Oleh: Martin Simamora
“Hukum Taurat
Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.C)”
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.B)”
Jadi,dengan demikian,
bagaimana menjelaskan relasi antara hukum Taurat dengan Yesus Kristus?[mengenai
perihal ini, telah saya jelaskan pada “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Eratus (1G)”] Apakah salah satu menggenapi yang lainnya, atau kedua-duanya ko-eksis atau
hidup berdampingan satu sama lain? Kembali, rasul Paulus menjelaskannya bagi
kita:
▬▬Roma8:3-4 Sebab apa
yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah
dilakukan oleh Allah. Dengan
jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging,
yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat
digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut
daging, tetapi menurut Roh.
Tidak ada sebuah
kehidupan saling berdampingan antara Yesus dan hukum Taurat dengan sebuah
pemikiran jikalau ada orang-orang Yahudi yang
berusaha melakukan hukum Taurat termasuk darah anak domba maka mereka
akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia yang baru, sebagaimana yang
diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono. Perhatikan sub bagian yang menjadi fokus tinjauan kali
ini:
Rasul Paulus
menjelaskan, pertama: hukum Taurat
tidak mungkin memberikan kehidupan kekal karena manusia tidak berdaya untuk
melakukannya, dan kedua: Allah sendiri telah melakukan apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri sebagai satu-satunya yang dapat
menggenapi hukum Taurat di dalam keserupaannya dengan kita, yaitu berdaging.
Daging yang sama dengan manusia, yang dapat digoda oleh dosa. Hanya saja, Yesus
dalam keadaan yang demikian tidak pernah berdosa [Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah
imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa]. karena
Ia telah menggenapi tuntutan hukum
Taurat itu bukan saja bagi dirinya tetapi penggenapannya juga bekerja bagi
orang yang percaya kepada-Nya.
Apakah
dasarnya untuk menyatakan bahwa hukum Taurat itu sama sekali tak dapat menjadi JALAN bahkan untuk sekedar masuk ke dalam dunia yang baru?Satu-satunya jawaban
untuk ini, yaitu: karena hukum Taurat
tidak mungkin memberikan pada manusia kehidupan oleh kekuatan kemanusiaan atau
kedagingan manusia itu sendiri untuk menanggapi kekudusan sebagai jalan dan penentu
keselamatan.
Paulus tidak
mengada-ada, sebab Yesus Sang Mesias membenarkannya atau Yesuslah sumber pengajarannya.
Hukum Taurat Atau Kehidupan Kudus Tidak Mungkin
Memberikan Hidup, Itu Sebabnya Tidak Pernah Menjadi Jalan Menuju Hidup Atau Keselamatan
Bahwa hukum Taurat
tidak mungkin memberikan hidup bagi manusia, itu dinyatakan oleh Yesus sendiri:
Yohanes
5:38-40 Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Perhatikan.
Yesus Sang Mesias telah menunjukan bahwa
kebenaran-kebenaran di dalam Kitab Suci termasuk hukum Taurat tidak pernah sama
sekali memberikan hidup bagi mereka. Kehidupan itu sendiri bukan berdasarkan
atau diperoleh dalam ketaatan untuk menaati segenap kebenaran-Nya termasuk perintah-perintah hukum Taurat. Segenap
kebenaran dalam Kitab Suci pada
hakikatnya sedang menunjukan kepada dia yang akan datang yaitu seorang yang
akan datang seperti Musa [Ulangan 18:15-19] yang perkataannya akan mendatangkan
hidup atau kebinasaan jika didengarkan atau ditolak [Kisah Para Rasul 3:22-23],
tepat sebagaimana yang Yesu nyatakan mengenai kuasa perkataannya yang
menentukan kehidupan atau kehidupan seorang manusia:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum,
sebab ia sudah pindah dari dalam maut
ke dalam hidup.
Bandingkanlah
dengan khotbah rasul Petrus di Serambi
Salomo ini:
Kisah
Para Rasul 3:22-23 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan
akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.
Ini adalah kebenaran masa kini atau kebenaran yang
terus diberitakan sebagai sebuah kebenaran tunggal baik bagi bangsa Yahudi dan
juga bagi bangsa-bangsa lainnya.
Bahwa ini merupakan kebenaran tunggal bagi bangsa Yahudi;
bahwa tidak pernah sama sekali kemudian hukum Taurat itu bekerja berdampingan
dengan kebenaran dalam Yesus Kristus [sehingga dengan demikian ada 2 jalan atau
2 kebenaran menuju ke kehidupan kekal telah dinyatakan oleh rasul Petrus dalam cara yang begitu tajam dan
dalam cara yang begitu historis, yaitu sejak pertama kali janji itu diberikan
kepada bangsa ini:
╬Kisah
Para Rasul 3:12-13 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai
orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap
kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan
kami sendiri? Allah
Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya,
yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak
di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan.
Apakah
dasar bagi rasul Petrus untuk mengatakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub Allah
nenek moyang Israel telah memuliakan Yesus? Kapankah Abraham, Ishak dan Yakub
pernah mengetahui dan melihat Yesus? Sebetulnya
ini adalah kebenaran yang sama sebagaimana telah dikemukakan oleh rasul
Paulus:
╬Galatia
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan
segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada
keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada
keturunanmu", yaitu Kristus.
Tetapi Kristuslah
yang pertama-tama menyatakan bahwa Ia sendiri memiliki relasi dengan Abraham!
Perhatikanlah hal-hal berikut ini:
╬Yohanes
8:58- Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah
melihatnya dan ia bersukacita."
╬Lukas
10:21-24 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah
diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah
Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak
itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada
murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat
apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya."
╬Matius
13:14-17 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya
berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi
berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang
kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan
ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Allah Abraham, Ishak
dan Yakub. Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang benar yang ingin melihat
“satu-satunya keturunan” dari Abraham itu datang, namun mereka semua tak pernah
dapat melihatnya. Itulah yang hendak dinyatakan oleh rasul Petrus dalam
khotbahnya yang bukan saja fenomenal tetapi menggoncangkan segenap orang Yahudi
yang mendengarkan khotbahnya itu, sebab Petrus menyatakan bahwa Yesuslah
satu-satunya yang membawa kepada hidup namun telah mereka bunuh:
╬Kisah
Para Rasul 3:14-15 Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta
menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah
kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan
tentang hal itu kami adalah saksi.
Rasul
Petrus bukan saja menyebut Yesus sebagai Pemimpin kepada hidup, yang menunjukan
bahwa Yesus Sang Mesias adalah SUMBER Hidup. Ia tak sama sekali menuntun kepada
Yang atau Sang hidup tetapi kepada hidup sebab Ia sendirilah Sang Hidup itu:
╬Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Hukum Taurat bukanlah
kebenaran yang memberikan kehidupan
dengan cara menaatinya namun hukum Taurat itu sendiri sedang menunjuk kepada
Sang Pemberi Hidup yang akan datang kelak, karena daging atau kemanusiaan
manusia itu tak berdaya untuk
memenuhi tuntutan Taurat itu. Perhatikanlah khotbah rasul Petrus ini:
╬Kisah
Para Rasul 3:18-23 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang
telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa
Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus
Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus
tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah
telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari
antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang
tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi
dari umat kita.
Rasul
Petrus ketika menyatakan: “semua
orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita,” pada dasarnya hendak menyatakan
bahwa setelah Sang Mesias yang dijanjikan pada Abraham- dinyatakan Musa dalam
spesifikasi yang lebih tajam terkait kebenaran yang dibawanya bersifat absolut dan
tunggal [akan dibasmi jika tidak
mendengar], itu menunjuk- hukum Taurat itu sendiri telah berhenti menjadi
kebenaran yang dikehendaki Allah sebab Dia yang dijanjikan dan dinantikan semua
nabi dan orang benar, telah datang! Sehingga tidak akan pernah lagi ada
kebenaran sebagaimana dinyatakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono
yang seperti ini: “Bagi orang Israel yang semasa hidupnya berusaha melakukan torat,
didalamnya termasuk menggunakan darah domba sebagai solusi dosa mereka, maka
mereka akan mendapat kesempatan masuk dunia yang akan datang.”
Bahkan Yesus saat
kedatangannya ke dunia ini, secara khusus kepada orang-orang Israel telah menunjukan bahwa jika mereka tidak
mendengarkan atau menerima kebenaran yaitu dirinya dan apa yang dinyatakannya
pasti akan mengalami kebinasaan. Perhatikan hal berikut ini:
☼Matius
10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka
untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala
kelemahan.
☼Matius
10:5-6Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
"Janganlah
kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang
Samaria, melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
☼Matius
10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sekarang
perhatikanlah apa yang terjadi pada umat Israel yang menerima dan menolak.
Secara khusus perhatikanlah apa keputusan Yesus terhadap umat Israel yang
menolak pemberitaan bahwa Kerajaan Sorga
sudah dekat, apakah
dalam penolakan itu Yesus memerintahkan mereka: kalau begitu maka hiduplah dalam penuh ketaatan pada hukum Taurat
dan pengudusan dengan darah anak domba
agar tidak binasa tetapi
setidak-tidaknya masuk ke dalam dunia yang akan datang? Yesus memberikan kepada
umat Israel sebuah kebenaran yang bernilai hingga pada penghakiman akhir:
☼Matius
10:11-15 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak
dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang,
berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun
ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak
menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu,
keluarlah dan tinggalkanlah rumah
atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora
akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Penolakan umat
Yahudi terhadap Yesus dan kebenaran-Nya tak sama sekali
memberikan kebenaran hukum Taurat sebagai alternatif kebenaran yang kudus bagi mereka. Yesus tak
sama sekali menunjukan itu, sebaliknya memerintah para pemberita Injil Kerajaan
Sorga itu untuk mendeklarasikan sebuah bentuk penghakiman yang mematikan
sekaligus menunjukan betapa umat Yahudi yang menolak-Nya menjadi begitu najis
dan hidup dalam kematian kekal: ”Kebaslah
debunya dari kakimu.” Bahkan debu kota itu sendiri sudah menunjukan betapa
menakutkannya kebinasaan yang telah menantikan mereka.
Tetapi
tepatnya, sekuat dan sefatal apakah penghakiman Yesus Sang Mesias itu terhadap
orang-orang Israel yang menolak dirinya dan kebenaran yang diucapkannya?
Perhatikanlah isi penghakiman Yesus atas mereka:
☼Matius
10:15 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya
pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya
dari pada kota itu."
Tahukah
anda bahwa pada saat Tuhan menghukum Sodom dan Gomora maka apa yang ditimpakan
atas kota itu adalah pembinasaan total:
Kejadian
19:24-25 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api
atas Sodom dan Gomora, berasal dari
TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan
Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota
serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
Penolakan
terhadap berita injil Kerajaan sorga yaitu Yesus Kristus dan kebenaran-Nya akan mendatangkan murka Allah yang
berapi-api dan tak ada kebaikan atau kekudusan manusia berdasarkan dirinya yang
dapat menyurutkannya. Mengikut kehendak-Nya menjadi satu-satunya jalan
keluar dari kebinasaan. Sebuah pengikutan yang otentik dan bukan sekedar di
mulut saja tetapi miskin akan wujud yang seharusnya dilahirkan dari keberimanan
itu:
Kejadian
19:17 Sesudah kedua orang itu menuntun
mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah
nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga
di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati
lenyap."
Pada
dasarnya, belas kasih Allah saja yang menyelamatkan mereka dalam penurutan
mereka pada kehendak-Nya:
Kejadian
19:19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu,
dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara
hidupku
Yesus Sang Mesias tak pernah sama sekali menunjukan kebenaran
lain pada umat Israel yang menolak dirinya selain penghakiman kebinasaan,
bahkan ini adalah ketetapan yang tak dapat dirubah oleh siapapun rabbi dan
siapapun pendeta, sebab Sang Mesias telah menyatakan kebenaran ini adalah kebenaran pada hari penghakiman!
Mari kita lihat penghakiman Sang Mesias pada kota-Kota Yahudi yang menolak atau
tak menerima dirinya:
☼Matius
11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam
kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan
mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan
dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang
mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu."
Pada
dasarnya, nabi
Musa sendirilah yang pertama-tama menyatakan bahwa tidak ada kebenaran
apapun juga yang dapat menyelamatkan umat Israel dari penghakiman yang
diakibatkan oleh menolak Yesus. Tepat sebagaimana Yesus sendiri menyatakannya:
Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku-
Yoh 5:46.
Perhatikanlah ini:
Ulangan
18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan
diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.
Bahkan,
Allah tidak akan melakukan penghakiman berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat
tetapi berdasarkan ketaatan pada apa yang diperintahkan Yesus kepada manusia.
Perhatikanlah hal
ini:
Yohanes 6:26-29 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu
mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu
telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang
akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup
yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu
kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami
mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan
untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan
kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Kehendak Allah agar
Yesus Sang Mesias menjadi kebenaran yang memberikan hidup berdasarkan
mendengarkan-Nya atau percaya kepada-Nya karena kebenaran berdasarkan ketaatan
Taurat tak mungkin memberikan kehidupan bagi manusia-manusia. Itu karena tak
ada kedagingan yang dapat memenuhi tuntutan Allah tersebut. Itu sebab-Nya, juga
merupakan kehendak Allah, kehidupan datang kepada manusia sebagai tindakan
Allah menebus manusia dari ketakberdayaan atas maut:
Yohanes
8:23-24 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari
atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku
berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa
Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Yohanes6:39-40 Dan inilah
kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu
supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh
hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Hukum Taurat tak pernah menjadi kebenaran tersendiri bagi
orang-orang Yahudi sementara mereka menolak Sang Mesias, sebab kebinasaan
adalah bunyi penghakiman yang telah dinyatakan sendiri oleh Sang Mesias. Namun juga harus dicamkan bahwa ini
pun bukan kebenaran yang bersifat kesukuan atau kekhususan bagi orang-orang
Yahudi tetapi juga bagi orang-orang lain
dari bangsa-bangsa lain! Mengapa? Karena itu adalah kehendak Yesus yang telah diwujudkan oleh Roh Kudus tepat pada
peristiwa rasul Petrus berkhotbah di
Serambi Salomo:
▬Kisah
Para Rasul 4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang
menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang
laki-laki.
▬Kisah
Para Rasul 4:8-9 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai
pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena
suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah
orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat
Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu
salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa
oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
Yesus
adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu
sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan."
“Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan,”
menunjukan bahwa Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan bagi semua orang dari
segala bangsa jikalau beriman kepada “batu yang dibuang itu,” sekaligus
menunjukan bahwa umat Yahudi tidak pernah
lagi memiliki kebenaran yang mendatangkan hidup untuk kehidupan yang
mendatang, karena saat IA datang maka, sebagaimana nabi Musa menubuatkan,
siapapun yang tak mendengarkannya akan binasa karena menolaknya sama dengan
menolak Kerajaan Sorga itu sendiri. Perhatikan perumpamaan dan perkataan Yesus ini:
▬Matius
21:37-41 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan
mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh
dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan
melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka
apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan
penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya
pada waktunya."
▬Matius
21:42 Kata
Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab
Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu
perbuatan ajaib di mata kita.
▬Matius
21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
Ketika Yesus bersabda
kepada bangsa Yahudi bahwa “Kerajaan Allah akan
diambil dari padamu,” maka itu
terkait momentum penolakan dan penyaliban Yesus oleh mereka, sekaligus itulah
momentum yang menggenapi apa yang dituliskan oleh Kitab Suci mengenai Yesus,
bahwa Ia akan menjadi Batu yang dibuang
dan menjadi batu penjuru bagi banyak orang dari segala bangsa, sebagaimana
telah digemakan kembali oleh rasul Petrus dalam khotbahnya di Serambi Salomo.
Di saat yang sama, itu juga hendak menyatakan: sejak Sang Mesias yang dinubuatkan oleh nabi Musa itu datang,
maka segala kebenaran hukum Taurat dan segala kebenaran dalam kitab para nabi,
tidak lagi dapat bekerja sebagai sebuah alternatif bilamana orang-orang Yahudi gagal beriman
kepada Yesus Sang Mesias itu, sebab Kerajaan Allah telah diambil. Mereka bahkan
tak memiliki akses yang bagaimanapun terhadap Kerajaan Sorga itu sekalipun masih
memiliki kitab-kitab suci.
Sekali lagi,
perhatikanlah firman Yesus ini:
Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai
hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.- Yoh 5:39-40
Dahulu di era Yesus
Kristus pun orang-orang Yahudi berpikir bahwa mereka MENYANGKA mempunyai hidup
kekal dengan bersungguh-sungguh terhadap Kitab-Kitab Suci itu, namun Yesus
tegas menyatakan: TIDAK MUNGKIN SAMA SEKALI HIDUP KEKAL DICAPAI MELALUI JALAN berupa KETAATAN PADA HUKUM
TAURAT, selain datang kepada-Nya. Ingatlah ini:
╬Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
╬Yohanes
10:9-10 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk
dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
╬Yohanes
10:1,3Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba
dengan tidak
melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
Untuk dia penjaga membuka pintu dan
domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya
ke luar.
Jika
bukan hukum Taurat merupakan jalan keselamatan itu, lalu siapakah menurut Yesus
merupakan JALAN? Diri-Nya sendiri. Bagaimanakah IA mendapatkan domba-domba-Nya?
Dengan mebukakan pintu itu dan memanggil para domba dalam cara yang begitu
intim sebab dipanggilnya domba itu satu demi satu menurut namanya, untuk
kemudian dituntun-Nya satu-persatu. Inilah perilaku Sang Gembala Agung itu yang
sekaligus SATU-SATUNYA JALAN. Tak ada pemaksaan, tak ada perampasan apalagi
mengintimidasi kehendak-kehendak para manusia, namun memanggil satu- persatu
secara pribadi sambil membukakan pintu-Nya dan kemudian menuntunnya satu demi satu. Ini
adalah sebuah “penarikan” kepada diri
Yesus dalam sebuah cara yang begitu pribadi dan begitu penuh kasih terhadap
satu demi satu domba-domba-Nya.
Siapakah yang ingin
anda percayai suaranya, Yesus Sang Mesias ataukah pendetamu dengan kebenarannya yang
sama sekali berlawanan dengan apapun yang dinyatakan Yesus? Siapakah yang ingin
anda percayai dan jadikan sumber hidup, Yesus Sang Mesias yang telah menghakimi
semua orang Yahudi dalam kebinasaan karena menolak-Nya sebagai vonis yang
berkekuatan sama hingga pada hari penghakiman, ataukah pada pendetamu yang
bahkan menjadi obyek penghakiman Allah?
Bersambung ke bagian 6D
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment