan atau pengoreksian dan komitmen untuk membangun kehidupan yang lebih baik oleh dan pada diri manusia itu sendiri. Natur dosa, yang sedang dibicarakan Alkitab menunjukan bahwa manusia tak berdaya untuk memulihkan, merestorasi atau meluruskan kebengkokan itu. Perjanjian baru menegaskan hal ini bahkan menunjukan  natur semacam itu  saat  pengandungan Sang Mesias dalam rahim  anak dara  Maria:

Matius 1:18-21 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."


Belum menikah namun sang kekasih sudah mengandung seorang anak, itu adalah sebuah skandal: mencemarkan nama calon isterinya di muka umum? Ini kondisi yang tak dapat diperbaiki, tak dapat direstorasi dan tak dapat diluruskan jika merupakan sebuah perbuatan cemar atau dosa. Yusuf tak mengerti dan tak memahami, tetapi  jelas, karena Maria mengandung sementara belum ia menyentuhnya sebagai seorang suami, telah begitu mencemaskan dan begitu menekan jiwanya, sampai-sampai: “Ia bermaksud menceraikannya atau menyudahi ikatan pertunangan yang begitu kokoh itu,secara diam-diam.” Tetapi jelas mengandungnya Maria bukanlah sebuah kecemaran atau kenajisan, sebaliknya: “anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”

Bukan saja dikandung dari Roh Kudus, tetapi malaikat Tuhan telah menyatakan atau menunjukan betapa realitas semua manusia itu tak berdaya untuk melepaskan dirinya dari pelukan  kuasa dosa yang begitu kokoh, dengan menyingkapkan siapakah Anak dan apakah kuasanya atas dosa: “Dialah yang akan menyelamatkan semua manusia yang menjadi umat-Nya dari dosa.” Di sini, bahkan, sejak Sang Immanuel dilahirkan, dosa telah dinyatakan sebagai problem tak tersolusikan oleh manusia, selain oleh Sang Immanuel itu sendiri.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.M)

Oleh: Martin Simamora   

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.M)

Dalam Terang, manusia yang beriman kepada Yesus, menjadi tahu kemana harus pergi. Itu tak lepas dari diri Kristus sendiri, yaitu mengikut diri-Nya; dalam terang manusia itu, ia menjadi tahu dan diberikuasa untuk membuat keputusan mahapenting: mengikut dia. Mengikuti Yesus, apakah pentingnya? Penting karena keselamatan itu sendiri merupakan peristiwa atau “event” keberimanan seseorang secara aktual, bukan belaka konsepsi atau sekedar beragam komposit kebenaran-kebenaran  yang dilahirkan dari sebuah keanggunan pikir teologisnya, yang kemudian dipercayai sekedar untuk diajarkan. Keselamatan adalah kebenaran teologis sekaligus peristiwa aktual iman di dunia ini, dan itu semua dimulai dengan satu perintah-Nya: ikutlah Aku.

Sekali lagi, apakah pentingnya mengikut Yesus dalam peristiwa iman seorang percaya sehari-hari, dalam situasi-situasi menuntut kesetiaan sekalipun membahayakan, dan setia atau bertahan hingga kesudahannya?


Yesus sendiri menunjukan apakah pentingnya diri-Nya itu harus diikuti, melalui sejumlah perintah kepada para murid atau setiap orang percaya di segala jaman, yang menuntut ketahanan iman hingga kesudahannya. seperti:


►Matius 24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.  

Bandingkan dengan:
Matius 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Lukas 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."


“Orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat,” ini telah menunjukan kepada setiap orang percaya bahwa sementara keselamatan yang telah dimiliki itu adalah karya Sang Mesias di atas salib dan telah diterima sebagai sebuah anugerah terindah, namun sementara masih di dunia ini, memerlukan sebuah katahanan atau stamina yang harus senantiasa kokoh hingga kesudahannya-hingga saya dan anda menutup mata ini, kapanpun, dimanapun dan yang bagaimanapun juga.


Apakah dengan demikian, ini adalah sebuah kesendirian dan sebuah penuntutan kekuatan diri sendiri untuk bertahan hingga kesudahannya, agar memiliki hidup itu menjadi otentik dimilikinya?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9