F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 18

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?



Bacalah lebih dulu bagian17

Memang sungguh sulit untuk dibantah bagaimana Yesus secara ketat mengaitkan dirinya dengan Perjanjian Lama; tudingan kelompok  ateis bahwa Yesus tidak lebih baik daripada Tuhan Perjanjian Lama atau setidak-tidaknya Yesus memangmengafirmasi semua kitab Perjanjian Lama dengan demikian dimanipulasi untuk justru mengontradiksikan Yesus dengan nubuat-nubuat Perjanjian Lama atau bahkan dikatakan bahwa Yesus terkait dengan PL semata-mata adalah rekayasa semua penulis Injil!


Namun bagi orang percaya sejati, Injil Markus. Misalnya, justru akan memberikan sebuah sudut pandang yang sangat keras terkait relasi kokoh antara Yesus dan Perjanjian Lama :

Markus 9:2-7  “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,(3) dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.(5) Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."(6) Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.(7) Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."


Injil Matius memberikan juga sebuah perspektif yang sangat ketat terkait relasi antara Yesus dengan Perjanjian Lama, khususnya Musa:


Matius 19:6-8 “(6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."(7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"(8)Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.”

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 17

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian16
Apakah sedemikian pentingnya perihal “Allah telah  menetapkan sebelumnya,” untuk dibicarakan sebagai salah satu fondasi iman Kristen? Atau terlampau dibesar-besarkan sebagai teramat penting? Jika ya, apakah yang menjadi dasar terkokoh? Mengulangi kembali apa yang telah saya nyatakan sebelumnya: baik Allah dan Yesus Kristus sendiri melontarkannya. Bahkan Yesus Kristus berkata bahwa  Perjanjian Lama pada dasarnya berbicara tentang dirinya yang  belum dan akan digenapi secara pasti. Mari kita lihat salah satu pernyataan Yesus tentang hal ini, dalam sebuah cara yang keras terhadap ketakpercayaan para pendengar “istimewanya” :

Lukas 24:25-27 “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya  segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia  dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. [Yohanes 5:39-40, 1 Korintus 15:3, Matius 26:54, Markus 9:12, Lukas 24:46,]


Yesus  secara terus terang, tegas dan keras menyatakan betapa segala sesuatu terkait dirinya telah dituliskan jauh sebelumnya didalam kitab suci sebagaimana telah dikatakan para nabi. Yesus mengklaim bahwa segala sesuatu yang dia telah, sedang dan akan lakukan telah  dikatakan para nabi. Yesus mengatakan sebuah fakta “Allah telah menetapkan sebelumnya” dalam sebuah cara yang teramat keras bagi manusia bahwa dia harus menderita untuk kemuliaan-Nya? (saya sudah mengulas perihal ini pada seri sebelumnya). Kepada mereka yang TIDAK PERCAYA akan hal ini, Yesus mengatakan : “hai kamu orang bodoh.” Inilah sebuah jawaban dari Yesus terkait dirinya dalam bingkai “Allah telah menetapkan sebelumnya.” Coba juga bandingkan dengan PENJELASAN YESUS bagaimana tanggung jawab manusia dan  betapa manusia dalam hal ini TIDAK terberangus KEHENDAK BEBASNYA [bacalah bagian 11 dari serial ini] dalam injil Matius 18:7; 26:24; 26:31-35; 26:56; Injil Markus 14:21.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 16

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian15
Saya sekilas telah mendeklarasikan bahwa ateisme dalam dosis ringan namun mematikan telah menyusup kedalam gereja; saya  menunjukan bahwa kala gereja berkata “Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat,” maka racun ateisme yang digambarkan si orang gila ala Nietzchse sudah menyebar ke seluruh organ orang percaya, penginjil bahkan si hamba Tuhan/pendeta. Pada kesempatan ini, saya ingin mengutip seorang tokoh ateisme kaliber internasional yang disegani reputasinya dalam upayanya “membasmi” Tuhan dan atau agama, almarhum Christopher Hitchens. Kutipan berikut ini saya ambil dari karyanya tersohor berjudul “GOD IS NOT GREAT : How Religion Poisons Everything,” pada bab ke 8 “The “New” Testament Exceeds the Evil of the “Old” One :

The "New" Testament Exceeds the Evil of the "Old" One
The work of rereading the Old Testament is sometimes tiring but always necessary, because as one proceeds there begin to occur some sinister premonitions. Abraham—another ancestor of all monotheism—is ready to make a human sacrifice of his own firstborn. And a rumor comes that "a virgin shall conceive, and bear a son." Gradually, these two myths begin to converge. It's needful to bear this in mind when coming to the New Testament, because if you pick up any of the four Gospels and read them at random, it will not be long before you learn that such and such an action or saying, attributed to Jesus, was done so that an ancient prophecy should come true. (Speaking of the arrival of Jesus in Jerusalem, riding astride a donkey, Matthew says in his chapter 21, verse 4, "All of this was done, that it might be fulfilled which was spoken by the prophet." The reference is probably to Zechariah 9:9, where it is said that when the Messiah comes he will be riding on an ass. The Jews are still awaiting this arrival and the Christians claim it has already taken place!) If it should seem odd that an action should be deliberately performed in order that a foretelling be vindicated, that is because it is odd. And it is necessarily odd because, just like the Old Testament, the "New" one is also a work of crude carpentry, hammered together long after its purported events, and full of improvised attempts to make things come out right.

[Perjanjian “Baru” Jauh Melampaui Jahatnya Perjanjian “Lama”: Melakukan pembacaan berulang pada Perjanjian Lama terkadang membosankan tetapi selalu perlu, karena manakala seseorang melakukannya, ada mulai muncul/ditemukan beberapa keyakinan atau kepercayaan akan peristiwa-peristiwa teramat buruk yang akan terjadi di masa mendatang. Abraham—moyang lainnya bagi semua monoteisme—sedang bersiap untuk mengadakan sebuah kurban manusia, anak kandung pertamanya. Dan sebuah rumor tampil bahwa “seorang perawan akan mengandung, dan melahirkan seorang putera.” 


Secara bertahap, dua mitos ini mulai bergerak menuju satu titik pertemuan. Adalah  perlu untuk mengingat hal ini dalam benak ketika beralih ke Perjanjian Baru, karena jika anda memilih injil manapun dari empat injil dan membacanya secara acak, tidak akan berlama-lama sebelum anda mempelajari berbagai macam tindakan dan perkataan yang diatributkan pada yesus, telah dilakukan sehingga sebuah nubuat kuno menjadi terwujud. (Berbicara kedatangan Yesus  ke Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai, Matius berkata dalam bab 21, ayat 4,” Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi.” Rujukannya berangkali pada Zakaria 9:9, dimana dikatakan bahwa ketika Mesias datang dia akan menunggangi seekor keledai. Orang-orang Yahudi masih menantikan kedatangan ini dan orang-orang Kristen mengklaim bahwa peristiwa  ini telah terjadi!). 


Jika hal ini sedemikian janggal dimana sebuah aksi harus secara sengaja dilaksanakan agar supaya sebuah ramalan terbukti benar, hal itu karena memang janggal adanya. Dan memang sewajarnyalah janggal karena, tepat seperti Perjanjian Lama, Perjanjian “Baru” juga merupakan sebuah karya konstruksi yang keji, dan penuh dengan upaya-upaya yang diimprovisasi untuk membuat hal-hal bergulir secara benar.]

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 15

Oleh : Martin Simamora




Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu  bagian 14
Ketika anda berpendapat dan percaya bahwa Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat, mengacu pada kebanyakan fakta betapa manusia-manusia jahat dapat secara bebas melakukan kejahatannya dan Tuhan tidak mencegahnya; bahkan tidak terlihat bertindak sebagaimana Polisi  akan segera bertindak mencegahnya bilamana dia berada di lokasi kejadian. Ini sebetulnya lebih dari sekedar benih-benih meragukan  Tuhan; ini pada puncaknya akan meragukan  keselamatan adalah tindakan kedaulatan Allah terhadap manusia, bahkan Allah sendiri melakukan penjaminan atas apa yang diberikanNya.( bandingkan dengan Efesus 1:3-6; Ibrani 6:17-18;Efesus 1:11, Yoh 1:12-13, KPR 4:12;Roma 8:28-29)

Pemikiran bahwa Tuhan tidaklah seandal atau sehebat yang dikemukakan oleh Kitab Suci, pun  telah sejak lama berkembang menjadi sebuah pandangan umum yang normal-normal saja dalam dunia yang tidak selalu membahagiakan ini. Hanya untuk sebuah contoh, pada bagian “parable of the madman,” (perumpamaan orang gila) yang  dapat ditemukan dalam karya Friedrich Nietzcshe  berjudul “The Gay Science,” halaman 119 [Nietzcshe sendiri  dikenal sebagai filsuf yang menantang fondasi-fondasi Kristen], perhatikan kalimat-kalimat ini:

Have you not heard of that madman who lit a lantern in the bright morning  hours, ran to the market-place, and cried incessantly: "I am looking for God! I am looking for God!" As many of those who did not believe in God were standing together there, he excited considerable laughter. [“Tidakkah kamu ada mendengar orang  dengan tingkah yang gila menyalakan sebuah lentera pada saat pagi yang  cerah, berlari ke pusat bisnis, dan berteriak tanpa henti :”Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!” Banyak dari mereka yang tidak percaya kepada Tuhan sedang  berkerumun di sana, dia tertawa terbahak-bahak penuh makna.]

‘Have you lost him, then?’ said one.  [‘Apakah kamu kehilangan dia, saat ini?’ ujar salah satu dari kerumumunan.]
‘Did he lose his way like a child?’ said another. [‘Apakah Tuhan telah kesasar seperti seorang anak?’ kata yang lainnya]
‘Or is he hiding? Is he afraid of us? Has he gone on a voyage? or emigrated?’ [“Atau apakah Tuhan sedang bersembunyi? Apakah dia takut  dengan kita? Telah lenyapkah dia dalam sebuah perjalanan panjang? Atau telah pergikah dia meninggalkan dunia ini?’]

Thus they shouted and laughed. The madman sprang in to their midst and pierced them with his glances.[mendengarkannya,mereka berteriak dan tertawa-tawa. Orang  yang bertingkah gila itu menyeruak ke tengah-tengah kerumunan tersebut dan memaku mereka dengan tatapan matanya]

‘Where has God gone?’ he cried. [‘Kemanakah Tuhan telah pergi?’]
‘I shall tell you.  [ Aku akan  beritahu anda]
We have killed him - you and I.[ Kita telah  membunuhnya-kamu dan aku]
We are his murderers. [Kita asdalah pembunuh-pembunuhnya]


Kita tidak akan mengulas Nietzcshe sama sekali. Tidak sama sekali! Selain hanya hendak menunjukan bahwa meragukan Tuhan hingga derajat yang merendahkan serendah-rendahnya adalah hal yang sangat mudah menyerang kemanusiaan kita yang fana kala kita melihat sekeliling kita; kala kita membaca koran; kala kita menyaksikan berita-berita di TV; kala kita menyaksikan keadilan dapat diserongkan. Dan apakah menurutmu Allah benar-benar ada? Jika ada, mengapa Dia membiarkan kejahatan beranak pinak? Tetapi yang paling menakutkan jika peraguan terhadap Tuhan ini bersifat LATEN seperti “Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat,”maka gereja sebetulnya sudah disusupi “ateisme” dalam dosis “ringan,” namun ini sudah memiliki daya rusak permanen pada optik-optik mata orang-orang percaya. Ketika matanya melihat realita suram dunia ini maka akan dipersepsikan sebagai Tuhan telah kehilangan kebesaran dan kedaulatannya atau Tuhan tidak lagi Tuhan.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9