Oleh : Dr. Iain Duguid
Ketika Yesus tiba pada khotbah kerajaan Allah, Dia berbicara dengan latar belakang harapan-harapan dalam Perjanjian Lama. Dia telah memproklamasikan pemerintahan Tuhan diatas bumi dalam sebuah cara yang baru dan kongkrit: Tuhan sendiri telah datang dan tinggal diantara manusia untuk membawa hasil tujuan kekal-nya yaitu memiliki sebuah umat bagi-Nya sendiri. Kedatangan-Nya akan membawa kebenaran, damai, dan suka cita dalam Roh Kudus ( Lukas 4:18-19).
Harapan- trekearth |
Ketika Yesus memulai pelayanannya di muka bumi, dia telah memulainya dengan “memproklamasikan injil kerajaan” (Matius 4:23). Namun dimanapun dalam Injil-Injil kita tidak menemukan Yesus memberikan sebuah definisi yang jelas mengenai kerajaan tersebut. Alasannya sederhana : Yesus tidak perlu mendefiniskan apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan tersebut, karena para pendengarnya adalah mereka yang terdidik baik dalam Perjanjian Lama. Teka-teki bagi mereka dicoba untuk dijawab dengan bagaimana kedatangan Yesus itu sesuai atau selaras dengan harapan-harapan Perjanjian Lama. Itu sebabnya belakangan Yesus mengatakan, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya” (Matius 13:52). Kerajaan Allah, atau kerajaan surga sebagaimana disebut dalam catatan Matius, adalah sesuatu yang lama sekaligus baru. Itu adalah konsep yang sama tuanya dengan penciptaan itu sendiri, namun dengan kedatangan Kristus, kerajaan ini telah tiba di bumi dalam sebuah cara yang sama sekali baru. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi asal-usul kuno terkait kerajaan Tuhan dan mencermati bagaimana kerajaan ini diperbarui dan diselesaikan dalam pribadi dan karya Yesus Kristus.